BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Malaria merupakan penyakit yang mengancam jiwa dan banyak menyebabkan kematian. Malaria merupakan salah satu penyakit yang menjadi ancaman masyarakat di daerah tropis dan sub tropis terutama pada bayi, anak balita dan ibu melahirkan. Penyebab tingginya kejadian malaria berhubungan dengan perilaku masyarakat, yang tentunya akan mempengaruhi gaya hidup. Sebagai contoh perilaku masyarakat yang dapat berhubungan dengan kejadian malaria yaitu kebiasaan berada diluar rumah pada malam hari. Hal tersebut menyebabkan manusia lebih mudah mendapatkan gigitan nyamuk Anopheles. Nyamuk Anopheles memiliki kecenderungan untuk istirahat/ hinggap di luar rumah (eksofilik) dan menggigit di luar rumah (eksofagik) (Syam, 2014). Penularan malaria berpengaruh juga dengan cara hidup, misalnya tidur dengan kelambu relatif lebih aman dari infeksi parasit. Faktor lingkungan yang cukup memberi pengaruh antara lain lingkungan fisik seperti suhu udara, kelembaban, hujan, angin, sinar matahari, arus air, lingkungan kimiawi, lingkungan biologi (flora dan fauna) dan lingkungan sosial budaya. Tumbuhan bakau, lumut, ganggang dan berbagai jenis tumbuhan lain dapat
1
2
mempengaruhi
kehidupan
larva
nyamuk
karena
ia
dapat
menghalangi sinar matahari (Sari, 2009). World Malaria Report 2015 menyebutkan bahwa malaria telah menyerang 106 negara di dunia. Diseluruh dunia setiap tahun ditemukan 500 juta kasus malaria yang mengakibatkan 1 juta orang meninggal dunia. Komitmen global pada Millenium Development Goals (MDGs) menempatkan upaya pemberantasan malaria ke dalam salah satu tujuan bersama yang harus dicapai sampai dengan tahun 2015 melalui tujuan ketujuh yaitu memberantas penyakit
Human
Immunodeficiency
Virus/Acquired
Immune
Deficiency Syndrome (HIV/AIDS), malaria, dan tuberkulosis. Dengan berakhirnya MDGs pada tahun 2015, komitmen global tersebut dilanjutkan melalui Sustainable Development Goals (SDGs). Pada SDGs, upaya pemberantasan malaria tertuang dalam tujuan ketiga yaitu menjamin kehidupan yang sehat, mengupayakan kesejahteraan bagi semua orang, dengan tujuan spesifik yaitu mengakhiri epidemis , tuberkulosis, malaria, penyakit neglected-tropical sampai dengan tahun 2030 (The World Malaria Report dalam Kemenkes RI, 2015). Morbiditas malaria pada suatu wilayah ditentukan dengan Annual Parasite Incidence (API) per tahun. API merupakan jumlah positif malaria per 1.000 penduduk dalam satu tahun. Di Indonesia, menurut hasil survei kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2001, 70 juta tinggal diendemik malaria dan 56,3 juta penduduk diantaranya tinggal diendemik malaria sedang sampai tinggi
3
dengan 15 juta kasus malaria klinis. Setiap tahun ada kurang lebih 500 juta infeksi malaria baru, yang menyebabkan 700.000 sampai 2,7 juta kematian. (The World Malaria Report dalam Kemenkes RI, 2015). Berdasarkan laporan dari kabupaten/kota yang ada di Nusa Tenggara Barat, jumlah suspek malaria di tahun 2016 adalah 111.263 orang, 113.252 orang dilakukan pemeriksaan darah dan ditemukan
positif
malaria
sebesar
1.379
kasus,
menurun
dibandingkan tahun 2015 dengan 1.955 kasus. Lombok Timur masih menjadi kabupaten dengan kasus positif malaria terbanyak. (Profil Dikes NTB, 2016). Malaria masih merupakan salah satu masalah kesehatan khususnya di Kabupaten Lombok Barat. Kasus malaria positif terbanyak masih ditemukan di daerah kawasan pantai dan pegunungan yaitu wilayah Puskesmas Meninting, Gunungsari dan Penimbung. Angka kesakitan dihitung berdasarkan standar API tahun lalu mencapai angka 0,31 per mill dan saat ini (2016) tetap dapat dipertahankan pada 0,14 per mill (Profil Dikes Lobar, 2016). Berdasarkan data 2018 yang diperoleh dari Puskesmas Gunung Sari didapatkan 24 kasus positif malaria dan ada 2 desa yang memiliki kasus tersebut yaitu Desa Taman Sari dan Guntur Macan. Di Desa Guntur Macan terdapat 4 kasus positif malaria sedangkan di desa Taman Sari terdapat 20 kasus positif malaria.
4
Sebagian besar nyamuk Anopheles akan mengigit pada waktu senja atau malam hari, pada beberapa jenis nyamuk puncak gigitannya adalah tengah malam sampai fajar. Selain ditularkan melalui gigitan nyamuk, malaria dapat menjangkiti orang lain melalui bawaan lahir dari ibu ke anak, yang disebabkan karena kelainan pada sawar plasenta yang menghalangi penularan infeksi vertikal (Widoyono, 2011). Saat nyamuk betina menghisap darah penderita malaria, akan terbawa Plasmodium yang ada dalam darah manusia. Nyamuk yang telah mengisap darah orang sakit akan terinfeksi oleh Plasmodium, selanjutnya dalam tubuh nyamuk terjadi siklus hidup parasit. Nyamuk yang telah terinfeksi bila menggigit orang sehat, maka parasit malaria yang akan masuk ke dalam darah manusia, kemudian manusia sehat menjadi sakit dalam tubuh manusia terjadi siklus hidup parasit malaria (aseksual) untuk memperbanyak diri (Munif, 2009). Empat jenis parasit malaria dapat menginfeksikan manusia, tetapi
Plasmodium
Falciparum
betul-betul
terpenting
terkait
morbiditas dan mortalitas (kesakitan dan kematian). Beberapa kasus berat malaria dapat mengakibatkan pasien koma bahkan meninggal dan sebagian penderita mengalami kelelahan dan kelemahan tubuh hingga mengurangi aktivitas sehari-hari. Adanya hubungan yang mencolok antara malaria dan kemiskinan, malaria pada negara endemis memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih
5
rendah karena malaria menghambat pertumbuhan berbagai segi termasuk
pertumbuhan
populasi,
tabungan
dan
investasi,
produktivitas pekerja, mortalitas, dan biaya kesehatan (Breman, 2004). Masyarakat perlu menghindari diri agar tidak tergigit nyamuk, dengan demikian tidak tertular malaria. Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah memakai kelambu berinsektisida untuk menutupi ranjang, menggunakan pakaian atau selimut yang bisa menutupi kulit atau tubuh, membersihkan bak mandi dan menabur serbuk
abate
untuk
membasmi
jentik-jentik
nyamuk
dan
menyingkirkan atau menutup genangan air yang berpotensi menjadi sarang jentik-jentik nyamuk (The World Malaria Report dalam Kemenkes RI, 2015). Berdasarkan kasus malaria yang ada maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Kemampuan Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah “Bagaimanakah Kemampuan Masyarakat Dalam Pencegahan Malaria di Desa Taman Sari Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat?”.
C. Tujuan Penelitian
6
1. Tujuan Umum Untuk
mengetahui
kemampuan
masyarakat
dalam
pencegahan penyakit Malaria di wilayah kerja Puskesmas Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi kemampuan intelektual masyarakat dalam pencegahan penyakit malaria di wilayah kerja puskesmas Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat. b. Mengidentifikasi
kemampuan
fisik
masyarakat
dalam
pencegahan penyakit malaria di wilayah kerja puskesmas Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam pengembangan
ilmu
keperawatan
medikal
bedah
pada
komunitas, khususnya dalam upaya pencegahan kejadian malaria. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Masyarakat Hasil penelitian kemampuan
diharapkan
masyarakat
dalam
dapat
meningkatkan
mencegah
timbulnya
penyakit malaria. b. Bagi Puskemas Gunung Sari Hasil penelitian diharapkan menyediakan data dasar sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen Puskesmas Gunung Sari pencegahan malaria pada masyarakat. c. Bagi Poltekkes Kemenkes Mataram
7
Memberikan tambahan data dan sebagai sala satu referensi terkait informasi tentang kemampuan masyarakat dalam pencegahan penyakit malaria. d. Bagi peneliti lain Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu data awal untuk penelitian selanjutnya dalam upaya pencegahan malaria.