Asuhan Keperawatan Syok Kardiogenik D P: Sutrisno, S.k ., N ., M.k

  • Uploaded by: Salim Yagami
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Asuhan Keperawatan Syok Kardiogenik D P: Sutrisno, S.k ., N ., M.k as PDF for free.

More details

  • Words: 840
  • Pages: 13
ASUHAN KEPERAWATAN SYOK KARDIOGENIK DOSEN PENGAMPU : SUTRISNO, S.KEP., NS., M.KES.

Disusun Oleh : Kelompok 4 

Anak Agung Eka Puspa Dewi

(15.01.20.04)



Evin Meilana

(15.01.20.12)



Indah Puspita

(15.01.20.21)



Kiki Hariati

(15.01.20.29)



Muhamad Muhaiminul Salim

(15.01.20.37)



Nini Agustina

(15.01.20.45)



Siti Muayanah

(15.01.20.53)

A.

DEFINISI SYOK KARDIOGENIK Menurut Brunner and Suddarth tahun 2009, syok kardiogenik merupakan stadium akhir disfungsi ventrikel kiri atau gagal jantung kongestif, hal ini terjadi bila ventrikel kiri mengalami kerusakan yang luas. Otot jantung kehilangan kekuatan kontraktilitasnya, menimbulkan penurunan curah jantung dengan perfusi jaringan yang tidak adekuat ke organ vital (jantung, otak, dan ginjal).

B. ETIOLOGI SYOK KARDIOGENIK Menurut Brunner & Suddarth tahun 2009 penyebab dari terjadinya syok kardiogenik yaitu: 1. Gangguan kontraktilitas miokardium. 2. Disfungsi ventrikel kiri yang berat yang memicu terjadinya kongesti paru dan/atau hipoperfusi iskemik 3. Infark miokard akut (AMI) 4. Komplikasi dari infark miokard akut, seperti: ruptur otot papillary, ruptur septum, atau infark ventrikel kanan, dapat mempresipitasi (menimbulkan/mempercepat) syok kardiogenik pada pasien dengan infark-infark yang lebih kecil 5. Valvular stenosis 6. Myocarditis ( inflamasi miokardium, peradangan otot jantung) 7. Cardiomyopathy (gangguan otot jantung yang tidak diketahui penyebabnya ) 8. Trauma jantung 9. Temponade jantung akut 10. Komplikasi bedah jantung

TAYANGAN VIDEO

C.

MANIFESTASI KLINIS

Menurut Mubin tahun 2009, manifestasi klinis syok kardiogenik adalah: 1. Keluhan Utama Syok Kardiogenik : a. Oliguri (urin < 20 mL/jam). b. Mungkin ada hubungan dengan IMA (infark miokard akut) c. Nyeri substernal seperti IMA. 2. Tanda Penting Syok Kardiogenik : a. Tekanan darah sistolik < 90 mmHg. b. Takipneu c. Takikardi. d. Tanda-tanda bendungan paru: ronki basah di kedua basal paru. e. Bunyi jantung sangat lemah, bunyi jantung III sering terdengar. f. Sianosis. g. Diaforesis (mandi keringat). h. Akral dingin pada ektremitas. i. Perubahan mental.

D.

KOMPLIKASI Menurut Sudoyo,et al. tahun 2009 komplikasi pada syok kardiogenik adalah: 1. Cardiopulmonary arrest 2. Disritmia 3. Gagal multisistem organ 4. Stroke 5. Tromboemboli

E.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Beberapa pemeriksaan penunjang syok kardiogenik menurut Arif Muttaqin tahun 2009 adalah: 1. EKG (Elektro Kardio Gram) 2. Rontgen dada 3. Scan Jantung 4. Kateterisasi jantung 5. Elektrolit 6. Oksimetri nadi 7. AGD (Analisa Gas Darah) 8. Enzim jantung

F.

PENATALAKSANAAN

Menurut Doenges, M.E. tahun 2009 penatalaksanaan pada syok kardiogenik ada 2, yaitu: 1. Penatalaksanaan Medis Syok Kardiogenik : a.

Pastikan jalan nafas tetap adekuat, bila tidak sadar sebaiknya dilakukan intubasi.

b.

Berikan oksigen 8 – 15 liter/menit dengan menggunakan masker untuk mempertahankan PO2 70 – 120 mmHg

c.

Rasa nyeri akibat infark akut yang dapat memperbesar syok yang ada harus diatasi dengan pemberian morfin.

d.

Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit, dan keseimbangan asam basa yang terjadi.

e.

Bila mungkin pasang CVP.

f.

Pemasangan kateter Swans Ganz untuk meneliti hemodinamik.

Lanjutan.. 2. Medikamentosa: a. b. c. d. e.

f.

g. h.

Morfin sulfat 4-8 mg IV, bila nyeri Ansietas, bila cemas Digitalis, bila takiaritmi dan atrium fibrilasi Sulfas atropin, bila frekuensi jantung < 50x/menit Dopamin dan dobutamin (inotropik dan kronotropik), bila perfusi jantung tidak adekuat Dosis dopamin 2-15 mikrogram/kg/m. Dobutamin 2,5-10 mikrogram/kg/m: bila ada dapat juga diberikan amrinon IV. Norepinefrin 2-20 mikrogram/kg/m Diuretik/furosemid 40-80 mg untuk kongesti paru dan oksigenasi jaringan. Digitalis bila ada fibrilasi atrial atau takikardi supraventrikel.

FOKUS PENGKAJIAN Data dasar pengkajian pasien dengan syok kardiogenik menurut Doenges, Marilynn. E. tahun 2010, dengan data fokus pada: 1. Aktivitas a.

Gejala: kelemahan, kelelahan

b.

Tanda: takikardia, dispnea pada istirahat atau aktivitas, perubahan warna kulit kelembaban, kelemahan umum

2. Sirkulasi a.

Gejala : riwayat AMI sebelumnya, penyakit arteri koroner, GJK, masalah TD, diabetes mellitus

b.

Tanda : tekanan darah turun <90 mmhg atau dibawah, perubahan postural dicatat dari tidur sampai duduk berdiri, nadi cepat tidak kuat atau lemah, tidak teratur, BJ ekstra S3 atau S4 mungkin menunjukan gagal jantung atau penurun an kontraktilitas ventrikel, Gejala hipoperfusi jaringan kulit

3. Eliminasi a.

Gejala : Produksi urine < 30 ml/ jam

b.

Tanda : oliguri

Lanjutan.. 4. Nyeri atau ketidaknyamanan a. Gejala : nyeri dada yang timbulnya mendadak dan sangat hebat, tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin, b. Tanda : wajah meringis, perubahan postur tubuh, meregang mengeliat, menarik diri, kehilangan kontak mata, perubahan frekuensi atau irama jantung, TD,pernafasan, warna kulit/ kelembaban ,bahkan penurunan kesadaran. 5. Pernafasan a. Gejala : dyspnea dengan atau tanpa kerja, dispnea nocturnal, batuk dengan atau tanpa produksi sputum,penggunaan bantuan pernafasan oksigen atau medikasi, b. Tanda : takipnea, nafas dangkal, pernafasan laboret: penggunaan otot aksesori pernafasan, nasal flaring, batuk: kering/ nyaring/nonprodoktik/batuk terus – menerus, dengan atau tanpa pembentukan sputum: mungkin bersemu darah, merah muda/ berbuih (edema pulmonal).

DIAGNOSA KEPERAWATAN Menurut Bruner & Suddarth tahun 2009 diagnosa keperawatan pada syok kardiogenik yaitu: 1.

Nyeri (akut) berhubungan dengan iskemik jaringan sekunder akibat sumbatan atau penyempitan arteri koroner.

2.

Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas miokardial/ perubahan inotropik

3.

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler-alveolar

4.

Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya curah jantung atau meningkatnya produksi ADH dan retensi natrium/air.

5.

Resiko penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan/penghentian aliran darah.

6.

Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan, adanya iskemik/ nekrotik jaringan miokard.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Related Documents


More Documents from ""