1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan penduduk mayoritas beragama islam terbanyak di dunia. Menurut hasil sensus tahun 2010 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistika (BPS), 87,18% dari 237.641.326 jumlah penduduk Indonesia adalah pemeluk agama islam. Hal itu terjadi karena berbagai faktor-faktor yang mendukung penyebaran agama islam di Indonesia antara lain karena pernikahan, atau berubahnya pola pikir masyarakat yang awalnya bukan pemeluk agama islam menjadi pemeluk agama islam misalnya karena faktor sistem ekonomi islam atau yang dikenal dengan sebutan ekonomi syariah yang mengutamakan sistem ekonomi yang berlandaskan Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah SAW yang lebih baik dari sistem ekonomi liberal maupun sosialis, atau faktor-faktor lain yang menyebabkan peningkatan seseorang menjadi mualaf atau orang yang baru memeluk agama islam. Seiring dengan meningkatnya angka pertumbuhan warga negara Indonesia yang menjadi mualaf tiap tahunnya maka hal tersebut berpotensi akan meningkatkan pola pikir masyarakat yang sadar akan ekonomi syariah yang bebas dari cara-cara ribawi. Dengan meningkatnya pola pikir masyarakat yang menerapkan ekonomi islam dalam berbisnis maka dapat diproyeksikan dan diramalkan akan adanya peningkatan entitas atau perusahaan berbasis syariah, wisata syariah dan juga perbankan syariah.
2
Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi perdagangan yang sangat besar yang didukung pula dengan sumber daya alam yang melimpah, hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan dalam satu dasawarsa terakhir. Tetapi sumber daya manusia di Indonesia kurang memiliki skill yang diperlukan dalam menghadapi tantangan era globalisasi. Pada tahun 2015, Indonesia sebagai salah satu negara bagian dari ASEAN akan mengikuti komunitas perekonomian di kawasan ASEAN yang dikenal dengan sebutan AEC (ASEAN Economic Community). Dengan demikian perlu adanya solusi yang bermutu untuk mengembangkan skill atau kemampuan individu rakyat Indonesia dalam menghadapi tantangan tersebut. Masuknya Indonesia sebagai salah satu anggota dari AEC menyebabkan ancaman yang serius bagi angkatan kerja di Indonesia terlebih lagi bagi para pengangguran yang kurang memiliki skill. Hal itu dikarenakan apabila AEC terjadi maka batas-batas perniagaan semakin bebas dan masuknya tenaga kerja asing akan semakin mudah dan itu mengancam tenaga kerja dalam negeri yang kurang memiliki keterampilan. Kita mengetahui Indonesia mengirim tenaga kerja ke luar negeri untuk bekerja sebagai pedagang, buruh bangunan, atau pembantu rumah tangga. Namun jarang sekali tenaga kerja dalam negeri bekerja sebagai tenaga pendidikan, top manajer, akuntan, atau pekerjaan dengan penghasilan yang tinggi misalnya sebagai pengusaha di luar negeri. Sedangkan tenaga kerja asing memiliki keterampilan yang banyak yang menghasilkan penghasilan tinggi untuk menghadapi AEC misalnya dari segi finansial, manajemen, bahasa dan sastra, kedokteran, IPTEK, dan lain sebagainya. Indonesia merupakan pasar besar yang potensial bagi negara-negara maju untuk 2
3
memasarkan hasil industrinya dan juga mengirim tenaga kerja yang mendatangkan devisa yang banyak bagi negara-negara mereka tentunya. Tetapi rakyat Indonesia tentu akan kalah bersaing dan menciptakan banyak sekali pengangguran bila tidak dipersiapkan sedini mungkin keterampilan tambahan yang menunjang untuk mencari pekerjaan yang menghasilkan upah yang tinggi di dalam negeri maupun di luar negeri.
Menurut BPS, tingkat pengangguran di Indonesia menurut jenjang pendidikannya, untuk lulusan strata satu (S1) pada Februari 2015 menjadi 5,34 persen dibanding Februari tahun 2014 yang hanya 4,31 persen. Begitu juga lulusan diploma mengalami peningkatan pengangguran dari 5,87 persen menjadi 7,49 persen. Serta pengangguran lulusan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang bertambah dari 7,21 persen menjadi 9,05 persen. Sementara untuk tingkat pendidikan SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), dan SMA (Sekolah Menengah Atas) mengalami penurunan, masing-masing yakni dari 3,69 persen menjadi 3,61 persen, 7,44 persen jadi 7,14 persen, dan 9,10 persen menjadi 8,17 persen. (Elisa Valenta Sari, 2015)
Walaupun terjadi penurunan jumlah pengangguran dari tahun 2014 sampai tahun 2015 pada jenjang pendidikan SMA, Kemampuan individu yang dimiliki oleh siswa SMA sangatlah terbatas dan apabila ada lowongan pekerjaan dari suatu entitas maka jasa mereka hanya dibutuhkan sebagai bagian dari bagian pemasaran atau yang dikenal sebagai salesman maupun salesgirl bahkan menjadi seorang cleaning service maupun sebagai seorang security yang sering kita kenal sebagai 3
4
satpam yang menghasilkan upah yang kurang memadai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Mereka kalah bersaing dengan karyawan-karyawan lain dengan lulusan SMK terlebih lagi karyawan-karyawan dengan lulusan diploma dan sarjana yang memiliki keterampilan tambahan yang diperlukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi entitas. Karena perkembangan entitas islami dan perbankan syariah dan juga wisata syariah sejalan dengan meningkatnya jumlah mualaf di Indonesia menunjukkan perkembangan positif. Entitas islami dan perbankan syariah memerlukan laporan keuangan khusus karena disajikan bukan hanya memakai SAK – ETAP (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) dan SAK (Standar Akunntansi Keuangan) yang sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum (PABU) di Indonesia tetapi memerlukan juga Standar khusus akuntansi syariah untuk pengambilan keputusan bagi para stakeholders (para pemangku kepentingan). Dan hal tersebut dapat dimanfaatkan bagi pencari kerja khususnya yang beragama Islam dan lulusan SMA, SMK maupun sederajat untuk melamar pekerjaan.
Dengan adanya permasalahan-permasalahan tersebut maka diperlukan sebuah pembaharuan dalam sistem pendidikan di Indonesia melalui kerjasama antara pihak akademisi khususnya perguruan tinggi, pebisnis, pemerintah dan para ulama dan tentunya pihak sekolah dan juga masyarakat dengan mengoptimalisasi kurikulum pendidikan di
Indonesia sebagai solusi mengurangi
jumlah
pengangguran di Indonesia dari lulusan SMA, SMK dan sederajat bahkan mungkin untuk membuat sebuah lapangan pekerjaan baru yaitu sebagai pengajar pelajaran 4
5
akuntansi konvensional atau umum dan akuntansi syariah bagi mahasiswa lulusan diploma akuntansi atau sarjana akuntansi. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengungkapkan ide yang berkaitan dengan hal tersebut yang mungkin akan menjadi solusi yang baik bagi pendidikan di Indonesia, maka dari ittu penulis mengangkat judul untuk karya tulis ini dengan judul: “OPTIMALISASI PENDIDIKAN
INDONESIA
DENGAN
METODE
SYAC-FS-OSOSA
(SYARIAH ACCOUNTING FOR STUDENT - ONE SCHOOL ONE SYARIAH ACCOUNTING) MELALUI SINERGITAS HEXATUPLE HELIX SEBAGAI UPAYA PERSIAPAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN“.
1.2 Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah : 1. Apa peranan akuntansi syariah bagi perekonomian Indonesia? 2. Bagaimana cara mengenalkan dan menerapkan akuntansi syariah di sekolah-sekolah
melalui
metode
SYAC-FS-OSOSA
(Syariah
Accounting For Student, One School One Syariah Accounting ) sebagai solusi yang tepat untuk mengurangi pengangguran di Indonesia khususnya pengangguran dari lulusan SMA,SMK,dan sederajat ?
5
6
1.3 Tujuan Penulisan Tujuan yang hendak dicapai dalam karya tulis ini adalah : 1. Untuk Mengetahui peranan akuntansi syariah dalam perekonomian Indonesia. 2. Untuk Mengenalkan dan menerapkan akuntansi syariah di sekolahsekolah melalui metode SYAC-FS-OSOSA (Syariah Accounting For Student, One School One Syariah Accounting ) sebagai solusi yang tepat untuk mengurangi pengangguran di Indonesia khususnya pengangguran dari lulusan SMA,SMK,dan sederajat.
1.4 Manfaat Penulisan Karya tulis ini dibuat dengan harapan dapat berguna untuk: 1. Bagi Pemerintah Manfaat yang didapat dengan adanya karya tulis ini ini bagi pemerintah adalah: 1. Memudahkan pemerintah dalam menangani masalah pengangguran di Indonesia, sebagai ancaman diberlakukannya AEC.
2. Bagi Masyarakat Manfaat yang didapat dengan adanya karya tulis ini bagi masyarakat adalah: 1. Sebagai cara meningkatkan kemampuan finansial masyarakat. 2. Sebagai cara mengurangi tingkat pengangguran di masyarakat. 6
7
3. Bagi Siswa Manfaat yang didapat dengan adanya karya tulis ini bagi siswa adalah: 1. Sebagai cara meningkatkan kemampuan finansial siswa secara konvensional maupun syariah. 2. Sebagai cara mengurangi tingkat pengangguran bagi lulusan SMA, SMK, dan sederajat.
4. Bagi Mahasiswa Manfaat yang didapat dengan adanya karya tulis ini bagi Mahasiswa adalah: 1. Sebagai cara mengurangi tingkat pengangguran bagi Mahasiswa Jurusan Akuntansi. 2. Sebagai cara pengabdian diri mahasiswa khususnya mahasiswa jurusan akuntansi kepada masyarakat
guna membantu mensejahterkan
kehidupan bangsa melalui pemberian ilmu yang berguna bagi masyarakat.
7