BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Pada tahun 2010 WHO (World Health Organization)memperkirakan angka kejadian yang terkena kanker payudara terdapat 11 juta dan tahun 2030 akan bertambah menjadi 27juta kematian akibat kanker (Yohannes dalam Mila, 2013). Menurut data Pathology Based Cancer Registry yang dilakukan oleh ikatan patologi anatomi Indonesia yang bekerja sama dengan yayasan kanker Indonesia, kanker payudara di Indonesia menduduki peringkat kedua dari semua jenis kanker yang sering diderita. Karenanya, perkembangannya harus dicermati.Sementara itu, di Amerika Serikat beberapa Negara maju lainnya, kanker payudara menduduki peringkat pertama(Luwia, 2009). Kanker payudara yang juga disebut dengan Ca Mamae merupakan pertumbuhan sel payudara yang tidak terkontrol karena terjadi perubahan abnormal dari gen yang berperan dalam pembelahan sel. Kanker payudara sampai sekarang masih menjadi masalah karena merupakan jenis kanker yang angka kejadiannya paling tinggi di Indonesia (Pusat Komunikasi Publik Setjen Depkes, 2011).Kanker payudara merupakan gangguan payudara yang paling ditakuti perempuan.Salah satu penyebabnya karena penyakit ini tidak dapat disembuhkan jika ditemukan pada stadium lanjut.Padahal, jika dideteksi secara dini, penyakit ini sebetulnya bisa diobati sampai sembuh.Penyebab pasti penyakit ini belum diketahui. Penyebab yang ada hanya merupakan dugaandugaan, biasa disebut sebagai faktor-faktor resiko terkena kanker payudara (Boyles dalam Mila, 2013). Di Indonesia angka kesakitan yang disebabkan oleh kanker masih tinggi. Kanker dapat menyerang pada semua lapisan masyarakat tanpa mengenal status sosial, umur, dan jenis kelamin. Dari segi status sosial, penyakit kanker dapat menyerang orang kaya, miskin, berpendidikan tinggi maupun orang-orang yang tidak berpendidikan sama sekali. Anak-anak, remaja, dan orang dewasa tidak bisa terhindar dari serangan kanker, begitu pula dengan pria ataupun wanita. Namun menurut Mardiana (2004) diperkirakan sekitar 60% penderita kanker di Indonesia adalah wanita. Kaum wanita cukup rentan terhadap serangan kanker, terutama pada organ vital seperti payudara dan juga organ
1
reproduksi lain seperti rahim, indung telur dan vagina. Bagi wanita penyakit ini merupakan momok sekaligus ancaman yang menakutkan.
B. RUMUSAN MASALAH Bagaimana penjelasan mengenai tehnik SADARI? C. TUJUAN Agar mahasiswa memahami dan mengetahui penjelasan mengenai Pemeriksaan SADARI.
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pemeriksaan payudara setiap wanita. Pemeriksaan payudara sendiri dilakukan setiap sebulan sekali dan dapat menjadi instrumen penapisan yang efektif untuk mengetahui lesi payudara (Varney, 2007).
Sedangkan menurut Smeltzer (2005) SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri antara hari ke – 5 dan ke – 10 dari siklus menstruasi, dengan menghitung hari pertama haid sebagai hari pertama. Dan menurut Maulani (2009), Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah bagian penting dari perawatan kesehatan, yang dapat melindungi anda dari resiko kanker payudara.
B. Strategi Mencegah Kanker Payudara
Pencegahan primer Pencegahan primer adalah pencegahan yang paling utama. Caranya adalah dengan upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor resiko dan melaksanakan pola hidup sehat.Cara ini dilakukan oleh para wanita yang belum sama sekali terdeteksi adanya kanker payudara. Hal ini sangat bagus bila dilakukan, sebab dapat mencegah kanker payudara secara dini. Hal-hal yang dapat dilakukan dengan pencegahan primer adalah : a. Membatasi konsumsi alkohol b. Menjaga berat badan ideal c. Berkonsultasi dengan dokter mengenai cara alternatif untuk menambah atau hormon lainnya d. Menggabungkan aktivitas fisik kedalam kehidupan sehari-hari
3
e. Mengonsumsi makanan kaya serat dan rendah lemak f. Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran
Pencegahan sekunder Terkadang kita tidak tau bahwa kita dapat terkena resiko kanker payudara. Dari pola makan yang salah atau dari riwayat keluarga yang pernah menderita kanker ini. Pencegahan sekunder merupakan pecegahan yang dilakukan terhadap individu yang memiliki resiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteki dini. Beberapa metode deteksi ini terus mengalami perkembangan. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah resiko datangnnya kanker payudara adalah dengan cara : a. Wanita usia 20 tahun dianjurkan melakukan SADARI selama 3 bulan sekali agar kanker dapat terdeteksi secara dini. Jika ada benjolan atau hal-hal yang mencurigakan segeralah menghubungi dokter. b. Wanita usia 35-40 tahun melakukan mamografi c. Wanita berusia diatas 40 tahun melakukan check-up pada dokter ahli atau melakukan cancer risk assessement survey d. Wanita berusia lebih dari 50 tahun check-up rutin dan demografi setiap tahun. e. Saat baik melakukan mamografi adalah seminggu setelah menstruasi. Caranya dengan meletakkan payudara secara bergantian antara dua lembar alas, kemudian dibuat foto dari atas ke bawah, lalu dari kiri ke kanan.
Pencegahan tersier Pencegahan ini ditunjukan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi
kecacatan
dan
memperpanjang
harapan
hidup
penderita.
Pencegahan ini untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah
4
komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan: 1. Operasi walaupun tidak berpengaruh banyak tehadap ketahanan penderita 2. Tindakan kemoterapi dengan sitostatika 3. Pada stadium tertentu, pengobatan diberikan hanya berupa sistomatik 4. Dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif (Endang dan Bertani, 2009) Cara lain untuk melakukan pencegahan kanker payudara sebagai berikut : a. Jangan menggunakan bra yang terlalu ketat terlalu lama. Kalau bisa ketika tidur bra dilepas b. Hilangkan kebiasaan merokok dan minum alcohol c. Periksa payudara sendiri secara rutin, misalnya satu bulan sekali d. Hindari radiasi dari Sinar-X atau berbagai macam radiasi lainnya e. Rajin mengonsumsi sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin sebagai zat antioksidan. f. Selain itu, banyak-banyaklah mengonsumsi kacang kedelai, tempe, tahu, dan sebagainya. Kacang kedelai mulai mengandung fitoestrogen genistein yang dapat membantu mengurangi resiko tumbuhnya kanker payudara. g. Rajin berolahraga meski hanya sebatas olahraga ringan seperti jogging h. Kurangi makanan yang banyak mengandung lemak, terutama lemak hewani i. Hindari stress. (Nurcasanah, 2009)
Pemeriksaan Payudara Sendiri
Salah satu hal yang penting dalam menjaga kesehatan payudara adalah dengan mewaspadai payudara dari segala kelaianan, terutama yang berkaitan dengan benjolan pada payudara. Umumnya kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut akibat kelalaian penderita dalam mendeteksi benjolan ataupun kelainan pada payudaranya. Padahal, kemungkinan sembuh tentu akan semakin besar bila benjolan kanker pada terdeteksi lebih awal.
5
C. Waktu Pemeriksaan SADARI berdasarkan usia: Usia 20 tahun melakukan SADARI setiap 3 bulan sekali. Wanita usia 20 tahun dianjurkan melakukan SADARI selama 3 bulan sekali agar kanker dapat terdeteksi secara dini. Jika ada benjolan atau hal-hal yang mencurigakan segeralah menghubungi dokter. Usia 35-40 tahun melakukan mamografi. Di atas 40 tahun melakukan check-up pada dokter ahli. Lebih dari 50 tahun check-up rutin dan mamografi setiap tahun.
D. Manfaat dan Tujuan SADARI a) Deteksi dini merupakan langkah awal yang sangat penting untuk mengetahui secara dini adanya tumor atau benjolan pada payudara sehingga dapat mengurangi tingkat kematian karena penyakit tersebut. b) Deteksi dini dapat bermanfaat untuk meningkatkan kemungkinan harapan hidup 85% ganguan atau benjolan ditemukan oleh penderitasendiri melaluia pemeriksaan dengan benar. c) pemeriksaan payudara sendiri adalah metode termudah,tercepat,termurah,dan paling sederhana yang dapat mendeteksi dini kanker payudara
E. Waktu untuk Melakukan SADARI Waktu melakukan SADARI dianjurkan pada 7-10 hari setelah menstruasi karena pada saat itu pengaruh hormon ovarium sudah hilang sehingga konsistensi payudara tidak lagi keras seperti menjelang menstruasi (Chalasani, 2017), sedangkan pada wanita yang menopause SADARI dilakukan setiap bulannya ditanggal yang sama (Indriasari, 2009).
6
F. Cara Pemeriksaan SADARI Dapat dilakukan dengan melihat perubahan di hadapan cermin dan melihat perubahan bentuk payudara dengan cara berbaring. 1. Melihat Perubahan Di Hadapan Cermin. Lihat pada cermin , bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris atau tidak). Cara melakukan : o
Tahap 1
Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting susu, serta kulit payudara di depan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke bawah disamping badan. o
Tahap 2
Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala. Dengan maksud untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot atau fascia dibawahnya.
7
o
Tahap 3
Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara. o
Tahap 4
Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang/ tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla. 2. Melihat Perubahan Bentuk Payudara Dengan Berbaring. o
Tahap 1. Persiapan
Dimulai dari payudara kanan. Baring menghadap ke kiri dengan membengkokkan kedua lutut Anda.
8
Letakkan bantal atau handuk mandi yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikan bagian yang akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan Anda di bawah kepala. Gunakan tangan kiri Anda untuk memeriksa payudara kanan . Gunakan telapak jari-jari Anda untuk memeriksa sembarang benjolan atau penebalan. o Tahap 2 Pemeriksaan dengan Ventrical Strip
Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang selangka di bagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak Anda. Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan Anda perlahan-lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan tekan kuat di setiap tempat. Di bagian bawah bra line, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar dan menekan. Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk. o
Tahap 3. Pemeriksaan Payudara dengan Cara Memutar.
9
Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar. Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar biasa. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah areola mammae. o
Tahap 4. Pemeriksaan Cairan Di Puting Payudara.
Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara. o
Tahap 5. Memeriksa Ketiak
Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.
10
G. Masalah yang ditemukan saat pemeriksaan SADARI Berikut beberapa masalah atau kelainan yang mungkin ditemukan saat SADARI dilakukan yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Terjadi pembekakan Terjadi perubahan warna kulit Terjadi tarikan puting Terjadi perlukaan Timbul rasa nyeri Terjadi pembengkakan didaerah ketiak Terjadi perlukaan didaerah ketiak
11
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dalam mendeteksi dini kanker payudara tidak selalu dengan melakukan pemeriksaan di tempat pelayanan kesehatan, namun dapat dilakukan sendiri di rumah dengan tehnik SADARI. Tehnik ini dilakukan untuk mencari apakah ada benjolan-benjolan yang abnormal pada payudara. B. Saran Menjaga kesehatan merupakan hal yang paling utama. Menjaga pola hidup salah satunya. Dengan menjaga pola hidup sehat yang benar, dapat menjadi suatu upaya untuk mencegah penyakit salah satunya yaitu kanker.
12
DAFTAR PUSTAKA Depkes.2008. Kanker Payudara di Indonesia. http://www.depkes.com. diakses tanggal 26 Maret 2010 Endang dan Bertani. 2009. Strategi Pencegahan Kanker Payudara. http://www.no-kita.com. diakses tanggal 12 Maret 2010 Ris_Kan_Payudara_01 (Converted).pdf. Kanser Payudara. Kesan Awal Dengan Pemeriksaan Pemeriksaan Payudara Sendiri.Oktober, 2004 Brosur Yayasan Kanker Indonesia. Deteksi Dini Kanker Payudara. Hardianti, Siti. 2017. Gambaran pengetahuan dan kemampuan dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri (sadari) pada ibu rumah tangga di wilayah kerja puskesmas pallangga kabupaten gowa . Diakses 11 Maret 2019 15.00. Website : https://www.google.co.id/url?q=http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital Collection/NDdlOTM4NmI1MjZmMmI5ZTYxYTZhMjU1ZTNiMjkyYTViMWI3M2JlN A%3D%3D.pdf&sa=U&ved=2ahUKEwjI_JXjx_vgAhWETn0KHadACjo4ChAWMAB6B AgBEAE&usg=AOvVaw1GmaPoNsmbF3OxZ0Z4ilo6
13