BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, dan mati dan seterusnya, serta terkait serta berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik baik itu positif maupun negatif ( Setiadi et all, 2006. Halaman 183). Lingkungan adalah suatu media dimana makhluk hidup tinggal, mencari, memiliki karakter serta memiliki fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peran yang lebih kompleks dan riil (Setiadi et all, 2006. Halaman 183). B. Hakikat dan Makna Lingkungan bagi Manusia Lingkungan amat penting bagi manusia. Segala yang ada pada lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencukupi kebutuhan hidup
manusia, karena
lingkungan memiliki daya
dukung, yaitu
kemampuan lingkungan untuk mendukung peri kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Arti penting lingkungan bagi manusia adalah sebagai berikut (Herimanto dan Winarno, 2011. Halaman 174). 1. Lingkungan merupakan tempat hidup manusia 2. Lingkungan memberi sumber-sumber kehidupan manusia 3. Lingkungan mempengaruhi sifat, karakter dan perilaku manusia yang mendiaminya 4. Lingkungan membri tantangan bagi kemajuan peradaban manusia 5. Manusia
memperbaiki,
mengubah,
bahkan
menciptakan
lingkungan untuk kebutuhan dan kebahagiaan hidup.
a. Hubungan Lingkungan dengan Kesejahteraan Lingkungan memberikan makna atau arti penting bagi manusia dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Lingkunagn dapat
memberikan sumber kehidupan agar manusia dapat hidup sejahtera. Dengan demikian, lingkungan memberikan kesejahteraan dalam hidup manusia (Herimanto dan Winarno, 2011. Halaman 177). Untuk menciptakan daya dukung dan daya tamping lingkungan hidup, diperlukan pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup. Pengelolaan
lingkungan
hidup
adalah
upaya
terpadu
untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup (Herimanto dan Winarno, 2011. Halaman 179). Hakikat pengelolaan lingkungan hidup oleh manusia adalah bagaimana manusia melakukan berbagai upaya agar upaya manusia mengikat sementara kualitas lingkungan juga semakin membaik. Lingkungan yang berkualitas pada akhirnya akan memberikan manfaat bagi manusia, yaitu meningkatnya kesejahteraan. Terdapat nilai ekonomi (menambah penghasilan dari hasil alam, menambah devisa, memperluas lapangan kerja dan lain-lain), nilai mental spiritual (lingkungan bias menambah rasa estetika, rasa keagungan dan mendekatkan diri pada Tuhan), nilai ilmiah (lingkungan bias dijadikan objek penelitian, pengembangan sains, botani, proteksi tanaman, budidaya tanaman dan penelitian ekologi), dan nilai budaya (lingkungan yang khas akan memberi kebanggaan tersendiri bagi warganya) (Herimanto dan Winarno, 2011. Halaman 180).
b. Hubungan
Penduduk
dengan
Lingkungan
dan
Kesejahteraan Dewasa ini, kualitas penduduk merupakan aspek yang penting bagi kesejahteraan hidup. Kualitas penduduk mencerminkan kualitas insani dan sumber daya manusia yang dimiliki negara. Penduduk yang besar memiliki potensi sebagai daerah pemasaran produk dan memberi dukungan bagi suatu negara. Tetapi, penduduk yang besar juga berpotensi besar akan terjadinya beragam permasalahan (Herimanto dan Winarno, 2011. Halaman 182). Pertumbuhan penduduk akan selalu berkaitan dengan masalah lingkungan hidup. Penduduk dan segala aktivitasnya akan berdampak
pada lingkungan, yaitu pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha atau kegiatan, dapat berupa dampak positif atau dampak negative bagi kesejahteraan penduduk. Perubahan positif akibat kegiatan manusia terhadap lingkungan, misalnya dengan membangun jalan raya bias menghubungkan daerah yang sebelumnya terisolir, pembuatan saluran air taman kota, penghijauan, pembuatan bendungan dan lain-lain merupakan contoh kegiatan yang menjadikan lingkungan memberikan dampak positif bagi manusia. Sedangkan, perubahan negatif yang terjadi yaitu kerusakan lingkungan hidup. Tidak hanya meniadakan daya dukung lingkungan itu sendiri, tetapi juga memberikan risiko bagi kehidupan manusia (Herimanto dan Winarno, 2011. Halaman 187). Masalah kependudukan tidak hanya menimbulkan masalah lingkungan. Pertambahan penduduk berpengaruh terhadap tingkat pendidikan. Pertambahan penduduk yang cepat dapat menghambat perimbangan pendidikan karena kekuranganf asilitas pendidikan. Pertumbuhan penduduk juga berpengaruh terhadap tingkat konsumsi. Penduduk yang besar membutuhkan konsumsi yang besar pula. Sehingga, apabila terjadi kekurangan dalam pemenuhan gizi dapat berakibat pada timbulnya penyakit. Seiring tidak tercukupinya kebutuhan konsumsi, maka akan muncul keterbelakangan dan kemiskinan,
bahkan
dapat
menimbulkan
penyimpangan
sosial
(Herimanto dan Winarno, 2011. Halaman 187).
C. Sumber Alam Sumber alam dapat digolongkan ke dalam dua bagian, sebagai berikut: 1. Sumber alam yang dapat diperbarui (renewable resources) atau disebut pula sumber-sumber alam biotik. Yang tergolong ke dalam sumber alam ini adalah semua makhluk hidup, hutan, hewan-hewan, dan tumbuh-tumbuhan. 2. Sumber alam yang tidak dapat diperbarui (nonrenewable resourches) atau disebut pula sebagai golongan sumber alam
abiotik. Yang tergolong ke dalam sumber alam abiotik adalah tanah, air, bahan-bahan galian, mineral, dan bahan-bahan tambang lainnya ( Setiadi et all,2006. Halaman189). D. Permasalahan – Permasalahan Yang Timbul Keberadaan lingkungan tersebut pada hakikatnya mesti dijaga dari kerusakan yang parah. Suatu kehdupan lingkungan akan sangat tergantung pada ekosistemnya. Oleh karena itu, masyarakat secara terus-menerus harus didorong untuk mencintai, memelihara dan bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan. Sebab untuk menjaga
semuanya
itu
tidak
ada
lagi
yang
bisa
dimintai
pertanggungjawaban kecuali manusia sebagai pemakai atau pengguna itu sendiri. Kerusakan suatu lingkungan akan berakibat pada manusia itu sendiri, dan demikian pula sebaliknya. Lingkunga merupakan unsur penentu dari kehidupan mendatang. prasyarat
pokok
mengapa
dan
Lingkungan alam merupakan bagaimana
pembangunan
itu
diselenggarakan. Bagi program pembangunan itu sendiri, apabilan pelaksanaannya sesuai dengan program yang telah dijalankan, maka orientasi untuk menjaga lingkungan semesta pun akan bisa dilakukan. Sebaliknya, jika pembangunan dilakukan hanya digunakan untuk mencapai tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi semata, maka hal itu akan menimbulkan kerusakan lingkungan yang cukup serius ( Tumanggor,2010. Halaman 186). 1. Masalah erosi dan banjir Erosi merupakan gejala alamiah dan sering kali pula disebut sebagai erosi geologi. Peristiwa erosi terjadi secara perlahanlahan terutama terjadi dengan bantuan media air di sungai yang mengikis dasar dan tepi sungai ( Sarinah, 2016. Halaman 122) 2. Pencemaran lingkungan a. Pencemaran tanah
Sampah-sampah industri pertanian yang menggunakan pupuk buatan telah menyebabkan pencemaran tanah. b. Pencemaran air Bahan-bahan pencemar dapat tercampur dengan air dalam banyak cara secara langsung dan tidak langsung. c. pencemaran udara pencemaran udara terjadi saat komponen udara berada dalam jaumlah di atas ambang normal dan membahayakan lingkungan. d. pencemaran suara kebisingan yang terjadi di kota-kota besar sebagian akibat dari berbagai jenis suara yang dikeluarkan mesin-mesin atau kendaraan-kendaraan yang jumlahnya semakin meningkat secara tidak terkontrol ( Sarinah, 2016. Halaman 122).
3. Kehutanan Hutan merupakan kekayaan Indonesia yang tidak ternilai harganya. Hutan di Indonesia berfungsi sebagai paruparu dunia,karena menyerap karbon dioksida. Hasil hutan di Indonesia berupa berbagai jenis kayu, seperti kayu jadi, meranti, kreung, ramin, kayu besi, cendana, rotan, dan lain-lain ( Sarinah, 2016. Halaman 123 ). Usaha-usaha
yang
dilakukan
pemerintah
untuk
meningkatkan produksi hutan antara lain: a) Melarang menebang kayu tanpa izin dari pemerintah b) Mencabut izin pengusaha HPH yang melanggar peraturan
c) Menebang hutan secara selektif d) Melakukan peremajaan tanaman e) Melakukan hehabilitasi dan reibosasi areal hutan yang rusak f) Melakukan penanaman di lahan kritis
E.
Dapus Herminanto dan Winarno. 2011. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta : Bumi Aksara.
Setiadi,E.M., K.A. Hakam,R. Effendi. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group Sarinah. 2016. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta: Penerbit Deepublish Tumanggor,R.,K.Ridho,H.Nurochim.2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Prenada Media Group.