Laporan Sirp.docx

  • Uploaded by: salsa loi
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Sirp.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,756
  • Pages: 19
Laporan

FARMASETIKA DASAR “SIRUP DAN ELIKSIR”

OLEH :

KELAS

: A S1 FARMASI 2018

KELOMPOK : II (DUA) ASISTEN

: AINI ISTIQAMAH HELINGO

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI JURUSAN FARMASI FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Lembar Pengesahan

FARMASETIKA DASAR “SIRUP DAN ELIKSIR”

OLEH : KELOMPOK II (DUA)

1. Nick Brian M. Wangi

(821418092)

2. Sri Wahyuni Hasan

(821418007)

3. Hasrita Samudi

(821418014)

4. Dwi Ayudita Nadjamudin (821418015) 5. Marwa Hulukati

(821418027)

6. Shania N. Korin

(821418028)

7. Aldawaty I. Ahyar

(821418032)

8. Iin Oktaviani Rahman

(821418034)

Gorontalo, 2 Maret 2019 Mengetahui

AINI ISTIQAMAH HELINGO

Nilai

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warrahamtullahi Wabarakatuh Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga laporan Farmasetika Dasar ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Atas terselesainya laporan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen mata kuliah Farmasetika Dasar, kepada Koordinator Praktikum Farmasetika Dasar, serta kepada Asisten Praktikum Farmasetika Dasar yang telah rela meluangkan waktu, tenaga, serta pikiran untuk membimbing kami dalam pelaksanaan praktikum. Tak lupa pula terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini sehingga dapat selesai tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari taraf kesempurnaan. Olehnya itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak. Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Gorontalo,

Maret 2019

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Farmasi didefinisikan sebagai profesi yang menyangkut seni dan ilmu

penyediaan bahan obat, dari sumber alam atau sintetik yang sesuai, untuk disalurkan dan digunakan pada pengobatan dan pencegahan penyakit. Farmasi mencakup pengetahuan mengenai identifikasi, pemilahan (selection), aksi farmakologis, pengawetan, penggabungan, analisis, dan pembakuan bahan obat (drugs) dan sediaan obat (medicine). Pengetahuan kefarmasian mencakup pula penyaluran dan penggunaan obat yang sesuai dan aman, baik melalui resep (prsecription) dokter berizin, dokter gigi, dan dokter hewan, maupun melalui cara lain yang sah, misalnya dengan cara menyalurkan atau menjual langsung kepada konsumen (Murtini,2016). Di dunia farmasi, kita akan mempelajari tentang obat. Obat adalah bahan atau paduan bahan yang dimaksudkan untuk digunakan untuk menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan, termasuk memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia (Syamsuni, 2006). Obat dapat berasal dari bahan alam seperti tumbuhan, hewan, dan mineral. Obat juga dapat berasal dari zat-zat kimia yang diolah sedemikia rupa hingga dapat memberikan efek terapi pada pasien. Obat memiliki berbagai macam bentuk sediaan antara lain bentuk sediaan padat, setengah padat, cair, dan gas. Salah satu contoh dari bentuk sediaan cair yaitu sirup dan eliksir. Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi dan eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol 95% sebagai kosolven (pelarut). Penggunaan obat dalam sediaan sirup dan eliksir ini dapat memudahkan masyarakat bagi yang tidak menyukai obat dalam bentuk tablet karena tidak dapat menutupi rasa tidak enak dari obat tersebut terutama anak-anak,

1.2

Maksud dan Tujuan Percobaan

1.2.1

Maksud Percobaan Mahasiswa diharapkan mampu untuk membuat sirup dan eliksir untuk pemakaian dalam dan mengetahui cara penggunaannya.

1.2.2

Tujuan Percobaan

1.

praktikan dapat mengetahui dan memahami apa itu sirup dan eliksir

2.

Praktikan dapat mengetahui dan memahami cara pembuatan sirup dan Eliksir.

3.

Praktikan dapat mengetahui dan memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan sirup dan eliksir.

BAB II DASAR TEORI 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Definisi Sirup dan Eliksir Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar timggi (sirup simpleks adalah sirup yang hampir jenuh dengan sukrosa). Selain sukrosa dan gula lain, pada larutan oral dapat ditambahkan senyawa poliol seperti sorbitol dan gliseryl untuk menghambat penghabluran dan untuk mengubah kelarutan,rasa,dan sifat zat pembawa lainnya. Umumnya ditambahkan juga zat antimikroba untuk mencegah pertumbuhan bakteri,jamur, dan ragi(Syamsuni,2006). Eliksir

adalah

larutan

oral

yang

mengandung

etanol

sebagai

kosolven(pelarut) untuk mengurangi kadar etanol yang dibutuhkan untuk pelarut, dapat

ditambahkan

kosolven

lain

seperti

gliserin

dan

propilenglikol

(Syamsuni,2006). Menurut

Anief(1997),

larutan

terjadi

apabila

suatu

zat

padat

bersinggungan dengan suatu cairan, maka zat padat tadi terbagi secara molekular dalam cairan tersebut. Pernyataan kelarutan zat dalam bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada suhu 20o, kecuali dinyatakan lain menunujukkan 1 bagian bobot zat padat atau 1bagian volume zat cair larut dalam bagian volume tertentu pelarut. Pernyataan kelarutan zat dalam bagian tertentu pelarut adalah kelarutan pada suhu kamar. 2.1.2 Penggolongan Larutan Menurut Syamsuni(2006), larutan dapat digolongkan menjadi 2 yaitu: 1.

Larutan langsung adalah larutan yaang terjadi karena semata-mata peristiwa fisika, bukan peristiwa kimia. Misalnya NaCl dilarutkan kedalam air atau KBr dilarutkan kedalam air,jika pelarutnya (air) diuapkan maka NaCl atau KBr akan diperoleh kembali.

2.

Larutan tidak langsung adalah larutan yang terjadi semata-mata karena peristiwa kimia, bukan peristiwa fisika. Misalnya, jika Zn ditambahkan ZnSo4 yang tidak dapat kembali menjadi Zn dan H2SO4.

Jika suatu zat A dilarutkan kedalam air atau pelarut lain, akan terjadi bermacam-macam tipe larutan sebagai berikut 1. Larutkan encer, yaitu jumlah zat A yang terlarut kecil. 2. Larutan pekat, yaitu larutan yang mengandung fraksi zat A yang besar. 3. Larutan jenuh(saturated) adalah larutan yang mengandung sejumlah maksimum zat A yang dapat larut dalam air pada suhu tekanan tertentu. 4. Larutan lewat jenuh(supersaturated) adalah larutan yang mengandung sejumlah zat A yang terlarut melebihi batas maksimum kelarutannya didalam air pada suhu dan tekanan tertentu. 2.1.3 Istilah Kelarutan Menurut Anief(1997), kelarutan suatu zat yang tidak diketahui secara pasti dapat dinyatakan dengan istilah berikut : Jumlah Bagian Pelarut Yang Istilah Kelarutan Sangat mudah larut

Kurang dari 1

Mudah larut

1-10

Larut

10-30

Agak sukar larut

30-100

Sukar larut

2.1.4

Diperlukan Untuk melarutkan

100-1000

Sangat sukar larut

1000-10000

Praktis tidak larut

lebih dari 10000

Macam- macam Sirup Sirup simplex mengandung 65% gula dalam larutan nifagin 0,25% b/v.

Sirup obat mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan dan digunakan untuk pengobatan. Sirup pewangi tidak mengandung tetapi mengandung zat pewangi atau zat penyedap lain. Tujuan pengembangan sirup ini adalah untuk menutupi rasa tidak enak dan bau obat yang tidak enak. 2.1.5

Keuntungan dan Kerugian Sirup Keuntungan obat dalam sediaan sirup yaitu merupakan campuran yang

homogen, dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan, obat lebih mudah diabsorbsi, mempunyai rasa manis, mudah diberi bau-bauan dan warna sehingga menimbulkan

daya tarik untuk anak-anak, membantu pasien yang mendapat kesulitan dalam menelan obat. Kerugian dalam sediaan sirup yaitu ada obat yang tidak stabil dalam larutan, volume bentuk larutan lebih besar, ada yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam resep (Ansel,2011). 2.2.

Uraian Bahan

1.

Alkohol (Dirjen POM, 1995; Syamsuni,2006) Nama resmi

: AETHANOLUM

Nama lain

: Etanol

Rumus Molekul

: C2H6O

Berat Molekul

: 46,07 g/mol

Rumus Struktur

:

Pemerian

: Cairan jernih, mudah menguap, tidak berwarna, bau khas dan menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap walaupun pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78◦

Kelarutan

: Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut organik.

Khasiat

: Sebagai antiseptik (menghancurkan mikroba) dan bersifat desinfektan (penghambat pertumbuhan)

2.

Kegunaan

: Cairan Pensteril.

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik

Aquades (Dirjen POM, 1979) Nama Resmi

: AQUA DESTILLATA

Nama Lain

: Aquadest, air suling

Rumus Molekul

: H2O

Rumus Struktur

:

Berat Molekul

: 18,02 g/mol

Pemerian

: Cairan tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa

3.

Kelarutan

: Larut dengan semua jenis larutan

Khasiat

: Sebagai sumber energi

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup kedap

Kegunaan

: Zat pelarut

Paracetamol (Dirjen POM, 1979) Nama resmi

:

ACETAMINOPHENUM

Nama lain

:

Paracetamol

Berat molekul

:

151,16 g/mol

Rumus molekul

:

C8H9NO2

Rumus struktur

:

Pemerian

:

Berupa hablur atau serbuk hablur putih, rasa pahit, berbau, serbuk Kristal dengan sedikit rasa pahit.

Kelarutan

:

Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%)P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P, dan dalam 9 bagian propilengikol P, larut dalam larutan alkali hidroksida.

Kegunaan

:

Zat aktif, analgetik dan antipiretik

Khasiat

:

analgetik (menghilangkan atau mengurangi nyeri) dan sebagai anti piretik (menurunkan demam)

Penyimpanan

:

Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya,pada suhu ruangan 25-30 derajat celcius

4.

Sirup Simpleks (Dirjen POM, 1979) Nama resmi

: Sirupus Simpleks

Nama lain

: Sirup gula

Rumus struktur

:-

Rumus kimia

:-

Bobot Molekul

: 1,587 g/mol

Kelarutan

: Larut dalam air dan air panas

Pemerian

: Cairan jernih tidak berwarna

Khasiat

: Sebagai pemanis

Penyimpanan

: Wadah tertutup rapat

BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1

Waktu dan tempat percobaan Dilaksanakannya praktikum pembuatan “Sirup dan eliksir” ini pada tanggal

14 maret 2019. Pukul 07.30-10:30 WITA yang bertempat di Laboratorium Teknologi Farmasi, Jurusan Farmasi, Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo. 3.2

Alat dan bahan

3.2.1 Alat Pada praktikum kali ini, alat yang digunakan dalam praktikum diantaranya Lap halus dan kasar, Lumpang dan Alu, Neraca Analitik, Pipet tetes, Penangas, Sendok tanduk, Sudip, Wadah tidak tembus cahaya 3.2.2 Bahan Pada praktikum kali ini, bahan yang digunakan diantaranya, Alkohol 70%, Aquadest, sukrosa, metal paraben, Paracetamol, Strawberry Flavor 3.3

Cara Kerja

3.3.1 Pembuatan Sirup dan eliksir a.

Pembuatan Sirup simplex 1. disiapkan alat dan bahan 2. dibersihkan alat dengan alcohol 70 % untuk membunuh mikroba dalam alat 3. dimasukkan aquadest kedalam penangas air lalu di panaskan 4. dimasukkan sukrosa kedalam penangas air aduk sampai homogeny ( tercampur sempurna) 5. dimasukkan metil paraben aduk homogeny 6. dimasukkan kedalam wadah dan didinginkan

b.

Pembuatan eliksir 1. disiapkan alat dan bahan 2. dibersihkan alat dengan alcohol 70 % untuk membunuh mikroba dalam alat 3. dikalibrasi botol 30 ml tandai

4. dimasukkan paracetamol kedalam mortir gerus halus 5. dilarutkan paracetamol dengan alkohol 2 ml didalam Erlenmeyer sampai homogeny (tercampur sempurna) dimasukkan kedalam botol 6. masukkan syrupus simpleks kedalam botol 7. masukkan strawberry flavor secukupnya kedalam botol 8. tambahkan aquadest sampai tanda batas 9. kocok homogeny 10. dikemas beri label dan etiket 3.4 Deskripsi Resep 3.4.1 Resep Dr. Ariyanto S.PD Sip : 821 Jl.gorontalo no 1 Telp. 0435 7821

R/ paracetamol

500 mg

Alcohol 95 %

5%

Syrupus simpleks

20 %

Strawberry

qs

Aquadest

ad

30 ml

m.f elixir. da in fls 30 ml No 1 s.tdd. cth 1

Pro

: nana

Umur : 12 th

3.4.2 Narasi Resep 3.4.2.1 Narasi resep perkata R/

: recipe

: Ambillah

Quinque percent

: 5%

Viginti percent

: 20 %

Nonaginta quinque percent

: 95 %

Triginti milli

: 30 ml

m.f

: misce fac

: Campur, buat

no I

: nomero I

: Sebanyak Satu

S

: signa

: Tandailah

3.4.2.2 Narasi resep (latin) Recipe, paracetamol quinque percent, alcoholnonaginta quinque percent quinque percent, syirup simpleks viginti percent, strawberry flavor , aquadestilata 3.4.2.3 Narasi resep (Indonesia) Ambillah,, paracetamol sebanyak lima ratus miligram, alcohol Sembilan puluh lima persen sebanyak lima persen, syrupus simpleks sebanyak duapuluh persen, strawberry flavor secukupnya, aquadest sampai tiga puluh mili, campur dan buatlah eliksir masukkan kedalam botol tiga puluh mili sebanyak satu, tandai sehari tiga kali satu sendok teh, untuk nana, berumur duabelas tahun. 3.4.3

Perhitungan Bahan

1. Paracetamol

= 500 mg

2. Alcohol 95%

=

5 100

0.5 g

× 30 𝑚𝑙 = 1,5 𝑚𝑙

Menggunakan Alkohol 70% m1 x v1= m2 x v2 1,5 x 95= m2 x 70 m2 = 2 ml 20

3. Syrupus simpleks = 100 × 30 𝑚𝑙 = 6 𝑚𝑙 35

a. Aquadest

= 100 × 6 𝑚𝑙 = 2,1 𝑚𝑙

b. Sukrosa

= 100 × 6 𝑚𝑙 = 3,9 𝑔𝑟𝑎𝑚

65

c. Metil paraben =

0,25 100

× 6 𝑚𝑙 = 0,015 𝑔𝑟𝑎𝑚

4. Strawberry flavor = 5 tetes = 30 ml – ( 0,5 + 2 + 6 )

5. Aquadest

= 21,5 ml 3.4.4 Perhitungan dosis a.

Perhitungan Dosis 𝑛 × 𝑑. 𝑑𝑤𝑠 20 12

Sekali : 20 × 500 = 300 𝑚𝑔 12

Sehari : 20 × 2000 = 1200 𝑚𝑔 b.

% Dosis 5 𝑚𝑙

Setiap cth mengandung paracetamol 30 𝑚𝑙 × 500 𝑚𝑔 = 83,33 𝑚𝑔 %Sekali = %Sehari =

1 𝑥 83,33 𝑚𝑔 300 𝑚𝑔

× 100% = 27,77%

1 𝑥 3 𝑥 83,33 𝑚𝑔 1200 𝑚𝑔

× 100% = 20,83%

3.4.4 Kekurangan Resep Dalam resep tdak terdapat paraf atau tanda tangan dokter dan juga tanggal penulisan resep. Menurut rahmawati, dkk (2002) paraf atau tanda tangan dokter harus diperlukan karena jika tidakterdapat paraf dokter dapat membuat kesalahan atau keaslian resep diragukan. Sedangkanmenurut syamsuni(2006) paraf dokter harus dicantumkan karena sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3.4.5 Interaksi obat 3.5

Farmakologi Obat

3.5.4 Paracetamol Efek analgetik paracetaol dapat menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Paracetamol menghilangkan nyeri baik secara sentral maupun perifer.secara sentral diduga paracetamol bekerja pada hipotalamus sedangkan secara perifer menghambat pembentukkan prostaglanding ditempat inflmasi, sensitifitas reseptor rasa sedikit terhadap rangsang mekanik atau kimiawi. Efek

antipiretik dapat menurunkan suhu demam pada keadaan demam, diduga termaksud di hipotalamus terganggu sehingga suhu badan lebih tinggi (Dirjen Pom, 1995)

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Hasil

Gambar Hasil Sirup

4.2

Pembahasan Menurut Farmakope Indonesia III, sirup adalah sediaan cair berupa larutan

yang mengandung sakarosa, kadar sakarosa (C12H22O11) tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%. Eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol 90% yang berfungsi sebagai kosolven (pelarut) dan untuk mempertinggi kelarutan obat. Kadar etanol berkisar antara 3% dan 4% dan biasanya eliksir mengandung etanol 5-10% (Syamsuni, 2006: 118). Sebelum memulai praktikum pembuatan sirup dan eliksir, kami menyiapkan alat dan bahan yang akan kami gunakan. Alat diantaranya neraca analitik, lumpang dan alu, spatula, penangas air, botol sirup dua buah. Kemudian, bahan yang digunakan diantaranya Paracetamol, aquadest, alcohol 70%, sukrosa, metil paraben. Sebelum melakukan semua percobaan, kami membersihkan alat dengan alcohol 70% karena menurut Pratiwi (2008) alcohol 70% berfungsi sebgaai disinfektan dan anriseptik. Selain itu menrut Handoko (2007) efektivitas alcohol 70% sebagai disenfektan terhadap kuman pada membrane stetoskop, dengan menyemprot dan menggenangi membrane stetoskop selama 10 menit terbukti

mempu mereduksi jumlah koloni kuman sampai 91 persen tiap membrane stetoskop. Pada pembuatan sirup dan elixir, dibuat terlebih dahulu Sirup simpleks. Pertama – tama diambil air dan diukur dalam gelas ukur sejumlah 22 ml, kemudian tuangkan kedalam penangas air. Panaskan sampai setengah mendidih. Sembari memanaskan, masukkan sukrosa sedikit demi sedikit dan aduk hingga larut. Alasan dituangkan sedikit demi sedikit, agar sukrosa mudah larut dalam air. Kemudian masukkan metil paraben sejumlah 0.015 g aduk hingga homogen (tercampur sempurna). Setelah larut, matikan penangas, dan tuangkan sirup simpleks dalam wadah, tutup dengan aluminium foil. Tahap selanjutnya yaitu pembuatan eliksir. Pertama – tama, dilakukan kalibrasi botol. Tujuannya yaitu Untuk mengukur jumlah sediaan agar tidak lebih ataupun kurang. Larutan yang diminta dalam resep sejumlah 30 ml maka dilakukan kalibrasi botol, dimulai dengan mengambil aquadest 30ml tuangkan ke dalam botol. Beri tanda batas pada permukaan air sejajar dengan mata, kemudain buang airnya. Setelah melakukan kalibrasi botol, gerus paracetamol dalam mortar hingga halus. Setelah halus, larutkan PCT tadi dalam Erlenmeyer menggunakan alcohol 2 ml sampai homogen (tercampur sempurna). Kemudian dimasukkan dalam botol yang telah dikalibrasi tadi. Selanjutnya masukkan sirup simpleks kedalam botol. Sirup simpleks berfungsi sebagai pemanis, menutupi rasa tidak enak dari zat aktif serta untuk meningkatkan penerimaan konsumen. Selanjutnya masukkan strawberry flavor secukupnya. Tujuannya untuk menambahkan cita rasa strawberry pada sediaan ini. Kemudian tambahkan aquadest secukupnya sampai batas tanda kalibrasi botol tadi. Selanjutnya beri label dan cantumkan aturan pakai dalam etiket

BAB V PENUTUP 5.1

Kesimpulan Berdasaarkan Praktikum yang tekah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

sirup merupakan siediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa, kadar sakarosa (C12H22O11) tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66% dan menggunakan aquadest sebagai pelarutnya. Sedangkan eliksir merupakan larutan oral yang mengandung etanol 90% yang berfungsi sebagai kosolven (pelarut) dan untuk mempertinggi kelarutan obat. Kadar etanol berkisar antara 3% dan 4% dan biasanya eliksir mengandung etanol 5-10% (Syamsuni, 2006: 118). Tahap pembuatan sirup dan eliksir hamper tak memiliki perbedaan. Perbedaannya hanya pada pelarutnya. Eliksir menggunakan alcohol, sedangkan sirup menggunakan aquadest. Tahapannya dimulai dari pembuatan sirup simpleks, kemudian kalbrasi botol, menggerus zat aktif (PCT), menambahkan zat tambahan, diantaranya sirup simpleks dan strawberry flavor, kemudian aduk hingga homogeny (tercampur sempurna) dan terakhir beri label dan aturan pakai pada etiket 5.2

Saran

5.2.1 Saran Untuk Asisten Saran kami untuk asisten agar lebih membimbing praktikan dalam menjalankan praktikum Farmasetika Dasar sehingga praktikum dapat menjalankan prosedur kegiatan dengan baik. 5.2.1 Saran Untuk Laboratorium Dapat memberikan dukungan dalam hal kelengkapan alat-alat laboratorium agar praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan lebih maksimal 5.2.2 Saran Untuk Jurusan Saran kami kepada jurusan farmasi Universitas Negeri Gorontalo agar lebih menunjang kegiatan praktikum Farmasetika Dasar agar lebih maksimal. Baik itu menyediakan fasilitas, transportasi dan administrasi lainnya

DAFTAR PUSTAKA Anief, M. A. 1997. Farmasetika. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta Ansel, H. C. 2011. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Universitas Indonesia Press: Jakarta Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta. Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Departemen Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta. Murtini, Gloria. 2016. Farmasetika. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta Pratiwi, Sylvia T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Bandung: Erlangga. Rahmawati.F dan Oetari.R.2002. Tinjauan Penulisan Resep:Tinjauan Aspek Legalitas dan Kelengkapan Resep di Apotek-Apotek Kota Madya Yogyakarta, Majala Farmasi Indonesia vol.13:89-94 Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Related Documents

Laporan
August 2019 120
Laporan !
June 2020 62
Laporan
June 2020 64
Laporan
April 2020 84
Laporan
December 2019 84
Laporan
October 2019 101

More Documents from "Maura Maurizka"