BAB IV PERANCANGAN GARDU DISTRIBUSI 20 kV
Suatu industri (Semen) TM/TM/TR pada MDP (Main Distribution Panel) yang terbagi menjadi 4 kelompok, yaitu: 1. Kelompok 1 = 750 kVA 2. Kelompok 2 = 500 kVA 3. Kelompok 3 = 500 kVA 4. Kelompok 4 = 400 kVA Dengan faktor kebutuhan sebesar 0,8 – 0,9 = dipilih 0,8.
MDP
750 kVA
500 kVA
500 kVA
54
400 kVA
Cadangan
DEFINISI TM/TM/TR adalah pelanggan TM (20 kV), pengukuran TM (20 kV), pemakaian TR (380 V).Menurut SPLN No. D3.002-1:2007, pelanggan diatas (20 kVA) trafo sama dengan milik pelanggan dan ditempatkan pada Gardu Distribusi. Penyediaan trafo ditanggung pelanggan dan rugi – rugi (kVARh) pada jaringan ditanggung oleh pelanggan.
PERHITUNGAN DAN PEMILIHAN TRAFO A. PERHITUNGAN TRAFO Untuk memilih trafo yang akan digunakan dalam instalasi TM/TM/TR maka harus memperhatikan beberapa kententuan – ketentuan diantaranya adalah: 1. Menghitung kebutuhan daya total Pemilihan harus memperhatikan hubungan daya yang terpasang (rill) dan daya yang tersambung (dari PLN) dengan daya pada trafo yang sesuai dengan nilai daya yang tersedia pada tarif dasar listrik (TDL). Nilai total kebutuhan diperoleh dari penjumlahan keempat kelompok beban yang sudah ditentukan: S = Kel. 1 + Kel.2 + Kel.3 + Kel. 4 = 750 kVA + 500 kVA + 500 kVA + 400 kVA = 2150 kVA 2. Kebutuhan beban maksimal = FK x Daya Total = 0.8 x 2150 kVA = 1720 kVA 3. Kapasitas daya terpasang = kebutuhan beban maksimum x 120 % Dimana jika cadangan ditetapkan 20 % (artinya faktor kapasitas = 80 %) maka kapasitas yang terpasang adalah = Kebutuhan beban maksimum 120 % = 1720 kVA x 120 % = 2064 kVA
55
4. Dengan mempertimbangkan penentuan kebutuhan beban maksimum sebesar 1720 kVA dan dengan asumsi pembebanan 80 %, maka sesuai dengan standart nilai daya trafo yang tersedia dipilih daya trafo sebesar 2500 kVA (sesuai dengan yang ada dipasaran). 5. Berdasarkan besar daya yang terpasang yaitu 2064 kVA maka pelanggan industri tersebut termasuk pelanggan TM/TM/TR dan digolongkan kepada tarif golongan I-3/TM dengan batas daya diatas 200 kVA sesuai data tarif dasar listrik( TDL ) 2010 ( data terlampir ). Adapun syarat – syarat golongan tarif I-3/TM adalah : a. Kontrak daya dengan PLN. b. Adanya gardu distribusi karena pelanggan harus memiliki trafo sendiri. c. Rugi – rugi ( kVARh ) pada jaringan ditanggung oleh pelanggan. d. Sistem menggunakan AMR ( Automatic Monitoring Reading ). e. kWH yang digunakan mengguanakan kelas ketelitian 0,05. 6. Kehandalan sistem yang dikehendaki : a. Teknik koordinasi antar pemutus daya menggunakan sistem diskriminasi. Diskriminasi adalah jika pada salah satu sisi bawah pada MDP-LV terjadi gangguan maka pengaman terdekat harus harus putus tanpa terjadi gangguan di pengaman lainnya. Pengaman akan trip jika arus yang melewati melebihi arus nominal ( In ). b. Mudah dalam perawatan dan pengoperasian. c. Menggunakan supply dari dua sumber yaitu PLN dan Genset. Jika terjadi pemadaman dapat dialihkan ke genset untuk memenuhi kebutuhan daya listrik.
56
7. Sistem Instalasi yang dirancang
MDP
750 kVA
500 kVA
500 kVA
57
400 kVA
Cadangan
B. PEMILIHAN TRAFO Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pemesanan transformator antara lain :
Daya nominal
Tegangan input
Sistem tegangan ( satu phasa / tiga phasa )
Rugi – rugi no load losses and load losses
Noise
Sistem pendinginan
Harga Merk
Trafindo
Daya ( kVA )
2500
V0 HV / LV
20 kV / 400 V
No Load Losses ( W )
4000
Load Losses ( W )
25000
Noise at 1M ( dB )
62
Impedansi Z ( % )
7,00
Lebih lengkap lihat lampiran
Trafo yang dipilih adalah Trafindo dengan alasan pemilihan trafo merk adalah: 1. Karena distributor dan pabrik yang berada di Jakarta, sehingga proses pasca pembelian, servis dan sebagainya relative lebih mudah. 2. Mudah dan cepat karena dalam pengadaan alat pengiriman trafo tidak terlalu lama (Malang – Jakarta ± 2 hari 1 malam). 3. Perbandingannya lebih baik dari trafo merk lain.
58
C. PENENTUAN ARUS NOMINAL UTAMA DAN CABANG A. Arus Nominal Primer
2500 kVA
IN
KHA = In x 125 %
3 x20kV
= 72,16 A
= 72,16 x 125 % = 90,21 A
Dari JTM ke kubikel PLN menggunakan kabel NA2XSYFGbY karena melalui saluran tanah dengan ukuran 1 x ( 3 x 95 mm2 ) dengan KHA 295 A. Pada suhu keliling 30 oC dengan suhu penghantar maksimum 70 oC (PT. SUCACO Tbk).
Dari kubikel PLN ke kubikel pelanggan dan kemudian ke trafo sisi HV menggunakan kabel N2XSY karena melalui saluran tanah dengan ukuran 3 ( 1 x 95 mm2 ) dengan KHA 309 A. Pada suhu keliling 30 oC dengan suhu penghantar maksimum 70 oC (PUIL BAB 7 hal. 314).
B. Arus Nominal Sekunder IN
2500 kVA 3 x400V
= 3608,43 A
KHA = In x 125 % = 3608,43 x 125 % = 4510,54 A
Menggunakan kabel NYY 9( 1 x 300 mm2 ) dengan KHA = 4834,8 A. Pada suhu keliling 30 oC dengan suhu penghantar maksimum 70 oC (PT. SUCACO Tbk).
Busbar 4 ( 100 x 10 mm ) dengan KHA = 4800 A.
59
C. Arus Nominal Cabang
Kelompok 1
750 kVA
Kelompok 2
500 kVA
Kelompok 3
500 kVA
Kelompok 4
400 kVA
=1139,5A
3 x380V =759,67A
3 x380V =759,67A
3 x380V =607,73A
3 x380V
D. PENENTUAN KHA UTAMA DAN CABANG KHA masing – masing cabang
Kelompok 1
= 1139,5 x 125 % = 1424,3 A
Kelompok 2
= 759,67 x 125 % = 949,5 A
Kelompok 3
= 759,67 x 125 % = 949,5 A
Kelompok 4
= 607,73 x 125 % = 759,6 A
E. PENENTUAN PENGHANTAR UTAMA DAN CABANG Kelompok 1
KHA = 1424,3 A
Fasa = Menggunakan kabel NYY 3 ( 1 x 240 mm2 ) / Fasa, dengan KHA = 590 A tiap kabel, diudara pada suhu 30 oC.
Netral = Menggunakan kabel NYY 1 ( 1 x 240 mm2 ) / Fasa, dengan KHA = 590 A tiap kabel, diudara pada suhu 30 oC.
Ground = Menggunakan kabel NYY 1 ( 1 x 240 mm2 ) / Fasa, dengan KHA = 590 A tiap kabel, diudara pada suhu 30 oC.
Busbar ukuran 2 ( 50 x 10 mm) dengan KHA = 1510 A.
60
Kelompok 2
KHA = 949,5 A
Fasa = Menggunakan kabel NYY 3 ( 1 x 150 mm2 ) / Fasa, dengan KHA = 430 A tiap kabel, diudara pada suhu 30 oC.
Netral = Menggunakan kabel NYY 1 ( 1 x 150 mm2 ) / Fasa, dengan KHA = 430 A tiap kabel, diudara pada suhu 30 oC.
Ground = Menggunakan kabel NYY 1 ( 1 x 150 mm2 ) / Fasa, dengan KHA = 430 A tiap kabel, diudara pada suhu 30 oC.
Busbar ukuran 2 ( 50 x 5 mm) dengan KHA = 994 A. Kelompok 3
KHA = 949,5 A
Fasa = Menggunakan kabel NYY 3 ( 1 x 150 mm2 ) / Fasa, dengan KHA = 430 A tiap kabel, diudara pada suhu 30 oC.
Netral = Menggunakan kabel NYY 1 ( 1 x 150 mm2 ) / Fasa, dengan KHA = 430 A tiap kabel, diudara pada suhu 30 oC.
Ground = Menggunakan kabel NYY 1 ( 1 x 150 mm2 ) / Fasa, dengan KHA = 430 A tiap kabel, diudara pada suhu 30 oC.
Busbar ukuran 2 ( 50 x 5 mm) dengan KHA = 994 A. Kelompok 4
KHA = 759,6 A
Fasa = Menggunakan kabel NYY 3 ( 1 x 95 mm2 ) / Fasa, dengan KHA = 320 A tiap kabel, diudara pada suhu 30 oC.
Netral = Menggunakan kabel NYY 1 ( 1 x 95 mm2 ) / Fasa, dengan KHA = 320 A tiap kabel, diudara pada suhu 30 oC.
Ground = Menggunakan kabel NYY 1 ( 1 x 95 mm2 ) / Fasa, dengan KHA = 320 A tiap kabel, diudara pada suhu 30 oC.
Busbar ukuran 2 ( 40 x 5 mm) dengan KHA = 836 A.
61
Sepatu kabel Sesuai dengan ukuran luas penampang kabel sisi sekunder yaitu ( 1 x 500 mm2) maka dapat ditentukan ukuran sepatu kabel yang digunakan, yaitu : Data Spesifikasi Sepatu Kabel : Merk
: CRIMP - TECH
Ukuran kabel
: (1 x 500 mm2)
Diameter Lubang
: 30
Item/Part No.
: CLG500MB
62
PENENTUAN BREAKING CAPACITY PADA PENGAMAN
Untuk menghitung besarnya Breaking Capasity dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu: 1. Menulis data – data kelistrikan yang ada dipenyulang. 2. Dengan perhitungan melalui rumus yang sudah ditetapkan. P = 500 < 81,37 MVA. R a. Z1
X Jaringan Sisi Atas V 2 400 2 320 P 500
Sin 0,98
Cos 0,15
X 1 Z1 .Sin.10 3
R1 Z1 .Cos.10 3
X 1 320.0,98.10 3 0,3136
R1 320. 0,15.10 3 0,048 b. R2
R2
Transformator
c.V02 .10 3
Vsc V0 Z2 x 100 S
S2
35400 x 400 2 .10 3 2500 2
0,90624
Z2
2
7 400 2 x 100 2500
= 4,48 X 2 Z 22 R22
X 2 Z 22 R22 (4,48) 2 (0.90624 ) 2 4,387m
63
Kabel
Untuk sistem 1 phasa
R3
L A
22,5
20 0,15 6 500
X3
0,08 xL 6
X3
0,08 x 20 0,267 6
X4
0,15 xL 4
X4
0,15 x 2 0,075 4
(Diatas 300 mm kabel tidak perlu dihitung). Busbar
R4
L A
22,5
2 0,01125 4(100 x10)
Kelompok I RI
L 1 22,5 0,09 A 2(25 5)
Kelompok I
X I 0,15.1 0,15
Kelompok 2 RI
L 1 22,5 0,1125 A 2(20 5)
Kelompok 2
X 2 0,15.1 0,15
Kelompok 3 RI
L 1 22,5 0,1125 A 2(20 5)
Kelompok 4 RI
Kelompok 3
X 3 0,15.1 0,15
L 1 22,5 0,1875 A 2(20 3)
Kelompok 4
X 4 0,15.1 0,15
64
Arus Hubung Singkat Pengaman Utama
Rt R1 R2 R4 Rt 0,048 0,90624 0,01125 = 0,96549m
X t X1 X 2 X 3 X 4
X t 0,3136 4,487 0,267 0,075 = 5,1426m I SC
V0
400
3 (R X ) 2
3.Z
2
400 3 (0,96549 2 5,1426 2 )
44,136kA
MDP IN
2500 kVA 3 x400V
IN = 3608,43A Menggunakan pemutus sirkit tenaga ACB tipe MASTERPACT NW40 TIPE H1+MICROLOGIC 2.0 A dengan arus nominal 4000 A Isc = 65 kA Arus Hubung Singkat Pengaman Cabang Cabang 1
Rt1 Rt R1 = 0,96549 + 0,09 = 1,05549 m
X t1 X t X 1 = 5,1426 + 0,15 = 5,2926 m
I SC
V0 3 (R X ) 2
2
400 3 (1,05549 5,2926 ) 2
IN =1139,5A
65
2
42,79kA
Menggunakan pemutus sirkit tenaga MCCB tipe COMPACT NS 1250 N/Hdengan arus nominal 1250 A Isc = 50 kA Cabang 2 dan Cabang 3
Rt1 R2 Rt =0,1125 + 0,96549 = 1,07799m X t1 X X t
= 0,15 + 5,1426 = 5,2926 m
I SC
V0 3 (R X ) 2
2
400 3 (1,07799 5,2926 ) 2
2
42,75kA
IN = 759,67A Menggunakan pemutus sirkit tenagaMCCB tipe COMPACT NS 800 N/H/L dengan arus nominal 800 A Isc = 50 kA Cabang 4
Rt 1 R 4 Rt =0,1875 + 0,96549 = 1,15299m X t1 X X t
= 0,15 + 5,1426 = 5,2926m
I SC
V0 3 (R X ) 2
2
400 3 (1,15299 2 5,2926 2 )
66
42,63kA
IN = 607,73A Menggunakan pemutus sirkit tenagaMCCB tipe COMPACT NS 630b N/H/L dengan arus nominal 630 A. Isc = 50 kA Pengaman Yang Digunakan
Pengaman Utama Menggunakan pemutus sirkitACB tipe MASTERPACT NW 40 TIPE H1+MICROLOGIC 2.0A dengan arus nominal 4000 Adengan Isc = 65 kA.
Cabang 1 Menggunakan pemutus sirkitMCCB tipe COMPACT NS 1250 N/H dengan arus nominal 1250 Adengan Isc = 50 kA.
Cabang 2 dan Cabang 3 Menggunakan pemutus sirkitMCCB tipe COMPACT NS 800 N/H/L dengan arus nominal 800 A dengan Isc = 50 kA.
Cabang 4 Menggunakan pemutus sirkitMCCB tipe COMPACT NS 630b N/H/L dengan arus nominal 630 A dengan Isc = 50 kA.
67
Single Line Diagram Kubikel
FEEDER INCOMING Cut Out LBS (SF6) Arester
METERING
OUTGOING
Busbar 20 kV Earth switch (SF6)
Earth switch (SF6)
Mof ujung
CT double sekunder
Fuse PT PT
Coupling capacitor
CB (SF6) CT double sekunder Coupling capacitor
Mof ujung
Mof ujung
Ke incoming kubikel PLN
Kubikel 20 kV adalah komponen peralatan untuk memutuskan dan menghubungkan, pengukuran, tegangan, arus maupun daya, peralatan proteksi dan control. Didalam perencanaan ini, pelanggan memesan daya kepada PLN sebesar 2064 kVA, pelanggan ini termasuk pelanggan TM / TM / TR sehinga trafo milik pelanggan, rugi-rugi di tanggung pelanggan, pengukuran di sisi TT dan trafo ditempatkan di gardu distribusi. Kubikel terdiri dari dua unit. Pertama adalah milik PLN (yang bersegel) dan kubikel milik pelanggan (hak pelanggan sepenuhnya). Setiap kubikel terdiri dari incoming, metering dan outgoing. Pada perencanaan ini, kubikel pelanggan dan PLN disamakan spesifikasinya, karena selain PLN, pelanggan juga perlu memonitoring metering milik pelanggan itu sendiri. Spesifikasi kubikel ialah: 1. Incoming : IMC 2. Metering : CM2 3. Outgoing : DM1-A Dari schneider / Merlin Gerin 68
1. INCOMING (IMC) Terdiri atas LBS (load break switch), coupling kapasitor dan CT -
LBS Ialah pemutus dan penyambung tegangan dalam keadaan berbeban, komponen berbeban terdiri atas beberapa fungsi yaitu: 1. Earth Switch 2. Disconnect Switch 3. Load Break Switch Untuk meng-energized, proses harus berurutan (1-2-3) dan memutus beban harus dengan urutan kebalikan (3-2-1).
-
Coupling Capasitor Dalam penandaan kubikel membutuhkan lampu tanda dengan tegangan kerja 400 kV. Karena pada kubikel mempunyai tegangan kerja 20 kV, maka tegangan tersebut harus diturunkan hingga 400 V menggunakan coupling capasitor dengan 5 cincin yang menghasilkan output tegangan = 20 kV/5 = 400 V
-
Current Transformator (CT) Trafo yang digunakan adalah trafo dengan daya 2500 kVA. Sehingga arus nominalnya ialah: IN =
2500VA
= 72,16 A
3 x 20 KV
meter yang digunakan hanya mampu menerima arus sampai 5 A. Sehingga dibutuhkan trafo arus (CT) dengan spesifikasi: 1. Transformer For 630 A units DMV-A, DMV-D Transformer ARJP2/N2F 2. Single Primary Winding 3. Double Secondary Winding Untuk Pengukuran dan Pengaman 4. Arus rating : 200 A / 5 5. Burden : 15 VA 69
6. Class : 0,5 Lihat katalog kubikel
2. METERING (CM2) Terdiri atas LBS type CS, busbar 3 phasa, LV circuit isolation switch, LV fuse, 3 fuse type UTE atau DIN 6.3 A, heater 150 W (karena daerah degan tingkat kelembaban tinggi). -
Load Break Switch type CS Dioperasikan dengan pengungkit yang terdiri atas : 1. Earth switch 2. Disconnect switch Auxiliary kontak untuk CM2 yaitu 10 + 2c lihat katalog kubikel halaman 44
-
Voltage transformator
Transformer For Units CM2, GBC-A, GBC-B, VRC2 / S1 phase to phase 50 Hz
Reted voltege
: 24 kV
Primary voltage
: 20 kV
Secondary voltage
: 100 V
Thermal power
: 500 VA
Kelas akurasi
: 0,5
Lihat katalog kubikel
-
Fuse Fuse yang digunakan pada kubikel metering tergantung dari tegangan kerja dan transformator yang digunakan. Setelah melihat tabel seleksi fuse (katalog kubikel), fuse CF dengan rating 80 A (standart DIN). Ukuran dan detail lihat katalog kubikel
-
Heater 150 W
70
Heater digunakan sebagai pemanas dalm kubikel. Sumber listrik heater ini berdiri sendiri 220 V-AC. Difungsikan untuk menghindari flash over akibat embun yang ditimbulkan oleh kelembaban di sekitar kubikel. 3. OUTGOING (DM1-A) Terdiri atas:
SF1 atau SF set circuit breaker (CB with SFG gas)
Pemutus dari earth switch
Three phase busbar
Circuit breaker operating mechanism
Dissconector operating mechanism CS
Voltage indicator
Three ct for SF1 CB
Aux- contact on CB
Connections pads for ary-type cables
Downstream earhting switch.
Dengan aksesori tambahan:
Aux contact pada disconnector
Additional enclosure or connection enclosure for cabling from above
Proteksi menggunakan stafimax relay atau sepam progamable electronic unit for SF1 –CB.
Key type interlock
150 W heating element
Stands footing
Surge arrester
CB dioperasikan dengan motor mekanis. Lihat katalog kubikel
71
PEMILIHAN KOMPONEN KUBIKEL
1)
Pemilihan Fuse Fuse = 400% x Ip = 400 x 72,16 = 288,64 A Dipilih fuse dengan Inominal = 288,64 A
2)
Pemilihan Disconnecting Switch (DS). Disconnecting switch merupakan peralatan pemutus yang dalam kerjanya (menutup dan membuka) dilakukan dalam keadaan tidak berbeban, karena alat ini hanya difungsikan sebagai pemisah bukan pemutus. Jika DS dioperasikan pada saat keadaan berbeban maka akan terjadi flash over atau percikan-percikan api yang dapat merusak alat itu sendiri. Fungsi lain dari disconnecting switch adalah difungsikan sebagai pemisah tegangan pada waktu pemeliharaan dan perbaikan, sehingga dperlukan saklar pembumian agar tidak ada muatan sisa. Karena DS dioperasikan sebagai saklar maka perhitungannya adalah : I
KVA(trafo)
I
2500kVA
3 20kV
3 20kV
1,15
1,15
= 82,99 A Sehingga dipilih DS dengan type SF 6 with earthing switch.
72
3)
Pemilihan Load Break Switch. Kemampuan pemutus ini harus disesuaikan dengan rating nominal dari tegangan kerja, namun LBS juga harus mampu beroperasi saat arus besar ( Ics ) tanpa mengalami kerusakan. Cara pengoperasian LBS bisa secara manual yaitu digerakkan melalui penggerak mekanis yang dibantu oleh sisitem pegas dan pneumatic.pemilihan LBS ditentukan berdasarkan dengan Rating arus nominal dan tegangan kerjannya : I
KVA(trafo)
I
2500VA
3 20kV
3 20kV
1,15
1,15
= 82,99 A 4)
Pemilihan Current Transformer. Berdasarkan data dari trafo, dengan mengetahui tegangan kerja dan daya trafo maka dapat dipilih CT dengan perhitungan sebagai berikut : -
Daya trafo
= 2500 kVA
-
I primer
= 72,16 A
-
V primer
= 20 kV
-
I sekunder
= 3608,43 A
-
Vsekunder
= 230 / 380 V
Dari data pemilihan kubikel dapat dipilih ct sebagai berikut:
73
For 630 A unitsDMV-A, DMV-D Transformer ARJP2/N2F Single primary winding Double secondary winding for measurement and protection Maka dipilih CT dengan spesifikasi sebagai berikut: Type CT
: ARJP2/N2F
IN
: 200 A
Ith
: 25 kA
t
:1
measurement 5A
: 15 VA – class 0,5
and protection 5A
: 5 VA – 5P10
Lihat lampiran Dari perhitungan diatas maka dipilih trafo arus dengan spesifikasi sebagi berikut: 5)
Pemilihan Potential Transformer Berdasarkan data dari trafo, dengan mengetahui tegangan kerja dan daya trafo maka dapat dipilih PT dengan perhitungan sebagai berikut : -
Daya trafo
= 2500 kVA
-
I primer
= 72,16 A
-
V primer
= 20 kV
-
I sekunder
= 3608,43 A
-
Vsekunder
= 230 / 380 V
Dari data pemilihan kubikel dapat dipilih ct sebagai berikut:
74
Pemilihan ini berdasarkan data trafo dari kubikel 20kV. Maka rating standard PT adalah =
20𝑘𝑉 √3
=
100𝑉 √3
= 11560 : 57,8 jadi PT dipilih dengan spesifikasi
For units TM Transformer RV9 (phase to phase) 50 or 60 Hz
6)
Reted voltage
= 20 kV
Primary voltage
= 20 kV
Secondary voltage
= 220 V
Pemilihan CB CB = 250% x Ip = 250% x 72,16 = 180,4 A Dipilih CB dengan Inominal = 400-630 A
7) Pemilihan Load Break Switch ( LBS ) : IN = 115% x In primer = 115% x 72,16 = 82,99 A Spesifikasi pada kubikal IMC terdapat: 1. Peralatan pokok:
Saklar dan saklar pentanahan
Busbar 3 fasa
Indicator tegangan
Busbar tiga fasa bagian bawah untuk line outgoing. 75
Tiga buah CT
2. Accessories:
3.
Motor untuk mengoperasikan saklar mekanik
Kontak Bantu
Pengunci interlock
Pemanas dengan daya elemen 50W
Enclosure atau hubungan enclosure untuk pengawatan
Phase comparator
Indicator kesalahan
Surge arrestors (hanya untuk kubikal 500 mm) Dimensi dan berat IMC :
Panjang
: 375 mm
Lebar(kedalaman)
: 500 mm
Tinggi
: 1600 mm
Berat
: 200k g (hanya panel)
76
Jarak pengkabelan
Cable-connection height H measured from floor (mm) 630 A
IM,NSM-
1250 A
950
cables, NSMbusbars SM
950
IMC
450
PM, QM
400
QMC
340
CRM
430
DM1-A SF1
370
DM1-A
430
950
650
SFset, DM1S DMV-A,
324
324
DM1-W
360
650
GAM2
760
GAM
470
DMV-S
620
77
Pada Panel QMC
untuk pengukuran arus = 5A 15 VA kelas alat ukur = 0,5 untuk pengaman
arus = 5A 5 VA untuk tipe 5P15
Pada panel CM2 Terdapat trafo tegangan VRC2/S1 (phase to phase) 50 atau 60 Hz.
Tegangan maksimal
Terminal tegangan primer : 10/15/20 kV
Tegangan sekunder
: maksimal 100 V
Burden/ thermal power
: 500 VA
Kelas accuracy
: 0,5
78
: 24 kV
Kubikel Saklar dan Pengaman (IMC)
KETERANGAN : 1.Switchgear : Saklar diskonnector dan saklar pentanaham dalam sebuah isi (jadi satu) dengan SF6 dan dilengkapi “pengunci system tekanan". 2.Busbar : semua dirancang horizontal, dilengkapi panel saklar peringatan. 3.Penghubung : hubungan dari depan, hubungan untuk saklar disconnector dan terminal saklar pentanahan (IM cubicles) atau low-fuses holder (kubikal PM dan QM) 4.Pengoperasian mekanis: memiliki bagianbagian yang digunakan untuk mengoperasikan saklar disconnector dan saklar pentanahan serta dilengkapi indikasi bahwa “telah aman” (tidak bertegangan). 5.Tegangan rendah : Instalasi sebuah terminal blok (jika motor dipasang) fuse LV dan perlengkapan relay. Jika dibutuhkan tempat lebih besar, sebuah enclosure tambahan mungkin dapat ditambahkan di bagian atas dari kubikal
79
Kubikel Circuit Breaker SF6
KETERANGAN : 1.Switchgear : Saklar diskonnector dan saklar pentanahan dalam sebuah isi (jadi satu) dengan SF6 dan dilengkapi “pengunci system tekanan’. 2.Busbar : semua dirancang horizontal, dilengkapi panel saklar peringatan 3.Penghubung dan Switchgear : masukan dari depan, hubungan untuk terminal bawah lantai dari circuit breaker. SF1 :dikombinasikan dengan sebuah relay elektronik dan sensor standard (dengan atau tanpa sebuah power supply tambahan). SF set : sudah dilengkapi seperangkat system pengaman elektronik dan sensor special (tanpa dilengkapi power supply tambahan). 4.Pengoperasian mekanis: memiliki bagian-bagian yang digunakan untuk mengoperasikan saklar disconnector dan saklar pentanahan serta dilengkapi indikasi bahwa “telah aman” (tidak bertegangan). 5.Tegangan rendah : pemasangan compact relay devices ( Statimax) dan test box terminal. Jika dibutuhkan tempat lebih besar, sebuah enclosure tambahan mungkin dapat ditambahkan di bagian atas dari kubikal
80
Saklar Disconnector dan Saklar Pentanahan
Tabung Udara Tiga kontak putar ditempatkan dalam satu enclosure dengan tekanan gas relative 0,4 bar
Operasi Keamanan Saklar memiliki tiga posisi, yaitu: - Tertutup - Terbuka - Ditanahkan Dengan system operasi interlock, mencegah terjadinya kesalahan pengoperasian
81
Kubikel Pelanggan IMC (incoming)
CM 2 Metering
DM1A Outgoing
DM1A Outgoing
500 mm
500 mm
750 mm
750 mm
1600 mm
82
Kubikel PLN IMC (incoming)
CM 2 Metering
DM1A Outgoing
500 mm
500 mm
750 mm
1600 mm
83
Detail Kubikel Incoming
1600
500
840
30 70
940
84
Dimensi dan Cable Connection Incoming IMC (500 mm)
85
Detail Kubikel Metering
1600
500
840
30 70
940
86
Dimensi dan Cable Connection Metering IMC (500 mm)
87
330
1600
Detail Kubikel Outgoing
750
832
1220
80
200
88
840
200
100
Dimensi dan Cable Connection Outgoing DM 1-A (750 mm)
89
PENTANAHAN BODY TRAFO, BODY CUBICLE
Pada pentanahan body trafo, sangkar faraday, dan body cubicle harus mempunyai tahanan maksimum 5 ohm. Dalam pentanahan ini menggunakan sistem pentanahan elektroda batang tunggal dengan catatan: Elektroda ditanam pada tanah ladang dengan tahanan jenis ( ρ ): 100 ohm/m 2 Luas penampang elektroda adalah 150 mm dengan Cu telanjang 50.(Lihat Tabel)
L .r 2 50 3,14.r 2
150 3,14
r
r 6,91mm Menggunakan sistem pentanahan elektroda batang tunggal Panjang elektroda ( l ) = 3 meter Elektroda ditanam sedalam panjang elektroda R pentanahan =
4L 1 ln 2. . a
100 4 x3 1 ln 2. .3 0,00691 = 39,132 Tidak memenuhi syarat karena kurang dari 5Ω
Menggunakan konfigurasi DOUBLE STRAIGHT k In
x
l 3 In 6,073 r 0,00691
1 L 1 3 1,33 L 3
m
90
In.x In.1,33 0,046 l 6,073 In r
Factor pengali konfigurasi
Rpt
1 2m 1 20,046 =0.546 2 2
x factor pengali konfigurasi 2L
100 x0,546 2,898 2x3
memenuhi persyaratan karena Rpt<5Ω
Jadi, tahanan pentanahan yang diperoleh dengan sistem pentanahan elektroda batang tunggal adalah sebesar 2,898 Ω. Sehingga memenuhi syarat PUIL.
Permukaan tanah
p L
2a
91
PENTANAHAN ARESTER DAN KABEL NA2XSGBY (KAWAT BRAID/GB PENTANAHAN)
Agar bahaya sambaran petir tidak masuk ke dalam siatem maka arrester harus di tanahkan. Dalam pentanahan ini menggunakan sistem pentanahan elektroda batang tunggal dengan catatan: Elektroda ditanam pada tanah ladang dengan tahanan jenis ( ρ ): 100 ohm/m 2 Luas penampang elektroda adalah 150 mm dengan Cu telanjang 50.(Lihat Tabel)
L .r 2 50 3,14.r 2
150 3,14
r
r 6,91mm Menggunakan sistem pentanahan elektroda batang tunggal Panjang elektroda ( l ) = 3 meter Elektroda ditanam sedalam panjang elektroda R pentanahan =
4L 1 ln 2. . a
100 4 x3 1 ln 2. .3 0,00691 = 39,132 Tidak memenuhi syarat karena kurang dari 5Ω
Menggunakan konfigurasi DOUBLE STRAIGHT k In
x
l 3 In 6,073 r 0,00691
1 L 1 3 1,33 L 3
m
92
In.x In.1,33 0,046 l 6,073 In r
Factor pengali konfigurasi
Rpt
1 2m 1 20,046 =0.546 2 2
x factor pengali konfigurasi 2L
100 x0,546 2,898 2x3
memenuhi persyaratan karena Rpt<5Ω
Jadi, tahanan pentanahan yang diperoleh dengan sistem pentanahan elektroda batang tunggal adalah sebesar 2,898 Ω. Sehingga memenuhi syarat PUIL.
Permukaan tanah
p L
2a
93
PENTANAHAN TITIK NETRAL TRAFO, PANEL MDP
Pada pentanahan titik netral trafo, panel MDP harus mempunyai tahanan maksimum 5 ohm. Dalam pentanahan ini menggunakan pentanahan system cross dengan catatan: Elektroda ditanam pada tanah ladang dengan tahanan jenis ( ρ ): 100 ohm/m 2 Luas penampang elektroda adalah 150 mm dengan Cu telanjang 50.(Lihat Tabel)
L .r 2
50 3,14.r 2 150 3,14
r
r 6,91mm Menggunakan sistem pentanahan elektroda batang tunggal Panjang elektroda ( l ) = 3 meter Elektroda ditanam sedalam panjang elektroda R pentanahan =
4L 1 ln 2. . a
100 4 x3 1 ln 2. .3 0,00691 = 39,132 Tidak memenuhi syarat karena kurang dari 5Ω
Menggunakan konfigurasi DOUBLE STRAIGHT k In
x
l 3 In 6,073 r 0,00691
1 L 1 3 1,33 L 3
m
94
In.x In.1,33 0,046 l 6,073 In r
Factor pengali konfigurasi
Rpt
1 2m 1 20,046 =0.546 2 2
x factor pengali konfigurasi 2L
100 x0,546 2,898 2x3
memenuhi persyaratan karena Rpt<5Ω
Jadi, tahanan pentanahan yang diperoleh dengan sistem pentanahan elektroda batang tunggal adalah sebesar 2,898 Ω. Sehingga memenuhi syarat PUIL.
Permukaan tanah
p L
2a
Detail Pemasangan Elektroda Pentanahan pada Pipa Bantu
95