Bab 2 (autosaved) Fix.docx

  • Uploaded by: NurylLatyfiani
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 2 (autosaved) Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,021
  • Pages: 32
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Remaja Istilah remaja di kenal dengan “adolesencent” yang bermakna remaja yang berarti tumbuh menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa (Soetjiningsih, 2007). Menurut Elizabeth B Hurlock dalam Developmental Psychology (1968) menjelaskan bahwa rentang masa remaja adalah 12 – 21 tahun. Dalam rentang itu, terdapat beberapa fase, yaitu remaja awal, yang terjadi pada usia 12- 15 tahun; remaja pertengahan, yang terjadi pada usia 18 – 21 tahun; dan remaja akhir, yang terjadi pada usia 21 tahun. Didalam perkembangan remaja, ada suatu masa yang disebut dengan masa pubertas. Masa pubertas inilah yang merupakan inti seorang anak telah mamasuki masa remaja (Nurul C. 2008). Remaja didefinsikan sebagai masa peralihan dari masa kanak – kanak ke dewasa. Remaja merupakan tahapan seseorang dimana ia berada diantara fase anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif, biologis, dan emosi (Ferry E`. 2009). Anak remaja akan mengalami krisis identitas, pada dasarnya mereka mempunyai rasa ingin tahu yang besar, mereka cenderung sangat mudah terpengaruh oleh kebiasaan sehari- hari dan pengaruh lingkungan serta gaya hidup di sekitar mereka bergaul. Apabila tidak sukses melewatinya, anak akan mencari kompensasi pada hal yang berbahaya,

8

9

anak ingin mengetahui dunia luar yang sangat besar seperti bermain game secara terus – menerus (Supartini Y. 2008). Laki –laki lebih memiliki fisik yang lebih kuat jika dibandingkan perempuan, laki-laki memiliki kebiasaan bermain game menjelang malam dan secara tidak langsung mereka akan lupa waktu ketika sedang asik bermain game. Anak laki-laki lebih memilih bermain game online karena memiliki variasi bermain dengan tingkat kesulitan dan adanya unsur kekerasan serta memiliki jaringan yang permainnanya dapat dimainkan secara bersama – sama walaupun tempat bermainnya berbeda. Sedangkan perempuan biasanya menyukai kegiatan yang mengandung seni atau ekspresi diri dan lebih menyukai permainan yang kesulitannya rendah. Oleh karena itu mayoritas pemainnya adalah laki –laki (Nurul C. 2008).

B. Konsep Intensitas Bermain Game

1. Pengertian Intensitas Intensitas menurut chaplin (2004) adalah: a. Suatu

sifat

kuantitatif

dari

suatu

penginderaan

yang

berhubungan dengan intensitas perangsangnya. b. Kekuatan tingkah laku atau pengalaman seperti intensitas suatu reaksi emosional. c. Kekuatan yang mendukung suatu pendapat atau suatu sikap. Hal ini sesuai dengan pendapat Azwar (1988) intensitas adalah kekuatan suatu sikap dimana pada setiap orang belum tentu sama.

10

Sedangkan dalam Rondom house Unabridged Dictionary (1997), intensitas atau intensity adalah : a. Kualitas dan kondisi yang sedang dilakukan . b. Besarnya energi, kekuatan, konsentrasi, semangat, yang digunakan dalam beraktifitas,berfikir atau nerasakan. c. Derajat yang tinggi dari ketertarikan emosional atau perasaan yang mendalam.

2.

Pengertian Bermain

Manusia memiliki kebutuhan dasar untuk bertahan hidup. Menurut teori keperawatan Virginia Handerson salah satu kebutuhan dasar manusia adalah bermain dan berekreasi. Bermain adalah rancangan aktivitas yang sangat berarti karena melalui kegiatan tersebut individu dapat berinteraksi dengan lingkungan dan dapat berhubungan dengan orang lain (Potter dan Perry, 2009). Menurut Sigmund Freud (dalam Mayke S, 2007) berdasarkan Teori Psychoanalytic mengatakan bahwa bermain seperti fantasi atau lamunan.

Melalui

bermain

ataupun

fantasi,

seseorang dapat

memproyeksikan harapan – harapan maupun konflik pribadi. Dengan demikian Freud percaya bahwa bermain memegang peran penting dalam perkembangan emosi anak. Anak dapat mengeluarkam semua perasaan negatif seperti pengalaman yang tidak menyenangkan /

11

traumatik dan harapan yang tidak terwujud dalam realita melalui bermain. Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kesenangan / kepuasan. Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan sosial , dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak – anak akan berkata – kata (berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong dalam Supartini Y, 2007). Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari – hari karena bermain dapat mengurangi kecemasan , media baik untuk belajar berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungannya, dan penting untuk meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak.

3. Pengertian Game

Game berasal dari kata bahasa inggris yang memiliki arti dasar “permainan”. Permainan “kelincahan intelektual”. Game juga dapat diartikan sebagai arena keputusan dan aksi pemainnya. Ada target – target yang ingin dicapai pemainnya. Kelincahan intelektul, pada tingkat tertentu merupakan ukuran sejauh mana game itu menarik untuk dimainkan secara maksimal (Asmiatun S. 2017),

12

Menurut Siti Asmiatun (2017), pengertian game menurut para ahli adalah sebagai berikut : 1) Ivan C. Sibero Game merupakan aplikasi yang paling banyak digunakan dan dinikmati para pengguna media elektronik saat ini. 2) Fauzi A. Game merupakan suatu bentuk hiburan yang seringkali dijadikan sebagai penyegar pikiran dari rasa penat yang disebabkan oleh aktivitas dan rutinitas kita. 3) J. Huizinga Game adalah aktivitas yang berlangsung dalam beberapa batasan ruang dan waktu, dalam urutan yang terlihat, berdasarkan kepada aturan yang secara bebas diterima dan diluar lingkup kebutuhan. 4) Andik susilo Game adalah salah satu candu yang susah dihilangkan, bahkan ada yang mengatakan bahwa candu game online setara dengan narkoba. 5) Samuel hendry Game merupakan bagiaan yang tak terpisahkan dari keseharian anak, sedangkan sebagian orang tua menuding game sebagai penyebab nilai anak turun, anak tak mampu bersosialisasi dan tindakan kekerasan yang dilakukan anak.

13

Menurut Adams dan Rolling (2010) Secara umum game terbagi atas dua yaitu : a) Game offline Game offline adalah permainan yang tidak membutuhkan jaringan internet dan bisa ditamatkan. Berbeda dengan game online, permainannya tidak akan pernah tamat – tamat. Walaupun sudah mencapai level maksimal kita masih dapat memainkannya pada level itu. Sedangkan bagi offline jika telah mencapai level maksimal akan balik ke level awal.

b) Game online Game online merupakan permainan (games) yang dapat diakses oleh banyak pemain dimana mesin – mesin yang digunakan pemain dihubungkan oleh suatu jaringan, Game online merupakan permainan yang dapat diakses oleh banyak pemain Berdasarkan teknologi grafis, game dibagi menjadi dua yaitu: a) Game 2 dimensi (2D) Game 2 dimensi adalah game yang yang hanya mempunyai satu sisi sudut pandang dan game jenis ini termasuk game yang ringan.

14

b) Game 3 dimensi (3D) Game 3 dimensi adalah game dengan grafis yang baik. Kebanyakan game grafis ini memliki perpindahan sudut kamera hingga 360 derajat sehingga user bisa melihat ke segala arah dalam dunia game. Game ini hanya mampu dijalankan di spesifikasi komputer yang lumayan tinggi agar tampilan 3 dimensi game tersebut ditapilkan secara sempurna. Menurut Samuel henry (2010) berdasarkan jenis “Platform” atau Alat yang digunakan yaitu: 1) Arcade games, yaitu yang ding – dong di indonesia. biasanya berada didaerah / tempat khusus dan memiliki box atau tertentu dan tidak jarang bahkan memiliki fitur yang dapat membuat pemainnya lebih merasa “ masuk” dan “menikmati”

seperti

pistol, kursi khusus, sensor gerakan, sensor injakan dan stir mobil (beserta transmisinya tentunya).

2) PC games, yaitu game yang dimainkan menggunakan personal Computers.

3) Console games yaitu yaitu video games yang dimainkan menggunakan console tertentu, seperti playstation 2, playstation 3, XBOX 360 dan nintendo Wii.

15

4) Handheld games, yaitu yang dimainkan di console kusus video game yang dapat dibawa kemana – mana, contoh Nintendo DS dan Sony PSP.

5) Mobile games, yaitu yang dapat dimainkan atau khusus untuk mobile phone atau PDA. Menurut

Samuel

henry

(2010)

Berdasarkan

“genre”

permainannya yaitu: 1. Board game Game jenis ini sama dengan game board tradisional seperti monopoli. Hanya saja permaian tradisional ini dimainkan melalui komputer. 2. Card game Jenis game kartu juga tidak jauh berbeda dari game tradisional aslinya. Namun, tampilannya lebih bervariasi dari versi tradisional. Game ini juga termasuk game yang awal muncul. Contoh game ini adalah solitaire dan Hearts. 3. Quiz Game Game jenis ini merupakan game dengan bentuk kuis. Contoh Quiz Game yang pernah beredar yaitu game kuis Who Wants to Be Millionaire.

16

4. Puzzle game Jenis

game

ini

memberi

tantangan

dengan

cara

menjatuhkan atau melenyapkan sesuatu dari sisi atas ke bawah atau dari kiri ke kanan. Contoh game ini adalah Tetris 5. Shoot Them Up Game jenis ini biasanya musuh berbentuk pesawat atau bentuk lain yang datang dari arah kanan, kiri, atau atas yang harus kita tembak sebanyak dan secepat mungkin. Dulu game ini berbentuk dua dimensi (2D), tetapi sekarang sudah berkembang dan menggunakan efek tiga dimensi (3D). 6. Side Scroller game Saat pertama kali muncul game ini berbentuk 2D. Sekarang sudah banyak yang dibuat dengan efek 3D. Pada game jenis ini pemain diharuskan bergerak searah di alur yang disediakan. Dia diharuskan

untuk

berjalan,

meloncat,

merunduk,

serta

menghindari rintangan – rintangan. Contoh game ini yang populer yaitu Mario Bros dan Prince Of Persia. 7. Fighting game Jenis game ini sesuai dengan namanya berisi tentang pertarungan. Contoh game ini yaitu Street Fighter, Samurai Showdown, Virtual Fighter Dan Kungfu.

17

8. Racing game Adalah game tentang mengendarai kendaraan dengan cepat. Contoh game ini yaitu Need For Speed Underground Dan Toca Race Driver. 9. Turn-based strategy Game pemain dalam game ini melakukan gerakan setelah pemain lain melakukan gerakan jadi saling bergantian. Contoh game yang terkenal adalah Empire dan Civilzation. 10. Simulation video game Genre ini merupakan bentuk permainan simulasi. Disisi lain pemain membangun sebuah area, kota, negara, atau koloni. Contoh game ini yaitu Ship Simulator, Train Simulator, dan Crane Simulator. 11. Frist person shooter Disebut frist person shooter karena pandangan pemain adalah pandangan orang pertama. Banyak baku tembak dan mengutamakan kecepatan gerakan. Contoh game ini yaitu game Counterstrikre dan Doom. 12. Role Playing game Jenis ini pemainnya memainkan sebuah tokoh atau karakter. Biasanya ada alur cerita yang harus dijalankan. Contoh game ini adalah Legacy Of Kain, Blade Of Sword.

18

13. Advnture game Adventure game merupakan genre game pertualangan. Di sepanjang perjalan pemain akan menemukan peralatan yang akan disimpan dan berguna sebagai petunjuk perjalanan. Contoh game Sam and Max atau Beyond and Evil. 14. Educational and edutaiment Game ini lebih mengacu pada isi dan tujuan dari game. Game ini bertujuan memancing minat belajar anak sambil bermain. Contoh game ini adalah game Boby Bola. 15. Game Sports Jenis game ini

memiliki tema olahraga. Game yang

mengetengahkan genre olahraga disebut Sport game.

Berdasarkan defenisi – defenisi diatas intensitas bermain game adalah besar kekuatan, konsentrasi yang digunakan dalam bermain game yang memiliki sifat kuantitatif yang memiliki derajat yang bertingkat – tingkat.

19

4. Aspek – Aspek Intensitas Bermain Game Adapun aspek – aspek intensitas game menurut Horrigan (2002), adalah sebagai berikut : a) Frekuensi Frekuensi merujuk pada tingkatan atau seberapa sering subjek bermain game. Ketika anak bermain game dengan frekuensi 4 - 5 kali dalam seminggu hal ini dapat mengakibatkan banyak waktu yang dipakai untuk bermain saja, sehingga tidak melakukan kegiatan serta aktifitas yang lain dan menyebabkan anak tidak mendapatkan pengetahuan.

b) Lama mengakses ( Durasi ) Aspek ini mempunyai arti penting karena berapa lama waktu yang digunakan untuk bermain game. Ketika anak bermain game diwaktu senggang baik pagi, siang, sore , maupun malam dengan waktu  3 jam perhari hal ini akan membuat anak menganggap bahwa game lebih penting dari pada hal yang lain, seperti melakukan aktifitas belajar, istirahat dan tidur. Pada umumnya seseorang melakukan permainan game dalam batar wajar maksimal 2 1/2 jam dalam sehari. Namun kenyataannya anak sulit untuk dihentikan apabila mereka sudah asik dalam permainan game tersebut.

20

5. Dampak Bermain Game a) Dampak Positif Menurut Drs. Hendra S. (2008), game juga memberikan pengaruh positif pada pemainnya, antara lain:

1) Membuat Orang Pintar Dr.

Jo

Bryce

dari

Manchester

University telah

membuktikan game membuat orang menjadi pintar. Di dalam penelitian tersebut, bahwa pemain game yang bermain game 18 jam perminggu akan memiliki koordinasi yang baik antar tangan dan mata, bila dibandingkan setara dengan kemampuan atlet. Ia juga menambahkan bahwa

gamer

memiliki daya konsentrasi yang tinggi sehingga mampu menuntaskan bebearap tugas.

2) Meningkatkan Ketajaman Mata Para peneliti yang berasal dari Rochester University mengungkapkan

bahwa anak-anak yang memainkan game

bergenre kekerasan secara teratur memiliki ketajaman mata yang lebih cepat daripada mereka yang tidak terbiasa dengan joypad. Perkembangan yang lain ikut terpengaruh adalah perkembangan motorik dan perkembangan kognitif. Anak yang

bermain

game

dengan

tangkas akan merangsang

sistem motorik berkembang sesuai dengan gerakan yang

21

dilibatkan. Di dalam perkembangan kognitif, anak akan mampu mengatasi perubahan dari waktu ke waktu.

3) Rajin Membaca Ada pernyataan bahwa video game diciptakan bukan untuk menggantikan buku. Namun pernyataan tersebut disangkal oleh seorang psikolog yang berasal dari Finland University. Beliau mengatakan bahwa konten dari video game sangat membantu anak-anak untuk meningkatkan kemampuan membaca. Adapun game yang dimaksud adalah game bergenre Role Playing game (RPG), yang berasal dari dialog-dialog seperti yang terdapat pada

game Final

Fantasy dan Game Phantasy Star. Adapun manfaat yang lain adalah mampu memacu otak anak untuk mencerna cerita serta memberuikan pengaruh terhadap perkembangan bahasa. Karena anak menjadi terbiasa mendengar, membaca kosakata, dan mengucapkan kata baik bahasa asing dan bahasa lokal.

4) Memulihkan Kondisi Tubuh Pelatihan fisik yang dilakukan secara berulang-ulang membantu dalam terapi fisik bagi penderita luka bakar. Bantuan tersebut sebagai pembentukan otot dan pemulihan kondisi tubuh. Selain penderita luka bakar, anak-anak yang yang terkena penyakit diabetes juga dapat diberikan pelatihan

22

ini karena memengaruhi perubahan saraf otaknya. Hal ini seperti diutarakan oleh Dr. Mark Griffiths dari Nottingham Trent University, melakukan penelitian mengenai manfaat game dalam terapi fisik.

5) Mengenal Teknologi Baru Dari Sebuah Game Pemain game yang getol pasti mengetahui bahwa konten dari konten game disesuaikan dengan keadaan sekarang. Pada dasarnya, game dengan konten baru muncul ketika sedang terjadi tren tertentu. Sebut saja ketika piala dunia, maka game dengan konten sepak bola segera muncul dipasaran dengan memuat kesebelasan yang berasal dari peserta piala dunia. Bukan suatu rekayasa dengan tampilan yang realistis.

6) Meningkatkan Kecepatan Dalam Mengetik PC game yang dikendalikan keyboard komputer juga membawa

dampak

positif

bagi

pemainnya

terutama

meningkatkan kecepatan dalam mengetik. Apalagi jika anda memainkan game online dimana anda dapat berkomunikasi dengan pemain lain dengan mengetik kata atau kalimat. Maka Anda akan dituntut mengetik secara cepat sekaligus mengendalikan game. Dengan dampak itu maka logika anda dalam berfikir juga mengalami perkembangan.

23

7) Relaksasi Para peneliti di Indiana University membuktikan bahwa bermain game dapat mengendurkan ketegangan urat saraf. Ketegangan akan mengendur apabila game digunakan sebagai tempat pelampiasan. Pelampiasan dalam membuang segala kejengkelan yang menimpa individu. Jika Anda termasuk orang yang cepat terbakar amarah, maka dapat melampiaskan

dengan

bermain

game

online bergenre

kekerasan atau perang. Dengan demikian maka perilaku agresi anda tersalurkan tanpa harus menyakiti orang lain. Setelah memainkannya anda pun akan merasa lega.

b) Dampak negatif Menurut soleman (2012) menuliskan dampak buruk secara sosial, psikis, dan fisik dari kecanduan bermain game, yaitu:

1) Secara sosial Hubungan dengan teman, keluarga jadi renggang karena waktu bersama mereka menjadi jauh berkurang. Pergaulan kita hanya di game saja, sehingga membuat para pencandu game jadi terisolir dari teman – teman dan lingkungan pergaulan nyata. Keterampilan sosial berkurang, sehingga semakin merasa sulit berhubungan dengan orang lain. Perilaku menjadi kasar dan agresif karena terpengaruh oleh apa yang dilihat dan dimainkan di dalam game.

24

2) Secara psikis Pikiran jadi terus menerus memikiran game yang sedang dimainkan, sehingga menjadi sulit konsentrasi terhadap studi, pekerjaan dan sering bolos atau menghindari pekerjaan. Membuat pemain game menjadi acuh tak acuh, kurang peduli terhadap hal – hal yang terjadi di sekeliling kita. Melakukan apa pun demi bisa bermain game, seperti berbohong, mencuri uang, dan lain – lain. Terbiasa hanya berinteraksi satu arah dengan

komputer

membuat

kita

jadi

tertutup,

sulit

mengekspresikan diri ketika berada di lingkungan nyata.

3) Secara fisik Terkena paparan cahaya radiasi komputer maupun handphone dapat merusak saraf mata dan otak. Kesehatan jantung menurun akibat bergadang 24 jam bermain game. Ginjal dan lambung juga terpengaruh akibat banyak duduk, kurang minum, lupa makan karena keasyikan main . Berat badan menurun karen lupa makan, atau bisa juga bertambah karena banyak makan dan kurang berolahraga. Pola tidur mereka juga terganggu. Mudah lelah ketika melakukan aktivitas fisik, kesehatan tubuh menurun akibat kurang berolahraga . Yang paling parah adalah dapat mengakibatkan kematian.

25

C. Konsep Gangguan Pola Tidur

1. Pengertian Tidur Tidur merupakan keadaan hilangnya kesadaran secara normal dan periodik. Dengan tidur maka akan dapat diperoleh kesempatan untuk beristirahat dan memulihkan kondisi tubuh baik secara fisiologis maupun psikis. Tidur dapat dianggap sebagai suatu perlindungan bagi tubuh untuk menghindarkan pengaruh – pengaruh yang merugikan kesehatan akibat kurang tidur ( Dr. Endang L, 2007). Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat dibangunkan kembali dengan indera atau rangsangan yang cukup (Asmadi, 2008). Tidur suatu keadaan yang berulang – ulang, perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu. Jika orang memperoleh tidur yang cukup, mereka merasa tenaganya yang pulih ini menunjukan tidur memberikan waktu untuk perbaikan dan penyembuhan

sistem

tubuh

untuk

periode

keterjagaan

yang

berikutnya.

2. Fisiologi Tidur Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur yang melibatkan hubungan mekanisme serebral secara bergantian agar mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk dapat tidur dan bangun. Sistem yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah

26

reticular activating system (RAS) dan bulbar synchronizing regional (BSR) yang terletak pada batang otak dan bekerja secara intermittent (Potter & perry, 2009). Dalam

keadaan

melepaskan katekolamin

sadar,

neuron

dalam

seperti

norepineprin

RAS

yang

akan

membuat

individu waspada atau terjaga. Selain itu, reticular activating system (RAS) dapat memberikan rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan perabaan, juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Pada saat tidur, terdapat pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah yaitu bulbar synchronizing regional (BSR). Sedangkan saat bangun tergantung dari keseimbangan implus oleh sistem otak dan sistem limbic (Ardhiyanti, dkk, 2014).

3. Fungsi Dan Tujuan Tidur Fungsi dan tujuan tidur masih belum dikeahui secara jelas. Meskipun demikian, tidur diduga bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mental, emosional dan kesehatan. Selain itu stres pada paru – paru, sistem kardiovaskuler, endokrin dan lain- lainnya juga menurun aktivitasnya. Energi yang tersimpan selama tidur diarahkan untuk fungsi – fungsi seluler yang penting. Secara umum terdapat dua efek fisiologis tidur, pertama efek pada sistem saraf yang diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan diantara berbagai susunan saraf. Kedua, efek pada struktur tubuh yang dapat

27

memulihkan kesegaran dan fungsi organ dalam tubuh, karena selama tidur telah terjadi penurunan aktivitas organ – organ tubuh tersebut (Ardhiyanti dkk, 2014).

4. Siklus Tidur Menurut Ardhiyani (2014) ada dua fase yang dilibatkan dalam tidur normal yaitu: Fase NREM (Nonrapid Eye Movement) dan Fase REM (Rapid Eye Movement) a. Tidur gelombang lambat Non Rapit Eye Movement (NREM) Jenis tidur ini dikenal degan tidur yang dalam, istirahat penuh, dengan gelombnag otak yang lebih lambat, atau dikenal dengan tidur nyenyak. Ciri – ciri tidur nyenyak adalah menyegarkan, tanpa mimpi atau tidur dengan gelombang delta. Ciri lainnya adalah individu berada dalam keadaan istirahat penuh, tekanan darah menurun, frekuensi nafas menurun, pergerakan

bola

mata

melambat,

mimpi

berkurang

dan

metabolisme menurun. Tahapan tidur jenis NREM: 1) Tahap 1 Tahap ini adalah tahap transisi antara bangun tidur dengan ciri sebagai berikut: rileks, masih sadar dengan lingkungan, merasa mengantuk, bola mata bergerak dari samping ke samping, frekuensi nadi dan nafas sedikit menurun, serta dapat bengun segera selama 5 menit.

28

2) Tahap II Tahap II merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menerus dengan ciri sebagai berikut: Mata pada umumnya menetap, denyut jantung dan frekuensi nafas menurun, temperatur tubuh menurun, serta berlangsung pendek dan berakhir 10 – 15 menit.

3) Tahap III Tahap ini merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi, frekuensi nafas, dan proses tubuh lainnya lambat. Hal ini

disebakan

oleh

adanya

dominasi

sistem

saraf

parasimpatis sehingga sulit untuk bangun.

4) Tahap IV Tahap ini merupakan tahap tidur dalam dengan ciri kecepatan jantung dan pernafasan turun, jarang bergerak, sulit dibangunkan,gerak bola mata cepat, sekresi lambung menurun,dan tonus otot menurun.

b. Tidur paradoks / tidur Rapit Eye Movement (REM) Tidur jenis ini dapat berlangsung pada malam hari yang terjadi selama 5 – 20 menit, rata rata timbul 90 menit. Ciri – ciri tidur REM: a) Biasanya disertai mimpi aktif. b) Lebih sulit dibangunkan daripada selama tidur nyenyak NREM.

29

c) Tonus

otot

selama

tidur

nyenyak

sangat

tertekan,

menunjukan inhibisi kuat proyeksi spinal atas sistem pengaktivasi retikularis. d) Frekuensi jantung dan pernafasan menjadi tidak teratur irreguler, tekanan darah meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster meningkat, dan metabolisme meningkat. e) Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan dalam belajar, memori, dan adaptasi. Tahap pratidur / pre- sleep

NREM tahap I

NREM tahap II

NREM tahap III

NREM tahap IV

Tidur REM

NREM tahap II

NREM tahap III

Gambar 2.1 Siklus Tidur Manusia Keterangan : Kondisi pre-sleep merupakan keadaan dimana seseorang masih dalam keadaan sadar penuh,namun mulai ada keinginan untuk tidur. Pada perilaku pre – sleep ini, misanya, seseorang pergi ke kamar tidur lalu berbaring di kasur atau berdiam diri merebahkan dan melemaskan otot, namun belun tidur. Selanjutnya mulai merasa kantuk, maka orang tersebut memasuki tahap I. Bila tidak bangun, baik disengaja maupun tidak disengaja, maka selanjutnyaia memasuki tahap II. Begitu seterusnya sampai tahap IV. Setelah selesai tahap IV, ia akan kembali memasuki tahap III dan selanjutnya tahap II. Ini adalah fase tidur NREM. Selanjutnya ia akan memasuki tahap V, ini disebut tidur REM. Bila ini telah dilalui semua, maka orang tersebut telah melalui siklus tidur pertama baik tidur NREM maupun REM. Siklus ini terus berlanjut selama orang tersebut tertidur. Namun, pergantian siklus ini tidak lagi dimulai dari awal tidur, yaitu pre – sleep tahap I, tetapi lansung tahap II ke tahap selanjutnya seperti pada siklus pertama. Semua siklus ini berakhir bila orang tersebut terbangun dari tidurnya.

30

5. Pola Tidur Orang Remaja Pola tidur adalah model bentuk atau corak tidur dalam jangka waktu yang relatif menetap. Remaja memperoleh sekitar 8,5 jam untuk tidur setiap malam. (Tarwoto, 2015). Pada saat kebutuhan tidur yang aktual meningkat, remaja umumnya mengalami sejumlah perubahan yang seringkali mengurangi waktu tidur (potter & perry, 2009). Semakin meningkatnya kegiatan anak dapat mengakibatkan berkurangnya tidur, seperti pengaruh televisi, komputer, handphone dan kafein. Tidur dibandingkan

pada

remaja

mempunyai

pola

yang

berbeda

usia yang lainnya. Ini disebabkan oleh perubahan

hormonal yang terjadi di masa pubertas, seperti hormon dopamin, adenosin, malatonin, dan lain sabagainya. Saat orang lain mulai mengantuk pada pukul 21.00 atau 22.00, remaja justru baru bersemangat untuk berkarya, baik itu belajar atau menyelesaikan tugas - tugasnya. Rasa kantuk baru menyerang sekitar tengah malam, yaitu pukul 00.00 – 01.00. Bahkan, ada yang tidak tidur hingga pagi hari. Sementara

di

pagi

hari

sudah

harus

bangun

awal

untuk

mempersiapkan diri ke sekolah (Saryono, 2011). Menurut Saiful (2010) remaja sekarang ini terutama laki- laki mengalami gangguan saat tidur, seperti kurangnya waktu tidur. Hal ini terjadi karena remaja lebih suka menghabiskan waktu luangnya untuk bermain game menggunakan Handphone ataupun komputer. Waktu yang seharusnya digunakan untuk beristirahat, namun anak cenderung

31

memanfaatkan untuk duduk didepan layar dan asik dalam permainan game. Karena tuntutan gaya hidup yang memperpendek waktu yang tersedia untuk tidur dan kemungkinan kebutuhan fisiologis, maka remaja seringkali mengantuk berlebihan pada siang hari.(potter & perry, 2009). Individu yang belum beradaptasi dengan perubahan pola bangun tidur yang berubah – ubah, akan mengakibatkan gangguan pola tidur. Gangguan pola tidur adalah kondisi dimana seseorang mengalami atau mempunyai resiko perubahan dalam jumlah dan kualitas pola istirahat yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup yang diinginkan. (Carpenito LJ dalam Hidayat A. Aziz, 2008). Penyebab dari gangguan pola tidur ini antara lain kerusakan transpor oksigen, gangguan metabolisme, kerusakan eliminasi, pengaruh obat, immobilitas, nyeri pada kaki, faktor lingkungan yang mengganggu, gaya hidup yang buruk dan lain – lain. (Hidayat A. Aziz, 2008)

6. Kebutuhan Tidur Kebutuhan tidur pada manusia berganung pada tingkat perkembangan. Tabel 2.1 merangkum kebutuhan tidur manusia berdasarkan usia.

32

Tabel 2.1 Kebutuhan Tidur Manusia Usia 0 – 1 bulan 1 bulan – 18 bulan 18 bulan – 3 tahun 3 tahun – 6 tahun 6 tahun – 12 tahun 12 tahun – 18 tahun 18 tahun – 40 tahun 40 tahun – 60 tahun 60 tahun ke atas

Tingkat perkembangan Masa neonatus Masa bayi Masa anak Masa prasekolah Masa sekolah Masa remaja Masa dewasa muda Masa paruh baya Masa dewasa tua

Jumlah kebutuhan tidur 14 – 18 jam / hari 12 – 14 jam / hari 11 – 12 jam / hari 11 jam / hari 10 jam / hari 8,5 jam / hari 7 – 8 jam / hari 7 jam / hari 6 jam / hari

Sumber : Hidayat A aziz, 2008

7. Gangguan Pola Tidur Gangguan pola tidur merupakan kondisi yang ditandai dengan adanya gangguan dalam jumlah, kualitas, atau waktu tidur pada seseorang individu (Harsono, 2010). Gangguan pola tidur adalah kondisi dimana seseorang mengalami atau mempunyai resiko perubahan dalam jumlah dan kualitas pola istirahat yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup yang diinginkan. (Carpenito LJ dalam Hidayat A. Aziz, 2008). Gangguan pola tidur antara lain: a) Insomnia Insomnia

yaitu

kesukaran

dalam

memulai

atau

mempertahankan tidur. Keadaan ini adalah keluhan tidur yang paling sering dapat bersifat sementara maupun persisten. Periode singkat insomnia paling sering berhubungan dengan kecemasan.

b) Narkolepsi Narkolepsi adalah keinginan tidur yang keterlaluan disiang

33

hari, meskipun baru bangun tidur sejam yang lalu, bahkan secara tiba-tiba mungkin mendadak badannya lunglai ingin tidur, mengalami kelumpuhan saat tidur dan mengalami hayalan sesaat (halusinasi hipnagogis), yakni kejadian mimpi saat awal tidur REM. Pemicunya kadang masalah luapan atau ekspresi emosi yang unik, semisal rasa bahagia atau tertawa yang berat.

c) Hipersomnia Hipersomnia adalah jumlah tidur yang berlebihan dan mengantuk yang berlebihan di siang hari. Biasanya disebabkan oleh depresi, kerusakan saraf tepi, beberapa penyakit ginjal, hati dan metabolisme.

d) Parasomnia Parasomnia adalah setengah tidur, setengah terjaga, biasanya merupakan fenomena gangguan tidur yang tidak umum dan tidak diinginkan yang tampak secara tiba-tiba selama tidur atau yang terjadi pada ambang antara terjaga dan tidur. Paling serign muncul dalam bentuk mimpi buruk yang ditandai dengan mimpi lama dan menakutkan. Biasanya orang terduduk ditempat tidur dengan ekspresi etakutan, berteriak dengan keras seperti sedang mengalami teror yang kuat.

e) Somnabulisme Somnabulisme adalah setengah tertidur tetapi melakukan perbuatan orang yang tidak tidur. Sering kali duduk dan

34

melakukan tindakan motorik seperti berjalan, berpakaian, pergi kekamar mandi, berbicara bahkan mengemudikan kendaraan.

f) Apnea tidur Apnea tidur disebabkan karena kurangnya aliran udara melalui hidung dan mulut selama sepuluh detik atau lebih saat tidur. Ada tiga jenis apnea : Apnea sentral, obstruktif dan campuran (senral dan obstruktif). Apnea obstruktif terjadi saat oto dan struktur ronga mulut relaks dan jalan nafas tersumbat. Apnea sentral melibatkan disfungsi pusat pengendalian nafas diotak.

g) Enuresis Enuresis adalah kencing yan tidak sengaja (mengompol). Terjadi pada anak – anak dan remaja, paling banyak terjadi pada laki – laki. Penyebab secara pasti belum jelas, tetapi ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan Enuresis seperti gangguan pada bladder, stres, dan toilet training yang kaku.

8. Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Pola Tidur Menurut Saryono (2011) faktor yang mempengaruhi gangguan pola tidur yaitu: a) Penyakit Banyak penyakit yang dapat memperbesar kebutuhan tidur seperti penyakit yang disebabkan oleh infeksi, terutama infeksi limpa. Infeksi limpa berkaitan dengan keletihan, sehngga

35

penderitanya membutuhkan lebih banyak waktu tidur untuk mengatasinya.

b) Latihan dan kelelahan Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapt memerlukan lebih banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah dieluarkan. Dapat terlihat pada seseorang yang telah melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan. Maka, orang tersebut akan lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur gelombang lambatnya diperpendek.

c) Stres Psikologis Kondisi sters psikologis dapa terjadi pada sesorang akibat ketegangan jiwa. Sesorang yang memiliki masalah psikologis akan mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur.

d) Obat Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur. Bebrapa jenis obat yang mempengaruhi tidur jenis golongan obat diuretik dapat menyebabkan insomnia, anti depresan dapat menekan, kafein dpat meningkatkan saraf simpatis yang dapat menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan beta bloker dapat berefek pada timbulnya insomnia dan golongan narkotik dapat menekan REM sehingga mudah mengantuk.

36

e) Nutrisi Terpenuhinya

kebutuhan

nutrisi

yang

cukup

dapat

mempercepat proses tidur. Konsumsi protein yang tinggi maka sesorang tersebut akan mempercepat proses terjadinya tidur, karena dihasilkan triptofan yang merupakan asam amino hasil pencernaan protein yang dicerna dapat membantu mudah tidur.

f) Lingkungan Kedaan lingkungan yang aman dan nyaman bai seseorang dapat

memepercepat

proses

terjadinya

tidur.

Sebaliknya

lingkungan yang tidak aman dan nyaman bagi seseorang dapat menyebabkan hilangnya ketenangan sehingga mempengaruhi proses tidur.

g) Motivasi Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginanan seseorang untuk tidur, dapat memepengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur.

h) Gaya hidup dan kebiasaan sebelum tidur. Kebiasaan sebelum tidur dapat mempengaruhi tidur sesorang. Seseorang akan mudah tertidur jika kebiasaan sebelum tidurnya sudah terpenuhi. Pola gaya hidup dapat mempengaruhi jadwal bangun tidur seperti pekerjaan dan aktifitas lainnya. Banyak remaja sekarang menyabotase kesempatan mereka untuk

37

beristirahat cukup pada malam hari dengan asyik bermain Game dan menonton TV sampai dini hari. Kegiatan tersebut membuat pikiran mereka tetap siaga sampai diatas jam sebelas dan menghalangi otak mereka sehingga menyebabkan penundaan tidur lebih lanjut sampai berjam – jam setelah mereka mematikan perangkat elektronik.

D. Kerangka Konsep Kerangka konsep adalah bagian penelitian yang menyajikan konsep atau teori dalam bentuk kerangka konsep penelitian (Hidayat, 2008). Aspek - aspek intensitas bermian game:

Intensitas bermain game pada remaja

 Frekuensi bermain game.  Lama mengakses game.

Ganguan pola tidur pada remaja

Faktor yang mempengaruhi gangguan tidur: pola tidur: Dampak negatif bermain game:   

Sosial Psikis fisik

: Diteliti : Tidak di teliti

Bagan 2.1

a) Gaya hidup / kebiasaan sebelum tidur ( Bermain game) b) c) d) e) f) g) h)

Penyakit Latihan dan kelelahan Stress psikologi Obat – obatan Nutrisi Lingkungan Motivasi

Kerangkan Konseptual Hubungan Antara Intensitas

Bermain Game dengan Gangguan Pola Tidur Pada Usia Remaja.

38

Keterangan kerangka konseptual Intensitas bermian game memiliki 2 aspek yaitu frekuensi bermain game dan lama (durasi) game. Frekuensi bermain game mempunyai arti tingkatan atau beberapa sering remaja bermain game, sedangkan lama (durasi) mengakses game mempunyai arti berapa lama waktu yang digunakan untuk bermain game. Dampak negatif bermain game dibagi menjadi 3 yaitu secara sosial, psikis dan fisik. Sehingga apabila intensitas bermain game terlalu berlebihan akan dapat mempengaruhi pola tidur remaja. Dalam garis koordinasi digambarkan juga pola tidur pada remaja juga bisa disebabkan

oleh beberapa faktor salah satunya gaya hidup atau

kebiasaan yang sebelum tidur bermain game. Maka dari itu remaja harus mengatur aktifitasnya dan menghilangkan kebiasaan buruk salah satunya bermain game sebelum tidur agar tidak mengalami gangguan pola tidur. Oleh karena itu penliti ingin meneliti tentang hubungan antara intensitas bermain game dengan gangguan pola tidur pada usia remaja di MTS Manba’ul Ulum Rejotangan Tulungagung.

39

E. Hipotesis penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian dan kerangka konseptual di atas, maka dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Ho :

Tidak ada hubungan antara intensitas bemain game dengan gangguan pola tidur pada usia remaja di MTS Manba’ul Ulum Buntaran Rejotangan.

H1 :

Ada hubungan antara intensitas bemain game dengan gangguan pola tidur pada usia remaja di MTS Manba’ul Ulum Buntaran Rejotangan.

Related Documents


More Documents from "Hamza Ahsan"