TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN KEPERAWATAN GAYA KEPEMIMPINAN VISIONER
Dosen Pembimbing : Duwi Basuki M.Kep
Disusun oleh kelompok 4 Kelas 3D Semester VI 1. Wahyu Aditya
(201601122)
2. Widyawati Nengseh
(201601124)
3. Ratih Rahmawati
(201601139)
4. Lya Selviana
(201601140)
5. Chandra Nur K.
(201601145)
6. Miftakhul Maghfiroh
(201601146)
7. Nabilla Choirunnisa
(201601152)
8. Moses Pardjer
(201601157)
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Tahun Ajaran 2019 STIKES BINA SEHAT PPNI KABUPATEN MOJOKERTO
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. atas selesainya Makalah yang berjudul Manajemen Keperawatan: Gaya Kepemimpinan Visioner atas dukungan yang diberikan dalam menyusun makalah ini. Maka kami mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. M. Sajidin S.Kep, M.Kes. selaku ketua Stikes Bina Sehat PPNI Mojokerto 2. Ibu Ana Zakiyah M.Kep. selaku ketua program studi S1 ilmu keperawatan 3. Ibu Duwi Basuki M.Kep. selaku dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Keperawatan 4. Teman-teman kelompok 4 kelas D Program Studi S1 Ilmu Keperawatan yang telah membantu untuk menyelesaikan Tugas Makalah ini. Terima kasih atas dukungannya, dalam penulisan ini sangat disadari bahwa Tugas Makalah ini tentu masih jauh dari kata sempurna, dikarenakan sangat terbatasnya pengetahuan penulis. Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat diharapkan oleh penulis untuk menyempurnakan Tugas Makalah ini.
Mojokerto, 12 Maret 2019
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... 2 DAFTAR ISI..................................................................................................................3 bab 1 PENDAHULUAN................................................................................................ 4 1.1Latar Belakang ...................................................................................................... 4 1.2Rumusan Masalah ................................................................................................. 4 1.3Tujuan Masalah ..................................................................................................... 4 bab 2 PEMBAHASAN .................................................................................................. 5 2.1Kepemimpinan Visioner ( Visionary Leadership) ............................................... 5 2.2Karakteristik Pemimpin Visioner ......................................................................... 8 2.3Langkah-langkah Menjadi Kepemimpinan Visioner (Visionary Leadership) ... 10 bab 3 Kasus Skenario Tipe Gaya Kepemimpinan Visioner......................................... 12 bab 4 PENUTUP .......................................................................................................... 19 4.1Kesimpulan ......................................................................................................... 19 4.2Saran ................................................................................................................... 19 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 20
3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kepemimpinan berasal dari kata “to lead” yang berarti memimpin atau menunjukkan, sedangkan “leader” adalah pemimpin atau orang yang menunjukkan jalan, dapat pula berarti mengepalai suatu pekerjaan. Jadi kepemimpinan adalah hal yang berhubungan dengan tuntunan, bimbingan, menyalurkan jalan untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan. Kepemimpinan merupakan suatu fungsi yang harus dilaksanakan dalam sebuah organisasi, karena kepemimpinan merupakan sebuah tugas yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang hal-hal yang harus dilakukan dalam organisasi terutama yang berkaitan dengan visi dan misi yang akan dicapai. Gaya kepemimpinan yang berbeda pada masing-masing organisasi sesuai dengan kondisi dalam organisasi sangat menentukan tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan organisasi. Disamping itu setiap organisasi selalu mengalami perubahan situsasi dimana setiap situasi, sehingga memerlukan gaya kepemimpinan yang berbeda. Kata “kepemimpinan” sebagai terjemahan dari bahasa Inggris “leadership” sering didengar dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak sedikit para praktisi mencoba mempelajarinya dan mengupasnya. Gaya "kepemimpinan visioner" dianggap sebagai gaya kepemimpinan yang paling efektif sekarang ini karena pola ini sangat efektif untuk diterapkan di era globalisasi yang menuntut setiap organisasi selalu mengikuti perubahannya. 1.2 Rumusan Masalah Masalah yang hendak dibahas dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut: -
Bagaimana gaya kepemimpinan visioner? 1.3 Tujuan Masalah Pembahasan Makalah ini dimaksudkan untuk
-
Mengetahui gaya kepemimpinan visioner
4
BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Kepemimpinan Visioner ( Visionary Leadership) Menurut Mangkunegara (2014:9) “kinerja adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas-tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Menurut Mangkunegara (2014 : 14) mengemukakan secara umum pencapaian kinerja individu dipengaruhi oleh faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Kinerja individu dipengaruhi pula oleh faktor lingkungan fisik dan non-fisik. Aspek-aspek kinerja dosen yang dibahas pada penelitian ini antara lain kualitas kerja, kecepatan/ketepatan, inisiatif dalam kerja, kemampuan kerja dan komunikasi. Selanjutnya menurut Wibowo (2013:7), “Kinerja mempunyai makna lebih luas, bukan hanya menyatakan sebagai hasil kerja, tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya”. (Heriana, Wahyudi, & Chiar) Kepemimpinan yang memiliki visi (Visionary Leadership) yaitu kepemimpinan yang kerja pokoknya difokuskan pada rekayasa masa depan yang penuh tantangan, menjadi agen perubahan (agent of change) yang unggul dan menjadi penentu arah organisasi yang tahu prioritas, menjadi pelatih yang profesional dan dapat membimbing personil lainnya ke arah profesionalisme kerja yang diharapkan. Dalam rumah sakit, kepuasan kerja perawat adalah elemen yang sangat penting yang berpengaruh pada kepuasan dari pelayanan keperawatan yang ada di rumah sakit. Untuk itu kepuasan perawat dalam bekerja harus benar – benar diperhatikan supaya tujuan akan pemenuhan kepuasan pasien tercapai melalui kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Salah satu penyebab kepuasan kerja dari perawat adalah dipengaruhi oleh faktor gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala ruang dalam memimpin dan mengkoordinir
perawat
pelaksana
dalam
melakukan
asuhan
keperawatan.
Gaya
kepemimpinan terbukti sangat efektif mempengaruhi kepuasan kerja perawat(Bowles & Bowles, 2000) karena memalui sebuah gaya kepemimpinan seorang pemimpin atau kepala ruang dapat memperlakukan bawahan atau perawat pelaksana untuk bekerja dengan hati dan lebih termotivasi sehingga perawat merasa lebih puas dalam bekerja. (Purnomo, 2016)
5
Penelitian Goleman, Boyatzis, dan Mckee (2007) menunjukkan bahwa pendekatan visioner merupakan model paling efektif untuk menggugah hati staf bahwa pekerjaan mereka ikut berperan dalam pencapaian visi organisasi. (Riyatin, Noviestari, & Afifah, 2018) Pemimpin yang bervisi merupakan syarat kepimimpinan di era otonomi, dimana organisasi harus menampilkan kekuatan dan ciri khas budayanya menuju kualitas pendidikan yang diharapkan. Kepemimpinan visioner dipengaruhi oleh tiga domain, yaitu sifat (trait), situasi (situation), dan perilaku (behavior). Ada tiga sifat utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin visioner, yaitu cognitive complexity, emotional intelligence, dan leader self-efficacy (Petrides, Frederickson, & Furnham, 2004). (Yasman, Sahar, & Nuraini, 2015)
Kepemimpinan visioner (Visionery leadership) adalah pola kepemimpinan yang ditujukan untuk memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para anggota organisasi dengan cara memberi arahan dan makna pada kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas. Berikut pengertian kepemimpinan visioner menurut beberapa ahli: 1. Menurut Seth Kahan Menjelaskan bahwa kepemimpinan visioner melibatkan kesanggupan, kemampuan, kepiawaian yang luar biasa untuk menawarkan kesuksesandan kejayaan di masa depan. Seorang pemimpin yang visioner mampu mengantisipasisegala kejadian yang mungkin timbul, mengelola masa depan dan mendorong oranglain utuk berbuat dengan cara-cara yang tepat. Hal itu berarti, pemimpin yang visioner mampu melihat tantangan dan peluang sebelum keduanya
terjadi
sambil
kemudianmemposisikan
organisasi
mencapai
tujuan-
tujuan terbaiknya. 2. Menurut McLaughlin Mendefinisikan pemimpin yang visioner yaitu (Visionary leaders) adalah mereka yang mampu membangun “fajar baru” (a new dawn) bekerja dengan intuisi dan imajinasi, penghayatan, dan boldness.Mereka menghadirkan tantangan sebagai upaya memberikan yang terbaik untuk organisasidan menjadikannya sebagai sesuatu yang menggugah untuk mencapai tujuan organisasi. Pentingnya seorang pemimpin memiliki kemampuan menggambarkan dengan
6
jelas tujuan yang akan diraihnya di masa depan adalah syarat utama bagi seorang pemimpin yang visioner. 3 Aribowo Prijosaksono dan Roy Sembel Dalam makalahnya menyebutkan bahwa kepemimpinan yang efektif dimulai denganvisi yang jelas.Visi yang akan menjadi daya atau kekuatan untuk melakukan perubahan,mendorong terjadinya integrasimaupun
sinergi
proses
berbagai
ledakan kreatifitas
keahlian
dari
yang dahsyat
orang-orang
yang
melalui
ada
dalam
organisasitersebut. Lebih jauh Prijosaksono dan Sembel mengatakan bahwa ada dua aspek mengenai visi, yaitu visionary role dan implementation role.Artinya seorang pemimpin, selain membangun suatu visi bagi organisasinya juga memilikikemampuan untuk menjabarkan visi tersebut ke dalam suatu rangkaian tindakan atau kegiatan yang merupakan upaya untuk mencapai visi itu.Oleh karena itu seorangpemimpin yang visioner adalah seorang yang sangat responsive.Artinya dia selalutanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan dan impian dari mereka yangdipimpinnya.Selain itu selalu aktif dan proaktif
dalam
mencari
solusi
dari
setiappermasalahan
ataupun tantangan
yang
dihadapi organisasinya. Menurut Ariani (2003) menjelaskan bahwa kepemimpinan merupakan proses pemberian pengaruh yang tidak memaksa. Pemimpin mempunyai pengikut yang secara sukarela melaksanankan tugas-tugasnya dengan keahlian dan intelektualnya sebagai sumber kekuasaan.
Kekuasaan
tersebut
digunakan
untuk
memelihara
fleksibilitas
dan
memperkenalkan perubahan. (Guntara, 2014) Kepemimpinan yang visioner selalu dapat mengemukakan ide ide baik dalam masa krisis ataupun ide ide yang fleksibel yang dapat mengikuti perkembangan jaman.Pemimpin yang visioner bukan hanya bisa memberikan ide tapi juga bisa merealisasikannya. Kepemimpinan Visioner (Visioner Leadership) didasarkan pada tuntutan perubahan zaman yang menuntut dikembangkannya secara intensif peran pendidikan dalam menciptakan sumber daya menusia yang handal. Kepemimpinan merumuskan,
visioner
mengkomunikasikan
adalah /
kemampuan
mensosialisasikan
pemimpin /
dalam
mencipta,
mentransformasikan
dan
mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil interaksi sosial diantara anggota organisasi dan stakeholders yang diyakini sebagai cita-
7
cita organisasi dimasa depan yang harus diraih atau diwujudkan melalui komitmen semua personil. 2.2 Karakteristik Pemimpin Visioner Kepemimpinan visioner memiliki ciri-ciri yang menggambarkan segala sikap dan perilakunya yang menunjukkan kepemimpinannya yang berorientasi kepada pencapaian visi, jauh memandang ke depan dan terbiasa menghadapi segala tantangan dan ressiko. Diantara ciri-ciri utama kepemimpinan visioner adalah1: 1. Berwawasan ke masa depan : pemimpin visoner mempunyai pandangan yang jelas terhadap suatu visi yang ingin di capai, agar organisasi yang dia masuki dapat berkembang. Sesuai dengan visi yang ingin dia capai 2. Berani bertindak dalam meraih tujuan, penuh percaya diri, tidak peragu dan selalu siap menghadapi resiko. Pada saat yang bersamaan, pemimpin visioner juga menunjukkan perhitungan yang cermat, teliti dan akurat. Dalam memperhitungkan kejadian yang di anggapnya pentig 3. Mampu menggalang orang lain untuk kerja keras dan kerjasama dalam menggapai tujuan. Pemimpin visioner adalah sosok pemimpin yang patut di contoh, dia mau membuat contoh agar masyarakat sekitar mencontoh dia 4. Mampu merumuskan visi yang jelas, inspirasional dan menggugah, mengelola ‘mimpi’ menjadi kenyataan : pemimpin visioner sangatlah orang yang mempunyai komitmen yang kuat terhadap visi di embannya, dia ingin mewujudkan visinya kedalam suatu organisasi yang dia masuki. 5. Mampu mengubah visi ke dalam aksi : dia dapat merumuskan visi kedalam misinya yang selanjutnya dapat diserap anggota organisasi. Yang dapat menjadikan bahan acuan dalam setiap melangkah kedepan
8
6. Berpegang erat kepada nilai-niliai spiritual yang diykininya : pemimpin visioner sangatlah profesionalitas terhadap apa yang diyakini, seperti nilai – nilai luhur yang ada di bangsa ini. Dia sosok pemimpin yang bisa dijadikan contoh 7. Membangun hubungan (relationship) secara efektif : pemimpin visoner sangatlah pandai dalam membangun hubungan antar anggota, dalam hal memotivasi, memberi, membuat anggotanya lebih maju dan mandiri. Secara tidak langsung hubungan itu akan terjalin dengan sendirinya. Dia juga tidak malu – malu dalam member reward dan punnisment terhadap anggotanta, tinkat integritasnya sangatlah tinggi 8. Innovative dan proaktif : dalam berfikir pemimpin vioner sangatlah kreatif dia mengubah berfiir konvesiomal menjadiparadigma baru, dia sangatlah sosok pemimpin yang kreatif dan aktif. Dia selalu mengamati lankah – langkah kedepan dan isu – isu terbaru tentang organisasi/instasi. Brown mengemukakan sepuluh kompetensi yang harus dimiliki pemimpin visioner. yaitu sebagai berikut ini2: 1. Visualizing. Pemimpin visioner mempunyai gambaran yang jelas tentang apa yang hendak dicapai dan mempunyai gambaran yang jelas kapan hal itu akan dapat dicapai. 2. Futuristic Thinking. Pemimpin visioner tidak hanya memikirkan di mana posisi bisnis pada saat ini, tetapi lebih memikirkan di mana posisi yang diinginkan pada masa yang akan datang. 3. Showing Foresight. Pemimpin visioner adalah perencana yang dapat memperkirakan masa depan. Dalam membuat rencana tidak hanya mempertimbangkan apa yang ingin dilakukan, tetapi mempertimbangkan teknologi, prosedur, organisasi dan faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi rencana. 4. Proactive Planning. Pemimpin visioner menetapkan sasaran dan strategi yang spesifik untuk mencapai sasaran tersebut. Pemimpin visioner mampu mengantisipasi atau mempertimbangkan rintangan potensial dan mengembangkan rencana darurat untuk menanggulangi rintangan itu
9
5. Creative Thinking. Dalam menghadapi tantangan pemimpin visioner berusaha mencari alternatif jalan keluar yang baru dengan memperhatikan isu, peluang dan masalah. Pemimpin visioner akan berkata “If it ain’t broke, BREAK IT!”. 6. Taking Risks. Pemimpin visioner berani mengambil resiko, dan menganggap kegagalan sebagai peluang bukan kemunduran. 7. Process alignment. Pemimpin visioner mengetahui bagaimana cara menghubungkan sasaran dirinya dengan sasaran organisasi. Ia dapat dengan segera menselaraskan tugas dan pekerjaan setiap departemen pada seluruh organisasi. 8. Coalition building. Pemimpin visioner menyadari bahwa dalam rangka mencapai sasara dirinya, dia harus menciptakan hubungan yang harmonis baik ke dalam maupun ke luar organisasi. Dia aktif mencari peluang untuk bekerjasama dengan berbagai macam individu, departemen dan golongan tertentu. 9. Continuous Learning. Pemimpin visioner harus mampu dengan teratur mengambil bagian dalam pelatihan dan berbagai jenis pengembanganlainnya, baik di dalam maupun di luar organisasi. Pemimpin visioner mampu menguji setiap interaksi, negatif atau positif, sehingga mampu mempelajari situasi. Pemimpin visioner mampu mengejar peluang untuk bekerjasama dan mengambil bagian dalam proyek yang dapat memperluas pengetahuan, memberikan tantangan berpikir dan mengembangkan imajinasi. 10. Embracing Change. Pemimpin visioner mengetahui bahwa perubahan adalah suatu bagian yang penting bagi pertumbuhan dan pengembangan. Ketika ditemukan perubahan yang tidak diinginkan atau tidak diantisipasi, pemimpin visioner dengan aktif menyelidiki jalan yang dapat memberikan manfaat pada perubahan tersebut. 2.3 Langkah-langkah Menjadi Kepemimpinan Visioner (Visionary Leadership) Visi harus disegarkan sehingga tetap sesuai dan sepadan dengan perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan.Karena itu visi dalam konteks ini merupakan atribut utama seorang pemimpin.Adalah tugas dan tanggung jawab pimpinan untuk melahirkan, memelihara, mengembangkan, menerapkan, dan menyegarkan visi agar tetap memiliki kemampuan untuk memberikan respons yang tepat dan cepat terhadap berbagai permasalahan dan tuntutan yang dihadapi organisasi.Jelaslah bahwa visi itu ternyata berproses, dapat direkayasa dan ditumbuh kembangkan. a. Penciptaan Visi
10
Visi tercipta dari hasil kreatifitas pikir pemimpin sebagai refleksi profesionalisme dan pengalaman pribadi atau sebagai hasil elaborasi pemikiran mendalam dengan pengikut/personil lain
berupa ide-ide ideal tentang cita-cita
organisasi di masa depan yang ingin diwujudkan bersama b. Perumusan Visi Kepemimpinan visioner dalam tugas perumus visi adalah kesadaran akan pentingnya visi dirumuskan dalam statement yang jelas agar menjadi komitmen semua personil dalam mewujudkannya sehingga pemimpin berupaya mengelaborasi informsi, cita-cita, keinginan peribadi dipadukan dengan cita-cita/gagasan personil lain dalam forum komunikasi yang intensif sehingga menghasilkan kristalisasi visi organisasi. Visi perlu dirumuskan dalam statement yang jelas dan tegas dan perumusannya harus melibatkan stakeholders dengan fase kegiatan sebagai beirkut: 1) pembentukan dan perumusan visi oleh anggota tim kepemimpinan 2) merumuskan strategi secara konsensus 3) membulatkan sikap dan tekad sebagai total commitment untuk mewujudkan visi ini menjadi suatu kenyataan. c. Transformasi Visi Kemampuan membangun kepercayaan melalui komunikasi yang intensif dan efektif sebagai upaya shared vision pada stakeholders, sehingga diperoleh sense of belonging dan sense of ownership d. Implementasi Visi Implementasi visi merupakan Kemampuan pemimpin dalam menjabarkan dan menterjemahkan visi ke dalam tindakan.Visi merupakan peluru bagi kepemimpinan visioner.Visi
berperan dalam menentukan masa depan organisasi apabila
diimplementasikan secara komprehensif. Kepemimpinan yang bervisi bekerja dalam empat pilar sebagaimana dikatakan Nanus (2001), yaitu: (1) Penentu Arah, (2) Agen Perubahan, (3) Juru Bicara, (4) Pelatih dan komunikator.
11
BAB 3 KASUS SKENARIO TIPE GAYA KEPEMIMPINAN VISIONER
PRE CONFERENCE Pemeran : 1. Miftakhul Magfiroh : (Kepala Ruangan) 2. Widiyawati Nengseh : (Perawat Primer 1) 3. Moses Pardjer
: (Perawat Primer 2)
4. Nabilla Choirun N.
: (Anggota 1)
5. Whyu Aditya P.
: (Anggota 2)
6. Lya Selviana
: (Anggota 3)
7. Chandra Nur K.
: (Anggota 4)
8. Ratih Rahmawati
: (Notulen/Anggota 5)
Hari
: Senin, 12 Maret 2019
Waktu
: 12.00 - selesai
Tempat
: Ruangan Perawat
Penanggung jawab
: Kepala primer atau penanggung jawab primer
Kegiatan
: a. Kepala primer atau penanggung jawab primer membuka acara b. Kepala primer atau penanggung jawab primer menanyakan rencana harian masing-masing perawat pelaksana c. Kepala primer atau penanggung jawab primer memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu d. Kepala primer atau penanggung jawab primer memberikan reinforcement e. Kepala primer atau penanggung jawab primer menutup acara
POST CONFERENCE 12
Waktu
: Sebelum operan ke dinas berikutnya
Tempat
: Meja masing-masing
Penanggung Jawab
: Kepala primer atau penanggung jawab primer
Kegiatan
: a. Kepala primer atau penanggung jawab primer membuka acara. b. Kepala primer atau penanggung jawab primer menanyakan hasil asuhan keperawatan tiap pasien. c. Kepala primer atau penanggung jawab primer menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan. d. Kepala primer atau penanggung jawab primer menyakan tindakan lanjut asuhan klien yang harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya. e. Kepala primer atau penanggung jawab primer menutup acara.
NASKAH ROLE PLAY
Di sebuah rumah sakit Surya Kencana di Ruang Penyakit Dalam kelas 3 yang terdiri dari 30 bed, pasien pria 12 orang dan pasien wanita 14 orang. Terdapat pasien yang minimal care 5 orang, intermediate 14 orang dan total care 7 orang. Terdapat pasien dengan penyakit gangguan sistem pernafasan dan membutuhkan perawatan intermediate care. Setelah dilakukan beberapa pemeriksaan ternyata pasien tersebut menderita BTA positif. Pasien seharusnya di pindahkan ke ruang isolasi tetapi di ruangan tersebut penuh. Karena kejadian ini sudah berulang beberapa kali maka diadakan rapat ruangan untuk memecahkan masalah ini agar tidak terulang kembali.
Diruang Perawat.. A1 : Bu, pasien bernama Tn. X telah keluar hasil pemeriksaan Radiologi dan laboratorium ternyata pasien ini positif TBC paru dengan BTA positif, menurut ibu bagaimana? Karena ruangan isolasi sudah penuh. Perawat primer 1: Oh gitu yah, boleh saya lihat hasil pemeriksaannya? Kalau gitu nanti saya bicarakan dengan kepala ruangan.
13
Perawat primer menghampiri ruang kepala ruangan PP 1 : (mengetuk pintu) Assalammualaikum wr. wb KP : Waalaikumsalam, Masuk... Silahkan Duduk, ada apa? PP 1 : Terimakasih Bu, begini Bu pasien bernama Tn. X sudah ada hasil pemeriksaannya dan hasilnya pasien positif TBC paru dengan BTA positif, sedangkan Ruang Isolasi sudah penuh. Bagaimana pendapat Ibu mengenai hal ini karena sudah sering terjadi kasus seperti ini ? KP : Oh Begitu, Yasudah untuk sementara diruangan itu saja dulu, karena tidak memungkinkan untuk dipindahkan ke ruang Isolasi. PP 1 : Baik bu, terimakasih. Assalammualaikum wr. wb KP : Ya, Waalaikumsalam wr. wb Perawat primer meninggalkan ruangan.....
Di Ruangan Perawat, perawat Primer 1 membicarakan dengan perawat 2 mengenai pasien bernama Tn. X yang didiagnosa menderita TBC paru BTA positif PP 1 : Saya sudah konfirmasi dengan kepala ruangan, menurut kepala ruangan pasien bernama Tn. X dirawat diruangan itu saja, pasien dipindahkan apabila ruangan isolasi ada yang kosong. A1 : Bagaimana dengan pasien yang berada di ruangan tersebut ? A2 : Lalu bagaimana dengan perawat sendiri, sedangkan untuk penggunaan masker dibatasi yaitu hanya untuk ruangan isolasi saja? A1 : Jadi, kalau keputusannya seperti itu maka APD kita harus ditambah PP 1 : Iya, untuk sementara keputusan ini yang akan kita laksanakan untuk yang lainnya saya akan konsultasi kembali dengan kepala ruangan.
Pada saat sedang membicarakan hal itu perawat jaga siang sudah berada diruangan dan mendengar apa yang dibicarakan dan mereka pun ikut berbicara. A3 : Tapi bagaimana apabila Rumah Sakit menolak untuk menambah jumlah Stok APD kita? A4 : Belum lagi, keluarga pasien yang lain komplain apabila mengetahui ruangannya disatukan dengan pasien yang memiliki penyakit menular. A3 : hal ini sedang dibicarakan lagi kepada kepala ruangan, kita tunggu saja hasilnya.
Diruang kepala ruangan...
14
Kepala Ruangan : Assalamualaikum wr. wb., Saya mengharapkan agar semua perawat hadir. Kira-kira jam 12.00 diruang perawat. PP 1 : Baik Bu, akan saya sampaikan kepada rekan-rekan yang lain. Perawat Primer 1 meninggalkan ruang kepala ruangan dan menghampiri perawat Dani
PP 1 : Bu kepala ruangan akan mengadakan rapat besok jam 12.00 siang untuk membahas masalah ini, tolong nanti rekan-rekan yang lain beri tahu. PP 2 : Iya baik nanti saya akan kasih tau kepada tim saya
Keesokan harinya diruang perawat rapat dimulai.... KP : (membuka acara rapat) assalamualaikum wr.wb Staf : waalaikumsalamm wr.wb KP : Terimakasih kepada rekan-rekan sejawat yang telah beresedia hadir dalam rapat kali ini, hari ini kita akan membahas beberapa hal mengenai masalah yang perawat sampaikan kepada perawat primer diantaranya tentang APD dan ruang isolasi. Baiklah kita langsung saja, disini kita mempunyai pasien yang seharusnya dirawat diruang isolasi tetapi ruangannya penuh sehingga pasien tersebut masih dirawat bersama dengan pasien lain yang tidak berpenyakit menular serta APD yang disediakan pihak rumah sakit terbatas bagi perawat. Bagaimana pendapat rekan-rekan mengenai masalah ini? Agar ada jalan keluar dan tidak ada masalah bagi kita semua. A3 : Begini Bu, apakah kasus seperti ini harus selalu dibiarkan dan pastinya akan berdampak untuk kita semua dan juga para pasien disini. A4 : Iya Bu, jika terus dibiarkan seperti ini BOR rumah sakit akan semakin turun khususnya di ruang penyakit dalam karena kurangnya ruangan isolasi A3 : Lalu apabila Tn. X di biarkan di ruangan itu, maka APD kita harus ditambah, masalahnya apakah rumah sakit mengizinkannya ? A4 : Terus nanti apabila keluarga pasien yang lain tahu bahwa keluarganya disatukan dengan pasien yang menderita TBC bagaimana ? PP 2 : Baik, kita pecahkan bersama-sama, bagaimana baiknya agar tidak terjadi kesalahpahaman di antara kita. Saya serahkan kepada Ibu Ulfa bagaimana baiknya.
KP : Baik, saya tampung pendapat rekan-rekan, terimakasih sudah mau menyampaikan pendapatnya. Kita akan bahas satu persatu, untuk masalah APD mungkin saya akan mengajukan kepada pihak rumah sakit apakah boleh untuk menambah jumlah APD. 15
Untuk pasien yang disatukan dengan pasien yang terisolasi mungkin kita menyekat bed dengan bed yang lain, jadi ada salah satu bed yang kosong. Untuk keluarga pasien sendiri kita akan bicarakannya dengan musyawarah agar keluarga pasien menggunakan masker pada saat berada dalam ruangan. Agar BOR Rumah Sakit tidak menurun maka kita harus mempertahankan visi dan misi yaitu menjadikan rumah sakit dengan pelayanan prima dan pilihan utama masyarakat. Serta misi yaitu mengutamakan kepuasan dan keselamatan pasien, dan memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. A4 : lalu bagaimana jika saat kita memberitahu tentang penggunaan masker kepada keluarga pasien, dan keluarga pasien bertanya untuk apa masker itu, kita harus menjawab apa? A3 : Nah iya, apabila kita memberitahu kepada keluarga pasien yang ada di ruangan itu bahwa ada pasien lain yang mempunyai penyakit menular apa tidak melanggar privasi klien? KP : Mungkin ada rekan-rekan disini yang dapat memberikan masukan untuk mengatasi masalah yang ditanyakan oleh perawat Chandra dan Lya? PP 2 : Kalau masukan dari saya saat kita beritahu saja bahwa penggunaan masker ini untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial karena tetapi tidak menuntut kemungkinan bahwa kita tidak tertular penyakit yang ada di lingkungan ruangan rumah sakit. Notulen : Saya cukup sependapat dengan perawat Moses, intinya bagaimana caranya kita menjelaskan kepada keluarga pasien yang sedang menunggu bahwa penggunaan masker di lingkup rumah sakit adalah penting agar tidak terjadi penularan penyakit. A4 : Tapi kan masalahnya untuk APD sendiri belum ada kejelasan dari pihak rumah sakit apakah Rumah Sakit bersedia untuk menambah APD. KP : Baik, terimakasih kepada rekan-rekan yang telah memberikan masukannya. InsyaAllah dari hasil rapat ini saya akan mengutarakan semua pertanyaan dan keluhan dari apa yang kita bahas hari ini. PP 2 : Baiklah, untuk rapat hari ini mungkin kita cukupkan sampai disini, apabila masih ada pertanyaan maupun keluhan dapat ditampung dulu dan dapat dibahas di rapat selanjutnya setelah ada keputusan yang jelas untuk penggunaan APD dari pihak Rumah Sakit.
KP : Untuk rapat selanjutnya nanti saya akan beritahu secepatnya melalui perawat Widiyawati dan Moses. Terimakasih atas waktu luangnya menghadiri rapat hari ini 16
dan semoga ada titik terang dari masalah ini. baiklah, saya cukupkan rapat hari ini, wassalamualaikum. wr. wb. Staff : waalaikumsalamm wr.wb
Setelah kepala ruangan membahas masalah yang sedang terjadi di ruang penyakit dalam kelas 3 dengan kepala Rumah Sakit, kepala ruangan pun memberitahukan kepada perawat Esti agar diadakan rapat kembali. PP 1 : Pak, tadi kepala ruangan telah membahas masalah yang kemarin kita bahas dalam rapat bersama kepala Rumah sakit, dan kepala ruangan meminta hari ini jam 14.00 diadakan rapat yang kedua, tolong sampaikan kepada semua perawat diruang penyakit dalam kelas 3. PP 2 : baik bu saya akan informasikan kepada semua perawat yang ada di ruang penyakit dalam kelas 3 agar menghadiri rapat hari ini.
Saat rapat KP : (membuka acara rapat) assalamualaikum wr.wb Staf : waalaikumsalamm wr.wb KP : terimakasih kepada rekan-rekan sejawat yang telah beresedia hadir dalam rapat kedua hari ini, hari ini kita akan membahas dan memecahkan semua masalah yang telah kita diskusikan saat rapat kemarin, untuk itu saya persilahkan kepada perawat Yesy untuk menjadi notulen rapat hari ini. Notulen : terimakasih kepada Ibu kepala ruangan, baiklah mungkin yang pertama kita bahas masalah APD, bagaimana bu apakah dari pihak rumah sakit menyetujui tentang penambahan APD terutama masker? KP : untuk pihak Rumah Sakit, Alhamdulillah setelah kami berdiskusi mereka menyetujui penambahan APD karena darurat, tetapi setelah masalah ini selesai, mungkin peraturan APD bahwa digunakan hanya di ruang isolasi akan berlaku kembali. A1 : nah, untuk masalah APD sudah dipecahkan A2 : berarti tinggal kita menginformasikan kepada setiap keluarga pasien agar menggunakan masker selama ada di ruangan rumah sakit. A1 : kalau begitu masalahnya tinggal pasien yang seharusnya diisolasi tetapi berada di ruang penyakit dalam bagaimana, apakah sudah ada keputusan dari kepala rumah sakit? KP : ya masalah itu juga sudah ibu bicarakan, dari pihak rumah sakit akan memberikan beberapa ruangan tambahan untuk kamar di ruang isolasi. 17
A4 : tetapi untuk penambahan ruangan kan perlu waktu? Sedangkan pasien yang seharusnya di ruang isolasi masih ada di ruang penyakit dalam? KP : ya itu juga sudah saya pikirkan, nanti di ruang penyakit dalam kita buat sekat untuk pasien yang mengalami penyakit menular untuk sementara waktu sebelum dibuat ruang isolasi yang baru. Mungkin kurang efektif, dan cukup sedikit membuat repot perawat, tetapi dengan cara itu mungkin penyebaran penyakit akan lebih bisa diminimalisir. PP 1 : bagaimana forum? Apakah setuju dengan usulan kepala ruangan, atau ada sanggahan atau memberi tambahan? PP 2 : kalo saya pribadi setuju karena menurut saya mungkin dengan cara itu yang paling efektif untuk sementara ini selagi pihak rumah sakit menyediakan ruangan tambahan untuk ruang isolasi. PP 1 : untuk teman-teman yang lain bagaimana? Staff : setuju .. A2 : baik, telah diputuskan dan ini telah disepakati bersama untuk masalah ini kita anggap clear. Saya kembalikan kepada kepala ruangan KP : terimakasih yang telah mengatur jalannya rapat hari ini, mungkin telah disepakati bersama untuk masalah ini kita anggap clear dan dapat jalan keluarnya. Apabila dari rekan-rekan sejawat ada ide yang lebih baik bisa langsung bicara dengan saya. Staff : Baik Bu.. KP : nah sekarang, rekan-rekan bisa kembali untuk menyelesaikan tugasnya masing-masing.
Setelah ditemukan jalan keluarnya perawat di ruang penyakit dalam pun tidak khawatir tertular penyakit lagi karena sudah mendapat tambahan APD dari pihak Rumah Sakit. Sementara itu untuk pasien nya sendiri tetap berada diruangan biasa namun disekat, dan keluarga pasien di beritahu untuk mengggunakan masker saat sedang berkunjung atau menunggu pasien agar tidak tertular penyakit.
18
BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari kompetensi-kompetensi yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan visioner adalah kepemimpinan yang kerja pokoknya difokuskan pada rekayasa masa depan yang penuh tantangan dan ditandai oleh kemampuan dalam membuat perencanaan yang jelas sehingga dari rumusan visinya akan tergambar sasaran yang hendak dicapai dari pengembangan lembaga yang dipimpinnya. Dalam konteks kepemimpinan pendidikan, penentuan sasaran dari rumusan visi tersebut dikenal dengan sasaran bidang hasil pokok. Di samping itu, kemampuan visioner pemimpin dimaknai sebagai kemampuan untuk mencipta,
merumuskan,mengomunikasikan,
mensosialisasikan/mentransformasikan
dan
mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil interaksi sosial diantara anggota organisasi dan pemangku kepentingan (stakeholders) yang diyakini sebagai cita-cita organisasi pada masa yang akan datang yang harus diraih atau diwujudkan melalui semua personel. 4.2 Saran Sebagai tenaga kesehatan kita diharuskan dapat mengatur kinerja diri sendiri maupun orang lain agar dapat mencapai visi misi yang diinginkan. Demikian makalah ini kami susun, semoga dapat bermanfaan bagi pembaca serta apabila terdapat kesalahan kami mohon maaf sebesar besarnya.
19
DAFTAR PUSTAKA Guntara, Y. (2014). PENGALAMAN KEPALA PERAWAT RUANGAN DALAM PENERAPAN GAYA KEPEMIMPINAN ISLAM DI RUMAH SAKIT SYARIF HIDAYATULLAH. Jakarta. Heriana, P., Wahyudi, & Chiar. (t.thn.). PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA DOSEN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN. 3. Purnomo, L. (2016). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Ruang Terhadap Kepuasan Kerja Perawat. 234. Riyatin, L., Noviestari, E., & Afifah, E. (2018). MODEL KEPEMIMPINAN SERVANT PALING DOMINAN BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA. Jurnal Keperawatan Indonesia, 185. Yasman, Y., Sahar, J., & Nuraini, T. (2015). MODEL KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN
MENURUT
PANDANGAN
PERAWAT
PELAKSANA
BERHUBUNGAN DENGAN RETENSI. Jurnal Keperawatan Indonesia Volume 18 no. 1, 35. Goleman, Daniel. Boyatzis, Richard. Mckee, Annie. 2004. Primal leadership. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
20