BUSINESS AND MANAGEMENT KEPEMIMPINAN EFEKTIF
Oleh : A. MUH. AMIRUL. M A012182012 MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2019
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat dinamika kepemimpinan dalam dunia dewasa ini telah banyak mencerminkan dan membicarakan masalah krisis kepemimpinan. Konon sangat sulilt untuk mencari kader-kader pemimpin pada berbagai tingkatan. Orang pada zaman sekarang cenderung mementingkan diri sendiri dan tidak atau kurang perduli pada kepentingan public(masyarakat, bangsa dan negara. Berbagai hal dapat dilihat dari pemimpin yang mengakibatkan ketidakstabilan yang
terjadi
secara
radikal,
yang
mengurangi
kepercayaan
masyarakat,
misalnya korupsi, dan tindakan amoral lainnya. Hal ini sejalan dengan apa yang dikutip oleh (Sugiono, 2005 : 12), yang mengatakan bahwa seorang pemimpin yang mempunyai keegoisme yang tinggi, sehingga menyebabkan ketidakharmonisan yang terjadi antara masyarakat dan pemimpin itu sendiri. Dengan menaggapi masalah-masalah yang terjadi diatas maka sangat dibutuhkan figure seorang pemimpin yang mampu untuk menjadi sumber pengharapan dalam melakukan pembaharuan kepemimpinan yang efektif.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Apakah itu Kepemimpinan? 2. Apa saja perbedaan Pemimpin dan Manajer? 3. Apa saja peran kunci Kepemimpinan Strategik untuk keunggulan Manajemen Bisnis dan Industri Modern? 4. Bagaimana Kepemimpinan Transformasional untuk keunggulan Manajemen? 5. Contoh Aplikasi Kepemimpinan untuk keunggulan Manajemen
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Apakah itu Kepemimpinan? Kepemimpinan
berasal
dari
kata
pemimpin,
Kepemimpinan
dapat
didefenisikan sebagai seni mempengaruhi orang lain, mengarahkan keinginan, kemampuan dan kegiatan mereka untuk menjadi tujuan bersama. Adapun pengertian Kepemimpinan Menurut Parah Ahli sebagai berikut :
Boring, Langeveld dan Weld memberikan arti kepemimpinan sebagai hubungan yang dilakukan seseorang dengan suatu kelompok, guna mencapai beberapa tujuan yang diinginkan.
Mayjen
Soedarsono
Mertoprawiryo
(1990)
menyebutkan
bahwa
kepemimpinan adalah adalah suatu seni pergaulan dan suatu profesi seseorang .
M. Ngalim Purwanto dan Sutaadji Djojopranoto mengartikan kepemimpinan sebagai tindakan atau perbutan diantara perseorangan dan kelompok, yang menyebabkan baik orang-orang maupun kelompok menuju kearah tujuantujuan tertentu. Sebagai tujuan bersama.
Tipe Atau Gaya Kepemimpinan Menurut Ralph white dan Ronald lippet; ada tiga dasar gaya kepemimpinan antara lain : 1. Kepemimpinan otoriter
Penentuan kebijaksanaan oleh pimpinan sendiri
Cara dan kegiatan yang dilakukan berada ditangan pemimpin
Stategi, penentuan posisi, pembagian tugas ditentukan pimpinan 2. Kepemimpinan Demokratik
Kebijaksanaan ditentukan bersama secarah musyawarah, pimpinan sebagai fasilitator
Pemimpin hanya melakukan sumbang saran mengenai cara kerja dan kegitan yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan
Cara kerja, penentuan posisi dan pembagian tugas diserahkan kepada kelompok 3. Kepemimpinan Liberal
Kebebasan penuh pada pengambilan keputusan, pimpinan memiliki peran yang sangat minim
Pimpinan hanya memberi informasi bila diminta dan tidak terlibat dalam penentuan cara kerja dan kegiatan yang dilakukan. Dari ketiga gaya kepemimpinan diatas, tepat atau tidaknya gaya tersebut
akan disesuaikan dengan situas dan kondisi dari organisasi yang dijalankan. KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF a. Pengertian Kepemimpinan Yang Efektif Dari berbagai penjelasan diatas, maka seorang pemimpin yang efektif adalah yang tidak hanya bekerja sendiri tanpa melibatkan siapapun. Melainkan mampu memanfaatkan berbagai potensi yang mengelilinginya. Kepemimpinan efektif bukan sekedar pusat kedudukan atau kekuatan akan tetapi merupakan interaksi aktif antar komponen yang efektif. b. Sifat Kepemimpinan Yang Efektif Sifat kepemimpinan yang efektif menurut Keith Davis adalah: 1. Intelegensi yang tinggi (Intellegence) 2. Kematangan jiwa social (social Maturity) 3. Motivasi terhadap diri dan hasil (Inner motivation and achievement drives) 4. Menjalin hubungan kerja manusiawi (Human relation attitudes) Menurut Ki Hajar Dewantara, sifat kepemimpinan meliputi 3 hal yaitu: 1. Ing Ngarso Sung Tulodho (pemimpin dimuka harus memberi teladan) 2. Ing Madyo Mangun Karso (pemimpin ditengah harus membangun prakarsa)
3. Tut Wuri Handayani (pemimpin mengikuti mendorong dari belakang) 2.2 Perbedaan Pemimpin dan Manajer? Seorang manajer adalah orang yang ada di dalam sebuah organisasi yang bertanggung jawab menjalankan empat fungsi manajemen, termasuk merencanakan, mengatur, memimpin dan mengendalikan. Karena manajer bertanggung jawab untuk menjalankan empat fungsi manajemen, perhatian utama mereka adalah mencapai tujuan organisasi. Manajer dibayar untuk menyelesaikan pekerjaan di organisasi. Dengan demikian, manajer bertanggung jawab atas diri mereka sendiri serta perilaku dan kinerja karyawannya. Seorang manajer memiliki wewenang untuk mempekerjakan,
mempromosikan,
mendisiplinkan
dan
memecat
karyawan
berdasarkan perilaku dan kinerja tersebut. Seorang pemimpin tidak memiliki kekuatan formal dan nyata atas pengikut mereka. Kekuasaan diberikan kepada pemimpin secara temporer dan bergantung pada kemampuan pemimpin untuk terus memotivasi dan mengilhami pengikut. Perhatikan peralihan terminologi di sini: manajer memiliki bawahan, sementara pemimpin memiliki pengikut. Bawahan tidak punya pilihan selain mendengarkan tuntutan dan keinginan para manajer mereka, tetapi seorang pengikut akan mengikuti pemimpin dengan sukarela (tanpa paksaan yang bersifat otoritas). Mereka yang tidak mau lagi mengikuti pemimpin dapat berhenti kapan pun mereka mau. Artinya, jika seorang karyawan pada awalnya melihat manajernya sebagai pemimpin dan akhirnya tidak lagi terinspirasi oleh manajer tersebut, karyawan tersebut tetap akan mematuhi manajer, namun hanya karena karyawan tersebut memang harus untuk melakukannya, bukan karena dia menginginkannya. Secara garis besar, perbedaan pemimpin dan manajer antara lain: 1. Pemimpin menciptakan visi, manajer menciptakan tujuan. 2. Pemimpin adalah agen perubahan, manajer mempertahankan status quo. 3. Pemimpin mengambil risiko, manajer mengendalikan risiko. 4. Pemimpin berpikir untuk jangka panjang, manajer berpikir jangka pendek. 5. Pemimpin tumbuh secara pribadi, para manajer bergantung pada kemampuan sudah mereka miliki. 6. Pemimpin membangun hubungan, manajer membangun sistem dan proses.
7. Pemimpin melatih, manajer memerintah. 8. Pemimpin menciptakan fans, manajer memiliki karyawan. 2.3 Peran Kunci Kepemimpinan Strategik untuk Keunggulan Manajemen Bisnis dan Industri Modern Kepemimpinan strategik dapat diartikan sebagai pengaruh positif atas perilaku strategik yang dapat memberi kontribusi bagi keberhasilan dan kelanjutan hidup organisasi. Pengaruh positif ialah pengaruh yang tidak bersumber pada kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, tetapi lebih merupakan daya pendorong untuk membangkitkan semangat menciptakan profil strategik organisasi. Perilaku pemimpin yang didorong oleh pengaruh yang seperti itu merupakan suatu perilaku strategik. Di dalam suatu organisasi ada pihak-pihak terkait yang mempunyai keinginan dan harapan. Keinginan dan harapan ini perlu dipenuhioleh pihak manajemen. Itulah tanggung jawab dari suatu kepemimpinan strategik. a.
Falsafah Kepemimpinan strategik Untuk memahami hakikat kepemimpinan strategik, Summer dalam (Salusu,
1980) mengisyaratkan agar kelompok strategik dalam hal ini para ahli strategi, menghayati empat falsafah umum yang berkaitan dengan hubungan antara mereka sebagai kelompok strategik, sebagai berikut: Pertama, pertanggungjawabanetis para ahli strategi di dalam masyarakat, yaitu bagaimana mereka mengintegrasikan organisasi dengan berbagai kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Peranan ahli strategi di sini sebagai integrator role. Kedua, the competence role, yaitu pertanggungjawaban ahli strategi di dalam tubuh organisasi. Mereka tidak hanya melihat ke luar, tetapi perlu juga memberi perhatian terhadap organisasinya sendiri, terutama dalam meningkatkan kualitas dan kompetensi internalnya. sedangkan integrator role memperlihatkan bahwa organisasi itu adalah instrument untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik. Competence role mengisyaratkan bahwa kepemimpinan strategik adalah instrument utama untuk membangun organisasi. Ketiga, pertanggungjawaban sosial yaitu the pluralistic role. Di sini kelompok strategik didorong untuk menghilangkan pernyataan dan tuduhan bahwa produk dan
pelayanan organisasinya kurang baik atau kurang cocok dengan masyarakat, bahwa operasi internal tidak cocok atau tidak baik bagi karyawannya. Keempat, the judgement role, etika strategik, yaitu suatu sikap bijaksana yang perlu ditempuh oleh para ahli strategi dalam organisasi untuk mengadakan evaluasi terhadap semua tingkah laku orang dan apabila menemukan perilaku yang kontradiktif, berusaha untuk mendamaikannya. Dengan demikian, mereka berperan sebagai juru damai etik bagi pihak-pihak yang bertentangan. b.
Mengembangkan Kepemimpinan Strategik Salah satu peran kunci kepemimpinan organisasi yang baik, yaitu
membangun organisasi dengan cara mendidik dan mengembangkan calon pemimpin baru. Masing-masing calon nantinya akan menjadi manajer global, agen perubahan, penyusun strategi, motivator, pembuat keputusan strategik, inovator, dan kolaborator jika kegiatan tersebut tetap bertahan dan berkembang. Hal ini akan tampak bila melihat kompetensi kunci yang dimiliki dan dikembangkan manajer masa depan. Menurut
David
Golomen
dalam
(Sedarmayanti,
2010:221-223)
jenis
karakteristik kepribadian menghasilkan jenis kompetensi. Satu kelompok yang terdiri dari empat karakteristik umumnya disebut kecerdasan emosional memainkan peran yang penting untuk mewujudkan kompetensi yang dibutuhkan manajer yang dinginkan pada masa kini yaitu: 1)
Kesadaran diri; dalam hal kemampuan membaca dan mengerti emosi
seseorang
serta
menilai
kekuatan
dan
kelemahan
seseorang,
didasarkan
kepercayaan berasal dari penghargaan diri sendiri yang positif. 2)
Pengelolaan diri; dalam hal kendali, integritas, kejujuran, inisiatif, dan
berorientasi pencapaian. 3)
Kesadaran sosial; berkaitan merasakan emosi lain (empati) mempelajari
organisasi
(kesadaran
(berorientasi layanan).
organisasi),
dan
mengenali
kebutuhan
pelanggan
4)
Keahlian sosial; mempengaruhi dan menginspirasi orang lain, berkomunikasi,
berkolaborasi, dan membangun hubungan dengan orang lain, serta mengelola perubahan dan konflik. Pemimpin yang strategik berusaha mengembangkan manajer yang mengerti bahwa mereka memiliki banyak sumber kekuasaan dan pengaruh, dalam mengendalikan kekuasaan terkait dengan posisi dalam organisasi sering merupakan cara paling tidak efektif untuk mempengaruhi orang agar melakukan apa yang diperlukan. Manajer memiliki tujuh sumber kekuasaan dan pengaruh. Sumber kekuasaan organisasi berasal dari peran manajer dalam organisasi, adalah sebagai berikut: 1)
Kekuasaan posisi; kemampuan dan hak mempengaruhi dan mengarahkan
orang lain berdasarkan kekuasaan yang dikaitkan dengan kedudukan formal dalam organisasi. 2)
Kekuasaan penghargaan; kemampuan mempengaruhi dan mengarahkan
orang lain yang berasal dari kemampuan memberi penghargaan sebagai balasan untuk tindakan dan hasil yang diharapkan. 3)
Kekuasaan informasi; kemampuan mempengaruhi orang lain berdasarkan
akses terhadap informasi dan kendali terhadap pendistribusian informasi yang penting kepada bawahan dan orang lain yang tidak diperoleh secara mudah. 4)
Kekuasaan disiplin; kemampuan mengarahkan dan mempengaruhi orang lain
berdasarkan
kemampuan
untuk
memaksa
dan
memberi
hukuman
atas
kesalahan/tindakan yang tidak diingatkan orang lain, khususnya bawahan. Selain mengandalkan kekuasaan organisasi yang harus dimiliki oleh pemimpin masa kini, pengaruh pribadi juga diperlukan diantara: 1)
Pengaruh ahli; kemampuan mengarahkan dan dan mempengaruhi orang lain
mereka patuh kepada anda berdasarkan keahlian/pengetahuan khusus yang berhubungan dengan tugas, tanggung jawab/penugasan di mana mereka terlibat. 2)
Pengaruh referensi; kemampuan mempengaruhi orang lain yang berasal dari
hasrat kuat mereka untuk berhubungan dengan pimpinan, biasanya karena mereka
mengagumi pimpinan, memperoleh reputasi atau beberapa tujuan yang terkait, atau percaya kepada motivasi pimpinan. 3)
Pengaruh teman sekelompok; kemampuan mempengaruhi perilaku individu di
antara anggota suatu kelompok berdasarkan norma kelompok, kesadaran kelompok atas apa yang merupakan hal/cara benar untuk melakukan hal, serta kebutuhan untuk dinilai dan diterima kelompok. Terdapat juga sembilan peran kunci dari kepemimpinan strategik berkaitan dengan implementasi manajemen dalam organisasi bisnis dan industri modern. Ke-9 peran kunci kepemimpinan strategik itu adalah sebagai berikut 1. Navigator
4. Mobilizer
7. Global Thinker
2. Strategist
5. Talent Advocate
8. Change Driver
3. Enterpreneur
6. Captivator
9. Enterprise Guardian
2.4 Kepemimpinan Transformasional untuk Keunggulan Manajemen Para
pengembang
teori
kepemimpinan
mengidentifikasi
pendekatan
transformasional sebagai pendekatan kepemimpinan abad ke 21. Dalam konteks tersebut
kepemimpinan
transformasional
digambarkan
sebagai
bentuk
kepemimpinan yang mampu meningkatkan komitmen staf; mengkomunikasikan suatu visi dan implementasinya; memberikan kepuasan dalam bekerja; dan mengembangkan
fokus
yang
berorientasi
pada
klien.
Kepemimpinan
transformasional adalah sebuah sebuah proses yang ada pada para pemimpin dan pengikut untuk saling menaikan motivasi moralitas dan motivasi yang lebih tinggi (Burns 1978). Kepemimpinan transformasional juga sering diartikan sebagai sebuah proses kepemimpinan dimana para pemimpin menciptakan kesuksesan pada bawahannya dengan menampilkan lima perilaku (visioner, menginspirasi, merangsang bawahan, melatih bawahan, membangun tim secara signifikan lebih dari kebanyakan manajer (Boehenke
et al.1999)
Bass
dan
Avolio
(1994),
mengemukakan
bahwa
kepemimpinan transformasional mempunyai empat dimensi yang disebutnya sebagai “The Four I’s”:
1. Perilaku pemimpin yang membuat para pengikutnya mengagumi, menghormati sekaligus mempercayai (Pengaruh ideal). 2. Pemimpin transformasional digambarkan sebagai pemimpin yang mampu mengartikulasikan
pengharapan
yang
jelas
terhadap
prestasi
bawahan
(Motivasi-inspirasi) 3. Pemimpin
transformasional
harus
mampu
menumbuhkan
ide-ide
baru,
memberikan solusi yang kreatif terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi bawahan (stimulasi intelektual). 4. Pemimpin transformasional digambarkan sebagai seorang pemimpin yang mau mendengarkan dengan penuh perhatian masukan-masukan bawahan dan secara khusus mau memperhatikan kebutuhan-kebutuhan bawahan akan pengembangan karir (konsederasi individu). Beberapa
karakteristik
penting
dari
pemimpin
transformasional
yang
diperlukan dalam manajemen bisnis dan industri modern, adalah: 1. Memiliki visi yang kuat 2. Memiliki peta untuk tindakan (Map for Action) 3. Memiliki kerangka untuk visi (Frame for the Vision) 4. Memiliki kepercayaan (Confidence) 5. Berani mengambil risiko (Risk Tasking) 6. Memiliki gaya pribadi inspirasional 7. Memiliki kemampuan merangsang usaha-usaha individual 8. Memiliki kemampuan mengidentifikasi manfaat-manfaat 2.5 Contoh Aplikasi Kepemimpinan untuk Keunggulan Manajemen Jack Welch (mantan CEO General Electric) mampu menciptakan GE menjadi perusahaan paling kompetitif di dunia. General Electric mengembangkan suatu kerangka kerja yang disebut sebagai Faktor sukses LATIN (Leadership, Adaptabilit, Talent, Influence, Networks). Jack Welch ketika memimpin GE menggunakan tujuh poin program inti yang disebut sebagai Welch's Seven-Point Program for Management by Leadership, sebagai berikut: 1.
Mengembangkan visi untuk bisnis kelas dunia
2.
Mengubah kultur untuk mencapai visi bisnis kelas dunia itu
3.
Memendekkan atau meratakan struktur organisasi
4.
Menghilangkan birokrasi dan menciptakan kultur korporasi
5.
Memberdayakan individu
6.
Meningkatkan kualitas dan efisiensi
7.
Menghilangkan hambatan-hambatan Dari penjelasan tersebut, tampak bahwa Jack Welch memfokuskan
pembenahan-pembenahan manajemen GE melalui kepemimpinan korporasi yang berlandaskan pengembangan sumber daya manusia. Untuk mendukung dan mengimplementasikan program-program tersebut, maka diciptakan empat filosofi dasar GE sebagai landasan berikut: 1. Imagine-Kami menggunakan imajinasi pada pekerjaan untuk pelanggan, orangorang dan masyarakat kami 2. Solve-Kami membantu menyelesaikan beberapa masalah berat dunia 3. Build-Kami adalah suatu kultur berkinerja yang membangun pasar, orang-orang, dan nilai pemegang saham. 4. Lead-Kami adalah "meritocracy" yang memimpin melalui pembelajaran, inklusif, dan perubahan
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berbicara menyangkut kepemimpinan yang efektif tentunya bukan sebagai hal yang muda bagi seorang pemimpin dalam praktek atau aplikasi nyata dalam kehidupan, baik dalam organisasi formal, nonformal maupun masyarakat(public), akan tetapi menjadi pemimpin yang efektif, mengutip pendapat seorang ahli Charles C, Manz yang mengatakan bahwa : “Langkah pertama untuk menjadi seorang pemimpin yang efektif adalah dengan bercermin. Kuasailah ketrampilan diri sendiri dengan demikian anda akan meletakan dasar untuk membantu orang lain agar melakukan hal yang sama.” Dengan mengacu pada kutipan dari Charles C, Manz, ada hal penting juga yang perlu diterapkan dalam konteks kepemimpinan yang efektif dengan mengacu pada teori yakni fungsi, prinsip-prinsip kepemimpinan dan lain-lain yang menjadi sumber pengetahuan yang rasional dalam bertindak yang sehat, jujur dan adil, yang selalu menjadi bagian dari motivasi bagi semua komponen dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Gasperz, Vincent, 2012, All in One Practical Management Excellence. Vinchristo Publication Bogor. Indonesia Gunawan,
Fill,
PERBEDAAN
PEMIMPIN
DAN
MANAJER,
[online],
(https://kerjayuk.com/kepemimpinan/perbedaan-pemimpin-dan-manajer/,
diakses
tanggal 22 Februari 2019) muharamtuhalal,
2011,
Kepemimpinan
Transformasional,
[online],
(https://muharamtuhalal.wordpress.com/2011/12/05/kepemimpinantransformasional/, diakses tanggal 22 Februari 2019) Selly, Rina Nuraini. 2015. Memahami Kepemimpinan Stratejik dan Kebudayaan Organisasi. Populis . 7(1): 65-67 stpakambon,
2009,
KEPEMIMPINAN
YANG
EFEKTIF,
(https://stpakambon.wordpress.com/2009/09/04/kepemimpinan-yang-efektif/, diakses tanggal 22 Februari 2019)
[online],