Bab Ii Gadar.docx

  • Uploaded by: Renny Anggraeni
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Ii Gadar.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,148
  • Pages: 6
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Trauma hepar merupakan salah satu jenis trauma yang paling sering (>90% dari seluruh kasus). Trauma hepar merupakan penyebab kematian paling sering pada trauma abdomen. Rongga abdomen memuat baik organ-organ yang padat maupun yang berongga. Trauma

Hepar

tumpul kemungkinan besar meyebabkan kerusakan yang serius organorgan padat dan trauma hepar Tembus sebagian besar melukai organ-organ berongga. Trauma Hepar menurut penyebabnya, dibagi atas : 1. Trauma Tembus:Yaitu dengan penetrasi kedalam rongga perut, dapat disebabkan oleh luka tusuk atau luka tembak. 2. Trauam Tumpul :Yaitu tanpa penetrasi kedalam rongga perut, dapat disebabkan oleh ledakan, benturan atau pukulan. Setelah limpa, hepar adalah organ abdomen yang paling umum mengalami cidera, baik trauma tumpul penetrasi dapat menyebabkan cidera. Trauma hepatik dapat menyebabkan kehilangan banyak darah kedalam peritoneum. Trauma hepar lebih banyak disebakan oleh trauma tumpul. Pasien dengan trauma tumpul adalah suatu tantangan karena adanya potensi cidera tersembunyi yang mungkin sulit dideteksi. Insiden komplikasi berkaitan dengan trauma yang penanganannya terlambat lebih besar dari insiden yang berhubungan dengan cidera tusuk. Tapi Trauma Hepar tembus itu merusak dan melubangi pada Hepar B. Etiologi Adanya trauma hepar tumpul yang biasa disebabkan karena kecelakaan motor, jatuh atau pukulan. Dengan adanya kompresi yang berat hepar dapat tertekan terhadap tulang belakang. Dan trauma hepar tumpul lebh bahaya dibandingkan dengan trauma hepar tembus karena trauma tupul sulit terdeteksi. Sedangkan Trauma Hepar tembus biasanya

disebabkan

oleh

benda

tajam

seperti

pisau

tembakan

sehingga

menimbulkan adanya kerusakan dan lubang pada Hepar. Kecelakaan atau trauma yang terjadi pada hepar, umumnya banyak diakibatkan oleh trauma tumpul. Pada kecelakaan kendaraan bermotor, kecepatan, deselerasi yang tidak terkontrol merupakan kekuatan yang menyebabkan trauma ketika tubuh klien terpukul setir mobil atau benda tumpul lainnya. Trauma akibat benda tajam umumnya disebabkan oleh luka tembak yang menyebabkan kerusakan yang besar didalam abdomen. Selain luka tembak, trauma abdomen dapat juga diakibatkan oleh luka tusuk, akan tetapi luka tusuk sedikit menyebabkan trauma pada organ internal diabdomen. Kunci sukses untuk penanganan trauma abdomen adalah “high index suspicion” “Should be assumed” (harus dianggap) menderita trauma organ visceral. Trauma merupakan penyebab tertinggi kematian pada orang dewasa yang berusia dibawah 40 tahun dan menduduki peringkat ke 5 penyebab kematian pada semua orang dewasa

C. Manifestasi Manifestasi klinisnya tergantung dari tipe kerusakannya. Pada rupture kapsul Glissoni, tanda dan gejalanya dikaitkan dengan tanda – tanda syok, iritasi peritoneum dan nyeri pada epigastrium kanan. Adanya tanda –tanda syok hipovolemik yaitu hipotensi, takikardi, penurunan jumlah urine, tekanan vena sentral yang rendah, dan adanya distensi abdomen memberikan gambaran suatu trauma hepar. Tanda-tanda iritasi peritoneum akibat peritonitis biliar dari kebocoran saluran empedu, selain nyeri dan adanya rigiditas abdomen, juga disertai mual dan muntah. Nyeri Penurunan bising usus dan Hemorage sehingga Syok. Tanda dan gejala pada trauma hepar yaitu:

1. Nyeri Nyeri dapat terjadi mulai dari nyeri sedang sampai yang berat. Nyeri dapat timbul di bagian yang luka atau tersebar. Terdapat nyeri saat ditekan dan nyeri lepas. 2. Darah dan cairan Adanya penumpukan darah atau cairan dirongga peritonium yang disebabkan oleh iritasi 3. Cairan atau udara dibawah diafragma Yang disebabkan oleh nyeri dibahu adalah : a. Kehr’s sign Nyeri disebelah kiri yang disebabkan oleh perdarahan limpa. Tanda ini ada saat pasien dalam posisi rekumben. b. Mual dan muntah c. Penurunan kesadaran (malaise, letargi, gelisah) Yang disebabkan oleh kehilangan darah dan tanda-tanda awal shock hemoragi D. Patofisiologi Trauma tumpul pada Hepar disebabkan oleh pengguntingan, penghancuran atau kuatnya tekanan yang menyebabkan rupture pada hepar atau struktur abdomen yang lain. Luka tembak dapat menyebabkan kerusakan pada setiap struktur didalam abdomen. Tembakan menyebabkan perforasi pada perut atau usus yang menyebabkan peritonitis dan sepsis. Patofisiologi yang terjadi berhubungan dengan terjadinya trauma Hepar adalah : 1. Terjadi perpindahan cairan berhubungan dengan kerusakan pada jaringan, kehilangan darah dan shock. 2. Perubahan metabolic dimediasi oleh CNS dan system makroendokrin, mikroendokrin. 3. Terjadi masalah koagulasi atau pembekuan dihubungkan dengan perdarahan massif dan transfuse multiple.

4. Inflamasi, infeksi dan pembentukan formasi disebabkan oleh sekresi saluran pencernaan dan bakteri ke peritoneum. 5. Perubahan nutrisi dan elektrolit yang terjadi karena akibat kerusakan integritas rongga saluran pencernaan.

E. Pemeriksaan Diagnostik 1. USG Abdomen 2. DPL 3. CT Scan

F. Komplikasi Sebagian besar pasien dengan trauma hepar berat mempunyai komplikasi, khususnya jika tindakan operasi dilakukan. Knudson dkk, mencatat komplikasi terjadi pada 52% pasien trauma hepar Grade IV-V merupakan hasil dari trauma tajam. Komplikasi signifikan setelah trauma hati termasuk adalah perdarahan post operatif, koagulopati, fistula bilier, hemobilia, dan pembentukan abses. Perdarahan post operasi terjadi sebanyak < 10% pasien. Hal ini terjadi mungkin karena hemostasis yang tidak adekuat, koagulopati post operatif atau karena keduanya. Jika pasien tidak dalam keadaan hipotermi, koagulopati atau asidosis, maka tindakan eksplorasi ulang haruslah dilaksanakan. Pembuluh darah yang tampak mengalami perdarahan harus secara langsung di visualisasi dan ligasi, meskipun kerusakan lebih luas diperlukan untuk eksplorasi yang adekuat.

G. Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian

2. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada penderita traupa hepar adalah: a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik b. Resiko perdarahan berhubungan dengan faktor resiko trauma

c. Kekurangan volume cairan berhungan dengan kehilangan cairan aktif d. Anisetas berhungan dengan ancaman pada status terkini 3. Rencana tindakan keperawatan NO

Diagnosa

NOC

NIC

Keperawatan Setelah dilakukan tindakan 1. Nyeri akut berhubungan dengan keperawatan selama 1 X 2 agen cidera fisik jam kontrol nyeri dapat tercapai dengan kriteria hasil: - Mengenali kapan nyeri terjadi (3) - Menggambarkan faktor penyebab (3) - Menggunakan tindakan pencegahan (3) - Melaporkan nyeri yang terkontrol (3) Keterangan : 1 : tidak pernah menunjukan 2 : jarang menunjukan 3 : kadang menunjukan 4:secara konsisten menunjukan Setelah dilakukan tindakan 2. Resiko perdarahan berhubungan dengan keperawatan selama 1 X 2 faktor resiko trauma jam keparahan kehilangan darah dapat teratasi dengan kriteria hasil: - Kehilangan darah yang terlihat (4) - Hemoptysis (4) - Kehilangan panas tubuh (4) - Kulit dan membran mukosa pucat (4) - Penurunan hemoglobin (4) Keterangan : 1. Berat 2. Cukup berat

Manajemen nyeri 1. Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan 2. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi PQRST 3. Berikan informasi mengenai nyeri seperti penyebab, berapa lama nyeri dirasakan 4. Dukung istirahat yang adekuat untuk membantu penurunan nyeri

Pencegahan Perdarahan: - Monitor tanda dan gejala perdarahan menetap - Pertahankan agar pasien tetap tirah baring jika terjadi perdarahan aktif - Gunakan sikat gigi yang berbulu lembut untuk perawatan rongga mulut - Instruksikan pasien dan keluarga untuk memonitor tanda – tanda perdarahan dan mengambil tindakan

3. Sedang 4. Ringan 5. Tidak ada 3. Kekurangan volume Setelah dilakukan tindakan cairan berhungan keperawatan selama 1 X 2 dengan kehilangan jam Hidrasi dapat tercapai cairan aktif dengan kriteria hasil: - Turgor kulit - Membran mukosa lembab - Intake cairan - Output urine Keterangan : 1. Sangat terganggu 2. Besarly compromised 3. Cukup terganggu 4. Sedikit terganggu 5. Tidak terganggu 4. Anisetas berhungan dengan ancaman pada status terkini

yang tepat jika terjadi perdarahan. Manajemen cairan: - Monitor status hidrasi - Monitor tanda – tanda vital pasien - Berikan cairan dengan tepat - Dukung pasien dan keluarga untuk mebantu dalam pemberian makanan dengan baik.

Related Documents

Bab Ii
November 2019 85
Bab Ii
June 2020 49
Bab Ii
May 2020 47
Bab Ii
July 2020 48
Bab Ii
June 2020 44
Bab Ii
October 2019 82

More Documents from "Mohamad Shodikin"

Bab Ii Gadar.docx
May 2020 15
Skripsi Full Cici.pdf
October 2019 23
Asma.docx
October 2019 27
Sap Hipertensi.docx
December 2019 25