1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga menurut para pendidik merupakan lapangan pendidikan yang pertama dan pendidiknya adalah orang tua.orang tua (bapak-ibu) adalah pendidik kodrati.mereka pendidik bagi anak-anaknya karena secara kodrati ibu dan bapak di berikan anugerah oleh tuhan pencipta berupa naluri orang tua, karena naluri ini, timbul rasa sayang para orang tua kepada anak-anak mereka, hingga secara moral keduanya merasa terbebani tanggung jawab untuk memelihara, mengawasi, melindungi serta membimbing keturunan mereka (Jalaludin,2007,234) Di dalam kehidupan keluarga pendidikan mulai membentuk suatu sentra lingkungan kecil yang di sebut lingkungan pendidikan lapisan pertama, tegasnya jika pendidikan diasosiasikan sebagai “pengasuh” di dalam keluarga, anaklah yang pertama kali di ikut sertakkan dalam kegiatan pendidikan (SuparlanSuhartono,2006,153) Dengan demikian keluarga adalah pendidikan yang pertama kali dikenal oleh seorang anak, karena anak di lahirkan dalam keadaan fitrah, sebagai mana dalam sabda Rasululloh:
ُصرَا َنهُ أَوْ َي ُمجَسَا َنه ُ ْكُلّ مَ ْولُوْدٍ يُ ْوَلدُ عَلىَ ا ْل ِفطْ َرةِ َفأَبَوَاهُ َي ُهوْدَا َنهُ َأوْ َين ()رواه البخارى ومسلم “Setiap anak dilahirkan atas fitrah (kesucian agama yang sesuai dengan naluri) hingga lancar lidahnya, maka kedua orang tuanya lah yang menjadikan dia beragama yahudi,nasrani dan majusi” (H.R Buhori Muslim)
1
2
Untuk itu sebagai orang tua dituntut untuk mengasuh yaitu membimbing, mendididk dan mengarahkan anak-anaknya menuju agama yang seseuai dengan fitrah (naluri manusia) agar mereka kelak menitik akhlak mulia dan menjadi manusia yang bertaqwa. Anak-anak adalah bagaikan kertas putih, orang tuanya lah yang nantinya memberikan corak warna apa yang dikehendakinya. Orang tua juga memberi teladan bagi anaknya khususnya dalam hal keagamaan terutama dalam prilaku keagamaan dan yang berhubungan dengan sosial kemasyarakatan. Perilaku di sebut dengan akhlak, menurut al-Ghozali adalah gerakan jiwa yang mendarah daging yang karena gerakan itu dapat menimbulkan suatu pekerjaan yang dapat ditunaikan dengan mudah tanpa memeluk pertimbangan pikiran. Sedangkan menurut Lewin, perilaku adalah hasil interaksi antara person (diri orang itu) dengan envioonment (lingkungan psikologinya).(Jalaludin Rahmat, 2007:27) Sedangkan perilaku keagamaan adalah aktifitas perbuatan atau penampilan dari seseorang manusia sepanjang hidupnya yang berdasarkan kesadaran tentang adanya Tuhan Yang Maha Esa, menurut teori Behavioristik berpendapat bahwa perilaku itu tersusun dari unsur-unsur yang paling sedehana yaitu reflek(Yasin Setiawan,2006:2) Anak adalah amanah yang dititipkan kepada kita oleh Allah SWT. agar dipelihara dan dirawat sesuai dengan pesan dari pihak yang memberi amanah yaitu Allah SWT.
3
Orang tua mempunyai kewajiban untuk menanamkan akhlak karimah atau perilaku keagamaan pada anak-anak yang dapat membahagiakan di alam kehidupann dunia dan akherat. Pendidikan akhlak karimah sangat penting untuk diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya dalam keluarga. sebagai mana dalam firman Allah SWT.:
“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu”.(Depag RI, Al Qur’an dan Terjemahnya:2007:654)
Karena itu keluarga (orang tua) adalah menjadi tempat bagi pembinaan dan pemantapan moral, etika dan akhlak anak. Dalam konteks ini Zakiyah Darajat berpendapat: Pendidikan agama pada masa kanak-kanak, seharusnya dilaksanakan oleh orang tua yaitu dengan jalan membiasakan anak kepada tingkah laku dan akhlak yang di anjurkan oleh agama. Dalam menumbuhkan kebiasaan berakhlak baik seperti kejujuran, keadilan dan sebagainya. Orang tua harus memberi contoh karena anak akan selalu meniru apa-apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Perilaku anak yang jauh dari norma-norma agama, kesopanan, kesusilaan dan hukum dapat kita lihat dan kita rasakan dalam realitas kehidupan sekarang ini, seperti hilangnya sopan santun, berani menentang orang tua, melalaikan
4
kewajiban, suka bermabuk mabukan dan kekerasan, karena pada sisi lain orang tua tidak ingin anak sebagai penerus hidupnya nista. Oleh karena itu orang tua dalam menerapkan pola asuh pada anak-anaknya harus berdasarkan nilai-nilai norma Islam sehingga
mampu menimbulkan
perilaku yang benar-benar baik dan perkembangan kepribadian anak menjadi manusia dewasa dan dapat di andalkan menjadi manusia yang berkwalitas akhlaknya atau perilakunya. Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan dan informasi dari lingkungan guru bahwa perilaku siswa SMA A. WAHID HASYIM Gadingmangu Perak masih banyak siswa yang apabila bertemu guru tidak mengucapkan salam, cara berbicara dengan guru masih kurang sopan, jika masuk kelas lain tidak mengucap salam, sopan santun terhadap guru masih kurang sopan, sehingga dalam hal ini perlu adanya bimbingan, pengawasan, pengarahan terhadap perilaku siswa. Melihat fenomena di atas, penulis terdorong mengambil judul penelitian ”PENGARUH
POLA ASUH
ORANG
TUA TERHADAP
PERILAKU
KEAGAMAAN SISWA DI SMA A. WAHID HASYIM GADINGMANGU PERAK JOMBANG TAHUN AJARAN 2008/2009” B. Rumusan Masalah Dengan mengacu pada latar belakang masalah di atas, maka timbul masalah yang akan dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana pola asuh orang tua siswa SMA A Wahid Hasyim Gadingmangu Perak?
5
2. Bagaimana perilaku keagamaan siswa di SMA A Wahid Hasyim Gadingmangu Perak? 3. Bagaimana pengaruh pola asuh orang tua terhadap perilaku keagamaan siswa di SMA A Wahid Hasyim Gadingmangu Perak? C. Tujuan Penelitian Sejalan dengan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui pola asuh orang tua siswa SMA A Wahid Hasyim Gadingmangu Perak. 2. Untuk mengetahui perilaku keagamaan siswa SMA A Wahid Hasyim Gadingmangu Perak. 3. Untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang tua terhadap perilaku keagamaan siswa di SMA A Wahid Hasyim Gadingmangu Perak. D. Hipotesis Penelitian Sebelum dirumuskan hipotesis penelitian ini terlebih dahulu akan dikemukakan pengertiannya menurut Suharsimi Arikunto dalam prosedur penelitian menjelaskan:hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui masalah data yang terkumpul. Dan arti kata hipotesis berasal dari dua penggalan kata yaitu: hipo yang artinya di bawah atau lemak dan thesa yang artinya kebenaran.(Suharsimi Arikunto,2006 :7)
6
Sedangkan menurut Yatim Riyanto dalam bukunya Metodologi Penelitian Pendidikan menyatakan bahwa hipotesis adalah merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian, hipotesis belum tentu benar, benar tidaknya suatu hipotesis tergantung hasil pengujian dari data empiris.(Yatim Riyanto,2007:44) Kedua pengertian di atas pada hakikatnya sama, jadi hipotesis dari judul penelitian ini adalah “pengaruh yang positif dan signifikan pola asuh orang tua terhadap perilaku keagamaan di SMA A Wahid Hasyim Gadingmangu Perak Jombang tahun ajaran 2008/2009”. Hipotesis yang akan di buktikan secara empiric dalam penelitian ini adalah: 1. Hipotesis Alternative (Ha) Hipotesis ini menyatakan adanya pengaruh pola asuh orang tua terhadap perilaku keagamaan siswa di SMA A Wahid Hasyim Gadingmangu Perak Jombang. 2. Hipotesis Nol (H0) Menyatakan tidak terdapat pengaruh pola asuh orang tua terhadap perilaku keagamaan siswa di SMA A Wahid Hasyim Gadingmangu Perak Jombang. E. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
7
1. Secara Teoritis Untuk dapat dijadikan suatu tambahan khasanah ilmu pengetahuan sebagai perbaikan dan peningkatan pendidikan perilaku keagamaan siswa. 2. Secara Praktis a. Dapat berguna bagi masyarakat pada umumnya dan siswa atau guru SMA A Wahid Hasyim Gadingmangu Perak pada khususnya, dan kaitannya untuk memperbaiki tingkah laku keagamaan siswa terutama pada penelitian agama. b. Sebagai masukan dalam pola asuh orang tua untuk meningkatkan perilaku keagamaan siswa SMA A. Wahid Hasyim Gadingmangu Perak dalam kehidupan sehari-hari. F. Batasan Operasional Variable (BOV) Sesuai dengan judul “pengaruh pola asuh orang tua terhadap perilaku keagamaan siswa di SMA A Wahid Hasyim Gadingmangu Perak Jombang tahun ajaran 2008/2009” penulis akan memberikan batasan operasional untuk menghindari dari kekeliruan dan kesalahpahaman dalam judul tersebut di atas yaitu: Pola asuh Orang tua adalah suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak-anaknya sebagai perwujudan dan rasa tanggung jawab kepada anak-anaknya.Pola asuh orang tua terbagi menjadi 3 bentuk yaitu : a. Pola asuh otoriter b. Pola asuh demokratis
8
c. Pola asuh laisses fire Perilaku keagamaan merupakan segala aktivitas perbuatan atau penampilan dari seorang manusia sepanjang kehidupan yang mencerminkan keagamaan. perilaku keagamaan mempunyai arti luas tidak hanya mencakup kemampuan kegiatan motorik Adapun ciri-ciri perilaku keagamaan adalah sebagai berikut: a. Memiliki komitmen yang utuh kepada Tuhannya b. Menolak pedoman hidup yang bukan dari Allah SWT. c. Bersyukur kepada Allah SWT. SWT atas nikmat-nikmatnya d. Berbuat baik kepada orang tua e. Memiliki sifat shidiq f. Memiliki budi pekerti yang baik g. Memiliki sifat murah hati h. Mempunyai sifat malu i. Mempunyai sifat amanah G. Sistematika Pembahasan Dalam penyusunan skripsi ini penulis membahas sebanyak 5 (lima) bab, dan masing-masing bab di bagi menjadi beberapa sub dengan sistematika pembahasan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pendahuluan merupakan bab yang menjadi landasan dasar dan gambaran secara global tentang langkah-langkah penulisan skripsi ini; latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesa
9
penelitian, kegunaan penelitian, batasan operasional dan sistematika pembahasan yang dimaksudkan sebagai pengantar untuk memasuki babbab berikutnya. BAB II : KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini penulis membahas tentang teoritis, diantaranya penulis mengambil pembahasan yaitu (1) pengertian pola asuh orang tua, ciri dan bentuk pola asuh orang tua, karakteristik-karakteristik anak dalam kaitannya dengan pola asuh orang tua. (2) pengertian perilaku keagamaan, ciri-ciri perilaku keagamaan, pembentukan dan perubahan perilaku keagamaan, pembelajaran anak dalam perilaku keagamaan. (3) pengaruh pola asuh orang tua terhadap perilaku keagamaan siswa. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini meliputi rancangan penelitian, populasi dan sample, instrument penelitian, validitas dan reliabilitas instrument, tehnik pengumpulan data, Tehnik Aanalisa Data, dan Sistematika Pembahasan. BAB IV : HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas tentang laporan-laporan dari hasil penelitian yang meliputi diskripsi data dan pengujian hipotesis. BAB V : PENUTUP Merupakan akhir dari penulisan ini yang berisi kesimpulan dan saransaran dan di akhiri dengan kata penutup sebagai rasa syukur dalam penulisan skripsi.