Bab I Baru.docx

  • Uploaded by: Ikhsan Rizaldi
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I Baru.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 676
  • Pages: 4
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Obesitas adalah peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan rangka dan fisik, sebagai akibat akumulasi lemak berlebih dalam tubuh. Obesitas terjadi jika seseorang mengonsumsi kalori yang berlebihan dari yang di butuhkan sehingga energi yang masuk lebih banyak di banding energi yang keluar dan akan disimpan dalam bentuk jaringan lemak (WHO, 2013). Obesitas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor lingkungan, termasuk didalamnya masalah dalam pemilihan jenis makanan, pola makan, porsi perkali makan dan tingkat aktivitas pada masing-masing individu. Obesitas pada seseorang dapat diidentifikasi dengan menggunakan IMT (Indeks Masa Tubuh), nilai IMT ≥ 30 menunjukkan bahwa seseorang mengalami obesitas. Prevalensi obesitas secara nasional pada penduduk kelompok umur > 18 tahun adalah 21,8% sengan prevalensi tertinggi berada di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 30,2 % (Kemenkes, 2018). Terdapat penelitian yang menghubungkan antara obesitas dengan disfungsi seksual pada pria. Penelitian yang dilakukan di Eropa membahas tentang kerusakan fisik dan fungsi seksual pria yang mengalami obesitas, didapatkan data bahwa pria dengan (Body Mass Indek) BIM > 30 kg/m2 dan lingkaran pinggang >120 cm memiliki kemungkinan lebih besar untuk memperlihatkan dua atau lebih gejala yang mengarah pada kerusakan fisik

dan gangguan fungsi seksual. Dengan kata lain, obesitas memiliki resiko yang tinggi terjadinya disfungsi seksual. Disfungsi seksual merupakan kondisi yang menunjukkan adanya gangguan pada salah satu atau lebih aspek fungsi seksual (Pangkahila, 2006). Menurut Harmusyanto (2013) penyebab disfungsi seksual dapat dibagi menjadi dua, yaitu gangguan yang disebabkan oleh faktor fisik dan faktor psikis. Gangguan yang disebabkan oleh faktor fisik adalah gangguan seksual akibat kesehatan, kebiasaan mengonsumsi alkohol, kebiasaan merokok, kurang olahraga dan faktor genetika. Gangguan yang disebabkan oleh faktor psikis disebabkan oleh gangguan akibat stres, depresi, dan rasa khawatir berlebihan (Arisandi, 2008). Disfungsi seksual meliputi disfungsi ereksi, impotensi, ejakulasi dini dan gangguan hasrat (libido). Menurut Evacuasiany dan Puradisastra (2011) libido atau gairah seksual adalah perasaan yang didasari atas adanya dorongan seks atau sensasi tentang keinginan untuk melakukan hubungan seks. Masalah ini juga cenderung serius dan menghambat hubungan pasangan yang terkadang menimbulkan perceraian (Nehegang et al., 2016). Banyak keluarga yang telah melakukan terapi untuk mengatasi masalah tersebut namun biaya yang di keluarkan terlalu mahal sedangkan efek yang dihasilkan tidak sebanding dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Oleh sebab itu kini banyak keluarga yang lebih tertarik menggunakan obat tradisional.

Penggunaan obat tradisional merupakan budaya yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat indonesia sejak jaman nenek moyang, banyak jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai obat kuat misalnya pisang, lengkuas, kucai, tiram, ginseng, blimbing wuluh, adas, pare, bawang putih, terong ungu, biji selasih, pasak bumi, dan jahe merah. Jahe merupakan tanaman yang banyak di kenal oleh masyarakat indonesia. Pemanfaatan tanaman obat seperti jahe sudah lama digunakan untuk menyembuhkan, mencegah penyakit, maupun sebagai obat afrodisiak. Afrodisiak merupakan suatu bahan organik, minyak esensial (minyak atsiri), obat, minuman herbal atau bahan yang dapat menimbulkan dorongan seksual (Oktavina, 2006). Jahe merah dipercaya memiliki peran sebagai afrodisisaka karena dapat meningkatkan serta melancarkan sirkulasi aliran darah (Okata et al. 2008). Menurut Silalahi (2005) apabila sirkulasi darah meningkat maka kemungkinan aliran darah di daerah kelamin akan meningkat sehingga terjadi ereksi. Ereksi meningkatkan aliran darah arteri sehingga menyebabkan tubuh yang lemah menjadi kuat mendekati tekanan di dalam penis dan peningkatan hormon testosteron. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain tentang efektivitas afrodisiak, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul “Uji Efektivitas Afrodisiak Ekstrak Etanol Jahe Merah (Zingiber Officinale Lin.) Terhadap Mencit (Mus musculus L.) Putih Jantan Obesitas”.

1.1 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kekuatan afrodisiak ekstrak etanol 70% umbi jahe merah (Zinggiber officinale Lin.) ?

1.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan afrodisiak ekstrak etanol 70% jahe merah (Zinggiber officinale Lin.) terhadap mencit (Mus musculus L.) putih jantan obesitas . 1.3 Manfaat Penelitian 1.3.1 Manfaat ilmiah Dari hasil penelitian diharapkan akan memberikan sumber informasi ilmiah pada peneliti berikutnya tentang efektivitas afrodisiak ekstrak etanol jahe merah (Zinggiber officinale Lin.) terhadap mencit putih jantan obesitas. 1.3.2

Manfaat sosial Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi pada masyarakat luas, bahwa pemberian ekstrak umbi jahe merah dapat meningkatkan libido (gairah seksual).

Related Documents

Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72
Bab-i-bab-v.doc
May 2020 71
Bab I & Bab Ii.docx
June 2020 67
Bab I & Bab Ii.docx
June 2020 65
Bab I-bab Iii.docx
November 2019 88

More Documents from "Nara Nur Gazerock"