BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Field trip merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk menambah wawasan mahasiswa dengan mengamati atau terjun langsung ke tempat yang dijadikan subjek kunjungan. Metode field trip atau karya wisata merupakan metode pembelajaran yang menyenangkan, di mana mahasiswa diharuskan belajar di luar kelas atau outdoor. Bukan sekedar keluar kelas lalu belajar, namun dalam field trip siswa diajak untuk melihat dan mengamati objek yang dipelajari secara langsung. Kata field trip dapat diartikan sebagai kunjungan atau karyawisata. Wang dan Carlson (2011) mengemukakan bahwa “A field trip is a common strategy used by educators to bring out-of-scool learning experrience into schools”. Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa field trip adalah suatu strategi umum yang digunakan oleh pendidik untuk membawa pengalaman belajar yang ada di luar sekolah ke dalam sekolah. Field trip bukan sekedar kegiatan rekreasi semata, melainkan belajar dengan melihat objek secara langsung untuk mempertegas gambaran yang didapat siswa ketika di kelas. Batic (2011: 79) menjelaskan bahwa “Education field trip enable pupils to gain new experience and make them more aware of the world in which they live”. Penjelasan tersebut mengandung arti bahwa field trip dalam bidang pendidikan memungkinkan para mahasiswa untuk memperoleh pengalaman baru dan membuat mereka lebih sadar akan dunia di mana mereka hidup. Pelaksanaan field trip memberikan pengalaman unik pada mahasiswa dengan menampilkan meteri pelajaran secara nyata. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sagala (2006), bahwa metode field trip adalah metode belajar mengajar mahasiswa dibawah bimbingan dosen mengunjungi tempat-tempat
tertentu
dengan
maksud
untuk
belajar.
Sagala
(2006)
mengungkapkan bahwa metode field trip mempunyai beberapa kebaikan, antara lain: 1. Mahasiswa dapat mengamati kenyataan-kenyataan yang beragam dari dekat.
2. Mahasiswa dapat menghayati pengalaman-pengalaman baru dengan mencoba turut serta di dalam suatu kegiatan. 3. Mahasiswa dapat menjawab masalah–masalah atau pertanyaanpertanyaan dengan melihat, mendengar, mencoba, atau membuktikan secara langsung. 4. Mahasiswa dapat memperoleh informasi dengan jalan mengadakan wawancara atau mendengarkan ceramah yang diberikan on the spot. 5. Mahasiswa dapat mempelajari sesuatu secara internal dan komprehensif. Selain itu Roestiyah (2001) juga mengungkapkan keunggulan metode field trip antara lain sebagai berikut: a. Mahasiswa dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan petugas pada objek karyawisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung apa pekerjaan mereka. b. Mahasiswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan memperdalam dan memperluas pengalaman mereka. c. Dalam kesempatan ini mahasiswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi. d. Dengan objek yang ditinjau itu mahasiswa dapat memperoleh bermacammacam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi. Sagala (2006) mengemukakan bahwa metode field trip mempunyai kekurangan, yaitu: 1) Memerlukan persiapan oleh banyak pihak. 2) Jika
karyawisata
sering
dilakukan
akan
menganggu
kelancaran
pelaksanaan pembelajaran, apalagi jika tempat-tempat yang dikunjungi jauh dari perguruan tinggi. 3) Kadang-kadang terjadi kesulitan dalam pengangkutan. 4) Jika tempat yang dikunjungi itu sukar untuk diamatai, akibatnya mahasiswa menjadi bingung dan tidak akan mencapai tujuan yang diharapkan. 5) Memerlukan pengawasan yang tepat. 6) Memerlukan biaya yang relatif tinggi.
Adapun tujuan teknik ini adalah dengan melaksanakan field trip diharapkan mahasiswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari objek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanggung
jawab.
Mungkin
dengan
jalan
demikian
mereka
mampu
memecahkan persoalan yang dihadapi dalam pembelajaran (Roestiyah, 2001).
1.2 Tujuan Tujuan diadakannya field trip atau kunjungan lapang adalah: 1. Menambah wawasan dalam bidang gizi terutama di tempat kunjungan. 2. Melakukan pengamatan secara langsung mengenai berbagai macam informasi dalam bidang gizi termasuk manajemen penyelenggaraan makanan, manajemen asuhan gizi dan sebagainya di tempat kunjungan.
Dapus Batic, Janja. 2011. The Field Trip as Part of Spatial (Architectural) Design ArtClasses. Online. Tersedia di www.dlib.si.pdf [accessed 21/04/2015] Wang, Hui-hui dan Stephan P.Carlson. 2011. Factors that Influence Student’s Satisfaction in an Environmental Field Day Experience. International Electronic Journal of Environmental Education, Vol. 1, Issue 2. Online. Tersedia dihttp://www.iejeegreen.com/index.php/iejeegreen/article/view Article/23 [diakse s 21/04/2015] Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabet. Roesiyah, dkk. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.