BAB IV TUGAS KHUSUS 4.1
Landasan Teori
4.1.1
Tempat Kerja Menurut undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja,
yang dimaksud dengan tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum republik indonesia. Kemudian dalam penjelasannya pada pasal 1 ayat (1), maka ruang lingkup dari tempat kerja ditentukan oleh 3 unsur yaitu: a. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu usaha. b. Adanya tenaga kerja yang bekerja. c. Adanya bahaya dan resiko kerja yang ada di tempat kerja.
4.1.2
Keselamatan Kerja Menurut Malthis dan Jackson (2002) dikutip dalam Cori, Paramita, &
Wijayanto (2012) keselamatan kerja adalah daya dan upaya yang terencana untuk mencegah terjadinya musibah kecelakaan ataupun penyakit akibat kerja. Sedangkan menurut Paladio, Tewal, & Trang (2017) keselamatan kerja merupakan upaya perlindungan pekerja di tempat kerja dan sumber produksi agar selalu dalam keadaan selamat selama dilakukan proses kerja.
4.1.3
Kesehatan Kerja Menurut Kani (2013), kesehatan kerja adalah Peningkatan dan
memelihara derajat kesehatan tenaga kerja setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun sosial, mencegah dan melindungi tenaga kerja terhadap gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja dan faktor-faktor lain yang berbahaya, menempatkan tenaga kerja dalam suatu lingkungan yang sesuai dengan faal dan jiwa serta pendidikannya, meningkatkan efisiensi kerja dan produktivitas, serta
29
30
mengusahakan agar masyarakat lingkungan sekitar perusahaan terhindar dari bahaya pencemaran akibat proses produksi, bahan bangunan, dan sisa produksi. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kesehatan kerja merupakan suatu kondisi dilingkungan kerja yang bebas dari penyakit fisik dan mental. Perusahaan menjalankan program kesehatan kerja untuk menjaga kesehatan kerja karyawannya secara fisik dan mental agar produktivitas mereka dapat pula terjaga dan meningkat.
4.1.4
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Secara hukum, menurut PP 50 tahun 2012 Keselamatan dan Kesehatan
Kerja diartikan sebagai suatu upaya perlindungan agar setiap tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja senantiasa dalam keaaan yang sehat dan selamat serta sumber- sumber proses produksi dapat dijalankan secara aman, efisien dan produktif. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah segala bentuk kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (Ciptaningsih & Kurniawan, 2014). Sedangkan menurut Hanggaraeni (2012) dikutip dalam Paladio, Tewal, & Trang (2017), kesehatan dan keselamatan kerja adalah ilmu dan seni dalam pengelolaan hazard (bahaya) dan resiko agar tercipta tempat kerja yang aman dan sehat.
4.1.5
Potensi Bahaya Bahaya adalah kondisi atau keadaan yang memingkinkan terjadinya
cedera atau kematian. Sedangkan potensi bahaya merupakan potensi dari suatu kegiatan, kondisi, keadaan untuk menghasilkan efek bahaya (Sebastianus, 2015). Jadi potensi bahaya adalah suatu resiko yang berpotensi untuk terjadinya insiden yang berakibat pada kerugian, baik kerugian waktu maupun sumberdaya.
31
4.1.6
Manajemen Manajemen adalah suatu ilmu pengetahuan tentang seni memimpin
organisasi
yang terdiri atas kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian terhadap sumber-sumber daya yang terbatas dalam usaha mencapat tujuan (Abrar Husein 2008, dikutip dalam Pangkey & Sam, 2012). Manajemen merupakan suatu ilmu yang mencakup aspek sosial dan nyata yang tidak terlepas dari tanggung jawab keselamatan dan kesehatan kerja, baik dari segi perencanaan maupun pengambilan keputusan dan organisasi.
4.1.7
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja disebut SMK3
adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman (Permenaker No: PER. 05/MEN/1996). Menurut Nujhani & Juliantina (2013) SMK3 adalah bagian dari ssstem manajemen secara keseluruhan meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan dan pemeliharaan kebijakan K3 dalam rangka pengendalian resiko kerja. Manfaat penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja bagi perusahaan menurut Tarwaka (2008) dikutip dalam Pangkey & Sam, 2012 adalah: a. Pihak manajemen dapat mengetahui kelemahan-kelemahan unsur
sistem operasional sebelum timbul gangguan operasional, kecelakaan, insiden dan kerugian-kerugian lainnya. b. Dapat diketahui gambaran secara jelas dan lengkap tentang kinerja
K3 di perusahaan. c. Dapat meningkatkan pemenuhan terhadap peraturan perundangan
bidang K3. d. Dapat meningkatkan pegetahuan, ketrampilan dan kesadaran
32
tentang K3, khususnya bagi karyawan yang terlibat dalam pelaksanaan audit. e. Dapat meningkatkan produktivitas kerja.
4.1.8
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menurut Permenaker No. PER-04/MEN/1987 pasal 1 (d) yang
dimaksud dengan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) adalah badan pembantu di tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerjasama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Agar fungsi P2K3 tersebut dapat berjalan dengan efektif, maka tugastugas pengurus harus diuraikan secara jelas dalam bentuk ”Job Discription” antara lain sebagai berikut : a. Tugas Ketua Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3) : 1) Memimpin semua rapat pleno P2K3 atau menunjuk pengurus
lainnya untuk memimpin rapat pleno. 2) Menentukan langkah kebijakan demi tercapainya pelaksanaan
program- program yang telah digariskan organisasi. 3) Mempertanggung jawabkan program-program P2K3 dan
pelaksanaannya kepada direksi perusahaan. b. Tugas Wakil Ketua Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (P2K3) : Melaksanakan tugas-tugas ketua dalam hal ketua berhalangan dan membantu pelaksanaan tugas ketua sehari-hari. c. Tugas Sekretaris Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (P2K3) : 1) Membuat undangan rapat dan membuat notulen rapat. 2) Memberikan bantuan atau saran-saran yang diperlukan oleh
seksi-seksi untuk kelancaran program-program K3. 3) Membuat laporan ke departemen-departemen perusahaan
tentang adanya potensi bahaya di tempat kerja.
33
d. Tugas anggota Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(P2K3) : 1) Melaksanakan program-program yang telah ditetapkan sesuai
dengan bidang tugas masing-masing. 2) Melaporkan kepada ketua atas setiap kegiatan yang telah
dilaksanakan.
4.1.9
Kecelakaan Kerja Menurut Anizar (2009) Sebastianus dikutip dalam (2015) kecelakaan
adalah peristiwa yang jelas tidak dikehendaki dan sering kali tidak terduga dan dapat menimbulkan kerugian waktu, harta benda, property, maupun korban jiwa yang terjadi dalam proses kerja suatu industri. Penyebab kecelakaan kerja menurut Anizar (2009) dalam Sebastianus (2015) terbagi atas dua factor yaitu unsafe action dan unsafe condition. 1) Unsafe Action dapat disebabkan oleh berbagai hal antara lain a. Ketidakseimbangan fisik tenaga kerja yaitu: posisi tubuh yang menyebabkan mudah Lelah, cacat fisik, dan kepekaan indera terhadap sesuatu b. Kurang Pendidikan, seperti kurangnya pengertian terhadap suatu perintah, kurang terampil, dan kurang memahami SOP yang berlaku. c. Menjalankan pekerjaan tanpa mempunyai kewenangan. d. Menjalankan pekerjaan yang tidak sesuai keahliannya. e. Pemakaian alat pelindung diri (APD) hanya berpura-pura. f. Menangkut beban yang berlebihan. g. Bekerja melebihi jam kerja. 2) Unsafe Condition dapat disebabkan oleh berbagai hal antara lain a. Peralatan yang sudah tidak layak pakai. b. Ada api di tempat bahaya. c. Pengamanan Gedung yang kurang standar. d. Terpapar kebisingan. e. Pencahayaan dan ventilasi yang kurang atau berlebihan. f. Kondisi suhu yang membahayakan.
34
g. Dalam keadaan pengamanan yang berlebihan. h. Sifat pekerjaan yang mengandung bahaya.
4.2
Hasil Pengamatan Umum PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Cibitung yang
terletak di Jl. Kp. Jarakosta, Desa Sukadanau RT. 005/02 No.1 Cibitung merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan mie instant siap saji dan dikemas bersama bumbu dan minyaknya. Produk yang dihasilkan antara lain mie instant dengan merk Indomie, Supermi, Sarimi, Sakura dan Pop Mie. 1. Karyawan staff kantor
Waktu kerja dimulai pukul 08.00 sampai 17.00 WIB untuk 5 hari kerja yaitu senin sampai jumat. Waktu istirahat untuk karyawan staff kantor dari pukul 13.0014.00 WIB. 2. Karyawan shift (bagian produksi) a. Shift 1
Waktu kerja dimulai pukul 07.00-14.30 WIB untuk 6 hari kerja. b. Shift 2
Waktu kerja dimulai pukul 14.30-22.00 WIB untuk 6 hari kerja. c. Shift 3
Waktu kerja dimulai pukul 22.00-07.00 WIB untuk 5 hari kerja. Waktu istirahat untuk karyawan di bagian produksi dilakukan secara bergilir dimulai dari pukul 12.00 sampai pukul 13.00 WIB. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Cibitung memiliki fasilitas penunjang untuk mendukung kesehatan para pekerja yaitu dengan adanya sebuah poliklinik yang dipimpin oleh 1 orang dokter perusahaan.
35
4.2.1
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Cibitung
memiliki Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang bertujuan untuk pencapaian zero accident. SMK3 di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Cibitung mengadopsi isi dari peraturan perundang-undangan maupun standar-standar internasional. Berikut merupakan prinsip penerapan SMK3 di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Cibitung berdasarkan Permenaker No 05/MEN/1996.
4.2.2
Komitmen dan Kebijakan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Cibitung
merupakan perusahaan yang cukup concern terhadap komitmen penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), hal ini terlihat dengan adanya Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3). Pengawasan SMK3 dilakukan oleh P2K3 yang mempunyai tugas sebagai berikut: a.
Tugas Ketua Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3): 1)
Memimpin semua rapat pleno P2K3 atau menunjuk pengurus lainnya untuk memimpin rapat pleno.
2)
Menentukan langkah kebijakan demi tercapainya pelaksanaan program- program yang telah digariskan organisasi.
3)
Mempertanggungjawabkan
program-program
P2K3
dan
pelaksanaannya kepada direksi perusahaan. 4)
Memantau dan mengevaluasi palaksanaan program-program K3 di perusahaan.
b.
Tugas Wakil Ketua Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) : Melaksanakan tugas-tugas ketua dalam hal ketua berhalangan dan membantu pelaksanaan tugas ketua sehari-hari.
c.
Tugas Sekretaris Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) : 1)
Membuat undangan rapat dan membuat notulen rapat.
2)
Memberikan bantuan atau saran-saran yang diperlukan oleh seksi-
36
seksi untuk kelancaran program-program K3. 3)
Membuat laporan ke departemen-departemen perusahaan tentang adanya potensi bahaya di tempat kerja.
d.
Tugas anggota Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) : 1)
Melaksanakan program-program yang telah ditetapkan sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
2)
Melaporkan kepada ketua atas setiap kegiatan yang telah dilaksanakan.
e.
Tugas Seksi Litbang : 1)
Melakukan identifikasi dan menganalisa
mengenai kondisi
lingkungan kerja yang tidak aman (unsafe condition) dan tindakan tidak aman (unsafe act) di tempat kerja. 2)
Merekomendasikan dan merumuskan mengenai APD yang dibutuhkan di lingkungan kerja termasuk penanggulangan potensi bahaya yang lain (Rambu-rambu K3, prosedur kerja, WI).
3) f.
Melaporkan kepada ketua atas kegiatan yang dilaksanakan.
Tugas Seksi Kebersihan Lingkungan : 1) Bertanggungjawab terkait dengan lingkungan dan kebersihan pabrik
untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan sehat. 2) Melaporkan kepada ketua atas kegiatan yang dilakukan. g.
Tugas Seksi Kesehatan Karyawan : 1) Bertanggungjawab dengan status kesehatan karyawan sesuai
persyaratan K3. 2) Melaksanakan pemeriksaan kesehatan awal, berkala dan khusus
bagi karyawan untuk mencegah penyakit akibat kerja. 3) Monitoring dan analisa terhadap kondisi kesehatan serta asupan gizi
yang dibutuhkan karyawan untuk mendukung produktivitas kerja. 4) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik
fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan. 5) Merekomendasikan hal terkait dengan kondisi dan prasarana yang
menyangkut kesehatan karyawan.
37
6) Melaporkan kepada ketua atas kegiatan yang dilaksanakan. h.
Tugas Seksi Mekanik, Listrik dan Konstruksi : 1) Mengidentifikasi,
menganalisa, dan melakukan pemeriksaan
terhadap keamanan peralatan, mesin dan alat terkait sesuai standar K3 yang aman untuk pekerja. 2) Melaporkan kepada ketua atas kegiatan yang dilaksanakan. i.
Tugas Seksi Audit Keselamatan dan Kesehatan Kerja : 1)
Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan dan pelaporan audit K3 secara berkala.
2)
Merekomendasikan mengenai langkah perbaikan berdasarkan audit. K3.
3) j.
Melaporkan kepada ketua atas kegiatan yang dilaksanakan.
Tugas Seksi Pelatihan dan Training Keselamatan dan Kesehatan Kerja : 1)
Bertanggungjawab dengan program pelatihan, penyuluhan dan pendidikan terkait dengan pengembangan kemampuan dan keterampilan karyawan mengenai K3.
2)
Melaporkan kepada ketua atas kegiatan yang dilaksanakan.
Fungsi dari P2K3 PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Cibitung adalah: 1)
Membantu perusahaan menyusun kebijakan manajemen dalam rangka meningkatkan kinerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan.
2)
Menghimpun dan mengolah data tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
3)
Menyusun program-program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang akan dilaksanakan serta memantau keefektivan pelaksanaannya.
4)
Mengembangkan tindakan pengendalian resiko terhadap potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Cibitung.
5)
Menentukan dan menyebarluaskan penyelesaian dari masalah-
38
masalah yang berhubungan dengan keselamatan kerja. 6)
Mengembangkan kegiatan pelatihan di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kepada seluruh tenaga kerja PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Cibitung.
4.2.3
Perencanaan PT. Indofood CBP Sukses Makmur Cibitung selain merumuskan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan, juga merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini dilakukan untuk menjamin kesesuaian implementasi kebijakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang telah dibuat. Perencanaan yang telah dilakukan di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Cibitung sebagai berikut: 1)
Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Identifikasi bahaya dan penilaian risiko dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja. Proses identifikasi bahaya dilakukan oleh supervisor masing- masing departemen kemudian hasil identifikasi bahaya tersebut diserahkan kepada sekretaris P2K3 agar dilakukan penilaian risiko dari bahaya yang mungkin timbul di masing-masing departemen. Berikut merupakan tabel penilaian risiko terhadap suatu potensi bahaya di tempat kerja. Tabel 4.1 Penilaian Resiko
Nilai parameter Frekuensi
Tingkat Keparahan
Kemungkinan
1 Kejadian/ tahun
2 Kejadian/ bulan
3
Kejadian/
Kejadian/
minggu
hari
shift
Pengobatan Hilangnya
ringan
dokter
mungkin
mungkin
5
Kejadian/
Hanya luka
Sangat tidak Tidak
4
jam kerja
Mungkin
Kematian/ Cacat Ringan Cacat permanen Lebih mungkin
Berlipat ganda
39
2)
Perundang-undangan Setiap rumusan perencanaan kebijakan yang dihasilkan, mengacu pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini dilakukan untuk menjamin ketaatan perusahaan terhadap peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. 3)
Tujuan dan Sasaran Tujuan penerapan SMK3 adalah untuk menciptakan suatu Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerj dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan yang terintegrasi dalam rangka : a) Mencegah dan mengurangi kecelakan kerja dan penyakit akibat kerja b) Menciptakan tempat kerja yang aman terhadap kebakaran, peledakan,
dan kerusakan yang pada akhirnya dapat melindungi investasi yang ada serta membuat tempat kerja yang selamat dan sehat. c) Menciptakan efisiensi dan produktivitas kerja karena menurunnya
biaya akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja. 4)
Indikator Kerja Indikator kerja di PT. Indofood CBP Sukses Makmur Cibitung
digunakan untuk mengetahui penilaian kinerja dan keberhasilan pencapaian SMK3 yaitu dengan adanya arsip maupun dokumen-dokumen penting tentang SMK3 seperti lembar Inspeksi K3, Form Identifikasi bahaya (Risk analysis), Form laporan data kecelakaan kerja.
4.2.4
Penerapan Dalam penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3), perusahaan melibatkan personil tenaga kerja yang ditunjuk untuk menjadi pengurus dalam Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3). Untuk memenuhi tujuan dan sasaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja, maka dalam penerapan SMK3 meliputi berbagai aspek penting dalam pelaksanaannya. 1) Identifikasi bahaya dan potensi bahaya Identifikasi bahaya dan potensi bahaya yang ada di PT. Indofood CBP
40
Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Cibitung adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Analisis kecelakaan kerja dalam area kerja
No
Identifikasi
Potensi bahaya
Kontrol
bahaya 1
Area Pump House - Konsleting listrik - Terpeleset karena lantai licin
Instruction
- Kaki tersandung
- Safety shoes
- Ledakan jika pressure tank
- Safety shoes
mengalami tekanan berlebih 2
- Work
- Safety valve
Area Gudang
- Tertimpa etiket
- Work
Etiket
- Tangan terjepit hand pallet
Instruction
- Kaki terlindas hand pallet
- Sarung tangan
- Kaki tersandung pallet
- Safety shoes - Work
Instruction 3
Area Laboratorium
- Kebakaran karena konsleting
listrik - Ledakan bahan kimia - Penyakit paru karena
- APAR - APAR, Bonfet - Masker, baju
laboratorium
menghisap bahan kimia
- Sarung tangan
berbahaya
- Work Instruction
- Terkena pecahan tabung reaksi
4
Area Gudang
- Tertimpa tumpukan karton
Karton
- Kaki tersandung pallet - Tangan terjepit hand pallet
- Work
Instruction - Safety shoes - Sarung tangan
5
Area Boiler
- Ledakan boiler
- APAR
Batubara
- Tersengat arus listrik
- Work
- Kaki tersandung pipa
Instruction
- Semburan steam
- Safety shoes
- Terjatuh dari tangga
- Protector tangga
- Pendengaran terganggu
- Ear muff
41
Lanjutan tabel 4.2 Analisa kecelakaan kerja dalam area kerja
No
Identifikasi
Potensi bahaya
Kontrol
bahaya 6
Area Gudang
- ISPA
- Respirator
Batubara
- Tertimpa bucket
- Safety shoes
- Kaki terlindas mesin loader - Tertabrak mesin loader
7
Area Unit
- Terjatuh ke dalam bak air
Pengolahan Limbah Cair
limbah - Iritasi karena bahan kimia
- Warning sign - Pelampung - Sarung tangan,
(tawas dan kaporit)
Masker
- Terjatuh dari tangga
- Pegangan
tangga 8
9
Area Gudang
- Tertimpa karton
- Topi
Bumbu
- Kaki terlindas lory
- Safety shoes
Area Daily Tank
- Kaki tersandung pipa
- Safety shoes
- Kepala terantuk pipa
- Warning sign
- Terpeleset karena lantai licin
- Safety shoes
- Kebakaran
- APAR
- Terpercik besi halus
- Googles
- Tersandung
- Safety shoes
- Terpercik api las
- Tameng muka
10 Area Workshop
- Tangan terkena mesin gerinda - Sarung tangan
11 Area Langsir
- Tertimpa sparepart mesin
- Guard mesin
- Tertabrak truk
- Warning sign
- Tertabrak forklift
- Safety talk
- Tangan terjepit hand pallet
- Helmet
- Tertimpa tumpukan karton -
-
42
Lanjutan tabel 4.2 Analisa kecelakaan kerja dalam area kerja
No
Identifikasi
Potensi bahaya
Kontrol
bahaya 12 Area Gudang
- Tertimpa karung
Tepung
- Tertabrak forklift - Kerusakan tulang belakang - ISPA
- Safety talk, WI,
Helmet - Safety talk, WI,
Warning sign - WI cara kerja
sesuai ergonomi - Masker
13 Area Mixing
- Tersetrum arus listrik
WI, training
- Tangan terpotong blade mixer - Badan terjepit dumper mixer - Terpeleset karena lantai licin
14 Area Pressing
- Safety shoes
- Tangan terjepit di mesin press WI, training, - Tangan tergilas roll press
Warning sign
- Tersetrum arus di panel listrik - Tangan terjepit blade feeder - Tangan tergilas spur gear
15 Area Steaming
16 Area Cutting
- Luka bakar terkena steam
- WI
- Terpeleset karena lantai licin
- Safety shoes
- Tangan terjepit mesin cetak
mie
WI, training - Safety shoes
- Tangan terkena alat pemotong - Terpeleset karena lantai licin
17 Area frying
18 Area Cooling
- Terkena minyak goreng panas - WI - Terpeleset karena lantai licin
- Safety shoes
- Tangan terjepit mesin
- WI
- Terpeleset karena lantai licin
- Safety shoes
43
Lanjutan tabel 4.2 Analisa kecelakaan kerja dalam area kerja
No
Identifikasi
Potensi bahaya
Kontrol
bahaya 19 Area Packing
20 Area Genzet
- Tangan terjepit conveyor
- WI, Training
- Tersetrum panel listrik
- WI, training
- Tangan tergilas spur gear
- WI
- Kepala terantuk pipa AC
- WI
- Terpeleset karena lantai licin
- Safety shoes
- Tersengat listrik
- WI
- Tangan terjepit handle panel
- WI
- Terjatuh dari tangga
- Protector tangga
- Pendengaran terganggu
- Pelindung
- Kaki tersandung plat - Kebakaran
telinga - Safety shoes - APAR
21 Gudang FG
- tertimpa tumpukan mie
- WI
- kaki terjepit pallet
- Safety shoes
- kaki terlindas hand pallet - tertabrak hand pallet - tangan terjepit hand pallet
22 Area Penggilingan - tertabrak mesin loader Batubara
- Sarung tangan - WI
- infeksi saluran pernapasan atas - Masker
(ISPA) - kebakaran
- APAR
2) Pelaporan Dalam dokumen Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang menerangkan tentang uraian prosedur penanganan kecelakaan kerja bahwa setiap pegawai atau orang yang melihat, mengetahui dan mengalami kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, harus segera menginformasikan kejadian tersebut.
44
4.2.5
Pengukuran dan Evaluasi Perusahaan memiliki sistem
untuk
mengukur,
memantau dan
mengevaluasi kinerja Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan hasilnya harus dianalisa guna menentukan keberhasilan atau untuk melakukan identifikasi tindakan perbaikan. 1) Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dalam mengukur, memantau, dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan kesehatan kerja, pihak P2K3 perusahaan melakukan inspeksi ke seluruh area perusahaan, dimana inspeksi ini difokuskan pada penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan dan kondisi bahaya kecelakaan kerja baik dari tenaga kerja, lingkungan maupun peralatan kerjanya. 2) Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada PT Indofood Sukses Makmur Cibitung, pihak P2K3 melakukan audit sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang dilakukan secara rutin 3 bulan sekali. Audit ini bertujuan agar sistem yang ada di perusahaan ini berjalan lancar. Hasil dari temuan audit kemudian dilakukan tindakan pengendalian sebagai upaya untuk meminimalkan angka kecelakaan kerja. 3) Tindakan Perbaikan dan Pencegahan Semua hasil temuan dari pelaksanaan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja, didokumentasikan dan digunakan untuk mengidentifikasi tindakan perbaikan dan pencegahan yang harus segera dilakukan serta pihak manajemen menjamin pelaksanaanya secara sistematik.
4.2.6
Peninjauan Ulang Tinjauan ulang secara teratur pelaksanaan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) secara berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas keselamatan dan kesehatan kerja, maka dalam peninjauan ulang PT. Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Cabang Cibitung melakukan evaluasi bidang keselamatan dan kesehatan kerja yang meliputi: 1) Evaluasi terhadap penerapan kebijakan keselamatan dan kesehatan
45
kerja. Evaluasi di PT. Indofood Sukses makmur Divisi Noodle Cabang Cibitung dilakukan untuk mengetahui keefektivan implementasi kebijakan perusahaan dengan inspeksi secara rutin ke area kerja. Pelaporan hasil evaluasi ini dilakukan secara periodik kepada pihak manajemen. 2) Tujuan, sasaran dan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja Pemenuhan target dan keefektivan pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Indofood CBP Sukses Makmuur Divisi Noodle Cabang Cibitung, dibuktikan dengan laporan hasil inspeksi baik berupa dokumen tertulis yang berisikan laporan-laporan angka kecelakaan kerja, inspeksi tempat kerja dan program-program keselamatan dan kesehatan kerja maupun berupa laporan secara visual berupa gambar-gambar pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja. Degan hal ini keefektivan tujuan, sasaran dan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja sesuai kebijakan perusahaan dapat diukur. 3) Hasil temuan audit SMK3 Keefektivan sasaran dan target pemenuhan pelaksanaan SMK3 dapat ditinjau dari hasil temuan-temuan di lapangan dan dokumen- dokumen cacatan hasil inspeksi yang dibuat dan diserahkan pihak top management agar dapat dilakukan tindakan perbaikan dan terukur sejauh mana keefektivan pelaksanaan SMK3. 4) Evaluasi Efektivitas Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Evaluasi efektivitas Penerapan SMK3 yaitu dengan cara melakukan audit berupa: audit internal dan audit eksternal.
4.3
Analisis Penerapan SMK3 PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung sangat memperhatikan
keselamatan kerja tenaga kerjanya. Untuk melindungi tenaga kerjanya dari faktor bahaya di tempat kerja dan agar tidak menyebabkkan kecelakaan. Agar SMK3 dapat diketahui dan dilaksanakan oleh seluruh elemen perusahaan maka PT Indofood Sukses Makmur Cibitung menerapkan beberapa program diantaranya:
46
a. Training K3
Rutin dilakukan 1 tahun sekali atau setiap ada kesempatan dan kebutuhan untuk training K3. b. Penyuluhan K3
Melalui safety talk yang dilaksanakan setiap hari secara rutin sebelum kartyawan memulai pekerjaannya. c. Kampanye K3
Secara visual melalui poster-poster K3, spanduk K3 dan bendera K3 yang dipasang di area perusahaan. d. Pemasangan warning sign dan safety sign
Pemasangan dilakuan di area atau lokasi tertentu yang berotensi menimbulkan bahaya. PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung memiliki sistem pencegahan kecelakaan kerja dengan mengatur Standard Operating Procedure (SOP) sebagai berikut: 1) Pengamanan Mesin Pengaman mesin yang dipasang pada pengaman mesin-mesin di PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung berupa pagar pengaman pada mesin yang terbuat dari bahan baku yang kuat dan tahan korosi yang disesuaikan dengan tipe mesin yang ada. Pemasangan pengaman mesin ini telah ada sejak pembelian mesin, sehingga kerugian akibat kecelakaan kerja seperti hilangnya hari kerja dapat dihindari. 2) Penanggulangan Kebakaran Penanggulangan kebakaran dilakukan dengan pemasangan alat pemadam kebakaran yakni hydrant (pilar dan valve) dan APAR. a. Hydrant, dipasang disetiap area yang berpotensi menimbulkan bahaya.
Hydrant valve dipasang didalam gedung sedangkan hydrant pilar berada dihalaman. Terdapat 39 titik hydrant (valve dan pilar) dengan kapasitas sumber air sebesar + 510 m3. Pemeriksaan kesiapan hydrant dilakukan 3 bulan sekali meliputi pengecekan tekanan air hydrant, kondisi atau kejernihan air hydrant serta pengecekan nozzle dengan kopling hose.
47
b. APAR (Alat Pemadam Api Ringan), alat pemadam kebakaran jenis APAR
diletakkan di titik rawan kebakaran, dengan tinggi pemasangan maksimal 120 cm dan jarak terendah 15 cm dari permukaan tanah. Jenis-jenis APAR yang dipergunakan sebagai pemadam bahannya berupa dry chemical, CO2, BCF, AF 11 dan HFC 227. Pemeriksaan APAR dilakukan setiap 2 minggu sekali yang meliputi pemeriksaan segel, pen pengaman, batas expired, tekanan bar, No. APAR, area atau lokasi APAR, berat APAR dan jenis APAR. c. Tim pemadam kebakaran yang bernama FBI (Fire Brigade Indofood)
yang berjumlah sekitar 130 personil terdiri dari perwakilan seluruh departemen. d. Rescue Team yang bertugas menyelamatkan tenaga kerja dan asset
perusahaan apabila terjadi incident kebakaran, yang keberadaannya di bawah P2K3 yang terdiri dari 70 personil dari perwakilan karyawan (all departemen).
3) Alat Pelindung Diri PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung telah memberikan Alat Pelindung Diri (APD) secara cuma- cuma kepada tenaga kerjanya yang dalam pengadaannya dilakukan oleh departemen personalia. Hal ini telah sesuai dengan UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, khususnya pasal 14 yang menyatakan bahwa “Pengurus Wajib Menyediakan Secara Cuma- Cuma Semua APD yang diwajibkan kepada tenaga Kerja Yang Berada Dibawah Pimpinannya Dan Menyediakan Bagi Orang Lain yang Memasuki Tempat Kerja Tersebut dengan Petunjuk- Petunjuk yang Diperlukan Menurut Petunjuk Pegawai Pengawas Atau Ahli K3”. Oleh karena itu semua pekerja dan setiap orang lain yang memasuki area PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung wajib menggunakan APD sesuai dengan petunjuk pemakaian oleh petugas keselamatan kerja di perusahaan. APD yang telah rusak akan diganti secara periodik. Berikut merupakan APD yang disediakan oleh PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung.
48
a. Safety Shoes
Berfungsi untuk melindungi kaki dari kejatuhan, digunakan oleh tenaga kerja bagian gudang, produksi, dan operator forklift.
Gambar 4.1 Safety Shoes Sumber: http://www.pusdiklatk3.com/2014/04/mengenal-alat-pelindung-diri-apd.html
b. Masker Kain
Digunakan oleh semua tenaga kerja bagian produksi, bongkar tepung, gudang tepung, dan gudang batubara.
Gambar 4.2 Masker Kain Sumber: https://shop.ajbs.co.id/product/equipment-alat-pelindung-diri/page/3/
49
c. Ear Muff atau Ear Plug
Berfungsi untuk melindungi tenaga kerja dari intensitas kebisingan yang melebihi standar tingkat kebisingan. Ear muff digunakan oleh tenaga kerja bagian penggilingan mie scrap dan pembuatan cup Pop Mie.
Gambar 4.3 Ear Muff Sumber: https://www.safetysign.co.id/news/292/Panduan-Inspeksi-danPerawatan-Pelindung-Pendengaran-Ini-Hal-Penting-yang-Harus-DilakukanPekerja
d. Sarung tangan
Terbuat dari bahan kain, yang berfungsi untuk melindungi tangan dan jari. Digunakan oleh tenaga kerja Teknik dan workshop.
Gambar 4.4 Sarung Tangan Sumber: https://tipsajbs.com/2015/10/mengenal-apd-alat-pelindung-tangan.html
50
e. Goggles
Berfungsi untuk melindungi mata dan wajah saat grinding serta pekerjaan mengelas. Digunakan oleh tenaga kerja bagian teknik dan workshop.
Gambar 4.5 Goggles Sumber: https://depiherdiana-dragspeed.com/2012/03/bahaya-jenis-jenis-alat pelindung-diri.html
4) Inspeksi Keselamatan Kerja Inspeksi keselamatan kerja yang teratur dan terencana sesuai jadwal yang telah direncanakan adalah upaya yang dilakukan PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung untuk mengimplementasikan program K3. Jenis inspeksi yang dilakukan oleh PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung adalah: a) Inspeksi peralatan keselamatan kerja b) Inspeksi APD c) inspeksi peralatan kerja d) Inspeksi umum
5) Pelaporan dan Investigasi Kecelakaan Pelaporan dan investigasi di PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung dilakukan jika ada suatu incident berbahaya atau terjadi suatu kecelakaan. Pegawai yang melihat atau mengalami kejadian terebut bertugas melaporkan ke bagian P2K3. Kemudian P2K3 akan melakukan investigasi yang lebih dalam dengan tujuan mengetahui penyebab dan akibat terjadinya incident berbahaya atau kecelakaan, untuk segera dilakukan pelaporan dalam jangka 1 X 24 jam setelah kejadian atau kecelakaan. 6) Audit Sistem Manajeman Kesehatan dan keselamatan kerja PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung telah melaksanakan audit,
51
baik audit internal maupun audit eksternal, yang bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) berjalan dan menghasilkan suatu rekomendasi untuk melakukan perbaikan. Hal ini telah sesuai dengan Permenaker No. 05/ MEN/ 1996 yang menjelaskan bahwa “Setiap Perusahaan yang Memperkerjakan Tenaga Kerja Sebanyak 100 Orang atau Lebih dan Mengandung Potensi Bahaya yang Ditimbulkan oleh Karakteristik Proses Bahan yang Dapat Mengakibatkan Kecelakaan Kerja seperti; Peledakan, Kebakaran, dan Penyakit Akibat Kerja Wajib Menerapkan SMK3”. A. Audit SMK3 Internal Audit ini bersifat intern perusahaan dan dilaksanakan oleh Auditor K3 perusahaan itu sendiri. Audit yang telah dilaksanakan antara lain ; internal, SHAPE (Safety, Health, Attitude, People, Environment) audit, yang meliputi : a. Safety tentang pelaksanaan K3, tindakan emergency plan, pencegahan
kebakaran, kondisi instalasi listrik, penanganan dan penerimaan material, dan house keeping. b. Health tentang sanitasi semua area, dapur dan kantin, klinik atau
perawatan kesehatan. Dan lingkungan kerja. c. Attitude atau tingkah laku pekerjaan tentang jam kerja karyawan dan
budaya. d. People tentang pendidikan, kepedulian sosial. e. Environment tentang penyimpangan dan penggunaan serta penanganan
bahan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), tempat penyimpanan limbah non Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), tanki penyimpanan diatas tanah. B. Audit SMK3 Eksternal Audit ini dilakukan oleh petugas di luar unit operasi yang bersangkutan atau perusahaan yang ditunjuk. Adapun AUDIT eksternal yang telah dilaksanakan di PT. Indofood Sukses Makmur Cabang Cibitung barupa Eksternal SHAPE AUDIT dari Disnaker setiap 1 tahun sekali.
52
Ciptaningsih, F., & Kurniawan, B. (2014). Evaluasi Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja ( SMK3 ) Di Perusahaan Industri Baja, 2(April), 259–266. Cori, C., Paramita, P., & Wijayanto, A. (2012). PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT . PLN ( PERSERO ) APJ SEMARANG. Kani, B. R. (2013). KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI ( STUDI KASUS : PROYEK PT . TRAKINDO UTAMA ), 1(6), 430–433. Nujhani, J., & Juliantina, I. (2013). KESEHATAN KERJA ( SMK3 ) PADA PROYEK PERSIAPAN LAHAN PUSRI IIB PT . PUPUK SRIWIDJAJA PALEMBANG, 1(1). Paladio, F., Tewal, B., & Trang, I. (2017). WORK SAFETY AND HEALTH , WORKPLACE CLIMATE AND EFFECT ON EMPLOYEE PRODUCTIVITY, 5(3), 3303–3311. Pangkey, F., & Sam. (2012). PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( SMK3 ) PADA PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA ( Studi Kasus : Pembangunan Jembatan Dr . Ir . Soekarno-Manado ), 2(2). Sebastianus, B. H. (2015). Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagai peranan pencegahan kecelakaan kerja di bidang konstruksi, 301–308.
53
4.1
LANDASAN TEORI ........................................................................................ 29
4.1.1
Tempat Kerja ................................................................................................................ 29
4.1.2
Keselamatan Kerja ........................................................................................................ 29
4.1.3
Kesehatan Kerja............................................................................................................ 29
4.1.4
Kesehatan dan Keselamatan Kerja................................................................................ 30
4.1.5
Potensi Bahaya ............................................................................................................. 30
4.1.6
Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan kerja ........................ Error! Bookmark not defined.
4.1.7
Manajemen .................................................................................................................. 31
4.1.8
Sistem Manajemen ............................................................. Error! Bookmark not defined.
4.1.9
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) .................................... 31
4.1.10
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja ................................................. 32
4.1.11
Kecelakaan Kerja ...................................................................................................... 33
4.2
HASIL PENGAMATAN UMUM ...................................................................... 34
4.2.1
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) .................................... 35
4.2.2
Komitmen dan Kebijakan............................................................................................ 35
4.2.3
Perencanaan ................................................................................................................ 38
4.2.4
Penerapan ................................................................................................................... 39
4.2.5
Pengukuran dan Evaluasi ............................................................................................ 44
4.2.6
Peninjauan Ulang ........................................................................................................ 44
4.3
ANALISIS PENERAPAN SMK3........................................................................ 45
4.4
HASIL PENERAPAN SMK3......................... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.