Bab 1 Revisi Bu Endang.docx

  • Uploaded by: parihna putri
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 1 Revisi Bu Endang.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,376
  • Pages: 8
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) tahun 2014 adalah terputusnya aliran darah keotak, umumnya stroke dibagi menjadi dua berdasarkan akibat terjadinya yaitu stroke yang terjadi karena pecahnya pembuluh darah keotak (hemoragik) dan yang terjadi karena karena tersumbatnya pembuluh darah keotak baik oleh embolus maupun thrombosis (non-hemoragik) sehingga pasokan nutrisi dan oksigen keotak berkurang. Menurut WHO tahun 2012, stroke merupakan pembunuh nomor 3 setelah penyakit jantung dan kanker selain itu stroke juga merupakan etiologi kecacatan jangka panjang nomer satu didunia. Di Eropa ditemukan sekitar 650.000 kasus baru stroke setiap tahunnya. Di Inggris sendiri, stroke menduduki urutan ke-3 sebagai pembunuh setelah penyakit jantung dan kanker. Di Amerika sendiri, stroke membunuh lebih dari 160.000 penduduk dan tujuh puluh lima persen pasien stroke menderita kelumpuhan. (Maukar, et al. 2014) Kematian akibat stroke sebesar 51% di seluruh dunia disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Selain itu, diperkirakan sebesar 16% kematian stroke disebabkan tingginya kadar glukosa darah dalam tubuh. (Purwaningtiyas, 2014)

1

2

Stroke merupakan penyebab kecacatan yang serius dan menetap nomor satu di seluruh dunia. Di Indonesia masalah stroke semakin penting karena angka kejadian stroke di Indonesia merupakan terbanyak di negara Asia. (Yastroki, 2013) Di negara Asia khususnya Indonesia diperkirakan 500 ribu orang mengalami stroke untuk setiap tahunnya, sekitar 25% atau 125.000 orang meninggal dan sekitar 75% atau 375.000 orang mengalami cacat ringan hingga berat. (Yastroki, 2011) Data Riskesdas 2018 tentang pravelensi stroke berdasarkan diagnosis pada penduduk umur ≥ 15 tahun menunjukkan terjadi peningkatan prevalensi stroke di Indonesia yaitu dari 7 % berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan pada tahun 2013 menjadi 10.9 % berdasarkan diagnosis dokter pada tahun 2018 dan terdapat 13 provinsi dengan prevalensi stroke berada di atas prevalensi stroke nasional yaitu Kalimantan Timur, DI Yogyakarta, Sulawesi Utara, Kepulauan Riau, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Bangka Belitung, Jawa Timur, Jawa Barat dan Banten. (Riskesdas, 2018) Berdasarkan data hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2018 prevalensi penyakit stroke dan penyakit tidak menular lainnya ini berhubungan dengan pola hidup penduduk, seperti peningkatan prevalensi hipertensi, peningkatan jumlah perokok, konsumsi alkohol, aktivitas fisik dan konsumsi buah serta sayur. Penyakit stroke di Kalimantan Selatan menempati posisi ke Sembilan dari dua belas penyakit tidak menular lainnya. Pravelensi penyakit dengan

3

diagnosa stroke diprovinsi Kalimantan Selatan sebesar 9,2 dan diagnosa dengan gejala penyakit stroke sebanyak 14.5. Ada 4 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan dengan angka pravelensi tertinggi yaitu Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tapin, dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, sedangkan Kota Banjarmasin berada pada urutan keenam dengan prevalensi 9,0% yang terdiagnosis tenaga kesehatan dan 12,0% yang terdiagnosis tenaga kesehatan dengan gejala. Sebagian pravelensi

stroke

dikabupaten/kota

di

Provinsi

Kalimantan

Selatan

berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan. (Provinsi Kalimantan Selatan Riskesdas, 2013) Untuk mencegah terkena penyakit tidak menular seperti stroke maka pemerintah merancang suatu program yang diangkat dari nilai-nilai Germas untuk setiap individu agar dapat meningkatkan gaya hidup sehat dengan perilaku “CERDIK” yaitu cek kesehatan berkala, enyahkan asap rokok, rajin aktifitas fisik, diet sehat dan seimbang, istirahat cukup, dan kelola stress. Dalam rangka menggerakkan masyarakat melakukan deteksi dini dan

memonitoring faktor risiko penyakit tidak menular. Selain itu juga terdapat program “SEGERA KE RS” yaitu senyum tidak simetris, gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba, bicara pelo atau tiba-tiba tidak dapat bicara atau tidak mengerti kata-kata/bicara, kebas atau baal, rabun, sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan gangguan fungsi keseimbangan . Konsep utama dalam penanganan stroke adalah memberikan pengobatan yang spesifik dalam waktu sesegera mungkin sejak serangan terjadi atau periode emas penanganan

4

stroke untuk meminimalkan kecacatan dan mencegah kematian. (Kemenkes RI, 2017) Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada 3 November 2018 di RSUD dr. H. Moch. Ansari Saleh, data kejadian kematian akibat stroke non-hemoragik tahun 2015-2018 ditemukan bahwa jumlah kasus stroke non-hemoragik pada semua kelompok usia meningkat pada tahun 2016-2017. Pada tahun 2016 terdapat 658 kasus dengan angka kematian 53 kasus, tahun 2017 terdapat 834 kasus dan angka kematian 59 kasus. Pada bulan Januari- September tahun 2018 terdapat 670 kasus dengan angka kematian 84 kasus. Terjadi peningkatan angka kematian dari tahun 2017 sampai September 2018 di RSUD dr. H. Moch. Ansari Saleh. Menurut UU No. 38 Tahun 2014 Pasal 1 asuhan keperawatan adalah rangkaian interaksi perawat dengan pasien dan lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian pasien dalam merawat diri. Individu adalah makhluk yang holistik, biopsikososial spiritual yang memiliki karakteristik unik dan berespon terhadap orang lain dan dunia dengan berbagai cara yang berbeda. Asuhan keperawatan biologis (fisik) adalah pelayanan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan fisik. Asuhan keperawatan psikis ditekankan pada strategi koping yang positif agar pasien dapat memecahkan persoalan sendiri dengan menggunakan kekuatan yang ada pada dirinya. Asuhan keperawatan sosial termasuk pelayanan untuk mempertahankan keseimbangan hubungan dan komunikasi dengan keluarga,

5

dukungan sosial sangat dibutuhkan oleh pasien dengan stroke non-hemoragik untuk memberikan motivasi kepada pasien. Asuhan pada aspek spiritual ditekankan pada penerimaan pasien terhadap sakit yang dideritanya, sehingga pasien dengan stroke non hemoragik akan dapat menerima dengan ikhlas terhadap sakit yang diderita dan mampu mengambil hikmah. (Widarti, et al.2017) Penelitian yang dilakukan Suhardingsih, et al (2014) mengatakan bahwa stroke akan berdampak terhadap menurunnya tingkat produktivitas serta mengakibatkan terganggunya sosial ekonomi keluarga. Dampak yang ditimbulkan dari penyakit stroke pada setiap pasien berbeda-beda tergantung dari bagian otak yang terkena injuri, keparahan injuri, dan status kesehatan seseorang, namun secara umum dampak tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu dampak fisik atau biologis, dampak psikologis, dampak sosial dan spiritual. Dampak penyakit stroke tersebut menyebabkan pasien mengalami ketergantungan kepada orang lain dan membutuhkan bantuan keperawatan secara berkesinambungan agar secara bertahap pasien dapat melakukan aktivitas secara mandiri. Penelitian lain yang dilakukan oleh Widarti, et al (2017) menyatakan bahwa respon psikologis yang sering dialami pasien stroke non hemoragik adalah

kecemasan

dan

depresi,

berkaitan

dengan

ketakutan

dan

ketidakberdayaan pasien dalam menghadapi hidup. Saat pasien mengetahui bahwa menderita stroke non hemoragik disertai manifestasi kelumpuhan,

6

wajah tidak simetris dan gangguan bicara maka akan terjadi stress psikologi, sosial dan spiritual. Pemberian asuhan keperawatan kepada pasien dengan stroke nonhemoragik itu penting karena pasien mengalami guncangan hebat dalam dirinya dari aspek biologis (fisik), psikologis, sosial serta spiritual berhubungan dengan perubahan status kesehatan dari awalnya sehat lalu terdiagnosa stroke non hemoragik. Penting bagi perawat untuk melakukan asuhan keperawatan secara komprehensif meliputi aspek biopsikososial spiritual agar dapat memenuhi kebutuhan dasar pasien secara optimal. Berdasarkan temuan data dan permasalahan di atas maka dari itu peneliti berminat meneliti “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Stroke Non Hemoragik Di RSUD Moch. Ansari Saleh Kota Banjarmasin.”

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka muncul permasalahan “Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Stroke Non-hemoragik di RSUD dr. H. Moch. Ansari Saleh?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dalam pengambilan kasus ini adalah untuk mengekplorasi Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan hemoragik di RSUD dr. H. Moch. Ansari Saleh .

stroke non-

7

2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi pengkajian asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke non-hemoragik di RSUD dr. H. Moch. Ansari Saleh b. Merumuskan masalah keperawatan pada asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke non-hemoragik di RSUD dr. H. Moch. Ansari Saleh c. Menentukan intervensi keperawatan pada asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke non-hemoragik di RSUD dr. H. Moch. Ansari Saleh d. Melaksanakan implementasi keperawatan pada asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke non-hemoragik di RSUD dr. H. Moch. Ansari Saleh e. Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke non-hemoragik di RSUD dr. H. Moch. Ansari Saleh

D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan dan sumber informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan khususnya tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan stroke nonhemoragik. Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan secara komprehensif pada pasien stroke non-hemoragik.

8

2. Secara Praktis a.

Bagi Peneliti Manfaat pengetahuan,

hasil

penelitian

wawasan,

dan

pengalaman

dapat

pengalaman

keperawatan pada pasien dengan memperoleh

ini

dalam

menambahkan

mengenai

asuhan

stroke non-hemoragik dan mengaplikasikan

hasil

riset

keperawatan pada pasien stroke non-hemoragik.

b.

Bagi Pasien dan Keluarga Manfaat penelitian ini bagi pasien yaitu dapat meningkatkan derajat kesehatan, guna mencegah terjadinya komplikasi dan kekambuhan stroke. Manfaat bagi keluarga yaitu membantu memberikan pengalaman dan pengetahuan tentang bagaimana merawat pasien dengan stroke non-hemoragik.

c.

Bagi Rumah Sakit Umum Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perawat RSUD H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin dalam rangka mengambil

kebijakan

untuk

meningkatkan

mutu

pelayanan

kesehatan khususnya pada pasien yang mengalami gangguan sistem saraf dengan stroke non-hemoragik.

Related Documents

Bab 1 Bu Icha.docx
June 2020 15
Revisi Bab 1.docx
December 2019 15
(6) Bab 1 Revisi
April 2020 12

More Documents from "Anugerah Sutawiyana"

Appendix (1).pdf
May 2020 51
Pjr.docx
December 2019 64
Jr.docx
May 2020 54