Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Hidronefrosis: Kmb Ii

  • Uploaded by: You
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Hidronefrosis: Kmb Ii as PDF for free.

More details

  • Words: 1,142
  • Pages: 17
KMB II ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HIDRONEFROSIS Disusun oleh: S1 Keperawatan Reg 9A Ade Mawar Ayu Putri Ani Benna Amandea P Hilda Nurfitria Indah Tri Setyowati Luthfiana Rachma Alif Aulia Saskia Putri Maharani

11161001 11161007 11161009 11161018 11161019 11161022 11161030 11161035

1. PENGERTIAN • Hidronefrosis adalah dilatasi pelvis ureter yang dihasilkan oleh obstruksi aliran keluar urin oleh batu atau kelainan letak arteria yang menekan ureter sehingga pelvis membesar dan terdapat destruksi progresif jaringan ginjal (Gibson, 2003). • Hidronefrosis adalah pembesaran ginjal akibat tekanan balik terhadap ginjal karena aliran air kemih tersumbat. Hidronefrosis adalah obstruksi saluran kemih proksimal terhadap kandung kemih yang mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter serta atrofi pada parenkim ginjal (Price, 2001).

2. ETIOLOGI Hidronefrosis biasanya terjadi akibat adanya sumbatan pada sambungan ureteropelvik (sambungan antara ureter dan pelvis renalis) yaitu : a. Kelainan struktural, misalnya jika masuknya ureter ke dalam pelvis renalis terlalu tinggi b. Lilitan pada sambungan ureteropelvik akibat ginjal bergeser ke bawah c. Batu di dalam pelvis renalis d. Penekanan pada ureter oleh jaringan fibrosa, arteri atau vena yang letaknya abnormal, dan tumor.

3. PATOFISIOLOGI 3.

Proses infeksi

PATOFISIOLOGI

Infeksi pada uretra

Metabolisme meningkat

peradangan

Panas/ demam

Terbentuknya jaringan parut

Tumor/neoplasma disekitar ureter atau uretra

Peradangan pada uterus pada saat kehamilan

Kompresi pada saluran kemih

Kompresi pada ureter/uretra

Obstruksi sebagian atau total aliran

hipertermi

Obstruksi akut

Kolik renalis/nyeri pinggang

Nyeri akut/nyeri kronis

Urine mengalir balik

hidroureter

Urine yang keluar sedikit karena ada penyempitan ureter/uretra Kegagalan ginjal untuk membuang limbah metabolik

Urine reflek ke pelvis ginjal

Penekanan pada medulla ginjal/pada sel ginjal

Gangguan fungsi ginjal

Peningkatan ureum dalam darah

Bersifat racun dalam tubuh

System pencernaan

Gangguan pola eliminasi urine

lambung

Ureum bertemu dengan HCL

Mual muntah

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

4. MANIFESTASI KLINIS Pasien mungkin asimtomatik jika awitan terjadi secara bertahap, obstruksi akan dapat menimbulkan: a. Rasa sakit di panggul dan punggung merambat ke perut b. Disuria c. Menggigit d. Demam, bila disebabkan infeksi e. Nyeri tekan serta pileria akan terjadi f. Hematuri

5. KOMPLIKASI Menurut Kimberly (2011) penyakit hidronefrosis dapat menyebabkan komplikasi sebagai berikut: a. Batu ginjal b. Hipertensi renovaskuler c. Nefropati obstruktif d. Infeksi e. Pielonefritis f. Ileus paralitik

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG  Pemeriksaan Laboratorium Urinalisis Pyura menunjukkan adanya infeksi. Hematuria mikroskopik dapat menunjukkan adanya batu atau tumor. Hitung jumlah sel darah lengkap: leukositosis mungkin menunjukkan infeksi akut.  Ultrasonografi (USG) Ultrasonografi adalah metode yang cepat, murah, dan cukup akurat untuk mendeteksi hidronefrosis dan hidroureter, namun, akurasi dapat bergantung pada pengguna. Ultrasonografi umumnya berfungsi sebagai tes skrining pilihan untuk menetapkan

Lanjutan…  Pyelography Intravena (IVP) Pyelography intravena berguna untuk mengidentifikasi keberadaan dan penyebab hidronefrosis dan hidroureter. Intraluminal merupakan penyebab paling mudah yang dapat diidentifikasi berdasarkan temuan IVP  CT Scan CT Scan memiliki peran penting dalam evaluasi hidronefrosis dan hidroureter. Proses retroperitoneal menyebabkan obstruksi ekstrinsik dari ureter dan kandung kemih dapat dievaluasi dengan sangat baik pada CT Scan

7. PENATALAKSANAAN Penanganan medis yang diberikan kepada klien hidronefrosisi, diantaranya : a. Nefrotomi Tindakan ini dilakukan dengan memasukkan sebuah kateter melalui kulit bagian belakang (panggul) ke dalam ginjal. Tujuan dari tindakan ini untuk mengatasi penumpukan atau pengumpulan urin pada ginjal yang terjadi karena obstruksi yang menghalangi keluarnya urin. b. Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL) Merupakan suatu tindakan medis yang menangani renal kalkuli yang menghancurkan batu ginjal menggunakan getaran dari luar tubuh ke area ginjal.

Lanjutan… c. Nefrolitotomi Tindakan minimal invasive dibidang urologi yang bertujuan mengangkat batu ginjal dengan menggunakan akses perkutan untuk mencapai system pelviokalises yang memberikan angka bebas batu yang tinggi. d. Stent Ureter Tindakan ini merupakan alat berbentuk pipa yang dirancang agar dapat ditempatkan di ureter untuk mempertahankan aliran urin pada penderita obstruksi ureter.

8. ASUHAN KEPERAWATAN HIDRONEFROSIS a. Pengkajian 1. Identitas Klien Nama

:

Umur

:

Jenis kelamin

:

Agama

:

Pendidikan

:

Pekerjaan

:

Status kawin

:

2.Riwayat Kesehatan a)Riwayat Kesehatan Dahulu Riwayat pasien terdahulu mungkin pernah mengalami penyakit batu ginjal, tumor, pembesaran prostat, ataupun kelainan kongenital. b)Riwayat Kesehtan Sekarang Riwayat kesehatan sekarang ialah status kesehatan klien saat ini seperti klien berkemih sedikit tergantung periode penyakit, nyeri saat berkemih, nyeri panggul. c)Riwayat Kesehatan Keluarga

3. Pola Kebutuhan Dasar Manusia a)Aktivitas dan istirahat Kelelahan, kelemahan, malaise. b)Integritas ego Faktor stress, perasaan tidak berdaya, menolak cemas, marah. c)Elimasi Penurunan frekuensi, oliguri, anuri, perubahan warna urin. d)Makanan/cairan Penurunan berat badan karena malnutrisi, anoreksia, mual, muntah. e)Nyeri/kenyamanan Nyeri abdomen, nyeri tulang rusuk dan tulang panggul, gelisah, distraksi tergantung derajat keparahan. f)Interaksi sosial Tidak mampu bekerja, tidak mampu menjalankan peran seperti biasa. g)Persepsi diri Kurangnya pengetahuan, gangguan body image. h)Sirkulasi Peningkatan tekanan darah, kulit hangat dan pucat.

4.Pemeriksaan Fisik a) Kulit: Warna kulit sawo matang, turgor cukup b)Kepala: Mesochepal, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut. c)Mata: Conjungtiva merah muda, sclera putih, pupil bulat, isokor, reflek cahaya (+/+). d)Telinga: Simetris, serumen (+/+) dalam batas normal. e)Hidung: simetris, septum di tengah, selaput mucosa basah. f)Mulut: gigi lengkap, bibir tidak pucat, tidak kering g) Leher: trachea di tengah, kelenjar lymphoid tidak membesar, kelenjar tiroid tidak membesar, tekanan vena jugularis tidak meningkat.

h) Thorax : 1)Jantung: Ictus cordis tidak tampak dan tidak kuat angkat, batas jantung dalam batas normal, S1>S2, regular, tidak ada suara tambahan. 2)Paru-paru: Tidak ada ketinggalan gerak, vokal fremitus kanan = kiri, nyeri tekan tidak ada, sonor seluruh lapangan paru, suara dasar vesikuler seluruh lapang paru, tidak ada suara tambahan. i)Abdomen : 1)Perut datar, tidak ada benjolan. Bising usus biasanya dalam batas normal. Timpani seluruh lapang abdomen, ada nyeri tekan, hepar dan lien tidak teraba, tidak teraba massa. 2)Pada pasien dengan hidronefrosis berat, palpasi ginjal dapat teraba. Dengan hidronefrosis bilateral, edema ekstremitas bawah dapat terjadi. Sudut kostovertebral pada satu sisi yang terekena sering lembut. Adanya kembung pada kandung kemih yang teraba jelas menambah bukti bahwa adanya obstruksi saluran kemih. j)Ekstremitas Superior : tidak ada deformitas, tidak ada oedema, tonus otot cukup. Inferior : deformitas (-), jari tabuh (-), pucat (-), sianois (-), oedema (-), tonus otot cukup.

5.Pemeriksaan penunjang a)Laboratorium 1)Urinalisis. Pyura menunjukkan adanya infeksi. Hematuria mikroskopik dapat menunjukkan adanya batu atau tumor. 2)Volume: <400 ml/ hari dalam 24-28jam setelah ginjal rusak. 3)Warna: Kotor, terdapat sedimen kecoklatan yang menunjukkan adanya darah, mioglobin, dan porfirin. 4)Hitung jumlah sel darah lengkap: leukositosis mungkin menunjukkan infeksi akut. 5)Kimia serum: hidronefrosis bilateral dan hidroureter dapat mengakibatkan peningkatan kadar BUN dan kreatinin. Selain itu, hiperkalemia dapat menjadi kondisi yang mengancam kehidupan. b)Radiodiagnostik 1)USG/CR abdomen Ultrasonografi adalah metode yang cepat, murah, dan cukup akurat untuk mendeteksi hidronefrosis dan hidroureter, namun, akurasi dapat bergantung pada pengguna. Ultrasonografi umumnya berfungsi sebagai tes skrining pilihan untuk menetapkan diagnosis dan hidronefrosis. 2)IVP Pyelography intravena berguna untuk mengidentifikasi keberadaan dan penyebab hidronefrosis dan hidroureter. Intraluminal merupakan penyebab paling mudah yang dapat diidentifikasi berdasarkan temuan IV 3)Renogram / RPG 4)Photo thorax c)ECG

b.Diagnosa 1)Nyeri akut b/d patologis penyakit 2)Gangguan pola eliminasi urin b/d sedikitnya urin yang keluar 3)Intoleransi aktifitas b/d penurunan aktivitas 4)Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, mual, muntah

TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA

Related Documents


More Documents from "Robert gunawan"

June 2020 18
Practica 4
December 2019 39
Practica 3
December 2019 31
Practica 12
June 2020 16
Practica 2
June 2020 12
Convertir A Pintura
June 2020 17