BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Pada zaman sekarang, dunia berkembang secara pesat. Salah satunya yaitu pada bidang pangan, baik dari segi teknologi serta pemahaman masyarakat terhadap pentingnya makanan dalam hubungannya dengan kesehatan manusia. Oleh sebab itu, saya sebagai mahasiswa Program Studi kimia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah dituntut untuk memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas dalam industri pangan. Selama di perkuliahan, kami mendapat berbagai macam teori dan ilmu tentang dunia industri pangan secara garis besar. Tetapi hal tersebut belum cukup, sehingga kami memerlukan praktek yang sesungguhnya melalui Praktek Kerja Lapangan (PKL) agar dapat mengetahui serta memahami kondisi sebenarnya di lapangan dan mendapat tambahan pengetahuan baru. Kerja praktek kami lakukan selama minimal 20 hari kerja. Penulis melakukan kerja praktek di PT Indofood Sukses Makmur, Tbk pada divisi Food Seasoning, yang berfokus pada Laboratorium Kimia. Garam yang digunakan oleh masyarakat terbagi dua jenis yaitu garam dapur dan garam meja. Garam dapur adalah garam yang diproduksi dari air laut yang diuapkan dan dikeringkan diterik matatari. Sedangkan garam meja adalah garam konsumsi yang diolah sedemikian rupa baik menggunakan atau tanpa menggunakan bahan-bahan anti gumpalan atau badan pengering sehingga menjadi halus dan putih bersih garam yang umum kita kenal sebagai bahan pemberi rasa (flavor). Secara fisik garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar natrium klorida diatas 80%, serta senyawa lainnya seperti magnesium
klorida, magnesium sulfat, kalsium klorida, dan lain-lainya. Garam mempunyai sifat atau karakteristik higroskopis yang berarti mudah menyerap air, bulk density (tingkat kepadatan) sebesar 0,8 – 0,9 dan titik lebur pada suhu 801o. (Novienti, 2011) Garam untuk keperluan masak biasanya diperkaya unsur iodin dengan menambahkan 5 gram NaI, per kilogram NaCl padatan kristal berwarna putih, berasa asin, higroskopis, bila mengandung MgCl2, menjadi berasa agak pahit. Digunakan terutama sebagai bumbu penting untuk makanan, bahan baku, pembuatan logam Na, bahan baku NaOH, bahan untuk pembuatan keramik, kaca, dan pupuk, dan sebagai zat pengawet. (Mulyono, 2008).
1.2.
Tujuan Penelitian
a. Menerapkan dasar–dasar teori yang telah didapatkan selama perkuliahan. Menambah wawasan terutama mengenai hal–hal yang berhubungan dengan bidang pangan. b. Mendapatkan gambaran mengenai dunia kerja dari PT Indofood Sukses Makmur, Tbk divisi Food Seasoning. c. Mengetahui alur proses pemeriksaan uji dari awal sampai produk akhir pada skala pabrik di PT Indofood Sukses Makmur, Tbk divisi Food Seasoning.. d. Memahami prinsip analisis menggunakan potensiometri dan pocket salt meter e. Mengetahui keakuratan kedua metode.
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilakukan mulai tanggal 1 Februari 2019 sampai dengan tanggal 26 Februari 2017 di Laboratorium Kimia PT Indofood Sukses Makmur, Tbk divisi Food Seasoning.
BAB II KEADAAN UMUM LOKASI PKL
2.1. Sejarah Perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk didirikan pada 17 Desember 1992. Sejak awal mula berdiri, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk mengalami tiga kali perubahan nama perusahaan. Pertama kali, perusahaan didirikan dengan nama PT Aneka Pangan Utama yang memproduksi bumbu instan yang didirikan di kawasan Ancol. Pada tahun 1992–1993, PT Aneka Pangan Utama pindah ke Cikopo karena saat itu tidak diperbolehkannya adanya industri di kawasan Ancol. Pada tahun 1994–1999, PT Aneka Pangan Utama berubah nama menjadi PT Caraka Pangan Sejati. PT Caraka Pangan Sejati memproduksi bumbu instan, bumbu powder, dan kecap. Kemudian pada tahun 2000, 'PT Caraka Pangan Sejati berubah nama menjadi PT Indosentra Pelangi. Pada tahun ini juga didirikan divisi saus sambah yang memproduksi saus sambal dengan merek “Indofood”. Masih dalam nama yang sama, PT Indosentra Pelangi Cibitung kemudian bekerja sama dengan PT Indosentra Pelangi Semarang untuk memenuhi kebutuhan konsumen baik di dalam maupun di luar negeri. Tahun 2005, PT Indofood Sukses makmur mulai memproduksi produk baru berupa sirup. Sebelum berganti nama menjadi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Food Seasoning, pada tahun 2005 masih dalam nama PT Indosentra Pelangi, perusahaan bekerja sama dengan perusahaan PT Nestlé Indonesia untuk meningkatkan kualitas produk dan pemasaran produk. Gabungan dari kedua perusahaan tersebut adalah PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia (NICI). Sampai saat ini, produk yang berada di bawah pengawasan NICI adalah saus tomat, saus sambal, kecap, bumbu
instant, bumbu powder, dan saus serbaguna. Produk yang berada dalam pengawasan NICI diberikan label dengan pita biru atau yang biasa disebut dengan “blue ribbon” yang bertuliskan “Paduan Mutu Nestlé dan Indofood”. Pada tahun 2010, berdasarkan keputusan dari manajemen pusat Indofood dan keputusan Badan Koordinasi Penanaman Modal No. 4 tahun 2010, PT Indosentra Pelangi bergabung dengan perusahaan lain di Indofood Group seperti Indofood Sukses Makmur. 5 Gabungan dari beberapa perusahaan tersebut membentuk nama berupa PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk pada bulan januari 2010, PT Indosentra Pelangi berubah nama menjadi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Food Seasoning. Divisi Food Seasoning terbagi di dua lokasi yang berbeda. Industri pertamanya berlokasi di Cibitung dan yang kedua berada di daerah Semarang. Sampai saat ini, kedua industri tersebut bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan konsumen di Indonesia maupun di luar Indonesia. Pada November 2013, NICI membuat pabrik baru di Karawang serta memindahkan plantproduksi bumbu powder ke pabrik barunya tersebut. Pemindahan plant produksi bumbu powder tersebut menyebabkan produk yang masih diproduksi oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Food Seasoning adalah saus sambal dan tomat, kecap, bumbu instant, dan sirup.
2.2. Visi dan Misi Perusahaan 2.2.1. Visi Perusahaan Visi dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Food menjadi perusahaan “Total Food Solutions”. 2.2.2. Misi Perusahaan Misi dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisiFood Seasoning Cabang Semarang adalah:
Memberikan solusi atas kebutuhan pangan secara berkelanjutan. Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi, dan teknologi.. Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan. Meningkatkan stakeholder’s value secara berkesinambungan.
2.3.Sarana dan Prasarana Bangunan pabrik divisi Food Seasoning terdiri atas lantai satu dan lantai dua. Lantai dua hanya terdiri dari main office. Lantai satu merupakan tempat produksi dimana terdapat area produksi kecap dan sirup, area fermentasi, produksi bumbu instan, dan produksis sambal. Pada lantai ini juga terdapat kantor personalia dan kantor factory manager, kantor PDQC, kitchen, hall pertemuan, laboratorium (kimia, mikrobiologi, fisik organoleptik), musholla, gudang bahan baku dan gudang bahan pengemas, serta gudang produk sirup. Pada bangunan yang terpisah, terdapat tiga gedung induk barang jadi, kantin, masjid, bengkel teknik, pengolahan air produksi, ketel uap (produksi uap panas), dan pengolahan limbah cair. Setiap departemen memiliki kantor staff sendiri setiap kantor staff produksi, kantor staff QC,, kantor staff RM, dan kantor staff gudang FG. Setiap toilet memiliki wastafel yang dilengkapi dengan sabun cuci tangan dan tissue. Setiap ruang proses produksi memilki loker dan wastafel cuci tangan. Setiap kantor dan laboratorium dilengkapi denan pendingin ruangan dan dispenser air minum. Beberapa kantor juga memiliki ruang meeting.
2.4.Lokasi dan Tata Letak PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk berlokasi di Kampung Jarakosta RT 05 RW 02, Desa Sukadanau, Kecamatan Cibitung, Bekasi. Luas tanah dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Food Seasoningadalah 7,7 Ha, dengan luas bangunan 3,8 Ha. Letak PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Food Seasoning letaknya sama dengan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Noodle. Namun keduanya memiliki daerah territorial masing–masing dibatasi oleh pagar. Pada bagian depan area pabrik terdapat gudang penerimaan raw material (RM) dan packaging material(PM). Letak gudang RM/PM yang berada di bagian depan area pabrik bertujuan untuk meningkatkan efisiensi kerja, memenuhi kriteria tata letak pabrik yang sesuai dengan alur proses, dan membatasi area lalu lalang kendaraan yang 7 membawa RM/PM di dalam pabrik sehingga dapat mengurangi kemungkinan kontaminasi terhadap produk. Kantor divisi personalia, divisi purchasing / accounting, divisi marketing, divisi Quality Assurance (QA), divisi Quality Control dan Product Development (PD), serta ruang auditorium terletak pada sisi kanan pabrik yang mudah dicapai dari pintu masuk pabrik. Plant produksi kecap, bumbu powder, dan bumbu instan berada dalam satu bangunan dengan gudang RM/PM, kantor, laboratorium, dan penelitian organoleptik terletak bersebelahan. Plant produksi sambal memiliki bangunan tersendiri yang memiliki tata letak ruang sesuai dengan alur proses, yaitu ruang RM / PM, ruang produksi, ruang pengemasan, dan ruang Finished Good (FG). Kantin dan Musholla terletak bersebelahan dengan bangunan produksi sambal. Tempat pengolahan limbah pabrik, boiler, workshop, klinik, dan area parkir terletak pada bagian belakang pabrik.
2.5.Struktur Organisasi Divisi Food SeasoningPT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dipimpin oleh seorang kepala Divisi yang memiliki tugas mengawasi beberapa manager yang memimpin masing–masing departemen. Setiap departemen dibagi lagi menjadi beberapa tingkat pekerjaan seperti administasi, supervisor dan staff. Beberapa departemen Personalia, Departemen Finance & Accounting, Departemen Purchasing, Departemen Sales dan Marketing, Departemen Teknik, Departemen Warehouse, Departemen Quality Assurance, Departemen Quality Control, Departemen Product Development, Departemen Produksi Saus Tomat dan Saus Sambal, Departemen Produksi Kecap. Tugas dan tanggung jawab dari masing–masing departemen di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk yang berhubungan dengan produksi adalah: 1. Departemen Personalia: Bertanggung jawab dalam mengendalikan kegiatan personalia yang meliputi industrial relation, administrasi kepegawaian, keamanan, dan pelayanan umum untuk mendukung proses pencapaian sasaran perusahaan, 8 termasuk mengkoordinasi kegiatan training untuk menambah pengetahuam dan wawasan karyawan terutama di bidang mutu, keamanan pangan, dan K3. 2. Departemen Finance&Accounting: Bertanggung jawab terhadap segala hal yang menyangkut finansial pabrik seta dana yang dibutuhkan untuk pengembangan plant, pajak–pajak, serta biaya produksi dan transportasi. 3. Departemen Purchasing: Melakukan kegiatan purchasing yang meliputi pembelian RM / PM serta spare part / non spare part dan administrasi. 4. Departemen PPIC (Production Planning and Inventory Control): Mengatur perencanaan produksi, pengadaan dan pengendaliam bahan baku, bahan kemasan, bahan setengah jadi, dan barang jadi.
5. Departemen Sales&Marketing: Bertanggung jawab untuk menangani pemasaran dari produk–produk yang dihasilkan pabrik. 6. Departemen Teknik: Melakukan kegiatan yang berhubungan dengan departemen teknik yaitu preventive maintenance, workshop, utility, dan kalibrasi untuk mendukung proses pencapaian sasaran perusahaan. 7. Departemen Warehouse: Melakukan kegiatan penggudangan yang meliputi penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran barang sesuai prosedur untuk mendukung kelancaran proses produksi dan pengiriman barang ke distributor. 8. Departemen QA (Quality Assurance): Bertanggung jawab terhadap jaminan mutu produk dan klaim produk yang bersangkutan terhadap pihak eksternal, baik konsumen maupun pihak–pihak lain yang bersangkutan seperti badan–badan yang memberikan sertifikasi tertentu kepada pabrik. 9. Departemen PD (Product Development): Mengembangkan potensi dan fasilitas dalam rangka menciptakan produk baru ataupun mencapai efisiensi dalam proses pembuatan produk. 10. Departemen Produksi: Memproduksi bahan baku menjadi produk akhir serta melakukan proses pengendalian selama proses produksi berlangsung.
2.6. Sistem Ketenagakerjaan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk memiliki tenaga kerja dengan jumlah sekitar 634 orang. Persyaratan penerimaan tenaga kerja atau karyawan di PT Indofood CBP 9 Sukses Makmur Tbk berbeda–beda sesuai dengan jabatan atau kedudukan yang diinginkan. Tenaga kerja ini dibagi menjadi 3 golongan, yaitu karyawan tetap, karyawan kontrak, dan karyawan harian. Karyawan kontrak yang dinilai baik kinerjanya dapat dijadikan karyawan tetap. Secara struktural, karyawan tetap
perusahaan dibagi menjadi 4 kategori, yaitu level manager, level supervisor, level staf, dan level operatif. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk beroperasi selama enam hari dalam seminggu, yaitu selama 24 jam dari hari senin sampai jumat dan selama 6 jam pada hari sabtu. Semua tenaga kerja di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk memenuhi persyaratan 40 jam kerja selama 1 minggu dari Departemen Tenaga Kerja. Pembagian waktu kerja untuk karyawan dapat dilihat pada Tabel 1. Karyawan tetap maupun karyawan kontrak mendapatkan gaji bulanan, kecuali untuk karyawan harian atau borongan mendapat gaji harian. Karyawan yang bekerja melebihi waktu kerjanya akan diberikan tambahan gaji sesuai dengan kelebihan jam kerja karena dihitung sebagai jam lembur (SPL). Selain gaji pokok, tenaga kerja uga mendapatkan tunjangan dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk tunjangan yang diberikan adalah tunjangan kesehatan (rawat inap dan rawat jalan), tunjangan hari raya, tunjangan nikah, tunjangan transportasi (antar jemput), dan tunjangan konsumsi (satu kali makan di kantin per hari). Tabel 1. Pembagian Waktu Kerja Karyawan PT Indofood
Karyawan yang telah bekerja lebih dari 1 tahun memiliki hak untuk mengambil cuti sebanyak 12 hari dalam 1 tahun. Jika jumlah hari cuti yang diambil melebihi jumlah yang dipersyaratkan maka karyawan tersebut akan dipotong gaji, namun ada toleransi
untuk hal–hal seperti cuti menikah, cuti hamil dan melahirkan, cuti karena ada keluarga yang meninggal, dan lain–lain. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk juga memberikan jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) yang meliputi jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, dan jaminan hari tua. Fasilitas yang diberikan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk untuk karyawannya yaitu klinik kesehatan, kantin, musholla, koperasi, serta tempat istirahat dan merokok.
2.7.Produk–produk Perusahaan dan Sistem Distribusi Produk Produk–produk yang diproduksi oleh divisi Food SeasoningPT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk terdiri dari empat kategori besar, yaitu saus tomat dan saus sambal, bumbu instan, kecap manis, dan sirup. Divisi Food SeasoningPT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk hanya memproduksi sirup saat high season seperti pada saat bulan puasa dan hari raya Idul Adha. Produk–produk tersebut diproduksi dengan berbagai merek yang dapat dilihat pada Tabel 2. Produk–produk yang dihasilkan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Cibitung di distribusi ke wilayah Indonesia bagian barat seperti Sumatra, Kalimantan, dan Jawa Barat. Selain itu, beberapa produk diekspor ke luar negeri seperi Jeddah (Arab), Qatar, Taiwan, dan lain–lain. Distibusi produk dilakukan oleh NICI.
Tabel 2. Produk–Produk yang Diproduksi di PT Indofood
2.8. Sistem Manajemen Mutu Sistem manajemen mutu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Food Seasoning adalah bagian dari seluruh sistem manajemen yang menerapkan kebijakan mutu. Menetapkan proses–proses yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan persyaratan pelanggan yang telah disepakati serta untuk memenuhi persyaratan sistem mutut ISO 9001:2008. Seluruh proses produksi dari bahan baku hingga barang jadi dilakukan sendiri oleh perusahaan menggunakan sumber daya yang dimiliki tanpa mengikutsertakan pihak luar. Komitmen manajemen PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Food Seasoning bertujuan untuk memenuhi peraturan dan regulasi mutu yang berlaku di lingkup produk yang telah ditetapkan, serta memberikan kepuasan kepada konsumen secara konsisten melalui produk–produk yang sesuai dengan persyaratan pelanggan melalui perbaikan sistem mutu yang terus menerus. Untuk mengimplementasikannya, perusahaan menetapkan kebijakan mutu dan sasaran mutu yang diinformasikan ke seluruh karyawan dan pihak lain yang berada di area PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Food Seasoning sehingga dipahami oleh seluruh karyawan dengan didukung oleh penyediaan sumber daya yang memadahi dan melaksanakan tujuan manajemen dan internal audit secara berkala. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk divisi Food Seasoning selalu berusaha untuk berkembang menjadi lebih baik dan mengutamakan kepuasaan konsumen dengan menghasilkan produk–produk yang bermutu. Kebijakan mutu perusahaan dituangkan dalam 3 hal, yaitu “CONSISTENT”, “MAKLUMAT MUTU”, dan “TEKAD MUTU”. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk menjalankan 3 sistem manajemen mutu, yaitu ISO 9001:2008:, ISO 22000:2005, dan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan (SMK3L). ISO 9001:2008 berhubungan dengan
kualitas produk, yaitu kriteria produk yang terkait dengan keinginan konsumen. Dalam menjalankan sistem ISO 9001:2008 ini, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk menganut prinsip “apa yang ditulis itu dikerjakan, apa yang dikerjakan itu ditulis”, dala arti semua yang dikerjakan harus mengikuti peraturan dan manual mutu yang telah ditetapkan serta hal yang telah dikerjakan dalam produksi harus dicatat sebagai rekaman data atau dokumentasi. ISO 22000:2005 berhubungan dengan keamanan pangan (food safety) yang juga mencakup ISO 9001 atau bisa juga disebut dengan Food SafetyManagement System (FSMS). FSMS terdiri atas 10 elemen, yaitu: 1.
Management Commitment, yaitu komitmen untuk menciptakan kualitas dan keamanan produk yang dtuangkan dalam slogan “CONSISTENT”, maklumat mutu dan tekat mutu
2.
Regulation Compliance, yaitu kesesuaian dengan peraturan dan perundang– undangan yang berlaku.
3.
Hazard analysis and Critical Control Point (HACCP), yaitu sistem keamanan pangan yang bersifat pencegahan yang bertujuan untuk menghasilkan produk yang aman untuk dikonsumsi.
4.
Good Manufacturing Practices (GMP), acuan dan cara pengolahan pangan yang baik terkait dengan segala aspek produksi mulai dari peroranganm bangunan dan fasilitas, peralatan, hingga pengendalian proses produksi itu sendiri.
5.
Pest Control, yaitu pengendalian terhadap hama dan serangga yang dapat mencemari atau merusak produk.
6.
Pathogen Monitoring, yaitu proses pengendalian terhadap hama dan serangga yang dapat mencemari atau merusak produk.
7.
Tracebillity, yaitu kemudahan produk untuk dilacak jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan sehingga dapat dicari penyebabnya.
8.
Calibration, yaitu kalibrasi alat yang dilakukan secara berkala untuk menjamin kebeneran pengukuran yang dilakukan dengan alat tersebut.
9.
Quality Monitoring Scheme, yaitu prosedur dan persyaratan untuk memonitor kualitas produk.
10.
Hygiene, Kebersihan yang berhubungan dengan manusia atau perorangan, lingkungan, serta produksi yang terkait dengan kualitas dan keamanan pangan yang akan dimiliki oleh produk yang dihasilkan. Sistem manajemen K3L berhubungan dengan keselamatan karyawan dan penyakit
akibat kerja. Hal ini dipertimbangkan untuk melindungi tenaga kerja agar selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan pekerjaan di PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Aplikasi dari K3 sendiri mengikuti PP no. 5 tahun 2012 mengenai K3:“Setiap Karyawan dan orang lain memiliki hak untuk mendapat perlindungan selama bekerja”. Pengaplikasian K3 bertujuan untuk menurunkan risiko kecelakaan kerja sehingga para pekerja dapat bekerja secara maksimal.
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1 TAHAPAN DALAM ANALISIS KIMIA Dalam melakukan analisis kimia, perlu dilakukan tahapan analisis untuk memperoleh hasil analisis kimia yang tepat dan teliti. a. Perencanaan analisis. Sebelum melakukan analisis kuantitatif, maka perlu memperhatikan dua hal berikut ini : - Informasi analisis apa yang diperlukan : Dalam hal ini perlu diperhatikan tingkat ketepatan dan ketelitian hasil analisis yang diperlukan dan tipe sampel yang akan dianalisis. - Metode analisis yang harus digunakan : Untuk mendapatkan hasil analisis dengan tingkat ketepatan dan ketelitian tertentu memerlukan metode analisis tertentu. Selain itu untuk memilih metode analisis, diperlukan bahan kimia dan peralatan tertentu. b. Pengambilan sampel (sampling). Masalah utama dalam sampling adalah pengambilan sampel secara representatif. Hal ini sering tidak tercapai karena keadaan sampel secara keseluruhan tidak homogen. c. Persiapan sampel untuk analisis. Tahap ini meliputi pengeringan sampel, pengukuran sampel dan pelarutan sampel. Pengeringan sampel. Tahap ini dilakukan untuk sampel dalam wujud padat. Pengeringan sampel dilakukan untuk menghilangkan kadar air yang ada dalam sampel. Pengeringan sampel dilakukan menggunakan oven dengan suhu 100 – 110o C sampai mencapai berat
konstan. Penimbangan atau pengukuran volume sampel. Dalam analisis kuantitatif, sampel yang dianalisis harus diketahui secara kuntitatif berat atau volume sampel. Pelarutan sampel. Dalam pelarutan sampel harus dipilih pelarut yang dapat melarutkan sampel secara sempurna. Pelarut yang biasa digunakan dikelompokkan menjadi ; air, pelarut organik, pelarut asam (asam encer, asam kuat, asam campuran) serta peleburan. d. Pemisahan senyawa pengganggu. Kebanyakan metode analisis kimia bersifat selektif hanya untuk unsur atau senyawa yang dianalisis. Ada beberapa metode analisis yang tidak selektif, karena adanya unsur atau senyawa pengganggu. Untuk itu unsur atau senyawa pengganggu harus dipisahkan dari sampel yang akan dianalisis. Metode yang paling mudah untuk pemisahan unsur/senyawa pengganggu adalah pengendapan. Metode yang lain adalah ekstraksi pelarut dan kromatografi. e. Pengukuran (analisis) unsur/senyawa yang akan diketahui. f. Perhitungan, pelaporan dan evaluasi hasil analisis. Setelah melakukan analisis secara kuantitatif, maka perlu dilakukan perhitungan untuk mendapatkan jumlah analit dalam sampel. Termasuk memperhitungkan berapa berat sampel (untuk sampel padat) atau volume sampel (untuk sampel cair) dan juga faktor pengenceran.
3.2 KETEPATAN DAN KETELITIAN Pengertian yang jelas mengenai ketelitian (presisi) dan ketepatan (akurasi) dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu hasil analisis. Ketelitian (presisi) adalah kesesuaian diantara beberapa data pengukuran yang sama yang dilakukan secara berulang. Tinggi rendahnya tingkat ketelitian hasil suatu pengukuran dapat dilihat dari harga deviasi hasil pengukuran. Sedangkan ketepatan
(akurasi) adalah kesamaan atau kedekatan suatu hasil pengukuran dengan angka atau data yang sebenarnya (true value / correct result). Untuk memperjelas perbedaan antara ketepatan dan ketelitian diberikan contoh hasil pengukuran pada Tabel 2.1 dan Gambar 2.1. Data tersebut merupakan hasil analisis dari percobaan yang sama tetapi dilakukan oleh empat orang yang berbeda, dimana masing-masing dengan lima kali ulangan. Sedangkan angka yang sebenarnya (seharusnya) adalah 10,00. Untuk menghitung harga rata-rata dan deviasi digunakan persamaan seperti pada Tabel 2.2. Table 3. perhitungan rata-rata dan deviasi
3.3. KESALAHAN DALAM PENGUKURAN 3.3.1. KESALAHAN SISTIMATIK DAN KESALAHAN ACAK Kesalahan sistimatik (systematic error) disebabkan oleh simpangan tetap dari setiap kali hasil pengukuran dilakukan. Misalnya kesalahan yang berasal kesalahan kalibrasi, pemilihan metode analisa, pemilihan indikator dalam titrasi atau pemakaian 8 buret yang kotor, kesalahan pembacaan pemakaian labu ukur kelas A lebih kecil dari labu ukur kelas B dan pereaksi yang digunakan. Kesalahan acak (random error) adalah kesalahan yang timbul karena tidak dapat ditentukan. Sebagai contoh adalah keterbatasan daya pengamatan seseorang dalam membaca buret 50 ml yaitu hanya sampai 0,02 ml, keterbatasan membaca neraca analitis sampai 0,0001 g. Sumber kesalahan lain adalah lingkungan laboratorium.
3.3.2. KESALAHAN MUTLAK DAN RELATIF Kesalahan mutlak merupakan kesalahan yang besarnya adalah tertentu sedang kesalahan relatif adalah kesalahan yang besarnya tidak tentu. Contoh: Dalam pembacaan buret 50 ml, kesalahan pembacaan adalah 0,02 ml, jadi kesalahan mutlaknya = 0,02 ml 0,02 Sedang kesalahan relatif =
0,02 50
x 100 % = 0,04%
3.4 METODE PENELITIAN 3.4.1. POTENSIOMETER Potensiometri adalah suatu teknik analisis klasik yang telah ada sebelum abad ke-20, namun mengalami perkembangan aplikasi yang cepat sejak tahun 1970 setelah ditemukannya elektroda baru yang selektif, lebih sensitif dan memiliki komponen elektronik yang stabil. Elektroda baru tersebut dikenal sebagai elektroda
potentiometrik selektif yang saat ini banyak digunakan di berbagai bidang, termasuk diagnosa klinis, kontrol proses industri, pemantauan lingkungan, dan fisiologi. Sebagai contoh, perangkat potensiometer tersebut digunakan hampir di semua rumah sakit di seluruh Dunia untuk mengukur beberapa jenis elektrolit darah yang penting secara fisiologis (K+ , Na+ , Ca2 +, Mg2+, H+ , Cl- ) yang relevan untuk berbagai masalah kesehatan. Secara teknis potensiometri dapat digunakan untuk mengukur harga potencial, pH, penentuan titik akhir titrasi, serta penentuan konsentrasi ion-ion tertentu (jika menggunakan elektroda selektif ion).
A. PRINSIP POTENSIOMETRI Informasi tentang komposisi sampel dalam potensiometri diperoleh melalui harga potensial yang muncul dari suatu reaksi elektrokimia di antara dua elektroda. Jadi dalam potensiometri dapat dipelajari hubungan antara konsentrasi larutan dengan harga potensial. Sel elektrokimia potensiometri terdiri atas setengah sel berisi potensial pembanding (reference) dan setengah sel lagi berupa potensial yang menunjukkan konsentrasi analit. Dengan kata lain, peralatan yang diperlukan dalam pengukuran potensiometri secara langsung adalah elektroda pembanding (reference electrode), elektroda indikator/kerja (indicator/work electrode), dan perangkat pengukuran potensial (pH/millivolt meter yang dapat membaca mulai 0,2 mV atau lebih)
B. PRINSIP UMUM Suatu jenis sel untuk analisis potensiometri terdiri atas suatu elektroda pembanding, elektroda indikator, dan jembatan garam. Sel ini digambarkan secara simbolis sebagai berikut: Elektroda Pembanding | Jembatan Garam | Larutan analit| Elektroda indikator Eref
Ej
Eind
Elektroda pembanding/referensi, Eref, adalah elektroda setengah sel yang memiliki harga potensial yang diketahui yang konstan pada suhu konstan, dan tidak tergantung pada komposisi larutan analit. Elektroda referensi selalu diperlakukan sebagai elektroda kiri dalam pengukuran potensiometrik. Contoh jenis elektroda referensi adalah elektroda Calomel dan elektroda perak /perak klorida. Elektroda indikator memiliki potensial yang bervariasi sesuai dengan konsentrasi analit. Kebanyakan elektroda indikator yang digunakan dalam potensiometri adalah elektroda respon selektif. Contoh jenis elektroda indikator adalah elektroda indikator logam dan elektroda membran. Komponen ketiga dari sel potensiometri adalah jembatan garam yang mencegah komponen larutan analit bercampur dengan elektroda referensi. Suatu nilai potensial berkembang melintasi persimpangan cairan di setiap ujung dari jembatan garam. Potensial di persimpangan jembatan garam, Ej, cukup kecil untuk diabaikan. Potensi sel diberikan oleh persamaan: Ecell= Eind – Eref + Ej
C. Elektroda Kaca untuk Pengukuran pH Sel yang khas untuk mengukur pH terdiri atas elektroda indikator kaca dan elektroda referensi kalomel jenuh yang dicelupkan dalam larutan yang pH-nya tidak
diketahui. Elektroda indikator terdiri atas membran kaca tipis yang sensitif pH yang disekat dengan kaca atau tabung plastik berdinding tebal. Sejumlah kecil asam klorida jenuh dengan perak klorida terkandung dalam tabung. Sebuah kawat perak dalam larutan ini membentuk elektroda referensi perakperak klorida, yang terhubung ke salah satu terminal dari alat pengukur potensial atau pHmeter. Elektroda kalomel terhubung ke terminal lainnya. Potensial listrik yang dihasilkan antara elektroda kaca dan elektroda referensi adalah fungsi dari nilai pH (aktivitas ion hidronium, aH3O + ) dari larutan yang terukur. Jadi, ketika perbedaan potensial antara elektroda kaca dan elektroda kalomel referensi-luar telah diukur maka nilai pH dapat dihitung. Elektroda pH modern biasanya berupa elektroda jenis "kombinasi", yang berupa silinder tunggal berisi sekaligus elektroda membran kaca dan elektroda pembanding kalomel, (Gambar 6).
Gambar 1. Elektroda Kaca Kombinasi (Harvey, 2002)
3.4.2 POCKET SALT METER Alat Pengukur Kadar Garam ATAGO PAL-06S ini merupakan sebuah alat yang biasa dipergunakan dalam pengukuran kadar garam dilaut. Selain mengukur kadar garam alat ini juga dapat melakukan pengukuran suhu temperatur larutan dari 10.0 hingga 40.゚C. Alat dengan rentang pengukuran 0 samapi 100‰, PAl-06S ini sudah sangat mumpuni dalam melakukan pengukurannya. Dengan respon yang cepat dengan tingkat akurasi yang tinggi ±2‰ menjadikan PAL-06S cukup membuat perhatian dikelasnya. Pal-06S dapat dioperasikan pada suhu 10 sampai 40゚C. Gambar 2. Pocket Salt Meter
Sebuah alat pengukur yang dapat diaplikasikan pada tambak maupun pertanian. Dengan desaini alat yang mudah digenggam di tangan membuat alat ini mudah dalam pengoperasiannya. Sebuah alat pengukur yang portabel dan juga kompak, sehingga alat dapat dibawa dengan mudah oleh pengguna. Dilengkapi dengan layar LCD yang dapat menampilkan hasil pengukuran dengan jelas. Dengan ini Anda dapat melakukan pengukuran ini dengan mudah dan juga cepat.
Fitur Alat Pengukur Kadar Garam ATAGO PAL-06S :
Sebuah alat pengukur yang portabel dalam penggunaanya menjadi lebih mudah.
Mempunyai tingkat akurasi yang tinggi ±2‰ dalam proses pengukuran.
Tersedianya Layar LCD digital yang dapat mempermudah penggunaan dalam membaca hasil pengukuran.
Dapat melakukan pengukuran dengan cepat yaitu hanya dalam 3 detik
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari 1 Februari 2019 sampai dengan tanggal 26 Februari
2019 di Laboratorium Kimia PT Indofood Sukses Makmur, Tbk divisi Food Seasoning.
4.2
Alat dan Bahan
4.2.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah labu Erlenmeyer, gelas ukur, gelas kimia, spatula, pipet tetes, , potensiometer, timbangan/neraca Ohaous, magnetic stirrer, vortex (model MS2 Minishaker, pipet volume, pocket salt meter dan aluminium foil. Bahan 4.2.2 Bahan Bahan- bahan yang digunakan dalam penelitian adalah NaCl, AgNO3, sampel PCP, asam nitrit dan aquades. 4.2.3 prosedur 4.2.3.1 Potensiometer Ditimbang sampel sebesar 0,5 gram yang kemudin ditambahkan aquadest sebanyak 50 ml yang kemudian di tambah asama nitrat sebanyak 1ml. kemudian di tritasi. 4.2.3.2 Pocket Salt Meter Alat di standarisasikan atau di kalibrasi dengan larutan NaCl terlebih dahulu. Sebelum di Analisa, sampel ditimbang sebesar 10 gram dan di ecerkan dengan akuadest 90 gram, kemudian di aduk. Sampel siap di Analisa.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Penentuan kadar NaCl dengan metode potensiometri dan pocket salt meter diawali dengan pengukuran standar. Titran yang digunakan untuk potensiometri adalah larutan AgNO3 0,1 N , dan untuk standar yang digunakan pada potensiometri adalah NaCl. Pada potensimeter, AgNO3 akan bereaksi dengan NaCl dalam larutan sampel membentuk endapan AgCl yang berwarna putih. Bila semua Cl- sudah habis bereaksi dengan Ag+ dari AgNO3. Titrasi pada potensiometri menggunakan elektroda kaca, Ketika dicelupkan ke dalam larutan berair, maka pada bagian luar dari membran akan terhidrat sampai 10 nm sampai beberapa jam. Hasil hidrasi dari membran menghasilkan muatan negatif, hal ini merupakan bagian dari fungsi kerja membran silika. Ion natrium, yang mampu bergerak menembus lapisan hidrat berfungsi sebagai ion penghitung. Ion hidrogen dari larutan berdifusi kedalam membran danmembentuk ikatan yang lebih kuat dengan membran sehingga mampu menggeser keberadaan ion Na+ yang mengakibatkan konsentrasi ion H+ meningkat pada membran . Kelebihan elektroda kaca yaitu, larutan uji tidak terkontaminasi, Zat-zat yang tidak mudah teroksidasi dan tereduksi tidak berinteferensi, dan Elektroda ini bisa dibuat cukup kecil untuk disisipkan dalam volume larutan yang sangat kecil Larutan NaCl terlebih dahulu distandarisasi untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya karena NaCl termasuk standar sekunder yang kelarutannya dapat mengalami perubahan dengan adanya perubahan suhu. Besar kandungan NaCl standar yang dihasilkan sebesar 29,7%.
Table 3. Hasil titrasi potensiometer analis 1 1 6 13 11 2 5 12 18 4 9 14 17 3 7 16 15 8 10 19 20 Mean N Total
Xi 10.5 11.8 14.3 13.7 11.1 11.4 14.1 15.2 11.2 12.0 14.3 14.7 11.2 11.8 14.5 14.3 11.8 12.1 15.5 15.8 13.065 20
Xi-X 0.5 1.3 1.6 0.6 1.1 0.9 1.4 2.1 1.2 1.5 1.6 1.6 1.2 1.3 1.8 1.2 1.8 1.6 3.1 2.4
(Xi-X)2 0.25 1.69 2.56 0.36 1.21 0.81 1.96 4.41 1.44 2.25 2.56 2.56 1.44 1.69 3.24 1.44 5.83 2.56 9.61 5.76
Analis 2 1 2 11 13 6 5 12 18 3 9 14 16 4 8 15 17 7 10 19 20
Xi 10.5 10.8 13.7 14.3 11.3 11.2 13.8 15.3 11.0 12.1 14.3 14.6 11.1 11.7 14.5 14.6 11.5 12.2 15.7 15.8 13.0
Xi-X 0.5 0.3 1.0 1.2 1.3 0.7 1.1 2.2 1.0 1.6 1.6 1.5 1.1 1.2 1.8 1.5 1.5 1.7 3.1 2.6
(Xi-X)2 0.25 0.09 1.0 1.44 1.69 0.49 1.21 4.84 1.0 2.56 2.56 2.25 1.21 1.44 3.24 2.25 2.25 2.89 9.61 6.76
20 53.63
49.28
Tabel 4. Data presisi Salt Meter
PELAPORAN HASIL Tabel data presisi Salt Meter Matrix Sampel Unit
NaCl
25A 25B 26A 26B
2 2 2 2
Number Repeatibility of Mean SD RSD CV (%) CV replicated Horwitz 5 11,12 0,4190 0,0377 4,1355 3,2760 5 11,7 0,4427 0,0380 3,7977 3,2721 5 14,5 0,7632 0,0526 5,2634 3,1153 5 14,8 0,6472 0,0438 4,3797 3,2027
Hasil standar deviasi yang diperoleh pada metode potensiometer dan salt meter adalah 0.0-0,8 dan 0,4-0,6. Standar deviasi digunakan untuk melihat keseragaman dari sebaran data yang ada. Semakin kecil nilai standar deviasi yang dihasilkan maka semakin seragam data yang didapatkan dan apabila semakin besar nilai standar deviasi yang dihasilkan maka semakin tidak seragam data yang didapatkan. Standar deviasi pada metode salt meter lebih besar dibandingkan dengan standar deviasi metode potensiometer. Hal ini dapat dilihat pada (Lampiran 2), kadar yang diperoleh pada metode salt meter tidak seragam berbeda halnya dengan kadar yang diperoleh menggunakan metode potensiometer yang semuanya seragam (Lampiran 5). Tabel 5. Data presisi Salt Meter
Tabel data presisi Potensiometer Matrix Sampel Unit
NaCl
25A 25B 26A 26B
2 2 2 2
Number Repeatibility of Mean SD RSD CV (%) CV replicated Horwitz 5 10,62 0,1706 0,0132 1,3206 3,7153 5 11,51 0,6733 0,1088 10,8839 3,0648 5 13,82 0,1737 0,0177 1,7723 3,8568 5 14,17 0,0873 0,0035 0,3467 4,3084
Nilai %RSD yang dihasilkan ketika pengukuran semakin kecil maka semakin baik ketelitiannya (AOAC 2002). Nilai %RSD pada metode potensiometer dan metode salt meter menghasilkan nilai sebesar 0,3; 1,3; 0,7; dan 4,1; 3,7; 5,2; 4,7. Nilai %RSD yang diperoleh pada metode potensiometer lebih kecil dari nilai %RSD metode salt metei. Hal ini dapat dikatakan bahwa derajat penyimpangan pada metode potensiometer lebih kecil dibandingkan dengan metode salt meter
BAB VI KESIMPULAN
Analisis kandungan NaCl pada sampel PCP menggunakan metode potensiometer memberikan hasil pada sampel P121 10.365% dan sampel P122 sebesar 13,123% kemudian menggunakan metode salt meter pada sampel P121 sebesar 11,765% dan sampel P122 sebesar 13,897%. Hasil standar deviasi yang diperoleh pada metode potensiometer dan salt meter adalah 0.0-0,8 dan 0,4-0,6.
DAFTAR PUSTAKA
Ismono. 1980. Cara-Cara Optik Dalam Analisa Kimia. ITB : Bandung. 2.
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analisa. UI : Jakarta. Hal 245-246. 3.
Day, R.A. dan A. L. Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi ke V. Penerbit Erlangga ; Jakarta .Hal. 461 -465. 4.
Vogel. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Edisi ke-IV. Penerbit EGC. Hal . 165 170. 5.
Brinc, Slobodan. 2012. Cu (II) Ion-Selesctive Electrode Based on Mixed Silver Copper Sulfide : Phase Structure and Elekctrochemical Properties. Teslina : Departement of Environmental Chemistry
LAMPIRAN
Data Kandungan NaCl sampel 25A PRESISI Salt Meter Simplo Duplo No Xi Xi-X (Xi-X)2 Xi Xi-X (Xi-X)2 1 10,5 0,7 0,4 10,5 0,58 0,3364 2 11,1 0,1 0,0 11,3 0,22 0,0484 3 11,2 0,0 0,0 11 0,08 0,0064 4 11,2 0,0 0,0 11,1 0,02 0,0004 5 11,8 0,6 0,4 11,5 0,42 0,1764 Mean 11,2 11,1 n 5 5 Total 0,85 0,5680 SD 0,4615 0,3768 %RSD 4,1355 3,401 C 3,7682 CV Horwitz 3,2760 2/3 CV Horwitz 2,1840 %RSD > 2/3 CV Horwitz simplo 4,1355 > 2,1840 duplo 3,4010 > 2,1840 Kesimpulan : Tidak presisi
Potensiometer No 1 2 3 4 5 Mean n Total SD %RSD
Simplo Duplo Xi Xi-X (Xi-X)2 Xi Xi-X (Xi-X)2 10,708 0,0852 0,0073 10,575 0,2474 0,0612 10,811 0,1882 0,0354 10,440 0,1124 0,0126 10,582 0,0408 0,0017 10,126 0,2016 0,0406 10,446 0,1768 0,0313 10,117 0,2106 0,0444 10,567 0,0558 0,0031 10,380 0,0524 0,0027 10,623 10 5 5 0,0787 0,1616 0,1403 0,20099 1,3206 1,9461
C CV Horwitz 2/3 CV Horwitz 2,4768 %RSD < 2/3 CV Horwitz simplo 1,3206 < 2,4768 duplo 1,9461 < 2,4768 Kesimpulan : Presisi
1,6333 3,7153
AKURASI Salt Meter C reference
10,00 Simplo Xi
No 1 2 3 4 5
Akurasi Recovery (%) -0,05 105,00 -0,11 111,00 -0,12 112,00 -0,12 112,00 -0,18 118,00 -0,12 111,60
10,5 11,1 11,2 11,2 11,8 ratarata rata-rata akurasi (%) rata-rata recovery
Duplo Xi 10,5 11,3 11 11,1 11,5
Akurasi Recovery (%) -0,05 105,00 -0,13 113,00 -0,10 110,00 -0,11 111,00 -0,15 115,00 -0,11 110,80
-0,11 111,20
Potensiometer C reference 10,65 Simplo Duplo No Xi Akurasi Recovery Xi Akurasi Recovery (%) (%) 1 10,708 -0,0053 100,53 10,575 0,0072 99,28 2 10,811 -0,0149 101,49 10,440 0,0199 98,01 3 10,582 0,0066 99,34 10,126 0,0494 95,06 4 10,446 0,0193 98,07 10,117 0,0502 94,98 5 10,567 0,0080 99,20 10,380 0,0255 97,45 rata0,0027 99,73 0,0305 96,95 rata rata-rata akurasi (%) 0,02 rata-rata recovery 98,34
PELAPORAN HASIL Tabel data presisi Salt Meter Matrix Sampel Unit
NaCl
25A 25B 26A 26B
2 2 2 2
Tabel data presisi Potensiometer Matrix Sampel Unit
NaCl
25A 25B 26A 26B
2 2 2 2
Number Repeatibility of Mean SD RSD CV (%) CV replicated Horwitz 5 11,12 0,4190 0,0377 4,1355 3,2760 5 11,7 0,4427 0,0380 3,7977 3,2721 5 14,5 0,7632 0,0526 5,2634 3,1153 5 14,8 0,6472 0,0438 4,3797 3,2027
Number Repeatibility of Mean SD RSD CV (%) CV replicated Horwitz 5 10,62 0,1706 0,0132 1,3206 3,7153 5 11,51 0,6733 0,1088 10,8839 3,0648 5 13,82 0,1737 0,0177 1,7723 3,8568 5 14,17 0,0873 0,0035 0,3467 4,3084