Bab Ii Serbuk Tabur.docx

  • Uploaded by: salsa loi
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Ii Serbuk Tabur.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 829
  • Pages: 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

Dasar Teori

2.1.1 Pengertian serbuk Menurut Dirjen pom (2015) Serbuk adalah campuran homogeny dua atau lebih obat yang di serbukkan, sedangkan menurut farmakope IV serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan di tujukan untuk pemakaian oral atau luar. Bentuk serbuk mempunyai luas permukaan yang lebih luas sehinnga lebih mudah larut dan lebih mudah terdispersi daripada bentuk sediaan obat lainnya seperti kapsul, tablet, pil. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dalam ukuran yang lazim, dapat dibuat dalam bentuk serbuk (Syamsuni, 2006). Adapun keuntungan menggunakan serbuk ialah sebagai campuran bahan obat sesuai kebutuhan, dosis lebih cepat dan lebih stabil daripada cairan, serta memberikan disolusi yang lebih cepat, Namun serbuk juga memiliki kerugian yaitu kurang baik untuk bahan obat yang mudah rusak dan terurai dengan adanya kelembaban, bahan obat yang pahit akan sukar tertutupi rasanya serta peracikannya cukup lama (Ansel, 1989). 2.1.2 Pengertian serbuk tabur Pulvis adalah serbuk yang tidk terbagi-bagi dan dapat digolongkan mejadi bebeapa Jenis, antara lain Pulvis adspersorius (serbuk tabur/bedak) adalah serbuk ringan untuk penggunaan topical, dapat dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit.umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh agar tidak menimbulkn iritasi pada bagian yang peka. Syarat-syarat pulvis adspersorius : 1.

Harus halus, tidak boleh ada butiran-butiran kasar (haus melewati ayakan 100 mesh).

2.

Talk, kaolin, dan bahan mineral lainnya harus bebas dari bakteri clostridium tetani, C welchii dan bacillus anthracis serta disterilkan dengan cara D (cara kering).

2.1.3 Pegayak dan Derajat Kehalusan Serbuk

Pengayak dibuat dari kawat logam atau bahan lain yang cocok dengan penampang melintang yang sama di seluruh bagian. Jenis pengayak dinyatakan dengan nomor (5, 8, 10, 22, 25, 30, 36, 44, 60, 85, 100, 120, 150, 170, 200, 300) yang menunjukan jumlah lubang tiap 2,54 cm dihitung searah dengan panjang kawat. Pengayak dan derajat halus serbuk dalam farakope dinyatakan dalam uraian yang berkaitan dengan nomor pengayak yang ditetapkan untuk pengayak baku. Sebagai pertimbangan praktis, pengayak terutama dimaksudkan untuk pengukuran derajat halus serbuk untuk sebagian besar keperluan farmasi, walaupun penggunaannya tidak meluas untuk pengukuran rentang ukuran partikel yang bertujuan meningkatkan penyerapan obat dalam saluran cerna.untuk pengukuran partikel dengan ukuran nominal kurang dari 100 m, alat lain selain pengayak mungkin lebih berguna. 2.2

Uraian Bahan

1.

Alkohol (FI III hal : 65; Hope, hal : 17) Nama resmi

: Alkohol

Nama lain

: Etanol,ethyl alcohol,ethyl hydroxide,grain

Berat molekul

: 46,07

Rumus molekul : C2H5OH Rumus struktur :

H

Pemerian

H

H

C

C

H

H

OH

: Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap, dan mudah bergerak,bau khas,rasa panas,mudah terbakar dengan memberikan nyala biru, tidak berasap.

Kelarutan

: Sangat mudah larut dalam air, kloroform P dan dalam eter P

Khasiat

: Antiseptik (menghancurkan mikroba) dan bersifat desinfektan (menghambat pertumbuhan bakteri)

2.

Kegunaan

: Zat tambahan dan cairan pensteril

Penyimpanan

: Dalam wadah terlindung dari cahaya deitempat sejuk

Asam Salisilat ( FI III, Hal : 56 Martindal Hal : 767, DOP, Hal : 105) Nama Resmi

: Asam Salisilat

Nama Lain

: 2-Hydroxybenzoil acid, acid salicyl

Berat Molekul

: 138,12

Rumus Molekul : C7H6O3 Rumus Struktur :

O

OH

OH

Pemerian

: Hablur ringan, tidak berwarna atau serbuk berwarna putih tidak berbau, rasa agak manis dan tajam

Kelarutan

: larut dalam SSO bagian air dan dalam 4 bagian etanol (95%) P (pelarut) : mudah larut dalam kloroform p dan dalam eter P, larut dalam larutan ammonium asetat P, dinatrium hydrogen posfat P, kalium sitrat P, dan natrium sitrat P.

Khasiat

: keratolikum dan antifungi

Kegunaan

: menghilangkan atau mengurangi lapisan tanduk pada kulit yang disebabkan fufeksi jamur.

Penyimpanan 3

: dalam wadah tertutup baik

Asam Borat (Dirjen POM, 1979) Nama zat aktif

: Asam Borat

Nama kimia

: Trihydrooxidobaron/borid acid

Rumus molekul : H3Bo3 Berat molekul

: 61,83 gr/mol

Rumus molekul :

Pemerian

: hablur,serbuk putih, atau fisik mengkilap tidak berwarna kasar, tidak berbau, rasa agak asam, dan pahit.

Kelarutan

: larut dalam 20 bgian air dalam 3 bagian air mendidih dalam 16 bagian etnol (95%) P dan 5 bagian gliserol P.

3.

Khasiat

antiseptikum ektern

Kegunaan

: zat aktif

Penyimpanan

dalam wadah tertutup baik

Talcum (dirjen pom, 1979) Nama zat aktif

: talcum

Nama lain

: talk, luzeral

Rumus molekul

: H2M2 (SIo3)

Berat molekul

:379,205 gr/mol

Rumus struktur

:

Pemerian

: serbuk hablur, sangat halus, licin, mudah melekat pada kulit, bebas dari butiran, warna putih atau serbuk hablur.

Kelarutan

: tidak larut dalamhampir semua pelarut

Kegunaan

: zat aktif

Penyimpanan

: dalam wadah tertutup baik

4.

Zno (dirjen pom 1979) Nama zat aktif

: Zno ( zink oksidum)

Nama lain

: seng oksida

Rumus molekul

: Zno

Berat molekul

: 81,38 gr/moL

Rumus struktur

:

Pemerian

: serbuk

amorf,sangat

halus,

putih

atau

putih

kekuningan,tidak berbau tidak berasa, lambat laun menyerap karbohidrat. kelarutan

: praktis, tidak larut dalam air dan dalam etanol ( 95%) P tidaklarut dalam asam mineral encer dan dalam larutan alkali hidroksida

khasiat kegunaan

: antiseptikum local : zat tambahan

Related Documents

Bab Ii
November 2019 85
Bab Ii
June 2020 49
Bab Ii
May 2020 47
Bab Ii
July 2020 48
Bab Ii
June 2020 44

More Documents from ""