By : 1. 2. 3. 4. 5.
Fajar Ainun N.A Lusi Puspita Sari Silvi Halimatus S Riana Erlitasari Rita Jelita
Stroke atau cedera cerebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer & Bare, 2002).
Stroke Non Hemoragik Suatu gangguan peredaran darah otak tanpa terjadi suatu perdarahan yang ditandai dengan kelemahan pada satu atau keempat anggota gerak atau hemiparese, nyeri kepala, mual, muntah, pandangan kabur dan dysfhagia (kesulitan menelan). Stroke Hemoragik Suatu gangguan peredaran darah otak yang ditandai dengan adanya perdarahan intra serebral atau perdarahan subarakhnoid.
Menurut Smeltzer & Bare (2002) stroke biasanya diakibatkan dari salah satu empat kejadian yaitu: 1.
2.
3.
4.
Thrombosis yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher. Embolisme serebral yaitu bekuan darah atau material lain yang di bawa ke otak dari bagian tubuh yang lain. Iskemia yaitu penurunan aliran darah ke area otak Hemoragi serebral yaitu pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak.
anoksia yang terjadi pada stroke di otak mengalami perubahan metabolik, kematian sel dan kerusakan permanen yang terjadi dalam 3 sampai dengan 10 menit (non aktif total). Pembuluh darah yang paling sering terkena ialah arteri serebral dan arteri karotis Interna. Konstriksi lokal sebuah arteri mula-mula menyebabkan sedikit perubahan pada aliran darah dan baru setelah stenosis cukup hebat dan melampaui batas kritis terjadi pengurangan darah secara drastis dan cepat. Berkurangnya aliran darah serebral sampai ambang tertentu akan memulai serangkaian gangguan fungsi neural dan terjadi kerusakan jaringan secara permanen.
1. 2. 3. 4.
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Hilangnya rasa atau adanya sensasi abnormal pada lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh. Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh. Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran. Penglihatan ganda. Pusing Bicara tidak jelas (rero). Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh. Pergerakan yang tidak biasa. Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih. Ketidakseimbangan dan terjatuh. Pingsan.
Penatalaksaan medis menurut menurut Smeltzer & Bare (2002) meliputi: Diuretik untuk menurunkan edema serebral yang mencapai tingkat maksimum 3 sampai 5 hari setelah infark serebral. Antikoagulan untuk mencegah terjadinya thrombosis atau embolisasi dari tempat lain dalam sistem kardiovaskuler. Antitrombosit karena trombosit memainkan peran sangat penting dalam pembentukan thrombus dan embolisasi.
Angiografi Celebral CT – Scan MRI EEG Sinar X
Gangguan perfusi jaringan otak yang berhubungan dengan perdarahan intracerebral Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese/hemiplagia Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan penurunan sensori, penurunan penglihatan
1.
Gangguan perfusi jaringan otak yang berhubungan dengan perdarahan intracerebral
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam perfusi jaringan otak dapat tercapai secara optimal. Kriteria hasil : Klien tidak gelisah, tidak ada keluhan nyeri kepala, mual, kejang, GCS 456, pupil isokor, tandatanda vital normal (nadi : 60-100x/menit, suhu : 36-36,7 C, pernafasan : 16-20x/menit ) .
Intervensi 1. Berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang sebab-sebab peningkatan TIK dan akibatnya 2. Anjurkan kepada klien untuk bed rest total 3. Observasi dan catat tanda-tanda vital dan kelainan tekanan intrakranial tiap dua jam 4. Ciptakan lingkungan yang tenang dan batasi pen gunjung 5. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat neuro protektor
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemiparese/hemiplegia.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x24 jam klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya. Kriteria hasil : Tidak terjadi kontraktur sendi,Bertambahnya keku atan otot,Klien menunjukkan tindakan untuk meni ngkatkan mobilitas
Intervensi 1. Ubah posisi klien tiap 2 jam 2. Ajarkan klien untuk melakukan latihan gerak aktif pada ekstrimitas yang tidak sakit 3. Lakukan gerak pasif pada ekstrimitas yang sakit 4. Berikan papan kaki pada ekstrimitas dalam posisi fungsional nya dan tinggikan kepala dan tangan 5. Kolaborasi dengan ahli
3.
Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan penurunan sensori penurunan penglihatan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x24 jam persepsisensorik meningkat secara optimal. Kriteria hasil : Adanya perubahan, kemampuan yang nyata, tidak terjadi disorientasi waktu, tempat, dan orang
Intervensi 1. Tentukan kondisi patologis klien 2. Kaji gangguan penglihatan terhadap perubaha n persepsi 3. Latih klien untuk melihat suatu obyek dengan telaten dan seksama 4. Observasi respon perilaku klien, seperti menangis, bahagia,bermusuhan, halusinasi setiap saat Berbicaralah dengan klien secara tenang dan gunakan kalimat-kalimat pendek.