Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
2.1
PROFIL UMUM WILAYAH KABUPATEN LOMBOK BARAT Profil Kabupaten Lombok Barat secara umum mendeskripsikan kondisi fisik,
kependudukan, ekonomi, yang diuraikan pada sub subbab berikut ini.
2.1.1
Kondisi Geografis Secara geografis wilayah Kabupaten Lombok Barat terletak antara 115 0,46’ sampai
dengan 1160.28’ Bujur Timur, dan 80.12’ sampai dengan 80.55’ Lintang Selatan dengan batasbatas wilayah :
Sebelah Utara
:
Kabupaten Lombok Utara
Sebelah Selatan
:
Samudera Indonesia,
Sebelah Barat
:
Selat Lombok dan Kota Mataram,
Sebelah Timur
:
Kabupaten Lombok Tengah
Ibu Kota Kabupaten Lombok Barat terletak di Gerung sekaligus sebagai pusat pemerintahan kabupaten. Luas wilayah Kabupaten Lombok Barat adalah + 1.053,92 Km2 yang terdiri dari daratan seluas + 862,62 Km2 dan lautan seluas 1.352,49 Km2. Peta wilayah administrasi Kabupaten Lombok Barat dapat dilihat pada Peta 2.1 pada halaman berikutnya. 2.1.2
Luas Wilayah Secara administrasi Kabupaten Lombok Barat terbagi dalam 10 Kecamatan, 88 Desa
dan 657 Dusun dimana Kecamatan Sekotong memiliki luas wilayah terbesar dengan luas wilayah + 330,45 Km2 dan terkecil Kecamatan Kuripan dengan luas wilayah + 21,56 Km2, seperti terlihat pada Tabel 2.1 berikut di bawah ini.
Laporan Fakta & Analisa
Bab II -1
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Barat
Laporan Fakta & Analisa
Bab II -2
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
Tabel 2.1 No.
Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Lombok Barat Kecamatan
1.
Sekotong
2. 3. 4 5 6 7 8 9 10
Lembar Gerung Labuapi Kediri Kuripan Narmada Lingsar Gunungsari Batu Layar
Desa 9
Banyaknya Dusun Kelurahan 106 -
10 87 11 71 12 73 10 74 6 40 21 131 15 93 16 103 9 63 119 841 Sumber: BPS Kabupaten Lombok Barat Tahun 2017
2.1.3
Luas Wilayah (Km2) 529.38
3 3
62.66 62.3 28.33 21.64 21.56 107.62 96.58 89.74 34.11 1053.92
Kondisi Fisik Dasar
2.1.3.1 Topografi Wilayah Wilayah Kabupaten Lombok Barat sebagian besar berada pada ketinggian di bawah 500 meter di atas pemukaan laut, yaitu sebesar 74,33%, sedangkan yang ketinggian melebihi 1.000 meter sebesar 7,91% dari luas wilayah Kabupaten Lombok Barat. Data ketinggian wilayah Kabupaten Lombok Barat dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2
Ketinggian Wilayah Kabupaten Lombok Barat
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kecamatan
Luas Wilayah (Km2)
Ketinggian (dpl)
529.38 62.66 62.3 28.33 21.64 21.56 107.62 96.58 89.74 34.11
10 14 21 26 48 36 136 97 19 8
Sekotong Lembar Gerung Labuapi Kediri Kuripan Narmada Lingsar Gunungsari Batu Layar Jumlah
1053.92
Sumber: BPS Lombok Barat Tahun 2018
Dalam kegiatan pembangunan, kemiringan tanah menjadi salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan, karena kemiringan tanah sangat berpengaruh terhadap erosi permukaan tanah. Semakin panjang dan semakin besar kemiringan tanah, akan semakin cepat aliran permukaan dan semakin besar daya angkut dari aliran tersebut. Tingkat kemiringan lahan di Kabupaten Lombok Barat sangat bervariasi dan diklasifikasikan dalam 4 (empat) tingkat kelerengan. Tingkat kemiringan yang paling luas adalah 0 - 2%, yaitu 30.660 ha (35,54% dari luas Kabupaten Lombok Barat), kemiringan 2 - 15 % seluas 15.759 Ha (18,27 % dari luas Kabupaten Lombok Barat), kemiringan di atas 40 % seluas 13.693 Ha (15,87% dari luas Kabupaten Lombok Barat).
Laporan Fakta & Analisa
Bab II -3
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
Tabel 2.3 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Tingkat Kemiringan Tanah di Wilayah Kabupaten Lombok Barat Luas Peringkat Kemiringan (Ha) 0-5% 5 - 15 % 15 - 40 % > 40 % 2.946 985 1.075 3.968 1.968 891 552 0 2.827 2.562 2.898 2.475 3.835 2.838 2.985 0 1.565 134 158 307 986 899 271 1.858 975 4.120 1.072 722 316 2.595 2.149 2.285 8.946 3.167 14.576 6.356 30.660 15.759 26.150 13.693 35,54 18,27 30,31 15,87
Kecamatan Gunungsari Batulayar Narmada Lingsar Kediri Kuripan Labuapi Gerung Lembar Sekotong Jumlah Persentase (%)
Jumlah (ha) 8.974 3.411 10.762 9.658 2.164 2.156 2.833 6.230 7.029 33.045 86.262 100,00
Sumber: BPN Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008
Dilihat dari penyebarannya, Kecamatan Labuapi dan Kediri termasuk kategori relatif datar. Sedangkan Kecamatan Kuripan dan Kecamatan Gerung sebagian besar termasuk datar walaupun ada yang bergelombang hingga terjal. Adapun wilayah utara dan selatan sebagian besar bergelombang hingga terjal, oleh karena itu kegiatan pembangunan yang dilaksanakan di wilayah Kabupaten Lombok Barat bagian utara dan selatan harus harus menghindari timbulnya kerusakan tanah.
2.1.3.2 Geohidrologi Wilayah Kabupaten Lombok Barat dilalui oleh banyak aliran sungai dan anak sungai, namun tidak semua sungai berair sepanjang tahun. Sumber mata air di wilayah Kabupaten Lombok Barat berjumlah sekitar 146 titik yang airnya mengalir ke Sungai Meninting, Dodokan, Jangkuk, Babak dan Sekotong. Potensi air baku di Kabupaten Lombok Barat untuk pengembangan Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) selama 10 (sepuluh) tahun ke depan pada umumnya tersedia. Air permukaan yang dapat dimanfaatkan adalah Sungai Meninting, Jangkok dan Babak. Wilayah kecamatan yang memerlukan upaya khusus untuk pemenuhan air baku serta air minumnya adalah Gerung, Kediri, Narmada dan Lembar serta 2 (dua) Ibu Kota Kecamatan (IKK) dan 22 Desa. Tabel 2.4
Sungai-Sungai di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2016
No.
Kecamatan
Jumlah Sungai
1.
Sekotong
2
2.
Lembar
1
3.
Gerung
2
4.
Labuapi
2
5.
Kediri
1
6.
Kuripan
3
Nama Sungai
Laporan Fakta & Analisa
Kelep Pelangan Jelateng Babak Dodokan Babak Remeneng Paku Keling Dodokan Sulin/Ledang Lekong Dalem/Batu Kumbung
Bab II -4
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
No.
Kecamatan
Jumlah Sungai
7.
Narmada
2
8.
Lingsar
2
9.
Gunungsari
4
10.
Batu Layar
1
Nama Sungai
Babak Jangkok Jangkok Midang Meniting Pusuk Medas Midang Meniting
Sumber: BPN Kabupaten Lombok Barat Tahun 2008
2.1.3.3 Klimatologi
Wilayah Kabupaten Lombok Barat sebagian besar beriklim tropis dengan dua musim, yaitu musim kemarau yang berlangsung antara bulan Juni hingga Agustus dan musim hujan antara bulan September hingga Mei. Temperatur/suhu udara pada tahun 2008 rata -rata berkisar antara 22,22ºC sampai 30,46ºC dan suhu maksimum terjadi pada bulan Oktober dengan suhu 32,10ºC serta suhu minimum 20,70ºC terjadi pada bulan Juni. Kelembaban udara berkisar antara 81,58%, kelembaban udara maksimum terjadi pada bulan Maret dan Nopember sebesar 86,00% sedangkan kelembaban minimum terjadi pada bulan September dan Agustus sebesar 77,00%. Lamanya penyinaran matahari yang terjadi selama tahun 2008 rata-rata 68,67%, lamanya penyinaran matahari maksimum terjadi pada bulan Juli sebesar 86,00% dan lamanya penyinaran matahari minimum terjadi pada bulan Pebruari, Nopember dan Desember sebesar 49,00%. Kecepatan angin rata-rata yang terjadi selama tahun 2008 sebesar 207/8 knot, kecepatan maksimun terjadi pada bulan Pebruari yaitu 270/10 knot, sedangkan kecepatan minimum terjadi pada bulan Mei sebesar 135/8 knot. Tekanan udara yang ditandai dengan dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Tekanan udara berkisar antara 1.001,60 mbs 1.006,60 mbs. Sedangkan keadaan curah hujan pada tahun 2008 sebesar 144,29 mm dengan curah hujan terendah bulan Juli sebesar 0,00 mm dan curah hujan tertinggi pada bulan Nopember sebesar 448,90 mm. Tabel 2.5
Keadaan Iklim di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2015
No
Bulan
Hari Hujan
Curah Hujan (mm)
Lama Penyinaran Marahari
Rata-rata Kecepatan Angin
Kecepatan Angin Maksimum
Arah Angin
Tekanan Udara (mb)
Kelembaban (%)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
21 16 12 18 5 4 1 1 1 1 11 16
203 171 262 220 124 38 3 2 1 13 185 272
66 66 64 59 85 90 85 83 87 91 77 65
7 5 6 5 5 6 5 7 8 7 6 5
13 11 13 11 10 12 10 12 13 12 12 11
270 270 270 170 135 135 135 135 135 270 135 270
1004,70 1005,30 1006,10 1005,10 1007,00 1007,30 1008,50 1008,80 1009,10 1008,80 1005,80 1009,80
31,30 31,60 31,60 32,10 31,80 30,80 30,90 31,10 32,10 33,70 33,90 32,50
Temperatur (°) Min Max 24,20 23,00 22,90 23,50 22,20 21,20 19,90 20,10 20,50 21,40 23,80 24,30
Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat Dalam Angka 2016
Laporan Fakta & Analisa
Bab II -5
24,20 23,00 22,90 23,50 22,20 21,20 19,90 20,10 20,50 21,40 23,80 24,30
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
2.1.4
Karakteristik Kependudukan Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2016, jumah penduduk Kabupaten
Lombok Barat sebesar 665.132 jiwa yang terdiri dari 325.213 jiwa penduduk laki-laki dan 339.919 jiwa penduduk perempuan dengan luas wilayah Kabupaten Lombok Barat sebesar 1053.92 km2, maka kepadatan penduduk tahun 2016 sekitar 631 jiwa/km2. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk maka kepadatan penduduk 2016 lebih tinggi dibandingkan dua tahun terakhir yaitu 621 jiwa/ km2 pada tahun 2015 dan 612 jiwa/km2 pada tahun 2014. Secara umum jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki, akan tetapi perbandingannya selama tiga tahun terakhir tidak ada peningkatan yang cukup berarti. Dengan rasio jenis kelamin sebesar 95,67 pada tahun 2016 berarti setiap 100 penduduk perempuan terdapat 95 penduduk laki-laki. Adapun rincian jumlah dan kepadatan penduduk pada wilayah Kabupaten Lombok Barat terdapat pada Tabel 2.6. Tabel 2.6 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah Penduduk di Kabupaten Lombok Barat Tahun 2016 Kecamatan
Sekotong Lembar Gerung Labuapi Kediri Kuripan Narmada Lingsar Gunungsari Batu Layar Jumlah
Luas (Km2) 529.38 62.66 62.3 28.33 21.64 21.56 107.62 96.58 89.74 34.11 1053.92
Jumlah Penduduk Laki-laki
Perempuan
34.052 24.075 38.589 31.799 27.951 18.326 44.998 33.440 45.021 26.962 325.213
34.339 25.165 42.933 33.532 29.364 18.926 47.514 35.019 46.016 27.051 339.919
Jumlah (jiwa)
Kepadatan penduduk (jiwa/km2)
68.451 49.240 81.522 65.331 57.315 37.252 92.512 68.459 91.037 54.013 665.132
129 786 1.309 2.306 2.649 1.728 860 709 1.014 1.583 631
Sumber: Kabupaten Lombok Barat Dalam Angka, 2017
2.1.5
Pekembangan Ekonomi Wilayah PDRB Kabupaten Lombok Barat atas dasar harga berlaku (ADHB) tahun 2016
mencapai Rp. 12 668 271,45 , tahun 2015 sebesar Rp. 11 446 904,00 Juta dan tahun 2014 menjadi Rp. 10 131 268,52 Juta. Sementara PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) pad atahun 2016 dengan nilai Rp. 9 795 845,08 Juta, tahun 2015 sebesar Rp. 9 264 932,75 Juta dan tahun 2014 sebesar Rp. 8 708 308,06 Juta. Tabel 2.7
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Lombok Barat Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2014─2016
No
Sektor Lapangan Usaha
1. 2. 3. 4.
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
5. 6. 7. 8. 9.
Laporan Fakta & Analisa
2014
2015*
2016**
2 086 399,34 653 061,31 457 007,49 7 086,28 12 630,46
2 389 766,62 725 588,77 499 902,54 8 448,39 13 753,10
2 650 615,60 808 248,66 554 492,79 10 170,84 15 173,49
1 252 869,11 1 310 858,07
1 435 314,59 1 455 762,42
1 596 313,44 1 647 389,73
979 747,76 850 468,27
1 135 885,91 959 178,32
1 199 942,88 1 092 718,64
Bab II -6
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
No 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Sektor Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estat Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan,Pertahanan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya PDRB
2014
dan
2015*
2016**
212 534,21 286 582,95 356 387,61 11 402,04 721 063,29
228 548,45 322 077,24 397 071,13 12 555,50 810 351,85
254 786,47 368 415,72 443 892,02 13 768,37 850 514,07
503 541,52 192 749,61 236 879,22 10 131 268,52
569 578,18 215 780,40 267 340,60 11 446 904,00
638 232,49 232 943,34 290 652,90 12 668 271,45
Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2017 Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
Tabel 2.8
PDRB Kabupaten Lombok Barat Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2014─2016
No
Sektor Lapangan Usaha
1. 2. 3. 4.
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Transportasi dan Pergudangan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Real Estat Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan,Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya PDRB
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
2014
2015*
2016**
1 861 905,65 589 082,25 444 760,62 9 000,30 9 947,63
1 981 102,07 631 917,05 466 433,46 9 400,74 10 409,43
2 030 748,90 675 210,75 492 157,39 10 330,39 11 017,55
1 170 633,82 1 107 297,02
1 257 848,02 1 169 026,85
1 362 558,50 1 260 451,66
855 769,61 575 948,88 210 424,98 234 462,98 279 040,94 9 731,58 535 169,12
920 290,96 599 657,88 228 275,36 255 108,83 297 875,14 10 280,29 553 415,19
939 849,10 658 531,94 250 999,78 281 015,79 321 263,97 10 808,66 565 821,65
420 054,25 174 314,36 220 764,07 8 708 308,06
452 372,88 186 569,66 234 948,95 9 264 932,75
478 711,71 195 953,18 250 414,19 9 795 845,08
Sumber data : BPS Kabupaten Lombok Barat tahun 2017 Keterangan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
2.2.
GAMBARAN UMUM PERKOTAAN GERUNG
2.2.1
Karakteristik Fisik Dasar
2.2.1.1 Administrasi Perkotaan Gerung terdiri dari 3 wilayah desa dan 3 wilayah kelurahan, diantaranya yaitu Desa Beleka, Dasan Tapen, Babussalam, dan Kelurahan Gerung Utara, Gerung Selatan, Perkotaan Gerung sebagai berikut: Batas Utara
: Desa Omba Baru
Batas Timur
: Desa Jagaraga dan Desa Kuripan
Batas Selatan : Desa Tempos dan Desa Banyu Urip Batas Barat
Laporan Fakta & Analisa
: Desa Gapuk dan Desa Dasan Baru
Bab II -7
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
Gambar 2.2 Peta Wilayah Administrasi Perkotaan Gerung
Laporan Fakta & Analisa
Bab II -8
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
Rincian luas administrasi wilayah Perkotaan Gerung berdasarkan desa sebagai berikut: Tabel 2.9 No. 1 2 3 4 5 6
Luas Wilayah Administrasi Perkotaan Gerung Desa/Kelurahan
Beleka Dasan Tapen Gerung Utara Gerung Selatan Babussalam Dasan Geres Total
Luas (Ha) 261 212 350 233 216 281 1.553
Prosentase terhadap luas Perkotaan Gerung 16,81 13,65 22,54 15,00 13,91 18,09 100.00%
Sumber: Peta Administrasi Perkotaan Gerung Tahun 2018
Berdasarkan hasil delineasi Kawasan Perkotaan Gerung, luas keseluruhan wilayah BWP adalah 1.553 Ha atau sebesar 24.8% dari luas total Kecamatan Gerung. Pada wilayah BWP, Kelurahan Gerung Utara adalah wilayah kelurahan terluas yakni sebesar 22,5% dari total luas BWP, sedangkan wilayah Kelurahan Dasan Geres sebesar 18,1%, Desa Beleka Sebesar 16,8%, Gerung Selatan sebesar 15%, Desa Babussalam 13,9% dan wilayah terendah adalah Desa Dasan Tapen yakni sebesar 13,7% dari total luas BWP Gerung (Gambar 2.2).
2.2.1.2. Topografi Topografi adalah ketinggian suatu wilayah terhadap permukaan laut. Makin tinggi suatu wilayah dari atas permukaan laut, maka wilayah tersebut makin sulit untuk dikembangkan sebagai kegiatan perkotaan. Topografi di Kota Gerung berkisar antara 0 sampai lebih 2000 m di atas permukaan air laut. Secara fisiografi merupakan wilayah dataran rendah dan dataran tinggi. Wilayah dataran rendah merupakan wilayah yang dapat dikembangkan untuk kegiatan budidaya dan pengembangan perkotaan tanpa kendala berarti. Sedangkan dataran tinggi merupakan wilayah yang dapat dikembangkan untuk kegiatan pelestarian hutan lindung. 2.2.1.3. Klimatologi Kondisi alam di Kota Gerung sebagaimana pada umumnya di Indonesia, Kota Gerung beriklim tropis. Berdasarkan data dari Badan Meteorologi dan Geofisika Kabupaten Lombok Barat stasiun pengamatan Kediri pada tahun 2016, hujan terjadi antara bulan Oktober sampai dengan April dengan hujan tertinggi pada bulan Nopember dengan curah hujan 504 mm.
Tabel 2.10. Data Curah Hujan Kabupaten Lombok Barat Stasiun Kediri No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
Laporan Fakta & Analisa
Tahun 2016 360 249 158 297 146 211 65 38
2017 155 287 96 213 186 140 11 15
Bab II -9
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
No. 9 10 11 12
Bulan
Tahun
2016 September 195 Oktober 243 Nopember 504 Desember 323 Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
2017 30 159 388 303
2.2.1.4. Jenis Tanah Jenis tanah merupakan salah satu faktor yang menentukan kesesuaian penggunaan lahan terhadap kegiatan tertentu, khususnya terkait dengan pengembangan kegiatan budidaya dan non budidaya. Karakteristik jenis tanah tersebut adalah sebagai berikut : 1.
2.
3.
Andosol a.
Bahan induk : abu dan tuff vulkanik
b.
Sifat dan corak :
Warna
: hitam hingga kuning
Tekstur
: lempung hingga debu, liat menurun
Keasaman
: agak masam hingga netral
Zat organik
: lemah
Kejenuhan
: basa
Permeabilitas
: sedang
Kepekaan erosi : besar
Pemakaian
: sayuran, bunga-bungaan, teh, kopi, hutan pinus
Regosol a.
Bahan induk : alluvial dari aneka macam asal
b.
Sifat dan corak :
Warna
: kelabu hingga kuning
Tekstur
: pasir, kadar liat < 40%
Keasaman
: aneka
Zat organik
: kadar rendah
Kejenuhan
: aneka
Permeabilitas
: tinggi
Kepekaan erosi : tinggi
Pemakaian
: padi sawah, palawija, tebu, sayuran
Mediteran Merah a.
Bahan induk : batu kapur keras, batuan sedimen dan tuff vulkanik basa
b.
Sifat dan corak :
Warna
: kuning hingga merah
Tekstur
: lempung liat
Laporan Fakta & Analisa
Bab II -10
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
4.
5.
Keasaman
: agak masam hingga netral
Zat organik
: rendah
Kejenuhan
: basa tinggi
Permeabilitas
: sedang
Kepekaan erosi : besar hingga sedang
Pemakaian
: padi sawah, tegalan, rumput ternak
Litosol a.
Bahan induk : batuan beku, batuan sedimen keras
b.
Sifat dan corak :
Warna
: aneka
Tekstur
: aneka umumnya berpasir
Keasaman
: aneka
Zat organik
: aneka
Kejenuhan
: aneka
Permeabilitas
: aneka
Kepekaan erosi : besar
Pemakaian
: tanaman keras, rumput, palawija
Brown Forest Soil a.
Bahan induk : batukapur (karang/sedimen)
b.
Sifat dan corak :
Warna
: coklat hingga kelabu
Tekstur
: liat hingga kelabu
Keasaman
: agak asam dilapisan atas makin alkalis dilapisan bawah
Zat organik
: rendah (< 30%)
Kejenuhan
: basa tinggi
Permeabilitas
: sedang
Kepekaan erosi : besar
Pemakaian
: hutan jati, ilalang, pekapuran
2.2.1.5. Tekstur Tanah Tekstur tanah adalah kasar halusnya bahan padat organik tanah berdasarkan perbandingan fraksi tanah, lempung, debu dan air. Tekstur ini berpengaruh terhadap pengolahan tanah dan pertumbuhan tanaman terutama dalam mengatur kandungan uadar dalam rongga tanah dan persediaan serta kecepatan persesapan air tanah tersebut. Berdasarkan tekstur, di Kota Gerung merupakan jenis tanah dengan tekstur tanah halus (liat) yang tersebar di seluruh desa/kelurahan.
Laporan Fakta & Analisa
Bab II -11
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
Gambar 2.3 Peta Geologi BWP Gerung
Laporan Fakta & Analisa
Bab II -12
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
Gambar 2.4 Peta Kondisi Kelerengan BWP Gerung
Laporan Fakta & Analisa
Bab II -13
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
2.2.1.6. Kedalaman Efektif Tanah dan Geologi Kedalam efektif tanah menggambarkan ketebalan tanah sejauh mana akar tanaman dapat berkembang. Besarnya diukur dari permukaan tanah sampai dengan lapisan dimana akar tanaman tidak dapat lagi menembusnya. Lapisan tersebut biasanya berupa penghalang fisik yang berupa batuan atau lapisan kedap akar. Pada keadaan tertentu lapisan tersebut dapat berupa suatu lapisan yang secara kimia mengandung racun yang mematikan akar tanaman. Kedalaman efektif tanah untuk Kecamatan gerung dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu : a.
> 90 cm,
b.
60 – 90 cm,
c.
< 30 cm. Berdasarkan Peta Geologi Lembar Lombok, Nusa Tenggara Barat oleh S. Andi Mangga,
dkk (1994) Kecamatan Gerung tersusun oleh : (Peta Geologi Terlampir) a.
Aluvium (Qa) terdiri dari kerakal, kerikil, pasir, lempung, gambut dan pecahan koral;
b.
Formasi Kalibabak (TQb) yang terdiri dari breksi dan lava;
c.
Formasi Kalipalung (TQp) yang terdiri dari perselingan breksi gampingan dan lava;
d.
Formasi Pengulung (Tomp) yang terdiri dari breksi, lava, tuff dengan lensa batugamping yang mengandung mineral sulfida dan urat kuarsa;
e.
Formasi Kawangan (Tomk) yang terdiri dari perselingan batupasir kuarsa, batulempung dan breksi;
f.
Batuan Terobosan (Tmi) yang terdiri dari dasit dan basal.
2.2.1.7. Penggunaan Lahan Berdasarkan data penggunaan lahan di Wilayah Perkotaan Gerung diketahui bahwa guna lahan pada kawasan perencanaan lebih didominasi oleh lahan tak terbangun dengan peruntukan kegiatan pertanian dengan luas 968 ha. Hal ini dipengaruh oleh karakteristik ekonomi masyarakatnya yang sebagian besar bekerja di bidang pertanian. Sedangkan luas lahan terbangun di Perkotaan Gerung hanya sebesar 458 Ha dengan mayoritas penggunaan lahannya untuk peruntukan permukiman. Wilayah dengan guna lahan terbangun tertinggi adalah Kelurahan Gerung Selatan. Tabel 2.10
Rincian Penggunaan Lahan Wilayah Perkotaan Gerung
Penggunaan Lahan Tanah Tanah No. Desa/Kelurahan Bangunan/Pekarangan Sawah Kering (Ha) (Ha) (Ha) 1 Beleka 195,00 20,60 40,40 2 Dasan Tapen 150,19 22,00 32,38 3 Gerung Utara 229,00 11,78 107,12 4 Gerung Selatan 89,00 19,20 120,80 5 Babussalam 164,74 6,99 42,27 6 Dasan Geres 140,10 21,00 115,90 Total 968,03 101,57 458,87 Sumber data : Kecamatan Gerung Dalam Angka Tahun 2018
Laporan Fakta & Analisa
Lainnya (Ha) 5,00 7,43 2,10 4,00 2,00 4,00 24,53
Jumlah (Ha) 261 212 350 233 410 281 1.747
Bab II -14
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
Gambar 2.5 Peta Penggunaan Lahan BWP Gerung
Laporan Fakta & Analisa
Bab II -15
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
Gambar 2.6 Peta Sebaran Lahan Pertanian BWP Gerung
Laporan Fakta & Analisa
Bab II -16
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
Berdasarkan data jenis guna lahan pada tabel 2.10 diatas dapat diketahui bahwa guna lahan tidak terbangun di Perkotaan Gerung terbagi atas kawasan perkebunan, sawah, tegalan, dan sungai dengan luas total yaitu 1.094 ha atau sebesar 63% dari total luas lahan Wilayah Perkotaan Gerung, sedangkan lahan terbangun hanya sebesar 26 % yang merupakan lahan permukiman dan sarana penunjang aktivitas masyarakat seperti sarana perdagangan dan jasa, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya (Gambar 2.3).
2.2.2
Karakteristik Fisik Binaan
2.2.2.1. Kondisi Permukiman dan Perumahan Karakteristik permukiman di BWP Gerung didominasi oleh permukiman dengan pola Grid yang terbentuk secara alami dengan karakteristik perumahan yang didominasi oleh bangunan yang dibangun oleh perorangan. Jenis perumahan yang terdapat di BWP Gerung dapat dibagi menjadi jenis rumah besar, sedang, dan kecil dengan konstruksi rumah permanen, semi permanen dan non permanen. Jenis rumah semi permanen dan non permanen cenderung berada dilokasi yang berdekatan dengan sungai.
2.2.2.2. Sarana Pendidikan Jenis sarana pendidikan di wilayah Perkotaan Gerung dapat dibagi menjadi 5 jenis, yaitu SD, SMP, SMA/SMK, dan beberapa sekolah swasta dengan total jumlah sarana tersebut adalah 58 unit. Rincian jumlah dan sebaran sarana pendidikan di Perkotaan Gerung dijelaskan pada Tabel 2.11. Tabel 2.11
Jumlah dan Sebaran Sarana Pendidikan di Wilayah Perkotaan Gerung
No.
Desa/Kelurahan
1 2 3 4 5 6
Beleka Dasan Tapen Gerung Utara Gerung Selatan Babussalam Dasan Geres Total
SD 3 2 4 3 5 4 21
Sekolah Negeri SLTP SMU/SMK 1 1 2 1 1 1 4 3
TK 4 1 2 1 2 10
Sekolah Swasta Ibtida’yah Tsanawiayah 1 1 2 2 1 2 2 2 2 7 8
Aliyah 1 2 2 5
Jumlah 5 12 9 6 12 14 58
Sumber: Kecamatan Gerung Dalam Angka Tahun 2018
Berdasarkan data jumlah sarana pendidikan di Wilayah Perkotaan Gerung, jumlah sarana pendidikan terbagi menjadi sekolah negeri (28 unit) dan sekolah swasta (30 unit), dengan jumlah terbanyak berada di Kelurahan dasan Geres (14 unit) yang juga merupakan pusat kegiatan utama di BWP. Wilayah Perkotaan Gerung dan jumlah sarana pendidikan paling sedikit terdapat di Desa Beleka sebanyak 5 unit. Beberapa kondisi sarana pendidikan di Wilayah Perkotaan Geung dapat dilihat pada Gambar 3.6.
Laporan Fakta & Analisa
Bab II -17
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
Gambar 2.7
Sarana Pendidikan SMA dan SLTP di Perkotaan Gerung Sumber: Survei Primer, 2018
Gambar 2.8
Sekolah Dasar di Perkotaan Gerung Sumber: Survei Primer, 2018
2.2.2.3. Sarana Kesehatan Jenis sarana kesehatan yang terdapat di wilayah Perkotaan Gerung terdiri dari beberapa jenis, yaitu rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, dokter praktik, dan posyandu dengan total sarana kesehatan sejumlah 38 unit. Rincian jumlah dan sebaran sarana kesehatan di wilayah Perkotaan Gerung dijelaskan sebagai berikut: Tabel 2.12
Jumlah dan Sebaran Sarana Kesehatan di Wilayah Perkotaan Gerung
No
Desa/Kelurahan
Rumah Sakit
Puskesmas
Pustu
1 2 3 4 5 6
Beleka Dasan Tapen Gerung Utara Gerung Selatan Babussalam Dasan Geres Total
1 1
1 1 2
1 1 1 3
Praktek Dokter 4 1 2 1 1 9
Posyandu 4 6 5 5 9 9 38
Sumber: Kecamatan Gerung Dalam Angka Tahun 2018
Laporan Fakta & Analisa
Bab II -18
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
Gambar 2.9
Rumah Sakit di Perkotaan Gerung Sumber: Survei Primer, 2018
Di Wilayah Perkotaan Gerung terdapat 1 unit Rumah Sakit Umum yang memilik skala pelayanan Kabupaten dan 2 unit puskesmas yang memiliki skala pelayanan kecamatan, keberadaan puskesmas tersebut juga ditunjang dengan keberadaan Puskesmas Pembantu yang tersebar di beberapa desa.
Gambar 2.10
Puskesmas di Perkotaan Gerung Sumber: Survei Primer, 2018
2.2.2.4. Sarana Peribadatan Sarana peribadatan di wilayah Perkotaan Gerung terdiri dari masjid, musholla, langgar dan pura yang tersebar disetiap desa, dengan total sarana peribadatan masjid dan musholla sebanyak 66 unit. Jumlah dan sebaran sarana peribadatan di setiap desa di Wilayah Perkotaan Gerung dijelaskan pada Tabel 2.13. Tabel 2.13
Jumlah dan Sebaran Sarana Peribadatan di Wilayah Perkotaan Gerung
No
Desa/Kelurahan
Masjid
Musholla
Langgar
Pura
Jumlah
1 2 3 4 5 6
Beleka Dasan Tapen Gerung Utara Gerung Selatan Babussalam Dasan Geres Total
6 4 3 4 9 9 35
5 5 7 4 3 7 31
5 5 1 7 3 5 26
4 3 1 8
16 18 14 16 15 21 100
Sumber: Kecamatan Gerung Dalam Angka Tahun 2018
Laporan Fakta & Analisa
Bab II -19
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
Wilayah Perkotaan Gerung dilengkapi oleh sarana peribadataan yang melayani 2 jenis agama, yaitu berupa masjid dan pura dengan jumlah masjid sebanyak 35 unit dan pura sebanyak 8 unit. Kehidupan beragama masyarakat Perkotaan Gerung yang tergolong beragam dengan adanya perbedaan keyakinan yang dianut masyarakatnya tidak menimbulkan ataupun memicu terjadinya konflik agama. Kerukunan beragam dan toleransi yang ada di Perkotaan Gerung tetap terjaga dengan baik. Kondisi sarana peribadatan di Perkotaan Gerung sebagai berikut:
Gambar 2.11 Masjid di Perkotaan Gerung
Gambar 2.12 Sarana Peribadatan Pura
Sumber: Survei Primer, 2018
2.2.2.5. Sarana Perdagangan dan Jasa Sarana perdagangan dan jasa yang terdapat di Perkotaan Gerung terdiri dari pasar umum, toko/kios yang tersebar disetiap desa dan pertokongan/ruko yang berada di sepanjang jalan utama Perkotaan Gerung. Selain keberadaan sarana perdagangan tersebut, Perkotaan Gerung juga dilengkapi dengan beberapa sarana jasa seperti KUD, bank dan pegdaian dengan rincian jumlah dan sebaran dijelaskan pada Tabel 2.14 Tabel 2.14
Jumlah dan Sebaran Sarana Perdagangan dan Jasa di Perkotaan Gerung
No
Desa/Kelurahan
1 2 3 4 5 6
Beleka Dasan Tapen Gerung Utara Gerung Selatan Babussalam Dasan Geres Total
Pasar Umum 1 1 2
Toko/Kios
Warung
KUD
Bank
Pegadaian
43 23 109 153 17 61 406
9 8 43 30 5 20 115
1 1 2
3 5 8
1 1
Sumber: Kecamatan Gerung Dalam Angka Tahun 2018
Selain sektor pertanian, sektor perdagangan dan jasa merupakan salah satu sektor ekonomi yang berkembang di Perkotaan Gerung, sehingga keberadaan sarana jasa tersebut dapat menunjang kegiatan ekonomi masyarakat yaitu pada sektor pertanian sebagai unit simpan pinjam penyediaan modal usaha masyarakat. Sektor perdagangan dan jasa merupakan salah satu sektor potensial yang dapat dikembangkan di Perkotaan Gerung, hal tersebut juga ditunjang dengan keberadaan Unit Pasar
Laporan Fakta & Analisa
Bab II -20
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
Gerung dan pasar beleka dengan skala regional. Salah satu contoh pertokoan yang terdapat ditengah permukiman dan kondisi pasar di Perkotaan Gerung sebagai berikut:
Gambar 2.13
Pasar dan Toko di Perkotaan Gerung Sumber: Survei Primer, 2018
2.2.2.6. Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum Sarana Pemerintah dan pelayanan Umum di Perkotaan Gerung terpusat di wilayah Kelurahan Dasan Geres dan Kelurahan Gerung Utara yaitu Komplek Kantor Pemerintah Kabupaten Lombok Barat. Berdasarkan hasil survei terdapat beberapa kantor pemerintahan dan pelayanan umum yang terdiri perkantoran pemerintah kabupaten, kecamatan, desa dan beberapa kantor swasta. Adapun untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.14
Fasilitas Perkantoran Sumber: Survei Primer, 2018
2.2.2.7. Sarana Olahraga dan RTH Keberadaan sarana olahraga dan RTH di Perkotaan Gerung berupa lapangan sebanyak 2 unit dan Taman sebank 2 unit dengan sebaran sebagai berikut: Tabel 2.15
Jumlah dan Sebaran Lapangan di Perkotaan Gerung
No
Desa/Kelurahan
GOR
Lapangan (Unit)
Taman (Unit)
1 2 3 4
Beleka Dasan Tapen Gerung Utara Gerung Selatan
1 -
2 -
1 -
Laporan Fakta & Analisa
Bab II -21
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
No
Desa/Kelurahan
5 6
Babussalam Dasan Geres Jumlah Sumber: Survei Primer, 2018
GOR
Lapangan (Unit)
Taman (Unit)
1
2 4
1 2
Keberadaan sarana olahraga di Perkotaan Gerung berupa lapangan, sedangkan untuk sarana ruang terbuka hijau berupa taman kota, salah satu kondisi lapangan olahraga di Perkotaan Gerung sebagai berikut:
Gambar 2.15
Sarana Olahraga dan RTH Sumber: Hasil Survei, 2018
2.2.3. Karakteristik Kependudukan Kependudukan merupakan salah satu hal utama yang menjadi dasar dalam melakukan perencanaan. Diketahui bahwa jumlah penduduk Perkotaan Gerung pada tahun 2017 sebesar 42.564 jiwa yang terdiri dari 20.116 jiwa laki laki dan 22.448 jiwa perempuan. Rincian jumlah penduduk di Perkotaan Gerung adalah sebagai berikut: Tabel 2.16 Jumlah Penduduk dan KK di Perkotaan Gerung Tahun 2017 No 1 2 3 4 5 6
Desa/Kelurahan Beleka Dasan Tapen Gerung Utara Gerung Selatan Babussalam Dasan Geres Total
Jumlah Pendudk (jiwa) Laki-laki Perempuan 3.437 3.832 2.564 2.837 3.054 3.402 3.572 3.999 3.906 4.368 3.583 4.010 20.116 22.448
Jumlah Penduduk 7.269 5.401 6.456 7.571 8.274 7.593 42.564
Jumlah KK 2.002 1.541 1.708 2.107 2.231 2.217 11.806
Sumber: Kecamatan Gerung Dalam Angka Tahun 2018
Berdasarkan tabel 2.16 diatas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Perkotaan Gerung tahun 2017 yaitu 42.564 jiwa yang terdiri dari 47% penduduk laki-laki dan 53% penduduk perempuan. Jumlah KK di Perkotaan Gerung adalah 11.806 dengan jumlah terbanyak berada di Desa Babussalam. Jika melihat tingkat kepadatan penduduk, wilayah Perkotaan Gerung memiliki rata-rata tingkat kepadatan penduduk yang sangat rendah, yaitu hanya sebesar 11 jiwa/ha, rincian kepadatan penduduk Perkotaan Gerung sebagai berikut:
Laporan Fakta & Analisa
Bab II -22
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
Tabel 2.17 No. 1 2 3 4 5 6
Tingkat Kepadatan Penduduk BWP Perkotaan Gerung Desa
Beleka Dasan Tapen Gerung Utara Gerung Selatan Babussalam Dasan Geres Total
Luas (Ha) 2.61 2.12 3.50 2.33 2.16 2.81 15.53
Total Jumlah Penduduk 7.269 5.401 6.456 7.571 8.274 7.593 42.564
Kepadatan Penduduk 2.785 2.548 1.845 3.249 3.831 2.702 2.827
Sumber: Hasil Analisis (2018)
Berdasarkan tabel 2.17 diatas dapat diketahui bahwa secara administrasi desa-desa di BWP BWP Gerung memiliki tingkat kepadatan penduduk yang masih cenderung rendah, dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi berada di Desa Babussalam, hal tersebut juga sesuai dengan kondisi eksisting Desa Babussalam merupakan desa terpadat.
2.2.4. Karakteristik Prasarana/Utilitas Jaringan Transportasi Jaringan jalan utama yang ada di BWP Gerung adalah jalan arteri yang berkembang secara linier dari arah timur-barat dan merupakan jalur transportasi akses dari pelabuhan lembar ke Kota Mataram. Jalan tersebut terpusat di bagian pusat kecamatan yang didominasi oleh kawasan perdagangan jasa dan pemerintahan. Pola jaringan jalan di BWP Gerung terbagi menjadi dua fungsi yaitu sebagai akses untuk pergerakan internal dan juga sebagai akses untuk pergerakan eksternal. Untuk BWP Gerung, terdapat dua jenis pergerakan yaitu pergerakan lokal dan juga pergerakan regional. Sistem pergerakan lokal merupakan pergerakan internal wilayah kecamatan sedangkan regional meliputi kecamatan dan luar daerah. Untuk masalah mengenai sistem transportasi di BWP Gerung antara lain adalah jalan lingkungan ataupun penghubung antar desa yang sebagian masih rusak, belum adanya penerangan jalan, belum adanya rambu penunjuk jalur evakuasi bencana. Jika melihat kondisi eksisiting jalan di BWP Gerung, jaringan jalan masih di dominasi oleh jenis permukaan aspal.
Tabel 2.18
Panjang Jalan di BWP Gerung Menurut Jenis dan Desa
No.
Desa
1 2 3 4 5 6
Beleka Dasan Tapen Gerung Utara Gerung Selatan Babussalam Dasan Geres Total
Jalan Negara (Km) 2 4 2 8
Jalan Provinsi (Km) 2 4 6
Jalan Kabupaten (Km) 1 2 3 4 6 16
Jalan Desa (Km) 7 6 8 5 7 11 44
Jumlah 11 7 18 10 11 17 74
Sumber: Kecamatan Gerung Dalam Angka Tahun 2018
Laporan Fakta & Analisa
Bab II -23
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
Gambar 2.16 Peta Kepadatan Penduduk di BWP Gerung
Laporan Fakta & Analisa
Bab II -24
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
Gambar 2.17 Peta Jaringan Jalan BWP Gerung
Laporan Fakta & Analisa
Bab II -25
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
Tabel 2.19
Panjang Jalan di BWP Gerung Menurut Kondisi Jalan dan Desa
No. 1 2 3 4 5 6
Desa Beleka Dasan Tapen Gerung Utara Gerung Selatan Babussalam Dasan Geres Total
Aspal
Diperkeras
Tanah
Jumlah
4 1 10 5 4 6 30
2 2 8 5 3 6 26
5 4 4 5 18
11 7 18 10 11 17 74
Sumber: Kecamatan Gerung Dalam Angka Tahun 2018
Jaringan Air Bersih Penggunaan sumber air bersih di BWP Gerung semuanya menggunakan sumber air sumur. PDAM yang memasuki wilayah BWP Gerung melayani 3.230 rumah dan sebagian warga yang belum terlayani PDAM mengandalkan air sumur untuk keperluan sehari hari. Selain itu, kualitas dan kapasitas air sumur juga masih layak dengan kualitas fisik air sumur tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau dan tidak keruh. Penyediaan sumur juga relatif stabil sehingga warga tidak pernah kesulitan untuk memperoleh air bersih. Meski demikian, berdasarkan aspek lingkungan, penggunaan sumur di perkotaan dapat berdampak negatif terhadap ketersediaan air tanah. Kualitas dan kuantitas air tanah akan menurun jika terusmenerus diambil untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Oleh karena itu, akan lebih baik jika pengunaan air bersih lebih dikembangkan untuk menggunakan air PDAM atau dari mata air lainnya daripada air sumur. Tabel 2.20 No. 1 2 3 4 5 6
Banyaknya Rumah Tangga yang Mendapat Air Bersih di BWP Gerung Desa
PAM
Beleka Dasan Tapen Gerung Utara Gerung Selatan Babussalam Dasan Geres Total
52 141 603 1.055 18 1.361 3.230
Sumur Bantuan 0
Sumur Swadaya Masyarakat 0
Sumur Pribadi 1.791 1.319 1.009 1.095 2.388 986 8.588
Sumber: Kecamatan Gerung Dalam Angka Tahun 2018
Jaringan Energi dan Kelistrikan Pada tahun 2017 di BWP Gerung tercatat jumlah rumah tangga pengguna listrik PLN sebanyak 10.999 dimana Kelurahan Dasan Geres memiliki jumlah rumah tangga pengguna listrik PLN terbanyak sebesar 2.661 rumah tangga dan Kelurahan Gerung Selatan memiliki jumlah rumah tangga pengguna listrik PLN terendah 812 rumah tangga. Untuk lebih jelasnya mengenai banyaknya rumah tangga pengguna listrik PLN di BWP Gerung menurut Desa/Kelurahan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Laporan Fakta & Analisa
Bab II -26
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
Tabel 2.21 No. 1 2 3 4 5 6
Banyaknya Rumah Tangga Pengguna Listrik PLN di BWP Gerung Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2017 Desa
Beleka Dasan Tapen Gerung Utara Gerung Selatan Babussalam Dasan Geres Total
Jumlah Pengguna Listrik (Rumah Tangga) 1.943 1.503 1.674 812 2.406 2.661 10.999
Sumber: Kecamatan Gerung Dalam Angka Tahun 2018
Jaringan Telekomunikasi Pengembangan pelayanan sistem jaringan telekomunikasi di Kabupaten Lombok Barat yang terdiri dari sistem jaringan telepon kabel serta nirkabel. Untuk prioritas pelayanan telekomunikasi pertama ditujukan pada kawasan ekonomi kota yang meliputi pusat perdagangan dan jasa serta memiliki pengguna lebih banyak. BWP Gerung merupakan kawasan perdagangan dan jasa yang dilalui oleh jalur arteri primer sehingga BWP Gerung termasuk kawasan yang diprioritaskan. Arahan pengembangan untuk sistem telekomunikasi Kabupaten Lombok Barat meliputi pembangunan jaringan telepon di seluruh kecamatan, sedangkan untuk telepon genggam, peningkatan pelayanan meliputi pembangunan BTS.
Jaringan Drainase Jaringan Drainase adalah jaringan yang berada diatas permukaan tanah dapat dialirkan kesaluran-saluran pengumpul dan pembuangan yang akan masuk kebadan-badan sungai. Jaringan drainase dibuat guna mencegah genangan air setelah terjadinya hujan. BWP Gerung memiliki dua sistem jaringan yaitu sistem jaringan drainase tertutup serta sistem jaringan drainase terbuka. Untuk hirarki jaringan, terdapat tiga jenis hirarki yaitu kolektor, konveyor serta Kali Tanggul sebagai main drain. Jaringan drainase di BWP Gerung mengikuti pola jalan yang terdapat di BWP tersebut. Namun sistem drainase yang terdapat di BWP Gerung masih kurang baik terbukti bahwa terdapat beberapa titik yang masih terdapat genangan-genangan air saat hujan turun. Selain itu, masih terdapat beberapa ruas jalan yang tidak memiliki drainase.
Laporan Fakta & Analisa
Bab II -27
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
Gambar 2.18 Peta Jaringan Air Bersih BWP Gerung
Laporan Fakta & Analisa
Bab II -28
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
Gambar 2.19 Peta Jaringan Listrik BWP Gerung
Laporan Fakta & Analisa
Bab II -29
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
Gambar 2.20 Peta Daerah Aliran Sungai BWP Gerung
Laporan Fakta & Analisa
Bab II -30
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
Gambar 2.21 Peta Jaringan Drainase BWP Gerung
Laporan Fakta & Analisa
Bab II -31
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
2.2.5.
Potensi Dan Masalah
A.
Potensi Beberapa potensi yang diidentifikasikan di Kota Gerung antara lain, adalah :
1.
Pengembangan wilayah ; Rencana Penetapan Perkotaan Gerung sebagai Pusat Kegiatan Wilayah yang dipromosikan (PKWp) di Kabupaten Lombok Barat.
2.
Pengembangan Prasarana Wilayah ; rencana pengembangan jalan baypass, jalan kolektor primer dan kolektor sekunder serta akses jalan baru dan rencana pembangunan terminal tipe A.
3.
Ekonomi ; Kecamatan Gerung merupakan daerah pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa untuk mendukung Kota Gerung sebagai kota pemerintahan dan Ibukota Kabupaten.
4.
Lokasinya yang terletak pada jalur transportasi yang menghubungkan Lembar dengan Kota Mataram serta menghubungkan Lembar – Praya/BIL – Selong merupakan keuntungan lokasi yang mampu mendorong pertumbuhan Perkotaan Gerung lebih cepat.
5.
Merupakan pengambangan kawasan yang menjadi daya tarik investor.
6.
Pengembangan
jaringan
listrik
untuk
mendukung
pusat
pemerintahan
dan
perdagangan.
B.
Permasalahan Tabel 2.22 No. 1.
2.
Variabel Batas administrasi
Fisik dasar
Potensi dan Permasalahan di BWP Gerung Potensi
Permasalahan
Terdapat pada jalur arteri yang menghubungkan Kota Mataram, Kab. Lombok Barat dan Kab. Lombok Tengah.
Keterpaduan perencanaan antara sisi utara (Kota Mataram) dan sisi selatan (Kab. Lombok Barat) belum bersenergi dan terintegrasi
Menjadi salah satu pintu utama kegiatan perekonomian Kab. Lombok Barat dari arah utara Topografi : berada pada dataran rendah sampai dataran tinggi
Pengembangan lahan terbangun yang terbatas.
Kelerangan : bervariasi antara 0 - >15% dengan luas wilayah terbesar adalah kelerengan 215% Jenis tanah : jenis tanah dengan luasan tersebar adalah tanah regosolyang cocok untuk padi sawah, palawija, tebu, tembakau dan sayuran Kedalaman efekti tanah : ± 90 cm, perakaran dapat tumbuh tanpa hambatan Klimatologi : suhu udara cukup sejuk dengan suhu dan curah hujan cukup. Berpotensi kegiatan
Laporan Fakta & Analisa
Kedalaman tanah berkurang akibat pemanfaatan sebagai lahan terbangun. Kota Gerung merupakan daerah zona kerentanan gerakan tanah menengah. Rawan bencana longsor. Diperlukan pengaturan pengelolaan air dalam/tanah.
Bab II -32
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
No.
Variabel
3.
Penggunaan lahan
4.
Kependudukan Perkembangan penduduk Jumlah penduduk menurut jenis kelamin
Jumlah penduduk menurut pertumbuhan penduduk alami dan mitigasi
Jumlah penduduk menurut struktur umur Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan Jumlah penduduk menurut mata pencaharian
5.
Potensi
Permasalahan
pertanian, dengan memanfaatkan musim penghujan sebagai pengganti irigasi saat musim kemarau Hidrologi : potensi sumber mata air yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sebagai pengairan Kota Gerung memiliki lahan pertanian yang cukup luas sehingga berkontribusi untuk pemenuhan kebutuhan pangan, perdagangan dan jasa
Pengendalian (pengaturan ataupun pelarangan) terhadap eksploitasi bahan galian industri.
Jumlah penduduk yang meningkat menjadi pendukung bagi perkembangan Kota Gerung Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan proporsinya hampir sama, sangat menguntungkan karena proporsi angkatan kerja laki-laki dan wanita dapat berimbang. Sehingga jenis-jenis industri, perkantoran, perdagangan jasa dapat bervariasi menyesuaikan angkatan kerja. Wilayah Kota Gerung memiliki laju migrasi ke Kota Gerung cukup besar. Hal ini mengindikasikan bahwa wilayah Kota Gerung cenderung pertambahan jumlah penduduk cukup tinggi Penduduk usia produktif lebih mendominasi di Kota Gerung
Persebaran penduduknya kurang merata karena kondisi penggunaan lahan dan topografi. Penyediaan lapangan kerja yang mampu menyerap tenaga kerja masih sangat minim.
Pembangunan pendidikan tingkat Perguruan Tinggi dapat dikembangkan Pengembangan sektor non pertanian untuk penyerapan lapangan kerja
Kota Gerung dapat dikatakan rendah dalam segi pendidikan
Jumlah penduduk menurut agama
Toleransi beragama cukup tinggi
Kepadatan penduduk
Penyebaran merata
penduduk
belum
Sistem transportasi Jaringan jalan Jaringan jalan di Kota Gerung adalah jalan kolektor, lokal dan lingkungan. Jalan utama kecamatan dan jalan utama desa mayoritas adalah perkerasam aspal
Laporan Fakta & Analisa
Pembangunan perdagangan dan jasa semakin meningkat, maka akan mengurangi fungsi lahan untuk pemenuhan kebutuhan pangan
Jumlah pengangguran cenderung bartambah atau tidak optimalnya usia produktif berpengruh terhadap kondisi sosial ekonomi
Banyaknya petani dan buruh tani mengakibatkan pendapatan penduduk kurang atau di bawah standart -
Kepadatan yang tinggi di sekitar jalan arteri primer dan kolektor sekunder mengakibatkan kecenderungan permukiman menjadi padat Persebaran sarana lebih mengacu pada jalan yang memiliki fungsi jalan arteri dan jalan utama desa, sehingga persebarannya tidak merata. Kondisi jalan semakin kecil hirarkinya semakin kurang kondisinya. Pusat pola pergerakan masyarakat dan barang lebih
Bab II -33
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
No.
Variabel
Lampu lalu lintas dan perambuan
Perambuan telah terpasang pada beberapa koridor yang strategis. Rambu-rambu lalu lintas terpasang pada titik strategis
Marka jalan
Marka jalan tersebat hingga jalan lokal, seperti garis kontinyu dan garis putusputus. Zebra cross tersebar di sarana kegiatan aktif masyarakat, seperti kawasan pendidikan, perdagangan, peribadatan dan pemerintahan.
Pedestrian way
Jaringan pedestrian way tersebar hingga jaringan jalan lokal pada pusat kegiatan. Pedestrian way memiliki perkerasan paving sehingga dapat menyerap air. Pedestrian way pada koridor jalan-jalan utama kolektor dan lokal dilengkapi pohon-pohon rindang sehingga memberikan keteduhan bagi pejalan kaki.
Angkutan kota
Sudah dilalui angkutan kota menghubungkan Lembar/Sekotong – Gerung dan Kuripan – Gerung Belum ada terminal yang dapat mengakomodasi angkutan umum dan ojek
Terminal
6.
Potensi
Tata Bangunan Kondisi bangunan
Kepadatan bangunan
Arsitektur bangunan
Laporan Fakta & Analisa
Semakin banyaknya bangunan permanen tentu saja menunjukkan bahwa rata-rata kesejahteraan penduduk cukup baik Semakin lengkapnya fasilitas pendukung kegiatan baik jasa ataupun non jasa
Variasi bentuk bangunan ini mempunyai berbagai keunikan
Permasalahan terpusat pada koridor jalan arteri dan kolektor primer, sehingga mengalami kemacetan terutama pada jamjam sibuk. Potensi perambuan tidak kokoh sehingga berpotensi untuk tumbang Rambu lalu lintas terhalang pohon, sehingga tidak terlihat. Belum adanya rambu lalu lintas. Zebra cross lebih tersedia untuk kawasan kegiatan aktif masyarakat yang berada di sekitar jalan kolektor.
Jaringan pedestrian way dialihfungsikan sebagai tempat untuk PKL. Pedestrian way dimanfaatkan sebagai parkir motor dan sepeda. Pedestrian way tidak dimafaatkan sebagai jalan untuk pejalan kaki. Kurang tersedianya sistem persampahan pada tian pedestrian way. Pedagang PKL membuang limbah makanan di sekitar pedestrian way. Beberapa desa di Kota Gerung kesulitan untuk mendapatkan angkutan kota Penyediaan terminal harus dikaji kelayakannya mengingat banyak penyediaan terminal yang tidak berfungsi Di daerah-daerah pinggiran masih ditemui bangunan non permanen yang digunakan sebagai tempat tinggal penduduk Bangunan-bangunan di kawasan perdagangan jasa sepanjang jalan kolektor yang terlalu rapat sehingga kurang baik dalam segi proporsi bangunan, bentuk dan fungsi bangunan Kondisi bentuk bangunan masih sangat tidak teratur terutama di sepanjang koridor jalan utama, karena masih bercampurnya bentuk dan masa bangunan yang tinggi dan rendah, tidak tertata sehingga tidak memiliki nilai estetika.
Bab II -34
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
No.
Variabel Elemen kota
7.
Fasilitas umum Permukiman
Fasilitas pemerintahan dan bangunan umum
Perdagangan dan jasa
Pertanian
Industri
Ruang hijau
Potensi
Permasalahan
Banyak dan lengkapnya elemen kota menjadikan Kota gerung memiliki view-view atau warna tersendiri sehingga muncul sebuah identitas di tiap kawasan
Citra kawasan/elemen kota tersebut lama-kelamaan tergusur oleh arus modernisasi yang menyebabkan elemen-elemen kota tersebut luntur bahkan hilang
Kebutuhan rumah untuk masyarakat sudah terlayani, dilihat dari jumlah rumah yang dimiliki
Perlu adanya penyediaan rumah permanen untuk masyarakat menengah ke bawah karena masih terdapat rumah non permanen. Pembangunan kawasan permukiman yang berlebihan dapat mengurangi fungsi tata guna lahan pertanian, karena sejauh ini pemanfaatan lahan pertanian tersebar digunakan untuk permukiman (perumahan) Lokasi perkantoran ini memiliki dampak negatif karena kepadatan bangunan di sekitar daerah tersebut sudah tinggi dan dapat menambah kemacetan pada jamjam sibuk, pagi dan sore
Lokasinya yang strategis di sekitar jalan kolektor sekunder, sehingga aksesibilitas menuju perkantoran menjadi lebih mudah dan jarak antar kantor berdekatan sehingga terdapat lingkage Persebaran perdagangan memiliki lokasi yang strategis dan nilai ekonomis yang tinggi, terutama untuk perdagangan dan jasa skal regional di sepanjang arteri primer, sehingga nantinya akan menggeser kawasan permukiman dan pertanian di sekitarnya. Selain itu memudahkan adanya aksesibilitas distribusi barang. Lahan pertanian subur dengan jenis tanah regosol
Terdapat embrio pengembangan industri di Kota Gerung terbuka
Laporan Fakta & Analisa
Masih memungkinkan adanya pengembangan kawasan RTH untuk kawasan pelayanan umum karena KDB yang diterapkan antara 50%-60%
Akibat nilai ekonomis yang tinggi banyak pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar jalan arteri primer. Kondisi pedagang kali lima dan tempat parkir yang kurang tertata sehingga memakan badan jalan, akibatnya akses pejalan kaki tidak ada. Akibatnya menimbulkan kemacetan. Kawasan pertanian cenderung berubah menjadi kawasan perumahan developer akibat perkembangan jumlah penduduk yang menuntut kebutuhan akan rumah meningkat, namun pengalihfungsian fungsi kawasan pertanian dapat mengakibatkan ketahanan pangan menurun dan hilangnya pekerjaan petani Masalah yang timbul adalah minimnya lahan pengembangan industri agro Untuk pemenuhan kebutuhan RTH perumahan belum terpenuhi karena kepadatan bangunan dan tidak setiap rumah memiliki RTH karena tidak adanya kebijakan daerah yang mengatur. Perubahan fungsi lahan untuk RTH sempadan sungai menjadi kawasan terbangun, kualitas dan kualititas vegetasi masih terbatas
Bab II -35
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
No.
Variabel
Potensi
Permasalahan
Rawan bencana
Terdapat beberapa titik lokasi perbukitan
Pendidikan
Persebaran sarana pendidikan sudah mulai merata pada setiap desa, sehingga setiap penduduk sudah terlayani. Kawasan pendidikan di sekitar jalan arteri primer memiliki lokasi yang strategis dan mudah dijangkau oleh masyarakat dan tidak menutup kemungkinan sekolah tersebut dapat berskala regional. Sebagian besar desa telah memiliki tempat peribadatan
Rawan bencana longsor akibat alih fungsi lahan menjadi tegalan/kebun Kawasn pendidikan di sekitar jalan primer jam-jam sekolah sering menimbulkan kemacetan
Peribadatan
Kesehatan
Rekreasi olahraga
8.
dan
Jaringan utilitas Jaringan listrik
Jaringan air bersih Jaringan telekomunikasi Jaringan limbah
9.
Aspek Ekonomi Perdagangan dan jasa
Pariwisata
2.2.6.
Persebaran yang cukup merata dan mempunyai pelayanan kesehatan skala lokal (skala kecamatan) Dibeberapa lokasi terdapat ruang untuk pengembangan sarana rekreasi dan olahraga
Kapasitas tampung tempat peribatan tidak sesuai dengan kepadatan penduduk Kurangnya tenaga medis
Penambahan gedung dan lapangan olahraga yang dapat dikembangkan oleh pemerintah maupun swasta
Pengembangan PLTU Jeranjang dan semakin banyaknya pengguna listrik baru Di beberapa lokasi terdapat sumber air Pelayanan telekomunikasi ini hampir menjangkau semua wilayah perkotaan Instalasi pembuangan limbah di kawasan perkotaan lebih baik daripada di daerah-daerah pinggiran
Daerah dengan medan sulit masih kurang pelayanan listriknya
Perdagangan skala perkotaan Gerung, seperti ruko perancangan, toko, dsb. Terdapat perdagangan skala kawasan dan lingkungan
Berkurangnya produktifitas pertanian akibat adanya pengalihfungsian tata guna lahan kawasan permukiman dan perdagangan. Kurangnya sistem informasi pasar sehingga petani tidak memiliki hak tawar Akses yang kurang baik pada beberapa tempat pemasaran wisata Belum adanya pengembangan agrowisata
Kondisi industri kerajinan cukup potensial
PDAM belum menjangkau ke semua desa Kualitas jaringan yang masih kurang baik dan letak BTS yang berada di kawasan permukiman Masih banyak yang membuang limbah langsung ke sungai
Isu-Isu Strategis BWP Gerung
Isu strategis di BWP Gerung meliputi : 1.
Fungsi kota sebagai kawasan pemerintahan sehingga pengembangan kawasan terbangun kurang maksimal.
Laporan Fakta & Analisa
Bab II -36
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) PERKOTAAN GERUNG
2.
Kelengkapan infrastruktur kota masih terpusat di kawasan kota yang berada di jalan primer.
3.
Belum terdapat terminal tipe A sebagai simpul pergerakan.
4.
Kebijakan sebagai kawasan lahan pangan berkelanjutan.
5.
Kondisi drainase di kawasan pusat kota kurang dioptimalkan, masih rawan banjir.
6.
Infrastruktur kota masih terkonsentrasi di sekitar koridor utama kota ; belum merata sampai wilayah belakangnya.
7.
Kurangnya ketersediaan air baku untuk air bersih.
8.
Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan terbangun.
9.
Pengembangan struktur ruang masih belum optimal.
10. Pengelolaan persampahan yang belum optimal. 11. Kesadaran masyarakat masih kurang sehingga masih membuang sampah di sungai. 12. Masih adanya masyarakat miskin di Kota Gerung.
Laporan Fakta & Analisa
Bab II -37