BAB II GAMBARAN UMUM DAN MANAJEMEN PROYEK
2.1
Gambaran Umum Proyek
2.1.1 Latar Belakang Proyek Latar
belakang
dikerjakannya
proyek
pembangunan
Apartementt
Mekarwangi Square adalah gagasan dari owner itu sendiri, dimana mereka melihat bahwa daerah pusat perkotaan menjadi salah satu lingkungan yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, aktif dan dinamis. Oleh karena itu owner memanfaatkan lahan kosong untuk dijadikan hunian yang layak huni. Sebuah Apartement yang bagus dituntut untuk dapat memberikan kelengkapan dan kemudahan fasilitas yang sehat, baik nyaman dan aman. Dengan pembangunan Apartement Mekarwangi Square Bandung ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk lebih nyaman tinggal di kawasan Kota Bandung. Sistem plambing dalam hal ini memberikan andil yang cukup penting dalam menjaga keamanan dan kenyamanan lingkungan gedung hunian. Kesalahan dalam perencangan, pemasangan atau perawatan dari peralatan plambing dapat mengandung resiko kesehatan dan keselamatan manusia serta lingkungannya. Maka dalam perencanaan dan perancangan sistem plambing ini haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai dengan perancangan gedung itu sendiri.
2.1.2 Nama Proyek Nama proyek tempat dilaksanakannya kerja praktek ini adalah “Proyek Pembangunan Apartement Mekarwangi Square Bandung”
II-1
II-2
2.1.3 Lokasi Proyek Proyek Pembangunan Apartementt Mekarwangi Square berlokasi di Jalan. Cibaduyut Raya No.142 Kelurahan Cibaduyut, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung. Proyek Pembanguan Apartemen Mekarwangi Square terletak pada bagian selatan Kota Bandung pada koordinat 107.592207 Bujur Timur dan -6.955839 Lintang Selatan. Adapun batas-batas wilayah dari kegiatan proyek tersebut adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara
: Jalan Ma Eja (Pemukiman)
Sebelah Timur
: Jalan Cibaduyut Raya
Sebelah Selatan
: Gg. MA Majja (Pemukiman dan Pertokoan)
Sebelah Barat
: Jalan Ma Eja (Pemukiman)
Untuk lebih jelasnya mengenai lokasi proyek dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut.
2.1.4 Data Teknis Data teknis dari Proyek Pembangunan Apartement Mekarwangi Square secara garis besar adalah sebagai berikut :
Peruntukan
: Commercial and Suites
Jumlah Lantai
: 28 Lantai + 1 Semi Basement + 2 Parkir + 1 Lower Ground + 1 Ground Floor
Luas area
: 2,4 Ha
Tinggi bangunan
: +/- 100 m
Pemilik proyek
: Istana Group dan Binakarya Group
Konsultan Perencana
: PT. Cipta Indah Bangun Anugrah
Konsultan Pengawas
: PT. Cipta Indah Bangun Anugrah
Kontraktor
: PT. Hen Jaya
Untuk lebih jelasnya mengenai data teknis dari proyek dapat dilihat pada Gambar 2.2 ,Gambar 2.3 ,Gambar 2.4 ,Gambar 2.5 dan Gambar 2.6 berikut.
II-3
II-4
II-5
II-6
II-7
II-8
II-9
2.1.5 Peruntukan Bangunan Peruntukan bangunan ini selain sebagai Apartement sebagian lainnya diperuntukan untuk komersial. Adapun peruntukan dari bangunan tersebut sebagai berikut : 1.
Semi Basement Pada lantai ini terdiri dari Parkir Area, Ruang Engineering, Ruang Keamanan&Ruang Kontrol, Mushola, Lobby Lift, Ruang Pompa, Raw Water Tank (RWT) & Ground Water Tank (GWT), Instalasi Pengolahan Air Bersih (Water Treatmen Plant) dan Instalasi Pengolahan Air Buangan (Sewage Treatment Plant).
2.
Lower Ground Pada lantai ini terdiri dari Kantor Pengelola, Resepsionis, Mail Room, Mini Market, Ruang Genset dan Lobby Lift.
3.
Parkir 1 dan Parkir 2 Pada lantai ini terdiri dari area parkir dan fasilitas umum/fasilitas sosial.
4.
Lantai Dasar (Ground Floor) Pada lantai ini merupakan lantai yang sudah ada hunian terdiri dari 14 unit hunian dengan tipe berbeda, 9 kios, Kolam Renang (Kid Pool & Adult Pool), Ruang Toilet, Ruang Fitnes, Ruang Terbuka, Ruang Panel Elektrikal, dan Ruang Janitor.
5.
Lantai 1 - 22 Pada lantai ini terdiri dari 28 unit hunian dengan tipe berbeda, Ruang Bersama, dan Ruang Janitor.
6.
Lantai 23 Pada lantai ini terdiri dari 22 unit hunian dengan tipe berbeda, Ruang Bersama, Roof Garden dan Ruang Janitor.
7.
Lantai 24 - 27 Pada lantai ini terdiri dari 22 unit hunian dengan tipe berbeda, Ruang Bersama dan Ruang Janitor
8.
Lantai Atap Pada lantai ini terdiri dari Ruang Pompa Booster dan Roof Tank ( reservoir atap).
II-10
Untuk lebih jelasnya mengenai peruntukan dari tiap-tiap gedung dapat dilihat pada Gambar 2.7 ,Gambar 2.8 ,Gambar 2.9 ,Gambar 2.10 ,Gambar 2.11 ,Gambar 2.12 ,Gambar 2.13 ,Gambar 2.14 , Gambar 2.15 , Gambar 2.16 , Gambar 2.17 dan Gambar 2.18 berikut.
II-11
II-12
II-13
II-14
II-15
II-16
II-17
II-18
II-19
II-20
II-21
II-22
2.2
Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah pengaturan kegiatan proyek yang meliputi
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap
II-23
berbagai sumber daya proyek agar dapat dimanfaatkan secara efektif sehingga tujuan proyek yang sebagaimana telah direncanakan dapat tercapai secara menyeluruh sesuai dengan target yang diinginkan. 2.2.1 Hubungan Kerja Unsur-Unsur Pengelola Proyek Dalam sistem manajemen proyek, ada beberapa pihak yang sangan berperan dalam menentukan laju pembengunan. Pada proyek Pembenngunan Apartementt Mekarwangi Square ini pun terdapat beberapa pihak utama yang terdiri dari:
Pemilik Proyek (Owner)
Konsultan Pengawas
Kontraktor Pelaksana
Agar pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan lancar, maka diperlukan kerja sama yang baik antara pihak-pihak tersebut. Hubungan kerja antara Pemilik Proyek,
Konsultan
Perencana
dan
Kontraktor
Pelaksana
pada
proyek
Pembangunan Apartement Mekarwangi Square Bandung ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.19 Skema Hubungan Kerja antara Pemilik Proyek, Konsultan Pengawas, dan Kontraktor Pelaksana Sumber : PT.HEN JAYA
Dari bagan diatas dapat dijelaskan hubungan antara ketiganya :
II-24
Hubungan kerjasama antara Pemilik Proyek dengan Konsultan Pengawas yakni pemilik memberi mandate kepada konsultan pengawas untuk mewakili dalam pengawasan pelaksanaan pekerjaan.
Hubungan kerjasama antara Pemilik Proyek dengan Kontraktor Pelaksanaa yakni memberikan sejumlah biaya imbalan yang telah disepakati sedangkan kontraktor wajib melaksanakan seluruh pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan menyerahkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas.
Hubungan kerjasama antara Konsultan Pengawas dengan Kontraktor Pelaksanan yakni konsultan pengawas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan kontraktor pelaksana sesuai dengan peraturan dan perancangan.
2.2.2 Tugas dan Wewenang Pengelola Proyek Organsasi dan manajemen proyek merupakan hal penting dalam pengelolaan suatu proyek untuk mengoptimalkan sumber daya manusia, material dan peralatan lainnya. Agar proyek dapat berjalan dengan baik maka diperlukan suatu organisasi penyelenggara proyek harus diatur sedemikian rupa agar setiap unsur yang terlibat akan terlihat jelas batas tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.
A.
Pemilik Proyek (owner) Pemilik proyek adalah pihak yang memberikan tugas. Pemberi tugas ini
dapat berbentuk suatu badan usaha atau lembaga ataupun perorangan yang memberikan tugas pada pelaksana untuk melaksanakan proyek yang sesuai dengan perintah kerja dan surat perjanjian pemborong. Pemilik proyek Pembangunan Apartement Mekarwangi Square Bandung ini adalah Istana Group dan Binakarya Group. Adapun tugas dan wewenang pemilik proyek adalah sebagai berikut :
Menyediakan seluruh biaya pekerjaan.
Membentuk panitia pembangunan untuk mengatur dana dan mengawasi segala hal yang menyangkut pelaksanaanya.
Mengesahkan dokumen kontrak
II-25
Menyetujui atau menolak perubahan pekerjaan. Dalam pelaksanaannya, pemilik proyek menunjuk salah seorang yang
bertugas sebagai pemimpin pelaksana proyek yang dibantu tim teknis yang disebut panitia pembangunan. Adapun tugas dari panitia pembangunan adalah sbagai berikut :
Mengeluarkan surat printah kerja (SPK) dan intruksi.
Mengatur biaya yang harus disediakan untuk pembangunan.
Menyelesaikan masalah perijinan proyek.
Mengawasi jadwal pelaksanaan.
Mengawasi mutu kerja.
Memutuskan penetuan barang yang akan dipakai.
B.
Konsultan Pengawas Konsultan pengawas adalah pihak yang mengawasi pekerjaan pada proyek
pembangunan Apartement Mekarwangi Square Bandung agar dalam pelaksanaan pembangunan tidak ada hambatan sehingga pelaksanaan pembangunan dapat berjalan dengan lancar. Konsultan pengawas pada proyek pembangunan Apartement Mekarwangi Square Bandung ini adalah PT. Cipta Indah Bangun Anugerah. Adapun tugas dan wewenang konsultan pengawas adalah sebagai berikut :
Melakukan pengawasan selama pelaksanaan dalam segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan.
Mengawasi dan meneliti kemajuan pelaksanaan kontruksi fisik.
Memeriksa dan mengawasi pekerjaan kontraktor.
Memeriksa dan menilai gambar kerja.
Memberi altrenatif solusi untuk penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi dilapangan.
Membuat laporan kerja dan menyerahkan laporan kerja tersebut kepada pemilik proyek.
C.
Kontraktor Pelaksana
II-26
Pelaksana merupakan lembaga atau badan hukum yang bergerak dalam bidang usaha yang memberikan jasa dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan pembangunan suatu proyek berdasarkan ikatan kerja dan telah mengadakan perjanjian dengan pemilik proyek untuk melaksanakan proyek pembangunan dengan syarat-syarat yang telah disetujui bersama antar kedua pihak. Pelaksana pada proyek Pembangunan Apartement Mekarwangi Square Bandung ini adalah PT. Hen Jaya . Adapun tugas dan wewenang pelaksana adalah sebagai berikut :
Sebelum memulai pekerjaan tim pelaksana membuat rencana kerja yang berupa jadwal kerja (time schedule).
Memimpin dan mengatur pelaksanaan proyek.
Melaksanakan pembangunan sesuai dengan kontrak dari awal sampai akhir proyek.
Melaksanakan pekerjaan pembangunan di lapangan sesuai dengan gambar yang telah di buat oleh Konsultan perencana dan yang telah disetujui oleh pemilik proyek.
Memeriksa ulang gambar-gambar kontruksi yang dibuat oleh perencana dan membuat gambar kerja.
Menyediakan personal dan sarana yang diperlukan untuk melaksanakan proyek, baik tenaga ahli, mandor, tukang, serta alat-alat berat dan ringan termasuk bahan-bahan bangunan.
Menjamin pelaksanaan dilapangan agar proyek pembangunan dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah ditetapkan.
Membuat laporan sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan.
Membuat dokumentasi yang menggambarkan kemajuan pelaksanaan pembangunan proyek.
Adapun struktur organisasi dari PT. Hen Jaya dapat dillihat pada Gambar 2.20
II-27
Gambar 2.20 Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksana PT.Hen Jaya pada Proyek Pembangunan Apartement Mekarwangi Square Bandung. Sumber : PT. HEN JAYA
Adapun tugas dan wewenang masing-masing bidang adalah sebagai berikut : 1.
Koordinator Proyek (Project Manager) Tugas dan wewenang Koordinator Proyek adalah sebagai berikut :
Bertanggung jawab kepada direktur utama.
Memimpin rapat kontraktor dan mengkoordinasi semua pelaksanaan pekerjaan kontraktor.
Mendelegasikan detail rencana kerja, melakukan kontrol secara berkala dari seluruh bawahannya.
Melaksanakan program pengendalian mutu, waktu dan biaya pelaksanaan proyek termasuk penerapan standarisasi.
Pemimpin tertinggi tim pelaksanaan proyek yang berhak mewakili perusahaan untuk kepentingan proyek.
II-28
2.
Deputi Koordinator Proyek (Site Manager) Tugas dan wewenang Deputi Koordinator Proyek adalah sebagai berikut :
Membantu project manager dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan, baik dengan mengkoordinir pekerjaan bawahan maupun pekerjaan pihak ke-3.
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pembangunan baik secara teknis maupun administrasi keuangan yang berpedoman pada dokumen kontrak.
Mengatur segala aktifitas kegiatan proyek dan membuat laporan secara periodik.
Menentukan kebijaksanaan pelaksanaan.
Membentuk dan memimpin tim struktural pelaksanaan pmebanguna proyek.
Memberikan usulan kepada pengawas mengenai segala sesuatu yang dianggap perlu untuk keperluan mengenai kemajuan pembangunan proyek.
3.
Administrasi Proyek Tugas dan wewenang Administrasi Proyek adalah sebagai berikut:
Bertanggung jawab terhadap site manajer proyek.
Mengatur pola pengeluaran uang sesuai dengan kebijaksanaan yang dibuat oleh manajer proyek.
Membuat
laporan
pengeluaran
keuangan
secara
periodik
untuk
dipertanggungjawabkan kepada manajer proyek.
Menyusun dan mengurus pembagian gaji staf dan pegawai serta upah harian dan upah mingguan pekerja.
Mengatur dan mengurus semua masalah pembayaran bahan dan pekerja.
Membuat laporan manajerial atau evaluasi keuangan proyek.
Membuat laporan dokumentasi pelaksanaan pekerjaan.
4.
Cad Operator/Site Enginnering Tugas dan wewenang Cad Operator/Site Enginnering adalah sebagai
berikut:
Bertanggung jawab terhadap manajer proyek.
Memberikan pengarahan teknis dan non teknis kepada supervisior
II-29
Membantu Project Manager dalam pelaksanaan engineering termasuk metode konstruksi, shop drawing, time control, dan quality control pada proyek.
Mengkoordinasi penetapan metode kerja dan pembuatan shop drawing serta memonitor penerapannya di lapangan.
Melakukan evaluasi atas gambar kerja, metode kerja, dan mutu hasil kerja.
Mengadakan koordinasi kegiatan antara pekerjaan struktur, dan arsitektur.
Mengikuti secara aktif rapat koordinasi dengan pihak konsultan/owner secara berkala.
Mengadakan hubungan langsung dengan owner, manajemen konstruksi, dan pihak ke-3 dalam hal pelaksanaan engineering proyek.
5.
Quality Control (Q.C) Tugas dan wewenang Quality Control adalah sebagai berikut :
Memeriksa kualitas pekerjaan yang telah selesai dikerjakan.
Memberikan saran kepada pelaksana agar hasil pekerjaan tersebut sesuai dengan dokumen.
Membuat surat ijin terkait pelaksanaan setiap harinya.
Memeriksa kualitas material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Mengecek pekerjaan pemasangan instalasi bersama supervisor sebelum dicek bersama manajement konstruksi.
6.
Logistik Tugas dan wewenang Logistik adalah sebagai berikut:
Survey harga satuan barang / material dari lokasi pabrik, toko-toko / suplier.
Pengadaan material alat untuk sample serta harga satuan, serta jenis bahan dan yang lainnya.
Melakukan pembelian produk yang dibutuhkan dalam suatu proyek sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam surat permintaan.
Membuat laporan secara berkala setiap bulan barang yang masuk ke proyek, kebutuhan proyek dll.
II-30
Melaporkan data-data harga satuan, jenis bahan, mutu / kualitas bahan yang dipakai.
7.
K3/Safety Tugas dan wewenang K3/Safety adalah sebagai berikut :
Melaksanakan kebijakan keselamatan, kesehatan kerja, dan lingkungan.
Melaksanakan kegiatan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
Membuat laporan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
Melaksanakan kegiatan safety induction, bagi pekerja baru
8.
Supervisor Mekanikal Tugas dan wewenang Supervasior Mekanikal adalah sebagai berikut :
Memahami gambar kerja dan spesifikasi teknik pemasangan instalasi pipa air bersih, air buangan dan sistem kebakaran.
Memahami gambar kerja dan spesifikasi teknik pemasangan pompa baik untuk air bersih, air buangan dan sistem kebakaran.
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja dan spesifikasi teknik pemasangan instalasi pipa air bersih, air buangan dan sistem kebakaran.
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja dan spesifikasi teknik pemasangan pompa baik untuk air bersih, air buangan dan sistem kebakaran.
Mengawasi, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan.
Mengadakan pemeriksaan dan mengukur hasil pekerjaan di lapangan
9.
Supervisor HVAC (Heating, Ventilation & Air Condition) Tugas dan wewenang Supervasior HVAC (Heating, Ventilation & Air Condition) adalah sebagai berikut :
Memahami gambar kerja dan spesifikasi teknik pemasangan HVAC (Heating, Ventilation & Air Condition).
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja dan spesifikasi teknik pemasangan HVAC (Heating, Ventilation & Air Condition).
Mengawasi, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan.
Mengadakan pemeriksaan dan mengukur hasil pekerjaan di lapangan.
II-31
10.
Supervisor Elektrikal Tugas dan wewenang Supervasior HVAC (Heating, Ventilation & Air Condition) adalah sebagai berikut :
Memahami gambar kerja dan spesifikasi teknik pemasangan panel, kabel dan instalasi komponen listrik.
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program kerja dan spesifikasi teknik pemasangan panel, kabel dan instalasi komponen listrik.
Mengawasi, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan.
Mengadakan pemeriksaan dan mengukur hasil pekerjaan di lapangan
2.3
Pengendalian Proyek
2.3.1 Rencana Pelaksanaan Sebelum memulai suatu pekerjaan proyek, tim pelaksana diharuskan membuat rencana kerja, hal ini agar pelaksanaan dapat berjalan secara teratur dan terarah. Dalam pelaksanaan pekerjaan dilakukan menurut perbaikan rencana yang telah ditetapkan. Secara umum pelaksanaan pekerjaan tersebut dapat dikelompokan kedalam 3 tahap, yaitu sebagai berikut : 1.
Tahap pekerjaan pendahuluan
Membuat rencana kerja (time schedule) yang disetujui oleh konsultan.
Menyiapkan tenaga kerja yang cukup mampu dalam jumlah yang sesuai dengan jenis serta volume pekerjaan yang akan dikerjakan.
Menentukan letak dan pembutan kantor serta gudang yang disetujui oleh konsultan.
Menyediakan peralatan yang akan dipakai dan alat bantu.
Pengukuran luas area yang akan dibangun.
Pemasangan pagar proyek dan bowplank.
2.
Tahap pelaksanaan umum Tahap ini mencangkup keseluruhan dari pekerjaan pembangunan fisik yaitu
mulai dari pekerjaan galian pondasi sampai serah terima hasil pekerjaan yang berupa bangunan yang telah direncanakan.
II-32
3.
Tahap penyelesaian akhir hasil pekerjaan Jika keseluruhan pekerjaan telah selesai, maka penyerahterimaan dapat
dilaksanakan. Untuk hal-hal yang tidak memuaskan dari pelaksanaan di lapangan, maka pelaksana wajib melakukan perbaikan-perbaikan sampai diperoleh kesepakatan antara perencana dan tim pelaksana bahwa pekerjaan dapat dihentikan dalam arti pekerjaan tersebut telah sesuai dengan yang direncanakan.
2.3.2 Jadwal Kerja Jadwal kerja merupakan suatu rencana waktu dalam penyelesaian suatu bagian pekerjaan. Jadwal kerja sangat penting dalam suatu proyek, hal ini untuk menentukan tahap-tahap pekerjaan sesuai dengan urutan waktu pelaksanaan yang sudah ditetapkan. Fungsi dari jadwal kerja adalah sebagai pedoman pemilik proyek (Owner) untuk mengontrol suatu pekerjaan apakah telah sesuai dengan jadwal atau belum. Maka dengan jadwal kerja, pekerjaan dapat dilaksanakan secara teratur dan kontinu serta lebih efesien. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan jadwal kerja adalah sebagai berikut: 1.
Peninjauan lapangan sehingga diperoleh data-data yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
2.
Jenis-jenis pekerjaan atau spesifikasi teknik yang akan dilaksanakan.
3.
Kemampuan dan keahlian yang dimiliki para pekerja, karena hal ini akan sangat berpengaruh pada pelaksanaan pekerjaan.
4.
Spesifikasi pekerjaan dan gambar best stack lengkap yang sesuai dengan persyaratan mutu kerja yang dilakukan.
5.
Batas waktu yang akan ditentukan.
6.
Faktor lingkungan dan cuaca yang juga dapat sangat berpengaruh terhadap berjalannya pelaksanaan pekerjaan.
II-33
Adapun tujuan dari pembuatan jadwal kerja (time schedule) adalah : 1.
Menentukan urutan pekerjaan yang sesuai dengan ketentuan dan kemampuan yang ada. Agar pelaksanaan pembangunan dapat berjalan dengan lancar serta mencapai tingkat efektifitas sumber daya secara optimal.
2.
Menganalisa adanya keterlambatan pekerjaan dilapangan sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan dan dapat diambil kebijakan alternatif lain sesuai dengan keadaan dilapangan.
Untuk
pelaksanaan
pekerjaan
Mekanikal
dan
Elektrikal
dalam
Pembangunan Apartement Mekarwangi Square Bandung ini direncanakan selama 9 bulan terhitung mulai bulan Oktober 2016 hingga bulan Juni 2017, tetapi terjadi perubahan jadwal kerja (time schedule) pada pelaksanaan pekerjaan plambing.
2.3.3 Laporan Kemajuan Proyek Laporan proyek biasanya berupa berita acara mengenai kemajuan pekerjaan yang disertai dengan lampiran harian dan bulanan. Berikut penjelasan untuk setiap laporan yang akan dilaporkan kepada pihak pemberi tugas atau pengawas proyek. 1.
Laporan Harian Laporan harian memberikan gambaran dan keterangan mengenai catatan-
catatan singkat kemajuan pekerjaan proyek yang telah dilaksanakan, baik itu pengeluaran biaya, kesulitan atau gangguan yang terjadi serta segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek. Laporan harian pada proyek pembangunan Apartement Mekarwangi Square Bandung ini diajukan oleh kontraktor pelaksana dan disetujui oleh konsultan pengawas. Adapun isi dari laporan harian ini meliputi :
Keadaan cuaca.
Jumlah pekerja yang hadir.
Kegiatan yang dilaksanakan.
Jumlah dan jenis material yang didatangkan.
Alat dan pengujian (peralatan-peralatan yang digunakan).
II-34
2.
Laporan Mingguan Laporan mingguan disusun berdasarkan data-data dari laporan harian.
Laporan mingguan wajib dilaporkan secara berkala setiap tujuh hari oleh tim pelaksana dan diperiksa oleh pengawas dan diserahkan kepada panitia pembangunan setelah ditandatangani oleh pemimpin pelaksanaan juga pengawas sebagai tanda bukti mengetahui atau menyetujui isi laporan tersebut. Adapun isi dari laporan mingguan meliputi :
Jumlah tenaga kerja yang dipakai.
Laporan prestasi kerja dalam 1 minggu
Laporan visual berupa foto-foto pelaksanaan pekerjaan dalam 1 minggu.
Laporan kendala pelaksanaan pekerjaan selama 1 minggu.
Laporan perubahan-perubahan dan permohonan perubahan selama 1 minggu.
Rencana kerja untuk minggu depan.
3.
Laporan Bulanan Laporan bulanan disusun berdasarkan data-data dari laporan mingguan.
Laporan bulanan dilaporkan secara berkala setiap bulannya oleh tim pelaksana dan di periksa oleh pengawas dan diserahkan kepada panitia pembangunan setelah ditandatangani oleh pemimpin pelaksanaan juga pengawas sebagai tanda bukti mengetahui atau menyetujui isi laporan tersebut. Adapun isi dari laporan bulanan meliputi :
Laporan pencapaian pelaksanaan pekerjaan tiap minggunya dalam 1 bulan.
Laporan visual berupa foto-foto pelaksanaan pekerjaan tiap minggunya dalam 1 bulan.
Laporan surat menyurat yang dilakukan oleh kontraktor.
Laporan kendala pelaksanaan pekerjaan selama kurun waktu 1 bulan
Laporan perubahan-perubahan dan permohonan perubahan selama kurun waktu 1 bulan.
II-35
Laporan evaluasi terhadap pekerjaan dilapangan dalam kurun waktu 1 bulan. Selain laporan diatas tim pelaksana pun perlu melaporkan segala sesuatu
kejadian di luar dugaan yang terjadi di lapangan yang dapat mempengaruhi pekerjaan ataupun yang tidak mempengaruhi pekerjaan, juga melaporkan langkahlangkah yang telah diambil untuk menghadapi hal tersebut. 2.3.4 Sistem Pengadaan Barang Dalam mengadakan barang untuk keperluan pembangunan proyek, ada beberapa sistem yang harus diperhatikan, yaitu sistem permintaan barang, sistem penerimaan barang dan sistem pembayaran barang. 1.
Sistem Permintaan Barang
Koordinator lapangan membuat data permintaan barang yang dibutuhkan untuk pekerjaan dilapangan.
Logistik memeriksa form permintaan dan memberikan keterangan persediaan barang yang ada digudang.
Setelah logistik memeriksa dan bila barang yang diminta tidak terdapat di gudang maka pihak logistik menyerahkan data permintaan barang kepada bagian keuangan.
Selanjunya keuangan melaporkan data permintaan barang kepada kepala proyek terlebih dahulu.
Kepala proyek kemudian melaporkan data permintaan barang kebutuhan di proyek kepada panitia pembangunan agar mendapat persetujuan untuk membeli barang. Bila panitia pembangunan menyetujui, kemudian data yang telah disetujui oleh panitia pembangunan diserahkan kembali kepada kepala proyek.
Lalu kepala proyek menghubungi bagian keuangan bahwa permintaan barang telah disetujui dan pihak keuangan menghubungi supplier untuk memesan barang yang dibutuhkan.
Lalu keuangan menyampaikan kepada pihak logistik bahwa permintaan barang telah dipesan.
II-36
2.
Sistem Penerimaan Barang
Setelah barang datang, maka pihak logistik memeriksa jumlah dan kualitas bahan sesuai dengan permintaan yang telah diajukan.
Lalu logistik menyerahkan laporan barang dan bahan-bahan yang sudah diterima kepada pihak keuangan.
Kemudian bagian keuangan mencatat data barang yang datang dan yang telah diterima. Lalu bagian keuangan melaporkan kepada kepala proyek yang menyatakan bahwa logistik telah menerima barang dan bahan yang diminta.
3.
Sistem Pembayaran Barang
Supplier menyerahkan tanda bukti pembelian barang yang harus dibayarkan kepada keuangan berikut dengan volume harga satuan barang.
Sebelum keuangan mengeluarkan dana, bagian keuangan melaporkan terlebih dahulu kepada kepala proyek yang laporan tersebut didalamnya tercantum jumlah uang yang harus dibayarkan dengan disertakan nama supplier yang bersangkutan, kemudian kepala proyek melaporkan kembali kepada panitia pembangunan agar mendapat persetujuan atas pengeluaran data dan untuk pembayaran barang dan bahan.
Lalu panitia pembangunan megeluarkan giro untuk pembayaran barang supplier yang didalamnya tercantum jumlah uang yang dibayar atau dikeluarkan yang disertai nama supplier yang bersangkutan kepada kepala proyek melalui bagian keuangan panitia pembangunan.