MAKALAH KEWIRAUSAHAAN “MEMAHAMI KESUKAAN DIRI CARL GUSTAV JUNG”
Di susun oleh :
Ayun Eka Karnita (NIM : 1511002) Indah Fitri Anita Sari (NIM : 1511007)
PROGRAM S-1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PATRIA HUSADA BLITAR 2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang diridhoi Allah SWT. Maksud kami membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah KEWIRAUSAHAAN yang diamanatkan oleh dosen kami. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangannya baik dalam cara penulisan maupun dalam isi. Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi kami yang membuat dan umumnya bagi yang membaca makalah ini, untuk menambah pengetahuan tentang “MEMAHAMI KESUKAAN DIRI CARL GUSTAV JUNG”Amin.
Mei 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... DAFTAR ISI..................................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1.3 Tujuan......................................................................................................... BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biografi Carl Gustav Jung........................................................................... 2.2 Struktur Kepribadian .................................................................................. 2.3 Dinamika Kepribadian ............................................................................... 2.4 Perkembangan Kepribadian ....................................................................... 2.5 Tahap- tahap Perkembangan Kpribadian ................................................... BAB III PENUTUP 4.1 Kesimpulan ................................................................................................. 4.2 Saran ........................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori kepribadian dengan pendekatan psikologi analitis dikembangkan oleh Carl Gustav Jung.Beliau diakui sebagai salah seorang ahli psikologi yang terkemuka di abad ke20.Pandangan Jung tentang kepribadian adalah prospektif dan retrospektif. Prospektif dalam arti bahwa ia melihat kepribadian itu ke depan kea rah garis perkembangan sang pribadi di masa depan dan retrospektif dalam arti bahwa ia memperhatikan masa lampau sang pribadi. Karena orang hidup dibimbing oleh tujuan dan maupun sebab. Jung menekankan pada peranan tujuan dalam perkembangan manusia.Pandangan inilah yang membedakan Jung dengan Freud. Bagi Freud, dalam hidup ini hanya ada pengulangan yang tak habis-habisnya atas tema-tema insting sampai ajal menjelang. Bagi Jung, dalam hidup ini ada perkembangan yang konstan dan sering kali kreatif, pencarian ke arah yang lebih sempurna serta kerinduan untuk lahir kembali. Teori Jung juga berbeda dari semua pendekatan lain tentang kepribadian karena tekanannya yang kuat pada dasar-dasar ras dan filogenetik kepribadian. Jung melihat kepribadian individu sebagai produk dan wadah sejarah leluhur. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana biografi Carl Gustav Jung? 2. Bagaimana struktur kepribadian menurut Carl Gustav Jung? 3. Bagaimana dinamika kepribadian menurut Carl Gustav Jung? 4. Bagaimana perkembangan kepribadian menurut Carl Gustav Jung? 5. bagaimana tahap- tahap perkembangan kepribadian menurut Carl Gustav Jung? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui biografi Carl Gustav Jung? 2. Untuk mengetahui struktur kepribadian menurut Carl Gustav Jung? 3. Untuk mengetahui dinamika kepribadian menurut Carl Gustav Jung? 4. Untuk mengetahui perkembangan kepribadian menurut Carl Gustav Jung?
5. Untuk mengetahui tahap- tahap perkembangan kepribadian menurut Carl Gustav Jung?
BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Biografi Carl Gustav Jung Carl Gustav Jung lahir pada 26 Juli 1875 di Kesswil, kota kecil dekat Danau Constance, Swiss. Carl Gustav Jung adalah anak dari pasangan pendeta di Gereja Reformasi Swiss, Johann Paul Jung dan Emillie Preiswerk Jung, putri seorang teolog. Keluarga ibu Jung mempunyai tradisi spiritualisme dan mistisisme, dan kakeknya dari garis ibu, Samuel Preiswerk adalah penganut okultisme dan sering berbicara dengan roh orang mati. Orang tua Jung memiliki tiga anak, seorang anak laki-laki sebelum Carl namun hanya hidup selama 3 hari, dan seorang putri yang lebih muda sembilan tahun daripada Carl. Karena itu, kehidupan awal yang dimiliki Jung adalah seorang anak tunggal. Carl Gustav Jung adalah orang pertama yang merumuskan tipe kepribadian manusia dengan istilah ekstrovert dan introvert, serta menggambarkan empat fungsi kepribadian manusia yang disebut dengan fungsi berpikir, pengindera, intuitif, dan perasa. Motivasi awal Jung menyelidiki tipologi manusia adalah keinginannya untuk mengerti dan memahami pandangan Freud tentang gangguan mental sangat berbeda dari pandangan Adler. 2.2 Struktur Kepribadian Kepribadian atau psyche adalah mencakup keseluruhan pikiran,perasaan dan tingkah laku,kesadaran,dan ketidak sadaran. Kepribadian membimbing orang untuk untuk menyesuaikan
diri
dengan
lingkungan
social
dan
lingkungan
fisik.sejak
awal
kehidupan,kepribadian adalah kesatuan atau berpotensi membentuk kesatuan.ketika mengembangkan kepribadian,orang harus berusaha mempertahankan kesatuan dan harmoni antar semua elemen kepribadian. Kepribadian di susun oleh sejumlah sistem yang beroprasi dalam tiga tingkat kesadaran; ego beroperasi pada tingkat sadar,kompleks beroperasi pada tingkat sadar pribadi,dan arsetip beroperasi pada tingkat taksadar kolektif.di samping sistem-sistem yang terkait dengan daerah operasinya masing-masing, terdapat sikap (introvers-ektravers) dan fungsi (fikiranperasaan-persepsi-intuisi) yang beroperasi pada semua tingkat kesadaran.jjuga ada self yang menjadi pusat dari seluruh kepribadian.
1. Kesadaran (Consciusness) Consciousness muncul pada awal kehidupan, bahkan mungkin sebelum dilahirkan. Secara berangsur kesadaran bayi yang umum-kasar, menjadi semakin spesifik ketika bayi itu mengenal manusia dan obyek disekitarnya. Menurut jung, hasil pertama dari proses diferensiasi kesadaran itu adalah ego. 2. Ego Ego adalah jiwa sadar yang terdiri dari persepsi-persepsi,ingatan-ingatan,pikiranpikiran dan perasaan-perasaan sadar. Ego melahirkan perasaan identitas dan kontinuitas seseorang,dan dari segi pandangan sang pribadi ego dipandang berada pada kesadaran. 3. Ketidaksadaran Pribadi (Personal Unconscius) dan kompleks (Complexes) Ketidaksadaran pribadi adalah daerah yang berdekatan dengan ego. Ketidaksadaran pribadi terdiri dari pengalaman-pengalaman yang pernah sadar tetapi kemudian direpresikan, disupresikan, dilupakan atau diabaikan serta pengalaman-pengalaman yang terlalu lemah untuk menciptakan kesan sadar pada sang pribadi. Komplekskompleks. Kompleks adalah kelompok yang terorganisasi atau konstelasi perasaanperasaan, pikiran-pikiran, persepsi-persepsi, ingatan-ingatan, yang terdapat dalam ketidaksadaran pribadi. Kompleks memiliki inti yang bertindak seperti magnet menarik atau “mengkonstelasikan” berbagai pengalaman kearahnya. (Jung,1934). 4. Ketidaksadaran Kolektif (Collective Unconscius) Ketidaksadaran kolektif adalah gudang bekas-bekas ingatan laten yang diwariskan dari masa lampau leluhur seseorang, masa lampau yang meliputi tidak hanya sejarah ras manusia sebagai suatu spesies tersendiri tetapi juga leluhur pramanusiawi atau nenek moyang binatangnya. Ketidaksadaran kolektif adalah sisa psikik perkembangan evolusi manusia, sisa yang menumpuk sebagai akibat dari pengalaman-pengalaman yang berulang selama banyak generasi. Semua manusia kurang lebih memiliki ketidaksadaran kolektif yang sama. Jung menghubungkan sifat universal ketidaksadaran kolektif itu dengan kesamaan stuktur otak pada semua ras manusia dan kesamaan ini sendiri disebabkan oleh evolusi umum.
a.
Arkhetipe-Arkhetipe Arkhetipe adalah suatu bentuk pikiran (ide) universal yang mengandung unsur emosi yang besar. Bentuk pikiran ini menciptakan gambaran-gambaran atau visivisi yang dalam kehidupan sadar normal berkaitan dengan aspek tertentu dari situasi.
b. Persona Persona adalah topeng yang dipakai sang pribadi sebagai respon terhadap tuntutan-tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat, serta terhadap kebutuhankebutuhan arkhetipal sendiri(Jung,1945). Tujuan topeng adalah untuk menciptakan kesan tertentu pada orang-orang lain dan sering kali, meski tidak selalu, ia menyembunyikan hakikat sang pribadi yang sebenarnya.
c.
Anima dan animus Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk biseksual. Pada tingakat fisiologis, laki-laki mengeluarkan hormon seks laki-laki maupun perempuan, demikian juga wanita.Pada tingkat psikologis,sifat-sifat maskulin dan feminin terdapat pada kedua jenis. Jung mengaitkan sisi feminine kepribadian pria dan sisi maskulin kepribadian wanita dengan arkhetipe-arkhetipe. Arkhetipe fenimin pada pria
disebut
anima,
arkhetipe
maskulin
pada
wanita
disebut
animus
(Jung,1945,1945b).
d. Bayang-bayang (Shadow) Bayang-bayang mencerminkan sisi binatang pada kodrat manusia. Sebagai arkhetipe, bayang-bayang melahirkan dalam diri kita konsepsi tentang dosa asal; apabila bayang-bayang diproyeksikan keluar maka ia menjadi iblis atau musuh. e.
Diri (Self) Arkhetipe yang mencerminkan perjuangan manusia kearah kesatuan (Wilhelm dan Jung 1931). Diri adalah titk pusat kepribadian, disekitar mana semua sistem lain terkonstelasikan. Ia mempersatukan sistem-sistem ini dan memberikan kepribadian dengan kesatuan, keseimbangan dan kestabilan pada kepribadian.
f.
Simbolisasi (Symbolization) Simbol adalah tanda yang tampak yang mewakili hal lain (yang tidak tampak). Arsetip yang terbenam di dalam taksadar kolektif hanya dapat mengekspresikan diri melalui symbol-simbol. Hanya dengan menginterpretasi symbol-simbol ini, yang muncul dalam mimpi, fantasi, penampakan (vision), mythe, seni, dll, dapat diperoleh pengetahuan mengenai taksadar kolektif dan arsetipnya. Simbol beroperasi dalam dua cara. Pertama, dalam bentuk retrospektif, dibimbing oleh insting symbol mungkin secara sederhana menunjukkan impuls yang karena alasan tertentu tidak terpuaskan. Kedua, dalam bentuk prospektif, dibimbing oleh tujuan akhir kemanusiaan, simbol mengekspresikan kumpulan kebijaksanaan yang telah dicapai, yang dapat diterapkan pada masa yang akan datang.
5. Sikap Jung membedakan dua sikap atau orientasi utama kepribadian,yakni sikap ekstraversi dan sikap introversi. Sikap ektraversi mengarah sang pribadi ke dunia luar, dunia objetif; sikap introversi mengarahkan orang ke dunia dalam,dunia subjektif (1921). Kedua sikap yang berlawanan ini ada dalam kepribadian tetapi biasanya salah satu diantaranya dominan dan sadar. Apabila ego lebih bersifat ekstavert dalam relasinya dengan dunia, maka ketidaksadaran pribadinya akan bersifat introvert. Misalnya, jika seseorang egonya bersifat ekstraversi dalam hubungnnya dengan dunia luar, termasuk orang lain, maka ketidaksadaran pribadinya akan bersifat intoversi. Bila orang egonya bersifat intoversi, kearah kepada dunia dalam yang bersifat subjektif, maka ketidaksadaran pribadinya bersifat ekstaversi. 6. Fungsi Ada empat fungsi psikologis fundamental: a. Pikiran. Berpikir melibatkan ide-ide dan intelek. Dengan berpikir manusia berusaha memahami hakikat manusia dan dirinya sendiri. b. Perasaan. Perasaan adalah fungsi evaluasi; Ia adalah nilai benda-benda,entah bersifat positif maupun negatif,bagi subjek. Fungsi perasaan memberikan kepada
manusia pengalaman-pengalaman subjektifnya tentang kenikmatan dan rasa sakit, amarah, ketakutan, kesedihan, kegembiraan dan cinta. c. Pendirian. Pendirian adalah fungsi perceptual atau fungsi kenyataan.Ia menghasilkan fakta-fakta konkret atau bentuk-bentuk representasi dunia. d. Intuisi. Intuisi adalah persepsi melalui proses-proses tak sadar dan isi di bawah ambang kesadaran. Orang yang intuitif melampaui fakta-fakta, perasaan-perasaan dan ide-ide dalam mencari hakikat kenyataan. Pikiran dan perasaan disebut fungsi rasio karena mereka memakai akal, penilaian, abstraksi dan generalisasi. Mereka memungkinkan manusia menemukan hukumhukum dalam alam semesta. Pendirian dan intuisi dipandang sebagai fungsi irrasional karena mereka didasarkan pada persepsi tentang hal-hal yang konkret, khusus dan aksidental. Biasanya salah satu diantara keempat fungsi itu berkembang jauh melampaui ketiga lainnya,dan memainkan peranan yang lebih menonjol dalam kesadaran.Ini disebut fungsi superior. Salah satu dari ketiga fungsi lainnya biasanya bertindak sebagai pelengkap terhadap fungsi superior. Apabila fungsi kerja superior terhambat maka secara otomatis fungsi pelengkap menggantikan fungsi superior. Fungsi yang paling kurang berkembang dari keempat fungsi itu disebut fungsi inferior.Fungsi itu direpresikan dan menjadi tidak sadar. Fungsi inferior mengungkapkan diri dalam mimpi-mimpi dan fantasi-fantasi. Fungsi inferior itu juga memilki fungsi pelengkap. 7. Interaksi di Antara Sistem-Sistem Kepribadian Berbagai sistem dan sikap serta fungsi yang hendak membangun seluruh kepribadian saling berinteraksi dengan tiga cara yang berbeda. a.
Salah satu sistem bisa mengkompensasikan kelemahan sistem lain Kompensasi bisa dijelaskan dengan interaksi antara sikap dan ektraversi dan introversi yang berlawanan. Apabila ektraversi merupakan sikap ego sadar yang dominan atau superior maka ketidaksadaran akan melakukan kompensasi dengan mengembangkan sikap intoversi yang direpresikan. Kompensasi juga terjadi antarfungsi. Seseorang yang menekankan pikiran dan persaan dalam kesadarannya akan menjadi intuitif, dan bertipe pendirian secara tak sadar. Demikian juga, ego dan anima pada seorang pria serta animus pada seorang wanita melahirkan
hubungan kompensatorik satu sama lain. Ego pria normal adalah maskulin sedangkan anima adalah feminine dan ego wanita yang normal adalah feminin sedangkan animus maskulin.Pada umumnya, semua isi kesadaran dikompensasikan oleh isi-isi ketidaksadaran. Prinsip kompensasi memberikan semacam ekuilibrium atau keseimbangan antara unsur-unsur yang saling bertentangan sehingga mencegah psikhe menjadi tidak seimbang secara neurotis. b. Salah satu sistem bisa menentang sistem lain Pertentangan terdapat dimana-mana dalam kepribadian; antara ego dan bayangbayang,antara ego dan ketidaksadaran pribadi,antara persona dan anima atau animus, antara persona dan ketidaksadaran pribadi,antara kolektif dan ego,serta antara ketidaksadaran kolektif dan persona. Introversi bertentangan dan ekstraversi, pikiran bertentangan dengan perasaan,dan pendirian bertentangan dengan intuisi. Ego adalah seperti bola bulu tangkis yang dipukul bolak-balik antara tuntutantuntutan luar dari masyarakat dan tuntutan-tuntutan batin dari ketidaksadaran kolektif. Sebagai akibat dari pertarungan ini berkembanglah persona atau topeng. Persona kemudian diserang oleh arkhetipe-arkhetipe lain dalam ketidaksadaran kolektif. c.
Dua sistem atau lebih bisa bersatu membentuk sintesis Kesatuan dari yang berlawanan tercapai lewat apa yang oleh Jung disebut fungsi transenden. Bekerjanya fungsi ini menghasilkan sintesis antara sistem-sistem yang bertentangan dan membentuk kepribadian yang seimbang dan terintegrasi. Pusat dari kepribadian yang terintegrasi ini adalah diri (self).
2.3 Dinamika Kepribadian Dinamika kepribadian bersifat rentan terhadap pengaruh-pengaruh dan modifikasi dari luar, ia tidak akan mencapai keadaan stabil yang sempurna, hanya bisa bersifat stabil relative. 1. Energi Psikis Energi psikis merupakan manifestasi kehidupan, yakni energi organisme sebagai system biologis. Energi psikis lahir seperti semua energi vital lain, yakni dari proses metabolic tubuh. Energi psikis tidak dapat diukur atau dirasakan, namun terungkap dalam bentuk daya-
daya actual atau potensial. Keinginan, kemauan, perasaan, perhatian,dan perjuangan adalah contoh-contoh dari daya actual dalam kepribadian;disposisi, bakat, kecenderungan, kehendak hati, dan sikap adalah contoh daya potensial. 2. Prinsip Ekuivalensi Prinsip ekuivalensi menyatakan bahwa jika energi dikeluarkan unutk menghasilkan suatu kondisi tertentu, maka jumlah yang akan dikeluarkan itu akan muncul di salah satu tempat lain dalam sistem. Prinsip ekuivalensi menyatakan bahwa jika energi dikeluarkan dari salah satu system, misalnya ego, maka energi itu akan muncul pada suatu system yang lain, mungkin persona. Atau jika makin banyak nilai direpresikan ke dalam sisi bayang-bayang kepribadian, maka nilai itu akan tumbuh kuat dengan mengorbankan stuktur lain dalam kepribadian. 3. Prinsip Entropi Prinsip entropi menyatakan bahwa jika dua benda yang berbeda suhunya bersentuhan maka panas akan mengalir dari benda yang suhunya lebih panas ke benda yang suhunya leih dingin. Prinsip entropi yang digunakan Jung unutk menerangkan dinamika kepribadian menyatakan bahwa distribusi energi dalam psikhe mencari keseimbangan. Misalnya orang yang terlalu ekstrovert terpaksa mengembangkan bagian introvert dari kodratnya. Kaidah umum dalam psikologi Jungian adalah setiap perkembangan yang berat sebelah akan menimbulkan konflik, tegangan, tekanan, sedangkan perkembangan yang seimbang dari semua unsur kepribadian akan menghasilkan keharmonisan, relaksasi dan kepuasan. 4. Penggunaan Energi Seluruh energi psikis digunakan untuk keperluan kehidupannya, dan untuk pembiakan spesies. Ini merupakan fungsi instingtif yang dibawa sejak lahir seperti lapar dan seks. 2.4 Perkembangan Kepribadian Jung yakin bahwa manusia tetap berkembang atau berusaha berkembang dari tahap perkembangan yang kurang sempurna ke tahap perkembangan yang lebih sempurna. 1. Kausalitas versus Teleologi Menurut pandangan ini, kepribadian manusia dipahami menurut ke mana ia pergi bukan di mana ia telah berada. Sebaliknya masa sekarang dapat dijelaskan oleh masa lampau,peristiwa sekarang adalah hasil akibat atau pengaruh dari keadaan sebelumnya.
Masa sekarang tidak hanya ditentukan oleh masa lampau (kausalitas) tetapi ditentukan juga oleh masa depan (teleologi). 2. Sinkronisitas Prinsip itu diterapkan pada peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat yang sama, tetapi peristiwa itu tidak disebabkan oleh peristiwa yang lain. Misalnya orang berpikir tentang seseorang lalu orang itu muncul, atau orang bermimpi tentang sakit atau kematian sanak keluarganya, kemudian ia mendengar peristiwa itu terjadi bersamaan dengan mimipinya itu. Jung menunjuk banyak literature tentang telepati jiwa, kewaskitaan, dan tipe-tipe lain sebagai bukti prinsip sinkronisitas. 3. Hereditas Bagi Jung insting alamiah manusia diwariskan oleh para leluhurnya berkali-kali dan telah melewati berbagai generasi. Potensi yang diwariskan ini memiliki ragam penglaman yang sama seperti leluhur dalam bentuk arkhetipe-arkhetipe.
2.5 Tahap-Tahap Perkembangan Kepribadian Proses individuasi ini ditandai oleh bermacam-macam perjuangan batin melalui bermacam-macam tahap perkembangan. 1. Tahap pertama Membuat sadar fungsi pokok serta sikap jiwa yang ada dalam ketidaksadaran. Dengan cara ini, tegangan dalam batin berkurang dan kemampuan untuk orientasi srta penyesuaian diri meningkat. 2. Tahap kedua Membuat sadar imago. Dengan menyadari imago ini, orang akan mampu melihat kelemahan-kelemahannya sendiri yang diproyeksikan. 3. Tahap ketiga Menyadari bahwa manusia hidup dalam berbagai tegangan pasangan yang berlawanan, baik rohaniah maupun jasmaniah. Manusia harus tabah menghadapi masalah ini serta dapat mengatasinya.
4. Tahap keempat Adanya hubungan yang selaras antara kesadaran dan ketidaksadaran, adanya hubungan yang selaras antar segala aspek dari kepribadian yang ditimbulkan oleh titik pusat kepribadian yaitu Diri. Diri menjadi titik pusat kepribadian, menerangi, menghubungkan, serta mengkoordinasikan seluruh aspek kepribadian. Gambaran manusia yang mampu mengkoordinasikan seluruh aspek kepribadiannya ini disebut manusia integral atau manusia sempurna.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Carl Gustav Jung adalah orang pertama yang merumuskan tipe kepribadian manusia dengan istilah ekstrovert dan introvert, serta menggambarkan empat fungsi kepribadian manusia yang disebut dengan fungsi berpikir, pengindera, intuitif, dan perasa. Kepribadian atau psyche adalah mencakup keseluruhan pikiran,perasaan dan tingkah laku,kesadaran,dan ketidak sadaran. Kepribadian membimbing orang untuk untuk menyesuaikan
diri
dengan
lingkungan
social
dan
lingkungan
fisik.sejak
awal
kehidupan,kepribadian adalah kesatuan atau berpotensi membentuk kesatuan. Ketika mengembangkan kepribadian,orang harus berusaha mempertahankan kesatuan dan harmoni antar semua elemen kepribadian. 3.2 Saran Dalam pembuatan makalah ini penyusun menyadari tentu banyak kekurangan dan kejanggalan baik dalam penulisan maupun penjabaran materi serta penyusunan atau sistematik penyusunan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca semua. Dan penyusun juga berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Hall, Calvin S & Garner Lindzey. Teori-teori Psikodinamik (Klinis), Kanisius. Yogyakarta 1993.
Naisaban, Ladislaus. Psikologi Jung: Tipe Kepribadian Manusia dan Rahasia Sukses Dalam Hidup (tipe kebijaksanaan Jung). Jakarta: PT Gramedia
Ujam Jaenudin, dkk. 2013. Psikologi Kepribadian (Lanjut) Studi Atas Teori Dan Tokoh Kepribadian. Bandung: Pustaka Setia.