Bab Ii1.docx

  • Uploaded by: Yohanes Krisdiyanto
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Ii1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,434
  • Pages: 12
BAB II LANDASAN TEORI A. DEFINISI BBLSR Proverawati (2010) mengatakan bahwa bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) adalah bayi lahir yang memiliki berat badan lahir kurang dari atau sama dengan 1500 gram. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLSR dapat terajadi pada bayi kurang bulan (<37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (IDAI, 2010).

Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) adalah bayi baru lahir dengan berat badan di bawah normal kisaran 1000 – 1500 gram pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu (Nelson, 2010).

B. KLASIFIKASI BBLSR Menurut Mitayani 2009, ada beberapa pengelompokan dalam BBLR (Mitayani, 2009) : 1. Prematuritas murni Bayi yang lahir dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan gestasi atau yang disebut neonates kurang bulan sesuai dengan masa kehamilan. 2. Baby small for gestational age (SGA) Berat badan lahir tidak sesuai dengan masa kehamilan. SGA terdiri dari tiga jenis. a. Simetris (intrauterus for gestational age) Gangguan nutrisi pada awal kehamilan dan dalam jangka waktu yang lama. b. Asimetris (intrauterus growth retardation) Terjadi defisit pada fase akhir kehamilan.

c. Dismaturitas Bayi yang lahir kurang dari berat badan yang seharusnya untuk masa gestasi, dan si bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauteri, serta merupakan bayi kecil untuk masa kehamilan. C. ETIOLOGI BBLSR Menurut Proverawati dan Ismawati (2010) beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah adalah : 1. Faktor ibu a. Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahanan tepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih, menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual, hipertensi, HIV/AIDS, TORCH, dan penyakit jantung. b. Penyalah gunaan obat, merokok, konsumsi alcohol. c. Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah kehamilan pada usia < 20 tahun atau lebih dari 35 tahun. d. Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun). 2. Faktor janin Faktor janin meliputi kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar. 3. Faktor plasenta Faktor plasenta disebabkan oleh hidramnion, plasenta previa, solution plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban pecah dini.

4. Faktor lingkungan Lingkungan yang berpengaruh antara lain tempat tinggal di dataran tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.

D. MANIESTASI KLINIS BBLSR Menurut Prawirohardjo (2009) gambaran klinis BBLSR secara umum adalah sebagai beerrikut : 1. Berat badan kurang dari 1500 gram. 2. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu. 3. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm. 4. Kuku panjangnya belum melewati ujung jari. 5. Batas dahi dan ujung rambut kepala tidak jelas 6. Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm 7. Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm 8. Rambut lanugo masih banyak- Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang 9. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhanya, sehingga seolah- olah tidak teraba tulang rawan dan daun telinga 10. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakanya lemah 11. Fungsi syaraf yang belum

atau

kurang matang, mengakibatkan refleks hisap,menelan

dan batuk masih lemah atau tidak efektif dan tangisanya lemah 12. Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan jaringan lemak masih kurang

E. PATHWAY BBLSR Faktor Janin 1. Kelainan kromosom 2. Infeksi janin kronik ( rubella, inklusi sitomegali) 3. Gawat janin

Faktor Plasenta 1. Hidramnion 2. Plasenta previa 3. Solutio Plasenta 4. Kehamilan kembar

Faktor Ibu 1. Penyakit, usia ibu 2. Keadaan gizi ibu 3. Kondisi ibu saat hamil

BBLSR

Manifestasi klilnis BBLSR :

Komplikasi BBLSR 1. Asfiksia neonatum 2. Penyakit membrane hialin 3. hiperbilirubinemia

Organ pencernaan imatur Peristaltik belum sempurna Kurangnya kemampuan untuk mencerna makan Reflek menghisap dan menelan belum berkembang Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Pertumbuhan dinding dada belum sempurna Vaskuler paru imatur Peningkatan kerja nafas Ketidakefektifan pola nafas

1. BB < 1500 gr 2. Penyakit membrane hialin 3. hiperbilirubinemia

Lemak sedikit di jaringan kulit

Sistem imun yang belum matang

Kehilangan panas melalui kulit

Penurunan daya tahan tubuh

Peningkatan kebutuhan kalori

Resiko Infeksi

Sistem termoregulasi yang imatur Ketidakefektifan termoregulasi

Sumber : Mitayani (2009), Wong (2008), Nelson (2010), Proverawati dan Ismawati, (2010)

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG BBLSR 1. Pemeriksaan glucose darah terhadap hipoglikemia. 2. Pemantauan gas darah sesuai kebutuhan 3. Titer TORCH sesuai indikasi. 4. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi. 5. Pemantauan elektrolit. 6. Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan (mis : fhotothorak) (Prawirohardjo, 2009).

G. PENATALAKSANAAN BBLSR 1. Mempertahankan suhu tubuh bayi Bayi prematur akan cepat kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah, dan permukaan badan relative luas. 2. Pengawasan Nutrisi atau ASI Alat pencernaan bayi premature masih belum sempurna, lambung kecil, enzim pecernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3-5 gr/ kg BB (Berat Badan) dan kalori 110 gr/ kg BB, sehingga pertumbuhannya dapat meningkat 3. Pencegahan Infeksi Bayi premature mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih lemah,

4. Ikterus Semua bayi premature menjadi ikterus karena sistem enzim hatinya belum matur dan bilirubin tak berkonjugasi tidak dikonjugasikan secara efisien sampai 4-5 hari berlalu, kemampuan leukosit masih kurang, dan pembentukan antibody belum sempurna. 5. Pernapasan Bayi premature mungkin menderita penyakit membrane hialin. Pada penyakit ini tandatanda gawat pernaasan sealu ada dalam 4

jam bayi harus dirawat terlentang atau

tengkurap dalam inkubator dada abdomen harus dipaparkan untuk mengobservasi usaha pernapasan. 6. Hipoglikemi Mungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit, bayi berat badan lahir rendah harus diantisipasi sebelum gejala timbul dengan pemeriksaan gula darah secara teratur Prawirohardjo (2009).

H. KOMPLIKASI BBLSR Ada beberapa hal yang dapat terjadi apabila BBLSR jika tidak ditangani secepatnya menurut Mitayanti, 2009 yaitu : 1. Sindrom aspires imekonium, asfiksia neonatorum, sindrom distress respirasi, penyakit membrane hialin 2. Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu 3. Hiperbilirubinemia, patent ductusarteriosus, perdarahan ventrikel otak 4. Hipotermia, Hipoglikemia, Hipokalsemia, Anemi, gangguan pembekuan darah 5. Infeksi, retrolental fibroplasia, necrotizing enterocolitis (NEC)

6. Bronchopulmonary dysplasia, malformasi konginetal.

I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN 1. K e l u h a n U t a m a Neonatus baru lahir BBSLR 1100 gram, PB 34 cm. 2. R I W A Y A T P E N Y A K I T S E K A R A N G a. Neonatus baru lahir BBLSR 1100 gram, PB 34 cm b. L a h i r s p o n t a n . c. K e a d a a n i b u b a i k . d. B a yi m e r i n t i h , g e r a k a n l e m a h , r e f l e k i s a p l e m a h e. J e j a s p e r s a l i n a n t i d a k a d a . f. K e l a i n a n k o n g e n i t a l t i d a k a d a

3. K E A D A A N B A Y I W A K T U L A H I R : a. L a h i r t a n g g a l 8 M a r e t 2 0 0 3 , j a m 1 4 . 0 0 W I B . b. J e n i s K e l a m i n : P e r e m p u a n c. K e l a h i r a n : T u n g g a l d. K o n d i s i s a a t l a h i r : H i d u p . e. Nilai APGAR: 4/5 ( partus luar ). f. R i w a ya t R e s u s i t a s i : 1) Pembersihan jalan nafas 2) P e r a n g s a n g a n

4. T a k s i r a n M a s a K e h a m i l a n : 32- 33 minggu. Klasifikasi bayi baru lahir berdasarkan berat b a d a n l a h i r d a n taksiran masa kehamilan: Kecil untuk usia kehamilan (KMK).

5. P E M E R I K S A A N F I S I K : a. K e a d a a n U m u m : M e n a n g i s l e m a h , G e r a k a n k u r a n g a k t i f . b. B B L a h i r : 1 1 0 0 g r , P B : 3 4 C m . c. F r e k w e n s i J a n t u n g : 1 4 0 x / m e n i t . d. F r e k w e n s i N a f a s : 4 0 x / m e n i t . e. K e p a l a : Ubun-ubun besar : 2 x2 cm. Ubun–ubun kecil : 1/2 x1/2 cm. Jejas persalinan : tidak ada. f. M a t a : T i d a k a d a k e l a i n a n . g. T e l i n g a : T i d a k a d a k e l a i n a n . h. H i d u n g : T i d a k a d a k e l a i n a n . i. M u l u t : T i d a k a d a k e l a i n a n . j. L e h e r : T i d a k a d a k e l a i n a n . k. T h o r a k : B e n t u k N o r m o c h e s t , r e t r a k s i ( - ) . l. P a r u : B r o n k o v e s i k u l e r , r o n c h i ( - ) . m. J a n t u n g : I r a m a t e r a t u r , b i s i n g t i d a k a d a . n. A b d o m e n : P e r m u k a a n d a t a r , k o n d i s i l e m a s , o. H e p a r : 1 / 3 – 1 / 3 . p. L i m p a : S 0 . q. T a l i p u s a t : t i d a k a d a k e l a i n a n . r. U m b i l i k u s : T i d a k a d a k e l a i n a n . s. G e n i t a l i a : l a b i a m a yo r a b e l u m m e n u t u p i l a b i a m i n o r a . t. E x t r e m i t a s : S i a n o s i s ( - ) . u. K u l i t : S i a n o s i s ( - ) , i k t e r i k ( - ) . v. A n u s : A d a . w. T u l a n g : T i d a k a d a k e l a i n a n . x. R e f l e k s N e o n a t a l : M o r o l e m a h , R o o t i n g l e m a h , H i s a p l e m a h , P e ganglema. y. U k u r a n : L i n g k a r a n k e p a l a : 2 8 c m . Lingkaran Perut: 25 cm.

Lingkaran dada: 26 cm. Simfisis kaki: 15 cm.

Panjang lengan: 14 cm.

Panjang kaki: 15 cm.

simpisis : 20 cm (Yanuhardi, 2010).

J. MASALAH KEPERAWATAN 1. Ketidakefektifan pola nafas 2. Ketidakseeimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh 3. Ketidakefektifan termoregulasi 4. Resiko Infeksi 5. Defisiensi Pengetahuan 6. Ansietas 7. ketidakefektifan pemberian ASI (Yanuhardi, 2010).

K. DISCHARGE PLANNING 1. Edukasi orang tua untuk melakukan Kangoro Mother Care (KMC). 2. Edukasi orang tua untuk melatih bayi menyusui. 3. Melatih orang tua dalam melakukan perawatan bayi baru lahir 4. Edukasi tentang nutrisi pada bayi dan ibu menyusui.

Kepala-

L. RENCANA KEPERAWATAN Diagnosakeperawatan Ketidakefektifanpolanafasberhubungandenganimaturitas pusatpernapasan

Tujuandankriteria

Intervensi 1. Letakkan bayi terlentangdengan alas yang data, 1. Pernafasan normal 40kepalalurus, 60 kali permenit. danlehersedikittengadah/ekstensidenganmeletakkanba 2. Pernafasan teratur. ntalatauselimutdiatasbahubayisehinggabahuterangkat 3. Tidak cyanosis 2-3cm 4. Wajah dan seluruhtub 2. Bersihkan jalannafas, mulut,hidungbilaperlu uhBerwarnakemeraha 3. Observasi gejala kardinal dantanda-tanda cyanosis n (pinkvariable) tiap 4 jam 5. Gas darah normal 4. Kolaborasidengan team medisdalampemberian O2 PH = 7,35 –7,45 danpemeriksaankadar gas daraharteri PCO2= 35 mm Hg PO2 = 50–90 mmHg

Ketidakseeimbangannutrisinutrisikurangdarikebutuhantu buhberhubungandenganimaturitasproduksienzim

1. Bayi dapat minumpes 1. peen/ persondedenganbaik. 2. 2. Berat badantidakturun lebihdari 10% 3. 3. Retensi tidak ada 4.

Resiko infeksi

Setelah dilakukan intervensi selama …x24 jam diharapkan masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil : 1. Tidak terdapat tanda gejala infeksi (bengkak,

Kajimaturitasrefleksberkenaandenganpemberianmaka n (misalnya : mengisap, menelan, danbatuk) Auskultasiadanyabisingusus, kaji status fisikdan status pernapasan Kajiberatbadandenganmenimbangberatbadansetiaphar i, kemudiandokumentasikanpadagrafikpertumbuhanbayi Kajitanda-tandahipoglikemia

1. Observasi tanda gejala infeksi (bengkak, kemerahan, nyeri, dan panas) 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi 3. Edukasi keluarga untuk tetap memberikan ASI 4. Kolaborasi pemberian antibiotik

kemerahan, nyeri, panas). 2. Leukosit 9,0 -

37,0 ribu/mmk Defisiensi pengetahuan

3. Suhu : 36,537,50C Setelah dilakukan intervensi selama …x24 jam diharapkan masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil : 1. Keluarga menyatakan paham terhadap penyakit yang dialami pasien 2. Keluarga dapat menjelaskan kembali edukasi yang diberikan

1. Observasi tingkat pengetahuan terkait penyakit yang dialami bayi pasien 2. Kontrak waktu dalam pemberian edukasi 3. Edukasi terkait dengan penyakit anak atau bayi pasien 4. Kolaborasi dengan dokter bila perlu.

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"