ASUHAN KEPERAWATAN Pada Bp. Z dengan HERNIA NUKLEUS PULPOSUS di RUANG D RS. BETHESDA
Disusun Oleh : Kelompok 12 1. Yosep Inggar Mahayu R
(1501057)
2. Avinda Wijayanti T.S
(1601008)
3. Florentina Vinasia
(1601017)
4. Intan Prabaningrum
(1601025)
5. Rinalldo Imanuel Sopacua
(1601044)
6. Rosa Setia Delima
(1601045)
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan kasih karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Pasien HERNIA NUKLEUS PULPOSUS.” Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I Prodi DIII Keperawatan Semester III. Selain itu, makalah ini disusun untuk menjelaskan tentang Asuhan Keperawatan pada pasien HNP . Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ns. Nimsi Melati, S.Kep. ,MAN selaku dosen pengampu mata kuliah Keperwatan Medikal Bedah I 2. Teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah 3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun selalu penulis harapkan untuk dilakukan perbaikan dalam penulisan makalah selanjutnya. Akhir kata, penulis ucapkan terimakasih.
Yogyakarta,16 Oktober 2017 Penulis
Kelompok 12
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Begitu banyak penyakit yang ada di masyarakat saat ini. Kadangkala berakhir buruk pada orang tersebut. Beberapa faktor yang disebabkan yaitu kurangnya pengetahuan tentang penyakit tersebut, tidak peduli dengan anggapan nantinya akan sembuh sendiri dan minimnya perekonomian masyarakat. Salah satu penyakit yang cukup sering ada pada masyarakat dengan “syaraf kejepit” yang dalam istilah dunia medis disebut Hernia Nucleus Pulposus. Salah satu gejalanya ialah nyeri hebat yang menjalar dari punggung sampai kaki. Mungkin disebabkan orang tersebut setelah mengangkat beban berat. Komplikasi dari penyakit ini cukup berbahaya yaitu gangguan pada saluran pernafasan dan pencernaan. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Hernia Nucleus Pulposus ? 2. Bagaimana anatomi fisiologi Hernia Nucleus Pulposus ? 3. Apa etiologi Hernia Nucleus Pulposus ? 4. Bagaimana patofisiologi Hernia Nucleus Pulposus ? 5. Bagaimana menifestasi klinis Hernia Nucleus Pulposus ? 6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik Hernia Nucleus Pulposus ? 7. Bagaimana penatalaksanaan medis Hernia Nucleus Pulposus ? 8. Apa diagnosa keperawatan yang diambil untuk pasien Hernia Nucleus Pulposus ? 9. Bagaimana Perencanaan Hernia Nucleus Pulposus ? 10. Bagaimana Asuhan Keperawatan untuk pasien Hernia Nucleus Pulposus ? C. Tujuan Masalah 1. Memahami pengertian Hernia Nucleus Pulposus 2. Mengetahui anatomi fisiologi Hernia Nucleus Pulposus 3. Mengetahui etiologi Hernia Nucleus Pulposus 4. Memahami patofisiologi Hernia Nucleus Pulposus 5. Mengetahui menifestasi klinis Hernia Nucleus Pulposus 6. Mengetahui pemeriksaan diagnostik Hernia Nucleus Pulposus 7. Mengetahui penatalaksanaan medis Hernia Nucleus Pulposus 8. Memahami diagnosa keperawatan Hernia Nucleus Pulposus 9. Memahami Perencanaan Hernia Nucleus Pulposus
10. Meningkatkan kemampuan dan menerapkan Asuhan Keperawatan untuk pasien Hernia Nucleus Pulposus dengan baik
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah keadaan nukleus pulposus keluar menonjol untuk kemudian menekan ke arah kanalis spinalis melalui anulus fibrosis yang robek. HNP merupakan suatu nyeri yang disebabkan oleh proses patologis di kolumna vertebralis pada diskus intervertebralis atau diskogenik. (Muttaqin, 2011) Herniasi adalah suatu proses bertahap yang ditandai dengan serangan – serangan penekanan akar saraf yang menimbulkan berbagai gejala dan periode penyesuaian anatomik. (Price, 2005) Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah banyak terjadi di daerah L5 – S1, menyebabkan nyeri punggung, kebanyakan nyeri punggung bagian bawah disertai gangguan sensori dan motorik. Nyeri diperberat oleh kegiatan yang meningkatkan tekanan cairan intraspinal (membungkuk, mengangkat , mengejan, seperti bersin dan batuk) dan biasanya berkurang dengan tirah baring. (Bruner & Suddart, 2001)
B. Anatomi Fisiologi
C. Etiologi HNP disebabkan oleh trauma seperti jatuh, viperfleksia pada vertebra, dan juga akibat stress fisik, seperti mengangkat beban terlalu berat, mengangkat beban berat dengan posisi yang salah. Bahkan bisa mengakibatkan Komplikasi, yaitu: 1. Kelumpuhan pada ekstremitas bawah 2. Cidera medula spinalis 3. kerusakan Mobilisitas fisik 4. Disfungsi seksual (Muttaqin, 2011
D. Patofisiologi
E. Manifestasi Klinis Menurut Arif Muttaqin (2011), tanda gejala yang sering muncul yaitu : 1. Nyeri punggung bawah yang intermiten (dalam beberapa minggu sampai dengan beberapa tahun). Nyeri menjalar sesuai dengan distribusi saraf skiatik. 2. Sifat nyeri khas dari posisi berbaring ke duduk, nyeri mulai dari pantat menjalar ke bagian belakang lutut kemudian ke tungkai bawah. 3. Nyeri bertambah hebat karena pencetus seperti gerakan – gerakan pinggang saat batuk atau mengejan, berdiri maupun duduk, untuk jangka waktu yang lama dan nyeri berkurang saat istirahat berbaring.
4. Sering mengeluh kesemutan (parastesia) atau baal, bahkan kekuatan otot menurun sesuai dengan distribusi persyarafan yang terlibat. 5. Nyeri bertambah bila L5 – S1 (garis antara dua krista iliaka) ditekan.
Menurut Brunner & Suddart (2001) , tanda dan gejalanya disertai dengan nyeri pada bagian spinal maupun servikal, torakal (jarang) atau lumbal, dan ini bergantung pada lokasi, kecepatan perkembangan (akut atau kronik) dan pengaruh struktur sekitarnya.
F. Pemeriksaan Diagnostik 1. Rontgen foto lumbosakral a. Menentukan kemungkinan nyeri karena spondilitis, norplasma atau infeksi progen b. Didapatkan artrosis, menunjang tanda – tanda deformitas vertebra c. Penyempitan diskus intervertebralis 2. EMG (Elektomiografi) Terlihat potensi kecil (fibrolasi) didaerah radiks yang terganggu dan kecepatan konduksi menurun 3. Iskografi Pemeriksaan diskus dilakukan dengan kontras untuk melihat beberapa besar daerah diskus yang keluar pada kanalis vertebralis 4. Elektroneuromiografi (ENMG) Mengetahui radiks yang terkena atau melihat adanya polineuropati. 5. Tomografi scan Melihat gambaran vertebra ddari jaringan disekitarnya termasuk diskus intervertebralis 6. MRI (Magnetic Resonance Imaging) Melokalisasi protusi diskus kecil. Apabila secara klinis tidak didapatkan pada MRI maka pemeriksaan CT Scan dan mielogram dengan kontras dapat dilakukan untuk melihat derajat gangguan pada diskus vertebralis. 7. Melografi Pemeriksaan dengan bahan kontras melalui tindakan lumbal pungsi pada pemotretan dengan sinar tembus. Dilakukan apabila diketahui adanya penyumbatan hambatan kanalis spinalis yang mungkin disebabkan HNP. 8. Pemeriksaan Laboratorium
Dilakukan secara rutin untuk menilai komplikasi cidera tulang belakang terhadap organ lain.
G.
Penatalaksanaan Medis
1. Terapi konservatif a. Tirah baring Penderita harus tetap berbaring ditempat tidur selama beberapa hari dengan sikap yang baik. Tempat tidur tidak boleh memakai pegas atau per tempat tidur harus dari papan yang lurus dan ditutup dengan lembar busa tipis. Tirah baring bergantung pada berat ringannya gangguan yang dirasakan penderita dan melakukannya butuh waktu yang lama. Setelah itu, dilakukan latihan atau dipasang korset untuk mencegah terjadinya kontraktur dan mengembalikan lagi fungsi – fungsi otot.
b. Medika mentosa 1) Simptomatik a) Analgesik (salisilat, Paracetamol) b) Kortikosteroid (prednison, Prednisolone) c) Anti inflamasi, non steroid (AINS) seperti pirosikan d) Antidepresan trisiklik (amitriptilin) e) Obat penenang minor (diazepam, klordiasepoksid) 2) Kausal : Kolagenase c. Fisioterapi Biasanya dalam bentuk diatermi (pemanasan dengan jangkauan permukaan yang lebih dalam) untuk relaksasi otot dan mengurangi lordosis 2. Terapi operatif Bila dengan terapi konservatif tidak memberikan hasil yang nyata, kambuh berulang, atau terjadi defisit neurologis. 3. Rehabilitasi a. Mengupayakan supaya penderita bekerja seperti semula. b. Agar tidak menggantungkan diri pada orang lain dalam melakukan kegiatan sehari – hari (ADL). c. Supaya tidak mengalami komplikasi pneumonia, infeksi saluran kemih.
H.
Diagnosa Keperawatan
Menurut Muttaqin (2011) diagnosa keperawatan yang mungkin muncul adalah: 1. Nyeri berhubungan dengan penjepitan saraf pada diskus intervertebralis, tekanan didaerah distribusi ujung saraf. 2. Risiko trauma berhubungan dengan hambatan mobilitas fisik, kesulitan atau hambatan dalam melakukan pergerakan punggung, pelvis dan tungkai. 3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan neuromuskuler, menurunnya kekuatan dan kesadaran, kehilangan kontrol/koordinasi otot.
I. Perencanaan Keperawatan
No
1.
Diagnosa Keperawatan Nyeri berhubungan dengan penjepitan saraf pada diskus intervertebralis, tekanan didaerah distribusi ujung saraf.
Rencana Tindakan Keperawatan Tujuan dan
Tindakan
kriteria
Keperawatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi oleh pasien dengan kriteria hasil: Secara subyektif melaporkan nyeri berkurang atau dapat diadaptasi, dapat mengidentifikasi aktifitas yang meningkatkan atau menurunkan nyeri. -Pasien tidak gelisah, skala nyeri 0-1
1. Kaji tahapan
nyeri dengan skala 0-4.
2. Bantu pasien dalam identifikasi faktor pencetus.
Rasional
1. Nyeri merupakan respon subyektif yang bisa dikaji menggunakan skala nyeri. 2. Nyeri dipengaruhi oleh kecemasan, ketegangan, suhu, distensi kandung kemih, dan berbaring lama.
3. Pendekatan 3. Jelaskan dan dengan bantu pasien menggunakan dengan tindakan relaksasi dan pereda nyeri non farmakologis
farmakologis dan non invasif.
lainnya telah menunjukan keefektifan dalam mengurangi nyeri. 4. Ajarkan 4. Akan relaksasi : melancarkan Teknik- teknik peredaran untuk darah menurunkan sehingga ketegangan otot kebutuhan rangka yang oksigen oleh dapat jaringan akan menurunkan terpenuhi, intensitas nyeri sehingga akan dan juga mengurangi tingkatkan nyerinya. massage. 5.Ajarkan metode 5. Mengalihkan distraksi selama perhatian nyeri akut . nyeri ke halhal yang menyenangka n. 6. Tingkatkan 6. Pengetahuan pengetahuan akan diraskan tentang membantu penyebab nyeri mengurangi dan nyerinya dan menghubungkan dapat beberapa lama membantu nyeri akan mengembangk berlangsung. an kepatuhan klien terhadap rencana terapeutik. 7.Observasi 7. Pengkajian tingkat nyeri dan yang optimal respon motorik akan pasien 30 menit memberiakn setelah data yang pemberian obat obyektif untuk analgetik untuk mencegah
mengkaji kemungkinan efektifitasnya komplikasi setiap 1-2 jam dan setelah tindakan melakukan keperawatan intervensi selama 1-2 hari. yang tepat. 8. Kolaborasi 8. Analgetik dengan dokter memblok mengenai lintasan nyeri pemberian sehingga nyeri analgetik akan berkurang.
J. Asuhan Keperawatan
PENGKAJIAN KEPERAWATAN Tgl Pengkajian: 21 – 10 – 2017
Pukul: 07.30 WIB
Oleh: Tim Kel. 12
1. IDENTITAS a. Pasien Nama
: Bp. Z
Tempat/tgl lahir (umur)
: Yogyakarta, 21 – 10 – 1978 (36 tahun)
Agama
: Kristen
Status perkawinan
: Nikah
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Montir
Suku / Bangsa
: Jawa / Indonesia
Tgl. Masuk RS
: 21 – 10 – 2017
No. RM
: 02013xxx
Ruang
:D
Diagnosis Medis
: Hernia Nukleus Pulposus (HNP)
Alamat
: Jl. Brigjend Katamso
b. Keluarga/ penanggungjawab Nama
: Ny. Q
Hubungan
: Istri
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Alamat
: Jl. Brigjend Katamso
2. RIWAYAT KESEHATAN a. Kesehatan pasien 1) Keluhan utama Pasien mengatakan nyeri, menejemen nyeri yaitu : O = Nyeri mulai terjadi suah 1 minggu sejak sebelum di rawat di RS., nyeri hilang timbul.
P = Nyei timbul karena adanya syarat yang terjepit pada punggung bagian bawah, jika untuk gerak, nyeri semakin berat. Nyeri berkurang saat pasien beristirahat. Q = Nyeri ketika sedang bergerak saja R = Nyeri di punggung bagian bawah menyebar ke arah perut terasa seperti kram S = Pasien mengatakan nyerinya tidak terlalu mengganggu aktifitasnya T = Pasien diberikan analgetik, nyeri berkurang, tidak ada efek samping. U = Pasien kurang paham kenapa terjadi nyeri V = Pasien ingin nyeri segera hilang. 2) Keluhan tambahan Pasien mengatakan tidak/belum bisa buang air besar sejak dirawat di RS 3) Alasan utama masuk Rumah Sakit Pasien masuk RS dikarenakan pasien tidak bisa berjalan ketika sedang beraktifitas 4) Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengatakan nyeri punggung sudah sekitar 1 minggu yang lalu. Pasien mengatakan nyeri hebat pada punggung ketika selesai bung air besar. Pasien mengatakan susah untuk berjalan dan hanya tiduran saja. Pada tanggal 21 – 10 – 2017 pasien dibawa ke RS Bethesda Yogyakarta dan di terima di IGD. Di IGD dilakukan pemeriksaan Laboratorium diantaranya PDL, ureum, creatinin, asam urat serta dilakukan pemeriksaan radiologi yaitu Rontgen lumbal. Di IGD pasien terpasang infus RL 20 tetes/menit seta diberikan terapi ketorolac 1x30 mg secara intravena. Lalu pasien dibawa ke ruang D untuk melakukan perawatan. 5) Riwayat Penyakit yang lain Pasien tidak menderita penyakit lain 6) Alergi Pasien tidak ada alergi obat maupun makanan
b. Kesehatan Keluarga Genogram
Keterangan : : Perempuan : Laki-laki : Pasien -------
: Anggota serumah
3. POLA FUNGSI KESEHATAN a. Pola nutrisi-Metabolik 1) Sebelum sakit a) Frekuensi makan (dalam 24 jam)
: 3 x sehari, sering tidak tentu
b) Jenis makanan
: nasi, lauk, sayur segar
c) Porsi yang dihabiskan
: 1 porsi
d) Makanan yang disukai
: tongseng daging anjing
e) Makanan yang tidak disukai
: sayur kacang
f) Makanan pantang
: tidak ada
g) Kebiasaan makan
: di warung
h) Nafsu makan
: baik, tidak ada masalah
i) Banyaknya minum (cc/24 jam)
: + 8 gelas, + 1600 cc
j) Jenis minuman
: air mineral, terkadang teh
2) Selama sakit (saat di Rumah Sakit) a. Frekuensi makan (dalam 24 jam)
: 3 x sehari
b. Jenis makanan/diet
: nasi, lauk, sayur segar
c. Porsi yang dihabiskan
: 1 porsi
d. Nafsu makan
: baik, tidak ada masalah
e. Banyaknya minum (cc/24 jam)
: + 800 – 900 cc
f. Jenis minuman
: air mineral
g. Keluhan
: tidak ada keluhan
b. Pola Eliminasi 1) Sebelum sakit a) Buang air besar BAB - Frekuensi
: 1-2 x sehari
- Waktu
: pagi atau sore hari
- Konsistensi : lembek - Keluhan
: tidak ada keluhan
b) Buang air kecil (BAK) - Frekuensi
: tidak tentu
- Jumlah
: + 1500-1600 cc / 24 jam
- Warna
: kuning khas urine
- Bau
: khas urine
- Keluhan
: tidak ada keluhan
2) Selama sakit a) Buang Air Besar (BAB) - Keluhan: Belum BAB. Sembelit sejak pagi, 21 – 10 – 2017 b) Buang air kecil (BAK) - Frekuensi
: tidak tentu, + 6-7 x
- Jumlah
: + 250-300 cc/jam
- Warna
: kuning khas urine
- Bau
: khas urine
- Keluhan
: tidak ada keluhan
c. Pola Aktifitas istirahat-tidur 1) Sebelum sakit a) Keadaan aktifitas sehari-hari Dilakukan sendiri, Olahraga jarang AKTIFITAS
0
Mandi dan berpakaian
Eliminasi
Mobilisasi di tempat tidur
2
3
Pindah
Ambulasi
Merapikan rumah
Ket.
1
0 = mandiri 1 = dibantu sebagian 2 = perlu bantuan orang lain 3 = perlu bantuan orang lain dan alat 4 = tergantung total
b) Kebutuhan tidur Jumlah tidur dalam sehari -
Tidur siang
: 1 jam kadang-kadang
-
Tidur malam
: 6-8 jam
c) Kebutuhan istirahat -
Kapan
-
Berapa lama
-
Kegiatan untuk mengisi waktu luang : menonton televisi
: istirahat ketika ada waktu luang atau pulang kerja
2) Selama sakit a) Keadaan Aktifitas
: tidak tentu + 2-3 jam
4
Kemampuan
0
1
2
3
4
Perawatan Diri Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian Mobilitas di TT
Berpindah
Ambulasi/ROM
Ket.
0 = mandiri 1 = alat bantu 2 = dibantu orang lain 3 = dibantu orang lain dan alat 4
= tergantung total
b. Kebutuhan Tidur - Jumlah tidur dalam sehari
Tidur siang
: 1-2 jam
Tidur malam
: pasien mengatakan semalam susah tidur karena
lingkungan sekitar (terganggu pasien lain) c. Kebutuhan Istirahat - Pasien mengatakan capek berbaring terus - Pasien mengatakan terganggu oleh pasien disampingnya d. Pola Kebersihan Diri (sebelum sakit) 1) Kebersihan kulit Kebiasaan mandi 2 x sehari menggunakan sabun 2) Kebersihan rambut
Mencuci rambut 2 hari sekali menggunakan shampoo 3) Kebersihan telinga Membersihkan telinga ketika mandi, tidak menggunakan alat bantu dengar 4) Kebersihan mata Membersihkan mata ketika bangun tidur dan ketika mandi 5) Kebersihan mulut Menggosok gigi 2xsehari menggunakan pasta gigi 6) Kebersihan kuku Memotong kuku ketika panjang
e. Pola Managemen Kesehatan – Persepsi Kesehatan 1) Pemahaman tentang penyakitnya Pasien mengatakan tidak tahu penyebab penyakitnya, pasien mengatakan tiba-tiba saja menjadi susah berjalan. 2) Gaya hidup yang berhubungan dengan kesehatan Pasien bekerja sebagai montir truk yang mengharuskan pasien untuk bekerja berat. a) Penggunaan tembakau : pasien tidak merokok, sudah berhenti t tahun yang lalu. b) Penggunaan napza
: pasien tidak menggunakan napza
c) Penggunaan alkohol
: pasien mengkonsumsi alkohol
d) Penggunaan kopi
: pasien kadang mengkonsumsi kopi
f. Pola reproduksi-seksualitas Pasien paham tentang fungsi seksual dan reproduksi. Tidak ada keluhan g. Pola kognitif - persepsi/sensori. 1) Keadaan mental Keadaan mental sadar penuh (compos mentis) Orientasi : orang,waktu, tempat baik. 2) Tingkat ansietas Ringan karena pasien terlihat tenang 3) Tingkat pendidikan Pendidikan terakhir :SMA 4) Kemampuan mengambil keputusan
Kemampuan mengambil keputusan baik 5) Berbicara/Berkomunikasi Jelas dan relevan, mampu mengekspresikan pendapat Penggunaan bahasa : bahasa jawa 6) Pendengaran Baik, tidak menggunakan alat bantu dengar 7) Penglihatan Pasien menggunakan kacamata tapi sekarang sudah tidak dipakai lagi 8) Penciuman Tidak ada masalah 9) Perabaan Pasien dapat merasakan apa yang diraba 10) Pengecapan Tidak ada masalah 11) Persepsi ketidaknyamanan Nyeri punggung Pasien tidur untuk mengatasi ketidaknyamanan h. Pola Konsep Diri 1) Gambaran diri
: Pasien menerima keadaan sakitnya
2) Ideal diri
: Pasien mampu berperilaku wajar
3) Harga diri
: Tidak terganggu
4) Peran diri
: Pasien sebagai kepala keluarga terganggu
5) Identitas diri
: Pasien mengetahui bahwa dirinya sedangkan sakit dan semua
sudah rencana Tuhan dan pasien dapat menerima keadaan dirinya. i. Pola Mekanisme Koping 1) Pengambilan keputusan : sendiri dan dibantu keluarga 2) Hal-hal yang dilakukan saat punya masalah : Tidur, kadang marah j. Pola Peran - berhubungan Pasien merupakan kepala keluarga yang mempunyai 2 anak dan keluarga sangat penting untuk dirinya. Hubungan pasien dengan keluarga, orang lain, dan perawat juga baik. k. Pola Nilai dan keyakinan Agama Kristen Kegiatan keagamaan : ke gereja 1 minggu sekali, berdoa setiap hari.
4. PEMERIKSAAN FISIK a. Pengukuran tanda vital 1) Tekanan darah: 120/80 mmHg, diukur di lengan kanan, posisi pasien supinasi, ukuran manset dewasa. 2) Nadi: 76 x/menit, regular, diukur di nadi radialis dextra 3) Suhu: 36,5oC, diukur di axila sinistra 4) Respirasi: 20 x/mnt, regular 5) Nyeri : O = Nyeri mulai terjadi suah 1 minggu sejak sebelum di rawat di RS., nyeri hilang timbul. P = Nyei timbul karena adanya syarat yang terjepit pada punggung bagian bawah, jika untuk gerak, nyeri semakin berat. Nyeri berkurang saat pasien beristirahat. Q = Nyeri ketika sedang bergerak saja R = Nyeri di punggung bagian bawah menyebar ke arah perut S = Pasien mengatakan nyerinya tidak terlalu mengganggu aktifitasnya T = Pasien diberikan analgetik, nyeri berkurang, tidak ada efek samping. U = Pasien kurang paham kenapa terjadi nyeri V = Pasien ingin nyeri segera hilang b. Tingkat Kesadaran 1) Kualitatif : compos mentis 2) Kuantitatif : GCS = 15 (E4V5M6) c. Keadaan umum Tampak sakit sedang. Kesadaran compos mentis, pasien terpasang infus RL di tangaan kiri dengan tetesan 20 tetes/menit, tampak rileks. d. Urutan Pemeriksaan Fisik 1) Integumen Warna sawo matang, turgor elastis, kulit teraba hangat, tidak ada bekas luka 2) Kepala Bentuk kepala oval (normal), kulit kepala sedikit berminyak, wajah simestris. 3) Mata Mata bersih, konjungtiva merah muda, sklera putih, pupil isokor, kornea jernih, otot-otot ekstra okuler normal, reflek terhadap cahaya + 4) Telinga Pengdengaran baik, tidak ada gangguan pendengaran.
5) Hidung Septum berada ditengah, sekret hidung terlihat sedikit, pembauan baik, pasien dapat mengidentifikasi bau, tidak menggunakan accesoris 6) Mulut dan tenggorokan Kemampuan berbicara baik, bibir normal, tidak pucat, warna lidah merah pucat, palatum tidak ada kelainan, uvula ditengah, gigi menggunakan gigi palsu pada gigi seri, tonsil (T1), tidak ada dahak. 7) Tengkuk Tidak terdapat Kaku kuduk 8) Dada a) Inspeksi : bentuk simetris (normal), tidak terdapat retraksi dada, Jenis pernafasan (abdominal) b) Palpasi : Simetris waktu bernafas, tidak ada nyeri tekan, tidak ada bekas luka maupun luka c) Perkusi : pada paru (lapang kanan kiri sama, tidak ada massa), Batas jantung (tidak ada pembesaran jantung d) Auskultasi : Suara nafas vesikuler, bunyi jantung normal (lup dup), Irama bunyi jantung: teratur 9) Punggung Tidak terkaji karena pasien merasakan nyeri saat miring penuh 10) Abdomen (IAPP) a) Inspeksi : Warna kulit sawo matang, Bentuk normal (agak gemuk), Simetris, tidak ada bekas maupun luka. b) Auskultasi : Frekuensi peristaltik (Bising usus) : 7x/menit c) Perkusi : tidak kembung, suara tympani pada bagian lambung. d) Palpasi : Kekenyalan organ baik, tidak ada (massa, nyeri tekan, Hernia, pembesaran lien, tumor). 11) Genetalia Scrotum tidak ada pembesaran (normal). Tidak ada luka penis, tidak ada secret. 12) Ekstermitas a) Atas : lengkap anggota gerak, tidak ada kelainan jari, bentuk simetris, kekuatan otot baik, Oedema tidak ada.
b) Bawah : lengkap anggota gerak, Kekuatan otot 5/5, Bentuk kaki normal, tidak ada pitting edema, ROM : tidak bebas bergerak, menggerakan kaki susah jika diangkat keduanya secara bersamaan, Akral teraba hangat. 13) Reflek-Reflek Neurologi a) Reflek fisiologis Biseps, triseps, lutut, achiles, supinator : tdak dikaji karena pasien tirah baring, untuk bergerak terasa nyeri. b) Reflek patologis
Rangsang meningeal: - Tanda kernig : negatif - Tanda Brudzinski I (Brudzinski neck sign) : negatif - Tanda Lasegue : negatif
Babinski : negatif
5. DIAGNOSTIK TEST a. Radiologi Ro. Lumbal 21 – 10 – 2017 Kesan : Spondilosis lumbalis dengan rigiditas aligment lordotik lumbal Instabilitas lumbo-sacral Kontur korp VL. 1 dengan axial kompresif DIV VL 2-3 menyempit, suspect HNP Trobekulasi dalam batas normal b. MRI Lumbal 21 – 10 – 2017 Kesan : HNP ringan L5-S1 dengan anulus fibrosus tampak intack
6. PROGRAM PENGOBATAN No. Nama
Indikasi
Obat 1.
Kontra
Efek Samping
Indikasi
Voltaren Peradangan dan 25 mg
bentuk degeneratif pada reumatik, artritis reumatoid,
Tukak Lambung
spondilitis, nyeri kolumna, vertebra 2.
Myonal
Pengobatan
Disfungsi hati,
50 mg
simptomatik
shock, mual,
terhadap keadaan yang berhubungan
Ibu hamil,
muntah,
laktasi, lansia anoreksia,
dengan spasme
ketidaknyamanan
musculoskeletal
pada perut
7. PROGRAM TINDAKAN MRI menunggu panggilan 8. RENCANA PULANG Pasien ingin pulang dengan istrinya dan tinggal di rumah bersama keluarganya.
PENGKAJIAN FOKUS
Hari ke = 1 Tanggal = 21 – 10 – 2017
Pukul = 08.00 WIB
Oleh = Tim Kelompok 12
ANALISA DATA
NO. PENGELOMPOKAN DATA
MASALAH
PENYEBEB
Tgl : 21 – 10 – 2017 Jam : 08.15 WIB 1.
DS :
Nyeri Akut
Penyempitan
-Pasien mengatakna nyeri pada
diskus
punggung bagian bawah, skala
intervertebralis
5, nyeri timbul jika banyak bergerak DO : -Pasien terkadang terlihat menahan nyeri ketika bergerak. Menejemen nyeri : O = Nyeri mulai terjadi suah 1 minggu sejak sebelum di rawat di RS., nyeri hilang timbul. P = Nyei timbul karena adanya syarat yang terjepit pada punggung bagian bawah, jika untuk gerak, nyeri semakin berat. Nyeri berkurang saat pasien beristirahat. Q = Nyeri ketika sedang bergerak saja R = Nyeri di punggung bagian
bawah menyebar ke arah perut terasa seperti kram S = Pasien mengatakan nyerinya tidak terlalu mengganggu aktifitasnya T = Pasien diberikan analgetik, nyeri berkurang, tidak ada efek samping. U = Pasien kurang paham kenapa terjadi nyeri V = Pasien ingin nyeri segera hilang. - Pemeriksaan Ro. Lumbal : Instabilitas lumbal sacral - MRI Lumbal : HNP lumbal 2.
DS:
Kurang mandiri
- Pasien mengatakan tidak bisa
dalam merawat
beraktifitas
diri.
Imobilisasi
DO: -ADL pasien dibantu -Pasien tirah baring -Pasien imobilisasi 3.
DS: -
Risiko cedera
Faktor risiko
DO:
internal gangguan
-Pasien bedrest,
mobilitas
-ADL dibantu
DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
TGL/NO
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
21/10/2017 Jam 08.20 WIB 1.
Nyeri akut b.d penyempitan diskus intervertebralis ditandai dengan : DS : -Pasien mengatakna nyeri pada punggung bagian bawah, skala 5, nyeri timbul jika banyak bergerak DO : -Pasien terkadang terlihat menahan nyeri ketika bergerak. Menejemen nyeri : O = Nyeri mulai terjadi suah 1 minggu sejak sebelum di rawat di RS., nyeri hilang timbul. P = Nyei timbul karena adanya syarat yang terjepit pada punggung bagian bawah, jika untuk gerak, nyeri semakin berat. Nyeri berkurang saat pasien beristirahat. Q = Nyeri ketika sedang bergerak saja R = Nyeri di punggung bagian bawah menyebar ke arah perut terasa seperti kram S = Pasien mengatakan nyerinya tidak terlalu mengganggu aktifitasnya T = Pasien diberikan analgetik, nyeri berkurang, tidak ada efek samping. U = Pasien kurang paham kenapa terjadi nyeri V = Pasien ingin nyeri segera hilang. - Pemeriksaan Ro. Lumbal : Instabilitas lumbal sacral - MRI Lumbal : HNP lumbal
2.
Kurang mandiri dalam merawat diri b.d imobilisasi ditandai dengan : DS: - Pasien mengatakan tidak bisa beraktifitas DO: -ADL pasien dibantu -Pasien tirah baring -Pasien imobilisasi
3.
Risiko cidera b.d faktor risiko internal gangguan mobilitas ditandai dengan : DS: DO: -Pasien bedrest, -ADL dibantu
Tanda Tangan
RENCANA KEPERAWATAN Nama pasien
: Bp. Z
Ruangan
:D
Tanggal
: 21-10-2017
Nama mahasiswa
:Tim Kelompok 12
DIAGNOSIS
TINDAKAN KEPERAWATAN
KEPERAWATA N&
Tujuan dan kriteria
Tindakan
RASIONAL
DATA PENUNJANG Tgl : 21-10-2017
Tgl : 21-10-2017
Tgl : 21-10-2017
Tgl : 21-10-2017
Jam 08.30
Jam 08.30
Jam 08.30
Jam 08.30
1.Nyeri akut b.d
Setelah dilakukan
1. Observasi tingkat
1. Mengetahui
penyempitan
tindakan keperawatan
diskus
selama 2x24 jam
2. Observasi TTV
2. Mengetahui
intervertebralis
diharapkan nyeri
setiap 4-6 jam.
TTV pasien.
ditandai dengan :
hilang dengan kriteria
3. Anjurkan pasien
3. Mengelola dan
DS :
hasil:
-Pasien
-Nyeri :
mengatakna nyeri
Ringan, skala 0-3
pada punggung
-TD : 120/80 mmHg
bagian bawah,
- N : 60-100x/menit
skala 5, nyeri
- S : 36o-37oC
timbul jika banyak
-RR : 16-24x/menit
bergerak
nyeri.
teknik nafas dalam.
mengatasi ras nyeri.
4. Jelaskan penyebab nyeri.
4. Mengetahui penyebab nyeri.
5. Libatkan keluarga
5. Melibatkan
dalam mengatasi
keluarga agar
rasa nyeri.
pasien lebih
DO : -Pasien terkadang
tingkat nyeri.
.nyaman 6. Berikan obat
6. mengurangi
terlihat menahan
Myonal
dan
nyeri ketika
2x50mg/oral.
meredakan
bergerak. Menejemen nyeri : O = Nyeri mulai
rasa nyeri.
terjadi suah 1
7. Berikan obat
7. Mengurangi
minggu sejak
Voltaren 1x25mg
dan
sebelum di rawat di
diencerkan dalam
meredakan
RS., nyeri hilang
NaCl 100ml
rasa nyeri
timbul.
diberikan per drip
P = Nyei timbul karena adanya syarat yang terjepit pada punggung bagian bawah, jika untuk gerak, nyeri semakin berat. Nyeri berkurang saat pasien beristirahat. Q = Nyeri ketika sedang bergerak saja R = Nyeri di punggung bagian bawah menyebar ke arah perut terasa seperti kram S = Pasien mengatakan nyerinya tidak terlalu mengganggu aktifitasnya T = Pasien diberikan analgetik, nyeri berkurang, tidak ada efek
samping. U = Pasien kurang paham kenapa terjadi nyeri V = Pasien ingin nyeri segera hilang. - Pemeriksaan Ro. Lumbal : Instabilitas lumbal sacral - MRI Lumbal : HNP lumbal 2.Kurang mandiri
Setelah dilakukan
1. Kaji
1. Mengetahui
dalam merawat diri
tindakan keperawatan
ketidakmampuan
kebutuhan apa
b.d imobilisasi
selama 2x24 jam
pasien dalam
saja yang tidak
ditandai dengan :
diharapkan pasien
merawat diri.
bisa pasien
DS:
dapat memenuhi
- Pasien
kebutuhan diri/ADL
mengatakan tidak
dengan kriteria hasil:
dalam melakukan
sedikit demi
bisa beraktifitas
-Pasien mampu
perawat diri.
sedikit untuk
DO:
berpartisipasi dalam
memenuhi
-ADL pasien
melakukan perawatan
ADL dirinya.
dibantu
diri
-Pasien tirah baring
-Pasien mampu
-Pasien imobilisasi
merawat diri sesuai
pasien untuk
dengan kemampuan
mandiri.
penuhi sendiri. 2. Libatkan pasien
3. Beri support positif kepada pasien.
2. Pasien berlatih
3. Meningkatkan semangat
-Pasien mampu melakukan perawatan diri secara mandiri
4. Libatkan keluarga
4. Meningkatkan
dalam pemenuhan
hubungan
kebutuhan pasien.
pasien dengan keluarga.
3.Risiko cidera b.d
Setelah dilakukan
1. Observasi aktivitas
faktor risiko
tindakan 2x24 jam
pasien yang
Kegiatan apa
internal gangguan
diharapkan tidak
berisiko
saja yang
mobilitas ditandai
terjadi cidera terhadap
menimbulkan
dilakukan
dengan :
pasien dengan kriteria
cidera
pasien
DS: -
hasil:
DO:
-Pasien dalam kondisi
memenuhi
-Pasien bedrest,
yang baik, tidak ada
kebutuhan pribadi
-ADL dibantu
penambahan masalah
pasien (ADL).
2. Bantu pasien
kesehatan akibat
3. Anjurkan keluarga
1. Mengetahui
2. Mengurangi risiko cidera
3. Membantu
cidera
mendampingi
memenuhi
-Pasien dapat istirahat/
pasien dalam
ADL pasien
bedrest dengan
pemenuhan ADL
tenang sehingga
pasien.
menghindari resiko cidera
4. Anjurkan pasien
4. Mengurangi
untuk istirahat
terjadinya
-Pasien mengalami
risiko cedera
perbaikan kondisi kesehatan
Tanda tangan
Tanda tangan
Tanda tangan
Tanda tangan
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien
: Bp. Z
Ruangan
:D
Diagnosis Medis
: HNP
No.
Tgl/jam
PERKEMBANGAN (SOAPIE)
TANDA TANGAN
1
Tgl:21/10/2017 Nyeri akut b.d penyempitan diskus intervertebralis I= Memberikan obat Myonal 50mg/oral sesudah 08.45 makan 09.00
11.00
12.00
14.30
Melakukan pemantauan terhadap keadaan umum pasien Memberikan Obat Voltaren 25mg diencerkan dalam 100ml NaCl diberikan secara Injeksi Intra Vena DS : -Pasien mengatakan tidak sakit ketika obat masuk DO : -Pasien tampak rileks -Mengukur TTV TD : 110/80 mmHg Suhu : 36,5oC Nadi : 76x/menit RR : 16x/menit E= DS: -Pasien mengatakan punggung masih nyeri untuk bergerak DO: -Sesekali pasien istirahat, menyeringai ketika bergerak atau beraktifitas
O = Nyeri mulai terjadi suah 1 minggu sejak 2.
sebelum di rawat di RS., nyeri hilang timbul. P = Nyei timbul karena adanya syarat yang 08.40
terjepit pada punggung bagian bawah, jika untuk gerak, nyeri semakin berat. Nyeri berkurang saat pasien beristirahat.
08.45 14.00
Q = Nyeri ketika sedang bergerak saja R = Nyeri di punggung bagian bawah menyebar ke arah perut terasa seperti kram S = Pasien mengatakan nyerinya tidak terlalu mengganggu aktifitasnya T = Pasien diberikan analgetik, nyeri berkurang, tidak ada efek samping.
15.00
U = Pasien kurang paham kenapa terjadi nyeri V = Pasien ingin nyeri segera hilang Kurang mandiri dalam merawat diri b.d imobilisasi I= Membantu atau menyuapi pasien makan (makan habis 1 porsi)
3. 08.45
10.00 12.00
14.00 15.00
Membantu pasien meminum obat Myonal 50mg/oral sesudah makan Memandikan pasien ditempat tidur DS: -Pasien mengatakan badan lebih segar DO: -Pasien terlihat bersih dan segar E= DS: -Pasien mengatakan masih sakit punggungnya DO: -ADL dibantu sebagian Resiko cidera b.d ketidakmampuan kekuatan otot
1.
I= Tgl:22/10/2010 Membantu pasien minum obat Myonal 50mg/oral sesudah makan 07.10
Menganjurkan pasien untuk bedrest Membantu atau menyuapi pasien makan (habis 1 porsi)
07.15
07.35
08.00 11.30 14.00
Membantu pasien mandi di tempat tidur (pasien terlihat rapi dan segar) E= DS: -Pasien mengatakan nyeri pada punggung DO: -ADL dibantu
Nyeri akut b.d penyempitan diskus intervertebralis S= Pasien mengatakan punggung masih terass nyeri, nyeri berkurang O= Pasien sesekali masih terlihat menahan sakit A= Masalah teratasi sebagian P= Lanjutkan intervensi I= Mengukur TTV -TD : 120/80 mmHg -Suhu : 36,5oC -Nadi : 64x/menit -RR : 18x/menit Membantu atau menyuapi pasien makan (habis 1 porsi) Memberikan obat oral Myonal 50mg Mengantar pasien ke fisioterapi
Kolaborasi dengan dokter mengenai kepulangan pasien E= S = Pasien mengatakan sakit punggung berkurang O = Pasien tampak tenang A = Masalah teratasi , pasien boleh pulang P = Hentikan intervensi Kurang mandiri dalam merawat diri b.d imobilisasi S = Pasien sudah bisa beraktivitas sedikit demi sedikit O = ADL dibantu, pasien berpartisipasi aktif dalam ADL A = masalah teratasi sebagian P = lanjutkan intervensi
I= Membantu pasien untuk buang air kecil Menyuapi pasien (habis 1 porsi) Melepas infus E= S = pasien mengatakan sudah bisa duduk O = pasien sudah beberapa kali duduk A = masalah teratasi P = hentikan intervensi Risiko cidera b.d ketidakmampuan kekuatan otot S = Pasien mengatakan punggung masih nyeri tapi sudah berkurang O = Pasien berperan aktif dalam pemenuhan ADL A = masalah teratasi P = hentikan intervensi
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dalam memberikan asuhan keperawatan berdasarkan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, evaluasi sampai dokumentasi. Pengkajian dilakukan oleh penulis selama 2 x 24 jam pada pasien Bp. Z dengan diagnosa medis HNP sejak tanggal 21 Oktober 2017, Kesadaran Compos mentis, keadaan umum klien tampak sakit sedang, teerpasang infus RL 500ml 20 tetes/menit, pasien bedrest, tampak lemah. ADL dibantu sebagian oleh perawat. Masalah yang ditemukan kemudian dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan yang meliputi : 1. Nyeri akut b.d penjepitan diskus intervertebralis 2. Kurang mandiri dalam merawat diri b.d imobilisasi 3. Risiko cidera dengan faktor risiko internal gangguan mobilitas Dari 3 masalah yang ditemukan pada Bp. Z setelah dilakukan tindakna keperwatan selama 2x24jam, diagnosa keperawatan yang teratasi yaitu : 1. Nyeri akut b.d penjepitan diskus intervertebralis 2. Kurang mandiri dalam merawat diri b.d imobilisasi 3. Risiko cidera dengan faktor risiko internal gangguan mobilitas
DAFTAR PUSTAKA
Muttaqin, Arif, 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta : Salemba Medika Syaifuddin, 2011. Anatomi Fisiologi : Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Keperawatan dan Kebidanan. Ed. 4. Jakarta :EGC Long Barbara C, 1996. Perawatan Medikal Bedah. Bandung : Yayasan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Price, Sylvia Anderson, 2003. Psikologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Jakarta : EGC Nursalam, 2001. Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Infomedika Smeltzer, Suzane C, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed.8. Jakarta : EGC