BAB II PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
2.1
Pengumpulan Data Berikut ini adalah pengumpulan data pada modul II tentang Perencanaan
Agregat, Jadwal Produksi Induk, dan Perencanaan Kebutuhan kasar.
2.1.1 Waktu Baku Waktu baku adalah waktu kerja dengan mempertimbangkan faktor kelonggaran. Data waktu baku yang digunakan merupakan data waktu baku pada modul peramalan. Berikut ini adalah tabel 2.1 yang berisikan data waktu baku. Tabel 2.1 Data Waktu Baku (menit) Item Wb Mobil (A) 26,305 Menit Truk(B) 20,709 Menit Pesawat (C) 19,168 Menit
2.1.2 Data Permintaan Data permintaan (demand) masa lalu diperlukan untuk meramalkan permintaan di masa yang akan datang. Berikut ini adalah tabel 2.2 yang berisikan data permintaan dari produk mobil, truk dan pesawat.
Family I II
Item
Tabel 2.2 Data Permintaan Periode 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
A
307
308
311
309
326
337
330
325
331
335
341
315
B
320
317
320
329
315
306
310
318
345
330
329
365
C
307
320
318
322
323
327
337
343
323
335
343
342
2.1.3 Konversi Konversi dilakukan dengan menggunakan waktu baku item C. Berikut ini adalah tabel 2.3 yang berisikan unit konversi ketiga produk menjadi waktu baku item C.
II-1
II-2
Tabel 2.3 Rekapitulasi Nilai Konversi Item Konversi Mobil (A) 1,372 Truk(B) 1,080 Pesawat (C) 1,000
2.1.4 Data Permintaan Hasil Konversi Data permintaan hasil konversi adalah data permintaan yang telah dikalikan dengan masing-masing unit konversi produknya. Berikut ini adalah tabel 2.4 yang berisikan data permintaan hasil konversi.
Family I
Item
Tabel 2.4 Data Permintaan Hasil Konversi (unit) Periode 2 3 4 5 6 7 8
1
9
10
11
12
A
422
423
427
425
448
463
453
447
455
460
468
433
B
346
343
346
356
341
331
335
344
373
357
356
395
C
307
320
318
322
323
327
337
343
323
335
343
342
JUMLAH
1075
1086
1091
1103
1112
1121
1125
1134
1151
1152
1167
1170
II
2.1.5 Data Hasil Peramalan Data hasil peramalan diperoleh dari perhitungan peramalan dengan menggunakan metode Regresi Linier yang telah dilakukan pada modul peramalan. Berikut ini adalah tabel 2.5 yang berisikan data hasil peramalan dengan menggunakan metode Regresi Linier. Tabel 2.5 Hasil Peramalan Menggunakan Metode Regresi Linier Ramalan
13
14
15
16
17
1181
1190
1199
1208
1217
Periode 18 19 1225
1234
20
21
22
23
24
1243
1252
1261
1269
1278
2.1.6 Data Ongkos Data ongkos merupakan data yang berisikan ongkos-ongkos dari produksi yang meliputi ongkos Regular Time, Over Time, Inventory, Kapasitas Tidak Terpakai, dan Subkontrak. Berikut adalah ongkos yang diperlukan.
II-3
a. Ongkos RT (Reguler Time) = Rp 10.000,-/unit. b. Ongkos OT (Over Time) = 125% dari ongkos RT = Rp 12.500,-/unit. Dengan asumsi OT dikerjakan dengan kekurangan produk. c. Ongkos Inventory = Rp 150,-/unit. d. Ongkos KTTP (Kapasitas Tidak Terpakai) untuk Reguler Time = Rp 125,-/unit. e. Ongkos Subkontrak =Rp 25.000,-/unit.
2.1.7 Data Hari Kerja Data hari kerja berisikan jumlah hari kerja yang dilaksanakan pada setiap periodenya. Berikut ini adalah tabel 2.6 yang berisikan data hari kerja.
Periode Hari Kerja
13 23
14 22
15 22
Tabel 2.6 Data Hari Kerja 16 17 18 19 22 23 21 21
20 22
21 21
22 22
23 23
24 23
2.1.8 Jam Kerja per Hari Jam kerja merupakan durasi waktu ketika bekerja. Berikut ini adalah jam kerja pada produksi mobil, truk, dan pesawat. a. Reguler Time
: 7 jam/hari.
b. Over Time
: 30% dari jam RT = 2,1 jam/hari.
2.1.9 Lead Time Lead time adalah lama waktu menunggu pesanan. Berikut adalah tabel 2.7 yang berisikan data lead time dari setiap produk. Tabel 2.7 Data Lead Time (bulan) Famili Item Lt I II
A
1
B
1
C
1
II-4
2.1.10 Data Inventory Data inventory merupakan jumlah barang yang tersedia di tempat penyimpanan. Berikut ini adalah tabel 2.8 yang berisikan data inventory dari setiap produk. Tabel 2.8 Data Inventory (unit) Famili Item I II
Lt
A
130
B
100
C
120
2.1.11 Waktu Operasi Masing-masing Stasiun Kerja Waktu operasi adalah waktu yang dihabiskan ketika melaksanan pekerjaan di suatu stasiun. Berikut ini adalah tabel 2.9 yang berisikan data rekapitulasi waktu operasi setiap stasiun kerja untuk item A. Tabel 2.9 Rekapitulasi Waktu Operasi Setiap Stasiun Kerja untuk Item A SK Nama Komponen Waktu TOTAL Alas 0,435 As Roda (2) 0,169 Roda (4) 0,705 Sisi Depan Kap 0,308 Sisi Samping Supir (2) 0,292 SK 1 (Pengukuran) 3,545 Sisi Samping Penumpang (2) 0,515 Bagian Belakang 0,251 Atap Bodi 0,345 Kaca 0,252 Atap Kap 0,274 Alas 1,327 As Roda (2) 0,569 Roda (4) 0,671 Sisi Depan Kap 0,351 Sisi Samping Supir (2) 0,453 SK 2 (Pemotongan) 5,168 Sisi Samping Penumpang (2) 0,461 Bagian Belakang 0,445 Atap Bodi 0,445 Kaca 0,205 Atap Kap 0,242 Alas 1,021 SK 3 (Pengeboran) 1,554 Roda (4) 0,532 As Roda (2) 5,434 SK 4 (Pembubutan) 6,690 Roda (4) 1,256
II-5
Lanjutan Tabel 2.10 Rekapitulasi Waktu Operasi Setiap Stasiun Kerja untuk Item B SK Nama Komponen Waktu TOTAL Alas 0,133 As Roda (2) 0,513 Roda (4) 0,371 Sisi Depan Kap 0,120 Sisi Samping Supir (2) 0,129 SK 5 (Pengecatan) 1,816 Sisi Samping Penumpang (2) 0,218 Bagian Belakang 0,081 Atap Bodi 0,109 Kaca 0,062 Atap Kap 0,081 Alas 0,160 As Roda (2) 0,204 Roda (4) 0,262 Sisi Depan Kap 0,142 Sisi Samping Supir (2) 0,194 SK 6 (Pemeriksaan) 1,606 Sisi Samping Penumpang (2) 0,199 Bagian Belakang 0,122 Atap Bodi 0,121 Kaca 0,103 Atap Kap 0,100 Sub Assembly 1 0,143 Sub Assembly 2 0,184 Sub Assembly 3 0,944 Sub Assembly 4 0,624 SK 7 (Perakitan) Sub Assembly 5 0,362 3,755 Sub Assembly 6 0,456 Sub Assembly 7 0,651 Sub Assembly 8 0,198 Assembly Mobil 0,193
Berikut ini adalah tabel 2.10 yang berisikan data rekapitulasi waktu operasi setiap stasiun kerja untuk item B. Tabel 2.10 Rekapitulasi Waktu Operasi Setiap Stasiun Kerja untuk Item B SK Nama Komponen Waktu TOTAL Alas 0,101 As Roda (2) 0,169 Roda (4) 0,705 SK 1 (Pengukuran) 2,346 Bagian Bawah 0,222 Bagian Atas 0,654 Sisi Samping (2) 0,316 Bagian Belakang 0,180
II-6
Lanjutan Tabel 2.10 Rekapitulasi Waktu Operasi Setiap Stasiun Kerja untuk Item B SK Nama Komponen Waktu TOTAL Alas 1,327 As Roda (2) 0,569 Roda (4) 0,671 SK 2 (Pemotongan) 4,926 Bagian Bawah 0,325 Bagian Atas 0,833 Sisi Samping (2) 0,793 Bagian Belakang 0,408 Alas 1,021 SK 3 (Pengeboran) 1,554 Roda (4) 0,532 As Roda (2) 5,434 SK 4 (Pembubutan) 6,690 Roda (4) 1,256 Alas 0,142 As Roda (2) 0,154 Roda (4) 0,235 SK 5 (Pengecatan) 1,043 Bagian Bawah 0,128 Bagian Atas 0,129 Sisi Samping (2) 0,173 Bagian Belakang 0,082 Alas 0,160 As Roda (2) 0,204 Roda (4) 0,262 SK 6 (Pemeriksaan) 1,277 Bagian Bawah 0,132 Bagian Atas 0,202 Sisi Samping (2) 0,200 Bagian Belakang 0,117 Sub Assembly 1 0,092 Sub Assembly 2 0,076 Sub Assembly 3 0,156 SK 7 (Perakitan) 1,164 Sub Assembly 4 0,247 Sub Assembly 5 0,390 Assembly Truk 0,204
Berikut ini adalah tabel 2.11 yang berisikan data rekapitulasi waktu operasi setiap stasiun kerja untuk item C. Tabel 2.11 Rekapitulasi Waktu Operasi Setiap Stasiun Kerja untuk Item C SK Nama Komponen Waktu Total Bodi 1,677 Sisi Sayap (2) 0,320 Penyangga (4) 0,539 SK 1 (Pengukuran) 3,819 Sisi Baling (2) 0,929 Sayap Belakang 0,186 Ekor Pesawat 0,168
II-7
Lanjutan Tabel 2.11 Rekapitulasi Waktu Operasi Setiap Stasiun Kerja untuk Item C SK Nama Komponen Waktu Total Bodi 0,273 Sisi Sayap (2) 0,427 Penyangga (4) 0,429 SK 2 (Pemotongan) 3,880 Sisi Baling (2) 2,156 Sayap Belakang 0,290 Ekor Pesawat 0,305 SK 4 (Pembubutan) 6,591 Penyangga (4) 6,591 Bodi 0,153 Sisi Sayap (2) 0,147 Penyangga (4) 0,181 SK 5 (Pengecatan) 0,766 Sisi Baling (2) 0,097 Sayap Belakang 0,089 Ekor Pesawat 0,100 Bodi 0,131 Sisi Sayap (2) 0,209 Penyangga (4) 0,294 SK 6 (Pemeriksaan) 1,003 Sisi Baling (2) 0,152 Sayap Belakang 0,104 Ekor Pesawat 0,112 Sub Assembly 1 0,723 Sub Assembly 2 0,254 SK 7 (Perakitan) 1,528 Sub Assembly 3 0,110 Sub Assembly 4 0,307 Assembly Pesawat 0,134
Berikut ini adalah tabel 2.12 yang berisikan rekapitulasi data waktu operasi setiap stasiun kerja. Tabel 2.12 Rekapitulasi Data Waktu Operasi Setiap Stasiun Kerja (menit) Waktu Operasi Stasiun A B C SK 1 3,545 2,346 3,819 SK 2 5,168 4,926 3,880 SK 3 1,554 1,554 0,000 SK 4 6,690 6,690 6,591 SK 5 1,816 1,043 0,766 SK 6 1,606 1,277 1,003 SK 7 3,755 1,164 1,528 TOTAL 24,133 18,999 17,585
II-8
2.2
Pengolahan Data Pengolahan data pada modul ini yaitu perhitungan safety stock, perhitungan
kapasitas produksi, perencanaan agregat, penentuan famili yang akan diproduksi, jadwal produksi induk, dan perencanaan kebutuhan kapasitas kasar.
2.2.1 Perhitungan Safety Stock untuk Masing-masing Item Tingkat kepercayaan diperoleh melalui kebijakan yang ditetapkan oleh suatu perusahaan dengan mempertimbangkan keadaan di perusahaan dan mengikuti standarisasi yang ada. Adapun tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% dengan nilai Z merupakan hasil interpolasi: X = 0,95
Z = 95%
X1 = 0,9505
Z1 = 1,65
X2 = 0,9495
Z2 = 1,64
X2 - X1 X - X1
=
Z2 - Z1 Z - Z1
0,9495 - 0,9505 1,64- 1,65 = 0,95 - 0,9505 Z - 1,65 -0,0001 -0,0005
=
-0,01 Z-1,65
-0,001Z+0,00165 = 0,000005 -0,001Z
= -0,001645
Z = 1,645
Standar deviasi untuk perhitungan safety stock produksi mobil adalah sebagai berikut: SDA
=√
=√
∑ni=1(xi-x̅)2 N (307-322,916)²+(308-322,916)²+…+(315-322,916)²
= 11,814
12
II-9
Diperoleh standar deviasinya sebesar 19,434. Berikut adalah perhitungan SSi (Safety Stock) untuk produksi mobil. SSA
= Z x SDA x √LtA = 1,645 x 11,814 x √1 = 19,434 ≈ 20
Standar deviasi untuk perhitungan safety stock produksi truk adalah sebagai berikut: SDB
=√
=√
∑ni=1(xi-x̅)2 N (320-322,916)2 +(317-322,916)2 +…(365-322,916)2 12
= 15,558
Diperoleh standar deviasinya sebesar 15,558. Berikut adalah perhitungan SSi (Safety Stock) untuk produksi truk. SSB
= Z x SDB x √LtB = 1,645 x 15,558 x √1 = 25,593 ≈ 26
Standar deviasi untuk perhitungan safety stock produksi pesawat adalah sebagai berikut: SDC
=√
=√
∑ni=1(xi-x̅)2 N (307-322,916)2 + (320-322,916)2 +⋯+(342-322,916)2
= 11,055
12
II-10
Diperoleh standar deviasinya sebesar 11,055. Berikut adalah perhitungan SSi (Safety Stock) untuk produksi pesawat. SSC
= Z x SDC x √LtC = 1,645 x 11,055 x √1 = 18,186 ≈ 19
Berikut ini adalah tabel 2.13 yang berisikan rekapitulasi hasil perhitungan safety stock setiap produk.
Famili I II
Tabel 2.13 Rekapitulasi Safety Stock Item Standar Deviasi
Z
Safety Stock
A
11,814
1,645
19,434
B
15,558
1,645
25,593
C
11,055
1,645
18,186
2.2.2 Perhitungan Kapasitas Produksi Kapasitas produksi merupakan jumlah output yang dapat diproduksi atau dihasilkan dalam satuan waktu tertentu. 2.2.2.1 Perhitungan Kapasitas RT untuk Masing-masing Stasiun Kerja Perhitungan kapasitas regular time dilakukan untuk menentukan berapa kapasitas untuk regular time yang tersedia. Berikut ini adalah perhitungan kapasitas RT pada masing-masing periode.
Kapasitas RT periode 13 = (hari kerja/bulan) x (jumlah jam kerja/hari) x 60 = 23 x 7 x 60 = 9660 Kapasitas RT periode 14 = (hari kerja/bulan) x (jumlah jam kerja/hari) x 60 = 22 x 7 x 60 = 9240
II-11
Kapasitas RT periode 15 = (hari kerja/bulan) x (jumlah jam kerja/hari) x 60 = 21 x 7 x 60 = 8820 Kapasitas RT periode 16 = (hari kerja/bulan) x (jumlah jam kerja/hari) x 60 = 21 x 7 x 60 = 8820 Kapasitas RT periode 17 = (hari kerja/bulan) x (jumlah jam kerja/hari) x 60 = 23 x 7 x 60 = 9660 Kapasitas RT periode 18 = (hari kerja/bulan) x (jumlah jam kerja/hari) x 60 = 22 x 7 x 60 = 9240 Kapasitas RT periode 19 = (hari kerja/bulan) x (jumlah jam kerja/hari) x 60 = 23 x 7 x 60 = 9660 Kapasitas RT periode 20 = (hari kerja/bulan) x (jumlah jam kerja/hari) x 60 = 23 x 7 x 60 = 9660 Kapasitas RT periode 21 = (hari kerja/bulan) x (jumlah jam kerja/hari) x 60 = 22 x 7 x 60 = 9240 Kapasitas RT periode 22 = (hari kerja/bulan) x (jumlah jam kerja/hari) x 60 = 21 x 7 x 60 = 8820 Kapasitas RT periode 23 = (hari kerja/bulan) x (jumlah jam kerja/hari) x 60 = 22 x 7 x 60 = 9240 Kapasitas RT periode 24 = (hari kerja/bulan) x (jumlah jam kerja/hari) x 60 = 21 x 7 x 60 = 8820
II-12
Berikut ini adalah tabel 2.14 yang berisikan rekapitulasi kapasitas regular time dari setiap periode. Tabel 2.14 Rekapitulasi Kapasitas Regular Time (menit) 14 15 16 17 18 19 20 21
Periode
13
Kapasitas RT
9660
9240
8820
8820
9660
9240
9660
9660
9240
22
23
24
8820
9240
8820
Berikut ini adalah perhitungan kapasitas regular time (menit) untuk stasiun kerja 1 pada periode 13. Kapasitas RT
= Kapasitas RT per periode/waktu operasi
Kapasitas RT per item pada stasiun kerja 1 periode 13 Kapasitas RT Item A = 9660/3,545 = 2725,221 ≈ 2725 Kapasitas RT Item B = 9660/2,346 = 4117,062 ≈ 4117 Kapasitas RT Item C = 9660/3,819 = 2529,679 ≈ 2529
Kapasitas RT per item pada stasiun kerja 2 periode 13 Kapasitas RT Item A = 9660/5,168 = 1689,074 ≈ 1869 Kapasitas RT Item B = 9660/4,926 = 1961,156 ≈ 1961 Kapasitas RT Item C = 9660/3,880 = 2489,905 ≈ 2489
Kapasitas RT per item pada stasiun kerja 3 periode 13 Kapasitas RT Item A = 9660/1,554 = 6218,217 ≈ 6218 Kapasitas RT Item B = 9660/1,554 = 6218,217 ≈ 6218 Kapasitas RT Item C = 9660/0
=0
Kapasitas RT per item pada stasiun kerja 4 periode 13 Kapasitas RT Item A = 9660/6,690 = 1443,982 ≈ 1443 Kapasitas RT Item B = 9660/6,690 = 1443,982 ≈ 1443 Kapasitas RT Item C = 9660/6,591 = 1465,709 ≈ 1465
II-13
Kapasitas RT per item pada stasiun kerja 5 periode 13 Kapasitas RT Item A = 9660/1,816 = 5320,360 ≈ 5320 Kapasitas RT Item B = 9660/1,043 = 9264,706 ≈ 9264 Kapasitas RT Item C = 9660/0,766 = 12613,710 ≈ 12613
Kapasitas RT per item pada stasiun kerja 6 periode 13 Kapasitas RT Item A = 9660/1,606 = 6014,944 ≈ 6014 Kapasitas RT Item B = 9660/1,277 = 7566,580 ≈ 7566 Kapasitas RT Item C = 9660/1,003 = 9635,910 ≈ 9635
Kapasitas RT per item pada stasiun kerja 7 periode 13 Kapasitas RT Item A = 9660/3,755 = 2572,798 ≈ 2572 Kapasitas RT Item B = 9660/1,164 = 8296,593 ≈ 8296 Kapasitas RT Item C = 9660/1,528 = 6323,369 ≈ 6323
Berikut ini adalah tabel 2.15 yang berisikan rekapitulasi perhitungan kapasitas regular time pada stasiun kerja 1. Tabel 2.15 Perhitungan Kapasitas Regular Time pada Stasiun Kerja 1 (unit) Periode Item 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 2725 2606 2488 2488 2725 2606 2725 2725 2606 2488 2606 A 4117 3938 3759 3759 4117 3938 4117 4117 3938 3759 3938 B 2529 2419 2309 2309 2529 2419 2529 2529 2419 2309 2419 C Jumlah 9371 8963 8556 8556 9371 8963 9371 9371 8963 8556 8963
24 2488 3759 2309 8556
II-14
Berikut ini adalah tabel 2.16 yang berisikan rekapitulasi perhitungan kapasitas regular time pada stasiun kerja 2. Tabel 2.16 Perhitungan Kapasitas Regular Time pada Stasiun Kerja 2 (unit) Periode Item 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1869 1787 1706 1706 1869 1787 1869 1869 1787 1706 1787 A 1961 1875 1790 1790 1961 1875 1961 1961 1875 1790 1875 B 2489 2381 2273 2273 2489 2381 2489 2489 2381 2273 2381 C Jumlah 6319 6043 5769 5769 6319 6043 6319 6319 6043 5769 6043
24 1706 1790 2273 5769
Berikut ini adalah tabel 2.17 yang berisikan rekapitulasi perhitungan kapasitas regular time pada stasiun kerja 3.
Item A B C Jumlah
Tabel 2.17 Perhitungan Kapasitas Regular Time pada Stasiun Kerja 3 (unit) Periode 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 6218 5947 5677 5677 6218 5947 6218 6218 5947 5677 5947 6218 5947 5677 5677 6218 5947 6218 6218 5947 5677 5947 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12436 11894 11354 11354 12436 11894 12436 12436 11894 11354 11894
24 5677 5677 0 11354
Berikut ini adalah tabel 2.18 yang berisikan rekapitulasi perhitungan kapasitas regular time pada stasiun kerja 4. Tabel 2.18 Perhitungan Kapasitas Regular Time pada Stasiun Kerja 4 (unit) Periode Item 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 1443 1381 1318 1318 1443 1381 1443 1443 1381 1318 1381 A 1443 1381 1318 1318 1443 1381 1443 1443 1381 1318 1381 B 1465 1401 1338 1338 1465 1401 1465 1465 1401 1338 1401 C Jumlah 4351 4163 3974 3974 4351 4163 4351 4351 4163 3974 4163
24 1318 1318 1338 3974
II-15
Berikut ini adalah tabel 2.19 yang berisikan rekapitulasi perhitungan kapasitas regular time pada stasiun kerja 5.
Item A B C Jumlah
Tabel 2.19 Perhitungan Kapasitas Regular Time pada Stasiun Kerja 5 (unit) Periode 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 5320 5089 4857 4857 5320 5089 5320 5320 5089 4857 9264 8861 8459 8459 9264 8861 9264 9264 8861 8459 12613 12065 11516 11516 12613 12065 12613 12613 12065 11516 27197 26015 24832 24832 27197 26015 27197 27197 26015 24832
23 5089 8861 12065 26015
24 4857 8459 11516 24832
Berikut ini adalah tabel 2.20 yang berisikan rekapitulasi perhitungan kapasitas regular time pada stasiun kerja 6.
Item A B C Jumlah
Tabel 2.20 Perhitungan Kapasitas Regular Time pada Stasiun Kerja 6 (unit) Periode 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 6014 5753 5491 5491 6014 5753 6014 6014 5753 5491 7566 7237 6908 6908 7566 7237 7566 7566 7237 6908 9635 9216 8798 8798 9635 9216 9635 9635 9216 8798 23215 22206 21197 21197 23215 22206 23215 23215 22206 21197
23 5753 7237 9216 22206
24 5491 6908 8798 21197
Berikut ini adalah tabel 2.21 yang berisikan rekapitulasi perhitungan kapasitas regular time pada stasiun kerja 7.
Item A B C Jumlah
Tabel 2.21 Perhitungan Kapasitas Regular Time pada Stasiun Kerja 7 (unit) Periode 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 2572 2460 2349 2349 2572 2460 2572 2572 2460 2349 8296 7935 7575 7575 8296 7935 8296 8296 7935 7575 6323 6048 5773 5773 6323 6048 6323 6323 6048 5773 17191 16443 15697 15697 17191 16443 17191 17191 16443 15697
23 2460 7935 6048 16443
24 2349 7575 5773 15697
II-16
Berikut ini adalah tabel 2.22 yang berisikan rekapitulasi perhitungan kapasitas regular time.
Kapasitas SK 1 SK 2 SK 3 SK 4 SK 5 SK 6 SK 7 Rata-rata Bottleneck
13 9371 6319 12436 4351 27197 23215 17191 14297 4351
Tabel 2.22 Rekapitulasi Perhitungan Kapasitas Regular Time (unit) Periode 14 15 16 17 18 19 20 21 22 8963 8556 8556 9371 8963 9371 9371 8963 8556 6043 5769 5769 6319 6043 6319 6319 6043 5769 11894 11354 11354 12436 11894 12436 12436 11894 11354 4163 3974 3974 4351 4163 4351 4351 4163 3974 26015 24832 24832 27197 26015 27197 27197 26015 24832 22206 21197 21197 23215 22206 23215 23215 22206 21197 16443 15697 15697 17191 16443 17191 17191 16443 15697 13675 13054 13054 14297 13675 14297 14297 13675 13054 4163 3974 3974 4351 4163 4351 4351 4163 3974
23 8963 6043 11894 4163 26015 22206 16443 13675 4163
2.2.2.2 Perhitungan Kapasitas OT untuk Masing-masing StaSsiun Kerja Perhitungan kapasitas over time dilakukan untuk menentukan berapa kapasitas untuk over time yang tersedia. Berikut ini adalah perhitungan kapasitas RT pada masing-masing stasiun kerja untuk periode 13. Kapasitas OT masing-masing stasiun
Stasiun Kerja 1 Kapasitas OT = 30% x 9371 = 2811
Stasiun Kerja 2 Kapasitas OT = 30% x 6319 = 1895
Stasiun Kerja 3 Kapasitas OT = 30% x 12436 = 3730
Stasiun Kerja 4 Kapasitas OT = 30% x 4351 = 1305
= 30% dari kapasitas RT
24 8556 5769 11354 3974 24832 21197 15697 13054 3974
II-17
Stasiun Kerja 5 Kapasitas OT = 30% x 27197 = 8159
Stasiun Kerja 6 Kapasitas OT = 30% x 23215 = 6964
Stasiun Kerja 7 Kapasitas OT = 30% x 17191 = 5157
Berikut ini adalah tabel 2.23 yang berisikan rekapitulasi perhiotungan kapasitas over time.
Kapasitas SK 1 SK 2 SK 3 SK 4 SK 5 SK 6 SK 7 Rata-rata Bottleneck
Tabel 2.23 Rekapitulasi Perhitungan Kapasitas Over Time (unit) Peroide 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 2811 2688 2566 2566 2811 2688 2811 2811 2688 2566 1895 1812 1730 1730 1895 1812 1895 1895 1812 1730 3730 3568 3406 3406 3730 3568 3730 3730 3568 3406 1305 1248 1192 1192 1305 1248 1305 1305 1248 1192 8159 7804 7449 7449 8159 7804 8159 8159 7804 7449 6964 6661 6359 6359 6964 6661 6964 6964 6661 6359 5157 4932 4709 4709 5157 4932 5157 5157 4932 4709 4288 4101 3915 3915 4288 4101 4288 4288 4101 3915 1305 1248 1192 1192 1305 1248 1305 1305 1248 1192
23 2688 1812 3568 1248 7804 6661 4932 4101 1248
24 2566 1730 3406 1192 7449 6359 4709 3915 1192
2.2.3 Perencanaan Agregat Perencanaan agregat adalah penghubung antara perencanaan harian atau penjadwalan dengan perencanaan jangka panjang. Berikut ini adalah perhitungan persediaan.
II-18
Perhitungan Persediaan Persediaan
= Inventory x konvensi per item
Item A
= 130 x 1,372= 178,405
Item B
= 100 x 1,080 = 108,041
Item C
= 120 x 1,000 = 120,000
Total
= 406
2.2.3.1 Metode First In First Out Metode FIFO didasarkan pada anggapan bahwa bahan yang pertama kali dipakai dibebani dengan harga perolehan per satuan dan bahan yang pertama kali masuk ke gudang bahan. Berikut ini adalah tabel 2.24 yang berisikan perencanaan agregat dengan menggunakan metode FIFO.
Sumber Persediaan RT 13 OT SC RT 14 OT SC RT 15 OT SC RT 16 OT SC RT 17 OT SC RT 18 OT SC RT 19 OT SC
13 406 775
14
15
1190
1199
Tabel 2.24 Perencanaan Agregat Metode FIFO Periode 16 17 18 19 20 21 22 23
24
1187
21
1217
1225
1234
466
777
1252
1261
684
585
1278
KTTP
KT
AP
0 1305
4351 1305
4351
0 1248
4163 1248
4163
0 1192
3974 1192
3974
2111 1192
3974 1192
1863
4351 1305
4351 1305
0
4163 1248
4163 1248
0
4351 1305
4351 1305
0
II-19
Lanjutan Tabel 2.24 Perencanaan Agregat Metode FIFO Sumber Persediaan RT 20 OT SC RT 21 OT SC RT 22 OT SC RT 23 OT SC RT 24 OT SC Demand
13 406
1181
14
1190
15
1199
16
1208
Periode 18 19
17
1217
1225
Keterangan : KTTP : Kapasitas tidak terpakai KT
: Kapasitas tersedia
AP
: Perencanaan agregat
1234
20
1243
21
1252
22
1261
23
1269
24
1278
KTTP
KT
AP
4351 1305
4351 1305
0
4163 1248
4163 1248
0
3974 1192
3974 1192
0
4163 1248
4163 1248
0
3974 1192
3974 1192
0
II-20
Berikut ini adalah tabel 2.25 yang berisikan data rekapitulasi perhitungan ongkos total produksi dengan metode FIFO.
Periode 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Tabel 2.25 Rekapitulasi Perhitungan Ongkos Total Produksi Metode FIFO RT OT SC KTTP Ongkos Total (Rp) 44582350 44582350 0 0 0 44263850 44263850 0 0 0 43594400 43594400 0 0 0 21041725 20777850 0 0 263875 543875 0 0 0 543875 520375 0 0 0 520375 543875 0 0 0 543875 543875 0 0 0 543875 520375 0 0 0 520375 496750 0 0 0 496750 520375 0 0 0 520375 496750 0 0 0 496750 Ongkos Persediaan (Rp) 0 Ongkos Total Produksi (Rp) 157668575
2.2.3.2 Metode Least Cost Metode Least Cost merupakan metode yang mempertimbangkan biaya terkecil. Berikut ini adalah tabel 2.26 yang berisikan perencanaan agregat dengan menggunakan metode Least Cost.
Sumber Persediaan RT 13 OT SC RT 14 OT SC RT 15 OT SC RT 16 OT SC
13 406 775
14
15
Tabel 2.26 Perencanaan Agregat Metode Least Cost Periode 16 17 18 19 20 21 22 23
1190
1199
1208
24
KTTP
KT
AP
3576 1305
4351 1305
775
2973 1248
4163 1248
1190
2775 1192
3974 1192
1199
2766 1192
3974 1192
1208
II-21
Sumber Persediaan RT 17 OT SC RT 18 OT SC RT 19 OT SC RT 20 OT SC RT 21 OT SC RT 22 OT SC RT 23 OT SC RT 24 OT SC Demand
13
14
15
Lanjutan Tabel 2.26 Perencanaan Agregat Metode Least Cost Periode 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1217
1225
1234
1243
1252
1261
1269
1278
1181
1190
1199
1208
1217
1225
1234
1243
1252
1261
1269
KTTP
KT
AP
3134 1305
4351 1305
1217
2938 1248
4163 1248
1225
3117 1305
4351 1305
1234
3108 1305
4351 1305
1243
2911 1248
4163 1248
1252
2713 1192
3974 1192
1261
2894 1248
4163 1248
1269
2696 1192
3974 1192
1278
1278
Berikut ini adalah tabel 2.27 yang berisikan data rekapitulasi perhitungan ongkos total produksi dengan metode Least Cost. Tabel 2.27 Rekapitulasi Perhitungan Ongkos Total Produksi Metode Least Cost Periode RT OT SC KTTP Ongkos Total (Rp) 13 7750000 0 0 447000 8197000 14 11900000 0 0 371625 12271625 15 11990000 0 0 346875 12336875 16 12080000 0 0 345750 12425750 17 12170000 0 0 391750 12561750 18 12250000 0 0 367250 12617250 19 12340000 0 0 389625 12729625 20 12430000 0 0 388500 12818500 21 12520000 0 0 363875 12883875 22 12610000 0 0 339125 12949125
II-22
Lanjutan Tabel 2.27 Rekapitulasi Perhitungan Ongkos Total Produksi Metode Least Cost Periode RT OT SC KTTP Ongkos Total (Rp) 23 12690000 0 0 361750 13051750 24 12780000 0 0 337000 13117000 Ongkos Persediaan (Rp) 0 Ongkos Total Produksi (Rp) 147960125
2.2.3.2 Metode Linier Programing Perencanaan agregat menggunakan metode linier programing dilakukan dengan bantuan software Lingo. Berikut adalah gambar 2.1 yang berisikan pengkodean (coding) untuk perencanaan agregat dengan metode linier programing.
Gambar 2.1 Pengkodean Perencanaan Agregat dengan Metode Linier Programing
II-23
Berikut ini adalah gambar 2.2 yang berisikan hasil yang diperoleh dengan menggunakan software Lingo.
Gambar 2.2 Hasil Perencanaan Agreagat dengan Metode Linier Programing
Berdasarkan gambar 2.2 dapat diketahui bahwa hasil dari perhitungan perencanaan agregat dengan metode linier proggaming menggunakan software Lingo adalah sebesar Rp. 147.960.100,-. Berikut ini adalah tabel 2.28 yang berisikan perbandingan ongkos total produksi dari metode FIFO, Least Cost, dan Linier Programing.
II-24
Metode Tabular Ongkos Total Produksi
Tabel 2.28 Perbandingan Ongkos Total Produksi FIFO Least Cost 157.668.575
147.960.125
Linier Programing 147.960.125
Berdasarkan perbandingan ketiga metode tersebut, metode Least Cost dipilih sebagai metode terbaik karena memiliki ongkos total produksi terkecil yaitu Rp. 147.960.125,-. Berikut adalah tabel 2.29 yang berisikan hasil perencanaan agregat dengan metode least cost.
Periode AP
13 775
Tabel 2.29 Hasil Perencanaan Agregat dari Metode Least Cost 14 15 16 17 18 19 20 21 22 1190 1199 1208 1217 1225 1234 1243 1252 1261
2.2.4 Presentase Masing-Masing Item Berikut merupakan presentase masing-masing item. Item A
= =
∑ni=1 DA
∑ni=1 DA+ ∑ni=1 DB+ ∑ni=1 DC 5324 5324+4223+3940
x 100%
x 100%
= 39,475%
Item B
= =
∑ni=1 DB
∑ni=1 DA+ ∑ni=1 DB+ ∑ni=1 DC 4223 5324+4223+3940
x 100%
x 100%
= 31,312% Item C
= =
∑ni=1 DC
∑ni=1 DA+ ∑ni=1 DB+ ∑ni=1 DC 3940 5324+4223+3940
= 29,213%
x 100%
x 100%
23 1269
24 1278
II-25
Berikut merupakan tabel 2.30 yang berisikan rekapitulasi presentase masingmasing item. Tabel 2.30 Rekapitulasi Presentase Masing-Masing Item Item Presentase A 39,475% B 31,312% C 29,213%
2.2.5 Permintaan Konversi Masing-Masing Item Permintaan konversi masing-masing item dibutuhkan sebagai data untuk perhitungan disagregasi, yaitu penentuan famili produk yang akan diproduksi. Berikut merupakan perhitungan permintaan konversi item pada periode 13. Item A Permintaan konversi item A periode 13
= % item A x demand = 39,475% x 1181 = 466,200
Item B Permintaan konversi item B periode 13
= % item B x demand = 31,312% x 1181 = 369,790
Item C Permintaan konversi item C periode 13
= % item C x demand = 29,213% x 1181 = 345,009
Berikut merupakan perhitungan permintaan konversi item pada periode 14. Item A Permintaan konversi item A periode 14
= % item A x demand = 39,475% x 1190 = 469,753
II-26
Item B Permintaan konversi item B periode 14
= % item B x demand = 31,312% x 1190 = 372,608
Item C Permintaan konversi item C periode 14
= % item C x demand = 29,213% x 1190 = 347,638
Berikut merupakan perhitungan permintaan konversi item pada periode 15. Item A Permintaan konversi item A periode 15
= % item A x demand = 39,475% x 1199 = 473,306
Item B Permintaan konversi item B periode 15
= % item B x demand = 31,312% x 1199 = 375,426
Item C Permintaan konversi item C periode 15
= % item C x demand = 29,213% x 1199 = 350,368
Berikut merupakan tabel 2.31 yang berisikan rekapitulasi permintaan masingmasing item dalam satuan konversi. Tabel 2.31 Rekapitulasi Permintaan Masing-Masing Item dalam Satuan Konversi Family
Item
I II Jumlah
A B C
13
14
15
16
17
466,200 369,790 345,009 1181
469,753 372,608 347,638 1190
473,306 375,426 350,268 1199
476,859 378,245 352,897 1208
480,411 381,063 355,526 1217
Periode 18 19 483,569 383,568 357,863 1225
487,122 386,386 360,492 1234
20
21
22
23
24
490,675 389,204 363,122 1243
494,228 392,022 365,751 1252
497,780 394,840 368,380 1261
500,938 397,345 370,717 1269
504,491 400,163 373,346 1278
II-27
2.2.6 Permintaan Masing-Masing Item Berikut merupakan perhitungan permintaan item A. Permintaan item A periode 13
= Demand satuan konversi/Nilai konversi A = 466,200/1,372 = 639,787 ≈ 640
Permintaan item A periode 14
= Demand satuan konversi/Nilai konversi A = 449,753/1,372 = 644,663 ≈ 665
Permintaan item A periode 15
= Demand satuan konversi/Nilai konversi A = 473,306/1,372 = 649,538≈ 650
Berikut merupakan perhitungan permintaan item B. Permintaan item B periode 13
= Demand satuan konversi/Nilai konversi B = 369,790/1,080 = 399,525 ≈ 400
Permintaan item B periode 14
= Demand satuan konversi/Nilai konversi B = 372,608/1,080 = 402,570 ≈ 403
Permintaan item B periode 15
= Demand satuan konversi/Nilai konversi B = 375,426/1,080 = 405,614 ≈ 406
Berikut merupakan perhitungan permintaan item C. Permintaan item C periode 13
= Demand satuan konversi/Nilai konversi C = 345,009/1 = 345,009 ≈ 346
Permintaan item C periode 14
= Demand satuan konversi/Nilai konversi C = 347,638/1 = 347,638 ≈ 348
Permintaan item C periode 15
= Demand satuan konversi/Nilai konversi C = 350,268/1 = 350,268 ≈ 351
II-28
Berikut merupakan tabel 2.32 yang berisikan rekapitulasi permintaan masingmasing item (unit). Tabel 2.32 Rekapitulasi Permintaan Masing-Masing Item (Unit) Family I II
Item A B C
Periode 13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
639,787 399,525 345,009
644,663 402,570 347,638
649,538 405,614 350,268
654,414 408,659 352,897
659,290 411,704 355,526
663,623 414,410 357,863
668,499 417,455 360,492
673,375 420,499 363,122
678,250 423,544 365,751
683,126 426,589 368,380
687,460 429,295 370,717
692,335 432,340 373,346
Berikut merupakan tabel 2.33 yang berisikan rekapitulasi permintaan masingmasing item (pembulatan ke atas) (unit). Tabel 2.33 Rekapitulasi Permintaan Masing-Masing Item (Pembulatan ke atas) (Unit) Periode Family Item 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 A 640 645 650 655 660 664 669 674 679 684 688 693 I B 400 403 406 409 412 415 418 421 424 427 430 433 II C 346 348 351 353 356 358 361 364 366 369 371 374
2.2.7 Penentuan Famili yang Akan Diproduksi Salah satu cara untuk menentukan famili yang akan diproduksi adalah dengan menggunakan metode Hax and Candea. Berikut ini adalah perhitungan penentuan famili yang akan diproduksi dengan metode Hax and candea.
Penentuan Famili yang Akan Diproduksi untuk Periode 13 Exp. Quantity untuk Item A
= I0 – demand = 150 – 640 = -490
Exp. Quantity untuk Item A
= I0 – demand = 126 – 400 = -274
Exp. Quantity untuk Item A
= I0 – demand = 139 – 346 = -207
II-29
Berikut ini adalah tabel 2.34 yang berisikan penentuan famili yang akan diproduksi periode 13. Tabel 2.34 Penentuan Famili yang Akan Diproduksi Periode 13 Family
I II
Item j
Demand
Inventory Iij(ti1)
Safety Stock
Exp.Demand Qij=Iij(t-1) Dij,t
Status
A
640
150
20
-490
Produksi
B C
400 346
126 139
26 19
-274 -207
Produksi Produksi