Bab Ii.docx

  • Uploaded by: Anonymous 6944iSih7V
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Ii.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,372
  • Pages: 7
BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Manuver Heimlich yaitu tindakan yang dilakukan untuk membebaskan jalan nafas dari sumbatan. Manuver Heimlich (abdominal thrusts/desakan atau dorongan ke perut) adalah teknik respons darurat yang bisa menyelamatkan jiwa dalam beberapa detik. Manuver ini merupakan tindakan yang akan meloloskan makanan atau objek lain dari saluran pernapasan seseorang ketika tersedak, dengan memberikan tekanan ke perut dan dada, membuat objek terlempar ke luar. Tersedak biasanya terjadi tiba-tiba, jadi mengetahui bagaimana melakukan tindakan darurat ini dan bersedia menggunakan pengetahuan tersebut bisa menyelamatkan nyawa seseorang (Cunha, J, P. 2015) Tersedak atau tersumbatnya saluran napas dengan benda asing dapat menjadi penyebab kematian. Biasanya saat seseorang mengalami tersedak, orang lain dapat membantu saat korban masih sadar. Penanganan yang dilakukan biasanya berhasil dan tingkat kelangsungan hidupdapat mencapai 95%. Pada orang dewasa, tersedak paling sering terjadi ketika makanan tidak dikunyah sempurna, serta makan sambil berbicara atau tertawa. Pada anak-anak, penyebab tersedak adalah tidak dikunyahnya makanan dengan sempurna dan makan terlalu banyak pada satu waktu. Selain itu, anak-anak juga sering memasukkan bendabenda padat kecil ke dalam mulutnya. Korban tersedak sering mengarahkan tangannya di sekitar leher dan wajah dengan panik dan putus asa. Dia tidak akan bisa bernapas atau berbicara karena saluran

pernapasannya tertutup sama sekali (tidak ada udara yang mencapai paru-paru). Ini berarti dia tidak akan bisa merespons pertanyaan Anda yang menanyakan apa yang terjadi padanya, atau apakah dia memerlukan bantuan, selain menganggukkan kepala. Penyebabnya antara lain makanan, trauma karena cidera atau pembengkakan internal karena reaksi alergi yang parah. Cari gejala umum pada kerusakan saluran pernafasan total. -

Tidak bisa bernapas, atau terlihat jelas mengalami kesulitan bernapas (perhatikan adanya ruang antara tulang rusuk dan di atas tulang selangka)

-

Tidak bisa berbicara secara efektif atau tidak sama sekali

-

Bernapas dengan keras/berisik

-

Tidak bisa batuk dengan benar

-

Warna bibir dan dalam kuku biru atau abu-abu, muka ke abu-abuan, karena kekurangan oksigen

-

Memegang leher dengan dua tangan (tanda kesedakan yang universal)

-

Kehilangan kesadaran.

B. Tujuan: Membebaskan jalan nafas untuk menjamin jalan masuknya udara ke paru secara normal sehingga menjamin kecukupan oksigenasi tubuh. Jenis-jenis suara nafas tambahan: 

Snoring yaitu suara seperti ngorok dan kondisi ini menandakan adanya kebuntuan jalan napas bagian atas oleh benda padat, jika terdengar suara ini segera lakukan pengecekan dengan cross finger untuk membuka mulut 'menggunakan ( jari, yaitu ibu jari dan jari telunjuk dimana ibu jari mendorong rahang atas dan jari telunjuk

mendorong rahang bawah). Lihatlah apakah ada benda yang menyangkut ditenggorokan korban lepaskan gigi palsu. 

Gargling yaitu suara seperti berkumur dan kondisi ini menandakan sumbatan terjadi karena cairan (misalkan darah) maka lakukan finger sweep menggunakan ( jari yang sudah dibalut dengan kain untuk menyapu rongga mulut dari cairan dengan kepala pasien dimiringkan bila tidak ada dugaan fraktur servical) dan melakukan jaw thrus.



Crowing yaitu suara dengan nada tinggi, biasanya disebabkan karena pembengkakan pada trakea, untuk pertolongan pertama lakukan maneuver head tilt dan chin lift atau jaw thrust saja.

C. Prosedur Pertama kali yang harus dilakukan adalah: 1. Pemeriksaan jalan nafas dengan metode look, listen, feel 2. Look: lihat pergerakan nafas ada tau tidak 3. Listen: dengarkan ada atau tidaknya suara nafas tambahan yang keluar 4. Feel: rasakan adanya aliran udara atau nafas yang keluar melalui mulut atau hidung

Pada bayi yang tersedak, harus diperhatikan apakah ada perubahan sikap bayi tersebut karena mereka belum bisa melakukan tanda umum tersedak. Perubahan yang mungkin terlihat adalah kesulitan bernapas, batuk yang lemah, dan suara tangisan lemah. Ketika yang ditemukan adalah tanda-tanda penyumbatan ringan dan korban dapat batuk, jangan menghalangi proses batuk dan usaha bernapas spontan dari korban. Jika batuk pada korban menjadi tanpa suara, kesulitan bernapas meningkat, dan disertai suara napas tidak biasa pada korban, atau jika korban menjadi tidak sadarkan diri yang merupakan tanda-tanda penyumbatan berat, segera aktivasi SPGDT. Jika terdapat lebih

dari satu penyelamat, satu penyelamat mengaktivasi SPGDT dan satu penyelamat lagi membantu korban.

Terdapat beberapa manuver yang terbukti efektif untuk menangani tersedak, antara lain back blow (tepukan di punggung), abdominal thrust (hentakan pada perut) disebut juga dengan manuver Heimlich, dan chest thrust (hentakan pada dada) (Berg CRA, 2010).

a. Tepukan di punggung (back blow) dilakukan dengan memberikan lima kali tepukan di punggung korban. Berikut cara melakukan tepukan di punggung (back blow) (ECC Guidelines, 2000): 1. Berdiri di belakang korban den sedikit bergeser kesamping 2. Miringkan korban sedikit ke depan dan sangga dada korban dengan salah satu tangan 3. Berikan lima kali tepukan di punggung bagian atas di antara tulang belikat menggunakan tangan bagian bawah

Namun, untuk mempermudah, jika menemukan orang tersedak disarankan untuk langsung melakukan manuver hentakan pada perut sampai sumbatan hilang. Yang perlu diingat adalah manuver hentakan pada perut hanya boleh dilakukan untuk anak berusia diatas 1 tahun dan dewasa. Manuver hentakan pada perut dapat membuat korban batuk yang diharapkan cukup kuat untuk menghilangkan sumbatan pada saluran napas. Manuver hentakan pada perut membuat tekanan (penekanan) pada paru-paru dan memaksa udara keluar. Udara yang dipaksa keluar juga akan memaksa keluar benda yang membuat korban tersedak (Berg CRA, 2010).

Berikut cara melakukan manuver hentakan pada perut (Cunha, J, P. 2014):

1. Miringkan korban sedikit ke depan dan berdiri di belakang korban dan letakkan salah satu kaki di sela kedua kaki korban. 2. Buat kepalan pada satu tangan dengan tangan lain menggenggam kepalan tangan tersebut. Lingkarkan tubuh korban dengan kedua lengan kita. 3. Letakkan kepalan tangan pada garis tengah tubuh korban tepat di bawah tulang dada atau di ulu hati. 4. Buat gerakan ke dalam dan ke atas secara cepat dan kuat untuk membantu korban membatukkan benda yang menyumbat saluran napasnya.

Manuver ini terus diulang hingga korban dapat kembali bernapas atau hingga korban kehilangan kesadaran (Berg CRA, 2010)

Jika korban kehilangan kesadaran, baringkan korban secara perlahan sehingga posisinya terlentang dan mulai lakukan RJP. Setiap saluran napas dibuka saat RJP, penyelamat harus memeriksa apakah terdapat benda asing pada mulut korban dan mengambilnya apabila menemukannya (Berg CRA, 2010).

Apabila korban tersedak sedang hamil atau mengalami kegemukan, manuver hentakan pada perut mungkin tidak efektif. Pada keadaaan-keadaan tersebut, dapat dilakukan manuver hentakan pada dada (Cunha, J, P. 2014):

1. Letakkan tangan di bawah ketiak korban 2. Lingkari dada korban dengan lengan kita 3. Letakkan bagian ibu jari pada kepalan di tengah-tengah tulang dada korban (sama seperti tempat melakukan penekanan dada pada RJP)

4. Genggam kepalan tangan tersebut dengan tangan satunya dan hentakan ke dalam dan ke atas.

Perlu diketahui bahwa manuver hentakan pada perut tidak direkomendasikan untuk bayi dengan usia di bawah 1 tahun karena dapat menyebabkan cedera pada organ dalamnya sehingga untuk mengatasi tersedak dilakukan manuver tepukan di punggung dan hentakan pada dada (ECC Guidelines, 2000):

Berikut langkah-langkah manuver tepukan punggung dan hentakan dada pada bayi (ECC Guidelines, 2000):

1. Posisikan bayi menelungkup seperti pada dan lakukan tepukan di punggung dengan menggunakan pangkal telapak tangan sebanyak lima kali. 2. Kemudian, dari posisi menelungkup, telapak tangan kita yang bebas menopang bagian belakang kepala bayi sehingga bayi berada di antara kedua tangan kita (tangan satu menopang bagian belakang kepala bayi, dan satunya menopang mulut dan wajah bayi). 3. Lalu, balikan bayi sehingga bayi berada pada posisi menengadah dengan telapak tangan yang berada di atas paha menopang belakang kepala bayi dan tangan lainnya bebas seperti pada. 4. Lakukan manuver hentakan pada dada sebanyak lima kali dengan menggunakan jari tengah dan telunjuk tangan yang bebas di tempat yang sama dilakukan penekanan dada saat RJP pada bayi. 5. ika korban menjadi tidak sadar, lakukan RJP

Jika penyelamat tidak yakin dengan apa yang harus dilakukan, segera aktivasi SPGDT, jangan ditunda. Penyelamat mungkin dapat berhasil menghentikan korban

tersedak sebelum bantuan datang namun akan lebih baik jika korban ditangani oleh tenaga medis. Jika masih terdapat benda asing pada saluran napas, tenaga medis yang datang dapat melakukan penanganan segera dan membawa korban ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut (Cunha, J, P. 2015) D. Peringatan 1.

Jangan coba menepuk korban tersedak dari belakang apabila dia sedang batuk! Korban yang batuk menunjukkan penutupan sebagian, dan menepuk punggungnya bisa menyebabkan penutupan saluran udara total dengan mendorong objek jauh ke dalam. Biarkan dia membatukkan objek atau menunjukkan tanda-tanda tersedak sebelum Anda melakukan tindakan.

2.

Tersedak adalah situasi yang mengancam nyawa. Bersiaplah untuk bertindak cepat apabila seseorang mengalaminya.

3.

Apabila Anda tidak tahu apa yang harus dilakukan, telepon nomor darurat lokal. Petugas bisa memberi petunjuk mengenai cara menangani korban (tekan tombol pengeras suara pada telepon Anda).

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"