Asuhan Keperawatan Iskemia Kamis, 31 Mei 2012 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Iskemi
KONSEP DASAR MEDIS
A. DEFENISI Penyakit jantung iskemia / arteri koroner (penyakit jantung artherostrofik) merupakan suatu manifestasi khusus dan arterosclerosis pada arteri koroner. Plaque terbentuk pada percabangan arteri yang ke arah aterion kiri, arteria koronaria kanan dan agak jarang pada arteri sirromflex. Aliran darah ke distal dapat mengalami dostruksi secara permanen maupun sementara yang disebabkan oleh akumulasi plaque / pengumpalan. Sirkulasi kelotarel berkembang di sekitar obstruksi arteromasus yang menghambat pertukaran gas dan nutrisi ke miokardium. Kegagalan sirkulasi koloteral untuk menyediakan supply oksigen yang adekuat ke sel yang berakibat terjadinya penyakit arteri koronaria, gangguan aliran darah karena obstruksi tidak permanen (angina pectoris dan angina preinfark) dan obstruksi permanen (mocord infarct) pusat pendidikan tenaga kesehatan Depkes, 1993.
B. ANATOMI FISIOLOGI
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan jaringan istimewa, karena kaku dilihat dari bentuk dan susunannya seperti otot serat lintang, tetapi cara kerjanya seperti otot polos. 1. Letak Jantung Posisi jantung terletak diantara kedua paru dan berada ditengah dada. Pda tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa III dextra. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra. Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilaginis costa II sinistra, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostali 5. 2. Ukuran Jantung Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basic cordis, atrium kanan dan kiri. Setiap harinya berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7571 liter darah. 3. Lapisan-Lapisan Jantung Ada 3 lapisan jantung yaitu: a) Epicardium Epicardium adalah lapisan paling luar dan terdapat pericardium yaitu lapisan luar yang merupakan selaput yang menbungkus jantung. b) Miocardium
Lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot-otot jantung yang membentuk bundalan otot: Ø Bundalan otot artria Ø Bundalan otot ventrikuler Ø Bundalan otot atrio ventrikuler c) Endocardium Endocardium merupakan lapisan terakhir paling dalam jantung yang terdiri dari jaringan endotel. 4. Ruang-Ruang pada Jantung Jantung terdiri dari 4 ruang yaitu: 1) Dua buah atrium a) Atrium kanan sebagai penampung darah rendah oksigen. b) Atrium kiri untuk menerima darah yang kaya oksigen. 2) Dua buah ventrikel a) Ventrikel kanan untuk menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru melalui arteri pulmonalis. b) Ventrikel kiri untuk menerima darah dari atriu kiri dan dipompakan keseluruh tubuh melalui aorta. 5. Katup-Katup Jantung
1) Katup Atrioventrikuler 2) Katup Seminular 3) Katup Pulmonal 4) Katup Aorta C. INSIDEN Penyakit arteri koroner merupakan masalah kesehatan yang paling lazim dan merupakan penyebab utama kematian di USA. Walaupun data epidemiologi menunjukan perubahan resiko dan angka kematian penyakit ini tetap merupakan tantangann bagi tenaga kesehatan untuk mengadakan upaya pencegahan dan penanganan, penyakit iskemik banyak di alami oleh individu berusia 40-70 tahun dengan angka kematian 20%. Faktor-faktor yang berkaitan dengan penyakit iskemik yaitu: 1) Sifat peribadi aterogenik Mencakup lipid darah, tekanan darah dan diabetes mellitus. Faktor ini bersamasama berperan besar dalam membentuk kecepatan artero genetis. 2) Kebiasaan hidup / faktor lingkungan yang tak ditentukan semaunya. Diet
yang
terlalu
kaya
dengan
kalori,
lemak
jenuh, kolestrol,
garam
serta
kelembanan fisik, penambahan berat badan tak terkendalikan, merokok sigaret dan penyala gunaan narkoba. 3) Faktor resiko kecil dan lainnya.
Faktor resiko yang ditetapkan akhir-akhir ini tidak tampak menjelaskan keseluruhan perbedaan dalam kematian karena penyakit jantung koroner. Maka ada kecurigaan ada faktor resiko utama yang tidak diketahui kebenarannya. Kontrosepsi, kerentanan hospes, umur dan jenis kelamin. D. ETIOLOGI Kajian
epidemilogis
menunjukkan
bahwa
ada
berbagai
kondisi
yang
mendahului / menyertai awitan penyakit jantung koroner. Kondisi tersebut dinamakan faktor resiko yang dapat dimodifikasi diantaranya adalah: v Kolestrol darah tinggi v Tekanan darah tinggi v Merokok v Diabetes mellitus v Obesitas dan stres v Penggunaan kontrasepsi oral v Kepribadian, seperti sangat kompetitip, agresif / ambisius. E. MANIFESTASI KLINIS Penyakit jantung koroner / iskemik menimbulkan gejala dan komplikasi sebagai akibat penyempitan lumen arteri dan penyumbatan aliran darah ke jantung. Sumbatan aliran darah berlangsung progresif dan suplai darah yang tidak adekuat (iskemia) yang ditimbulkannya akan membuat sel-sel otot kekurangan komponen darah yang dibutuhkan untuk hidup.
Kerusakan sel akibat iskemia terjadi dalam berbagai tingkat. Menfestasi utama iskemia adalah nyeri dada. Angina pectoris adalah nyeri dada yang hilang timbul, tidak disertai kerusakan sel dinamakan infark miokardium. Bila kerusakan jantung sangat luas, jantung akan mengalami kegagalan, ia tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan tubuh darah dengan memberikan curah jantung yang adekuat. Manifestasi klien lain penyakit arteri koroner / iskemik dapat berupa perubahan pola EKE, aneurisma ventrikel, distritmia dan kematian mendadak. F. PATOFISIOLOGI Penyakit arterikoroner dan myocardial infark merupakan respon iskemik dari miokardium yang disebabkan oleh penyempitan koronaria secara permanen / tidak permanen. Oksigen diperlukan oleh sel-sel miokardial untuk proses metabolism aerdo dimanan adenosine triphospat (ATP) disebabkan untuk energy. Jantung pada saat istirahat membutuhkan 70% oksigen. Banyaknya oksigen yang diperlukan jantung disebut (MUO2) miykardial oxygen consumption yang dinyatakan oleh percepatan jantung, kontraksi myocardial dan tekanan pada dinding-dinding jantung. Kelanjutan dari iskemik tergantung pada jenis obstruksi pada arteri koronaria (permanen / sementara lokasi dan ukurannya). G. KOMPLIKASI Berdasarkan pada tata pengkajian, potensial yang dapat terjadi adalah: v Syok kardiogenik v Hipoknia berat Pemeriksaan Diagnostik
1)
Sel darah putih: Leukositosis ( 10.000-20.000 mm3) muncul hati kedua setelah serangan infark kama inflamasi.
2)
Sediementasi meningkat pada hari ke 2-3 setelah seranganyang menunjukkan adanya inflamasi.
3)
Kardiak
iso-enzim
menunjukkan
pada
kerusakan
khas
untuk
membedakan
kerusakan otot jantung dengan otot lain. a) CPK (Creatining Phospokinase) > 50 u/L. b) CK-MB (Creatining Kinase-MB)> 10 u/L. c) LDH (Loctate Dehydrogenase) > 240 u/L. d) SEOT (Serum Glutamic Oxalo Transaminase) > 18 u/L. e) CardiacTropinind, positif. 4) Tes fungsi ginjal: Peningkatan kadar BUN (Blood Urea Nitrogen) dan kreatining karena penurunan laju filtrasi glomerulus (glomerulo fultrasi tate / GFR) terjadi akibat penurunan curah jantung. 5) Analisis gas darah (Blood Gas Analisis, BGA), menilai oksigenasi jaringan chipoksial dan perubahan keseimbangan asam-basah darah. 6)
Kadar
elektrolit : menilai
abnormalitas
kadar
natrium,
kalium, kalsium
yang
kolestrol / trigelisecida : dapat meningkatkan
risiko
membahayakan kontraksi otot jantung. 7)
Peningkatan
kadar serum
arteriosklerosis. 8) Kultur darah : Mengesampingkan septikimia yang mungkin menyerang otot jantung. 9) Level obat : menilai derajat toksisitas obat tertentu.
10) EKG a) Segmen ST elevasi abnormal menunjukkan adanya injuri miokard. b) Gelombang T inverse (arrow head) menunjukkan adanya iskemia miokard. c) Q patologis menunjukkan adanya nekrosis miokard. 11) Radiologi a)
Thosax rontgen: menilai kardiomegali : (dilatasi skunder) karena gagal jantung kongestif.
b) Echordiagram : menilai struktur dan fungsi abnormal otot dan katub jantung. c) Radioactive isotope : menilai area iskemia serta nonperfusi koroner dan miokard. Penatalaksanaan / Pengobatan Tujuan utama pengobatan adalah untuk menurunkan kebutuhan oksigen jantung dan untuk meningkatkan suplay oksigen. Secara medis tujuan itu dicapai melalui terapi parmakologi dan control terhadap factor resiko. Beberapa
pendekatan
yang
akhir-akhir
ini
sering
revaskularisasi jantung. Tehnik yang menawarkan penyembuhan
digunakan
untuk
bagi klien dengan
penyakit arteri koroner mencakup penggunaan alat intrakoroner untuk meningkatkan aliran darah, penggunaan laser untuk menguapkan plak dan endarterektomi koroner perkutan untuk mengangkat obstruksi. Pemeriksaan Fisik 1. Tinggi badan, berat badan, letargi, warnah kulit, edema, dan temperature.
2. Respirasi : pola pernafasan, frekuensi, adanya suara nafas abnormal, seperti tales tonkhi, wheezing. 3.
Jantung : bunyi jantung (BJ1, BJ2, BJ3, BJ4 / irama Gallops). Bising friotion rub distritmia, lokasi aspek, tekanan darah, distensi vena jantung dan denyut nadi perifer.
4. Cek toleransi klien terhadap aktivitas, hepatogugular refluks, serta clubbing fingers. 5. Kulit pucat isianosis, dingin, lembab, berkeringat / diaporesisi.
A. Konsep Dasar Keperawatan a) Pengkajian Pasien Aktivitas / istirahat v Gejala ü Riwayat tidak toleran terhadap penyakit. ü Kelemahan umum kelelahan. ü Ketidakmampuan melakukan aktivitas seperti biasanya. v Tanda ü Kecepatan jantung abnormal, perubahan tekanan darah karena aktivitas. ü Ketidak nyamanan kerja / dispnea. ü Perubahan EKG / destrimia.
Sirkulasi v Gejala ü Riwayat IM akut / saat ini, penyakit katup jantung, hypertensi. v Tanda ü Variasi pada TD, frekuensi jantung / irama. ü Disritmia / perubahan EKG. ü Bunyi jantung abnormal. ü Pucat / kulit stanosisi. ü Kulit dingin / lembab. ü Edema. ü Penurunan nadi perifer. Integritas ego v Gejala ü Perasaan takut, tak berdaya. ü Distres pada kejadian saat ini (marah / takut). v Tanda ü Ketakutan ü Insomnia / gangguan tidur. ü Perubahan kecepatan jantung TD pada pernafasan.
Nutrisi v Gejala ü Perubahan berat badan. ü Kehilangan nafsu makan ü Nyeri abdomen mual / muntah. ü Perubahan frekuensi urine. v Tanda ü Peningkatan / penurunan BB. ü Kulit kering, turger kulit buruk. ü Hipotensi postural ü Penurunan bunyi usus, ü Edema. Pernafasan v Gejala ü Nafas pendek ü Ketidakmampuan batuk / nafas dalam. v Tanda ü Penurunan ekspansi ü Dispnea.
ü Ansietas. b) Dianosa Keperawatan Penyakit Iskemik (Arteri Koroner) Berdasarkan pada semua data pengkajian, diagnosa keperawatan pasien dapat mencakup sebagai berikut: xxDx1 : Gangguan rasa nyaman v Laporan
nyeri
dengan
berbagai
berhubungan dengan frekuensi,
durasi,
dan
intensitas
(khususnya
memburuknya kondisi). v Fokus menyempit v Perilaku distraksi (menangis, gelisah, merintih, mondar-mandir) v Respon otoratis, contoh keringat, TD dannadi berubah, dilatasi pupil, peningkatan / penurunan frekuensi pernafasan. Dx2 : Curah jantung menurun berhubungan dengan v Perubahan inotropi (iskemia miokard transient / memanjang, efek obat). v Gangguan pada frekuensi / iram dan konduksi elektrikal. Dx3 : Kurang
pengetahuan (kebutuhan
belajar),
pengobatan berhubungan dengan v Kurang pemajanan. v Informasi tidak akurat / kesalahan interpretasi. v Tak mengenai sumber informasi.
mengenai
kondisi
kebutuhan
Penyimpangan KDM ARTERI KORONER Perubahan status kesehatan Proses Hospitalisasi
Faktor resiko (Kolesterol darah tinggi Hypertensi dan obesitas)
Perubahan motropi Iskemia
miokard Tidak ada wejangan
Focus menyempit Kontraksi
terganggu Curah jantung menurun
Kurang pemejanan Kurang informasi/tidak ada informasi Gangguan rasa nyaman Kurang pengetahuan
Keringat berlebihan Terjadinya resipo-dramatis
Dx(1) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan perilaku distruksi. Dx(2) Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan inotropi. Dx(3) Kurang pengetahuan, berhubungan kurang pemajaran.
B. Intervensi 1. Intervensi: Gangguan rasa nyaman,: nyeri akut berhubungan dengan laporan nyeri, fokus, perilaku distraksi dan respon otamatis. Tujuan: Nyeri hilang / berkurang
INTERVENSI RASIONAL Þ Anjurkan pasien untuk memberitahu Þ Nyeri dan penurunan curah jantung dapat dengan cepat bila terjadi nyeri dada. merangsang system saraf simpatis untuk mengeluarkan sejumlah besar norepineferin, yang meningkatkan agregasi trambosit dan mengeluarkan tromboxone. Þ Identifikasi terjadinya pencetus bila ada frekuensi, dureasinya, intensitas Þ Membantu membedakan nyeri dada dini dan lokasi nyeri. dan akut evaluasi kemungkinan kemajuan menjadi angina tidak stabil ( angina stabil biasanya berakhir 3-5 menit, tak stabil lebih lama dan dapat berakhir lebih dari 45 menit).
Þ Observasi gejala yang berhubungan conyoh dispenia, mual / muntah, Þ Penurunan curah jantung (yang terjadi pusing, palpitasi, keinginan berkemih. selama episode iskemia miokaid) merangsang sistem saraf simpatis / parasimpata, menyebabkan berbagai rasa sakit / sensasi dimana pasien tidak dapat mengidentifikasi apakah berhubungan dengan dengan episode angina. Þ Evaluasi laporan nyeri pada rahang, Þ Nyeri jantung dapat menyebar, contoh leher, bahu, tangan / lengan. nyeri sering lebih kepermukaan dipeprarasi oleh tingkat saraf spinal yang sama. Þ Letakkan pasien pada istirahat total Þ selama episode angina, tingkatkan kepala tempat tidur bila pasien nafas pendek.
2.
Pantau kecepatan / irama jantung pantau tardvital tiap 5 menit selama serangfan angina pertahankan tenang, lingkungan nyaman, batasi pengunjung bila perlu berikan makanan lembut. Biiarkan pasien istirahat selama 2 jam setelah makan.
Intervensi: Curah jantung berhubungan dengan perubahan inotropi dan ganguan pada frekuensi / irama dan konduksi elektrikal. Tujuan: Meningkatkan curah jantung
INTERVENSI RASIONAL Þ Tanda-tanda vital seperti frekuensi Þ Aktivitas yang disertai tanda dan gejala jantung dan TD. tersebut mengindikasikan tidak adekuatnya sirkulasi koroner yang mengakibatkan iskemik dan nyeri miokarditis. Þ
Evaluasi status mental, catat Þ terjadinya bingung, disoientasi, dan catat warna kulit dan adanya kualitas nadi.
Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat mungkin berkaitan dengan vasokonstriksi / perubahan curah jantung.
Þ Berikan lingkungan tenang, nyaman, Þ Membantu untuk menurunkan rangsang kurangi aktivitas / keributan simpatis dan meningkatkan relaksasi. lingkungan serta batasi jumlah pengunjung.
3.
Intervensi: Kurang penetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang pemanjanan dan informasi tidak akurat. Tujuan: Mengetahui tentangf kondisi dan kebutuhan obat.
INTERVENSI RASIONAL Þ Kaji kesiapan dan hambatan dalam Þ Kesalahan konsep dan menjanggal belajar, termasuk orang terdekat diagnosa karena perasaan sejahtera yang sudah lama dinikmati mempengaruhi minat pasien untuk mempelajari penyakit. Bila pasien tidak menerima realitas bahwa membutuhkan pengobatan kontinis maka pembawaan perilaku tak akan diperhatikan. Þ Atasi masalah dengan pasien untuk mengidentifikasi cara dimana Þ Faktor-faktor resiko dapat meningkat perubahan gaya hidup yang tepat prose penyakit / memperburuk gejala dapat dibuat untuk mengurangi dengan mengubah pola perilaku yang faktor-faktor penyebab iskemik. bisa memberikan rasa nyaman.
4. Implementasi Dx1: Menganjurkan pasien untuk memberitahu dengan cepat bila terjadi nyeri dada. Mengidentifikasi terjadinya pencetus bila ada frekuensi, dareasinya, intensitas, dan lokasi nyeri.
Mengobservasi gejala yang berhubungan contoh dispnea, mual / mintah, pusing, palpitasi, keinginan berkemih. Mengevaluasi laporan nyeri pada rahang, leher, bahu, tangan / lengan. Meletakkan pasien pada istirahat total selama episode angina, tingkatkan kepala tempat tidur bila pasien nafas pendek. Dx2 : Memantau tanda-tanda vital seperti frekuensi jantung dan TD. Mengevaluasi status mental, mencatat terjadinya bingung, disiorentasi, dan mencatat warna kulir dan adanyya kualitas nadi. Memberikan lingkungan tenang, nyaman, mengurangi aktivitas / keributan lingkungan serta batasi jumlah pengunjung. Dx3 : Mengkaji kesiapan dan hambatan dalam belajar, termasuk orang terdekat. Mengatasi masalah dengan pasien untuk mengidentifikasi cara dimana perubahan gaya hidup yang tepat dibuat untuk mengurangi factor penyebab iskemik. Evaluasi Hal yang diharapkan: v Menyatakan / menunjukkan nyeri hilang. v Melaporkan episode angina menurun dalam frekuensi darurat dan beratnya. v Menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas. v Berpartisipasi pada perilaku / aktivitas yang menurungkan kerja jantung pantau tanda vital. v Berpartisipasi dalam proses belajar.
v Mengansumsi tanggung jawab untuk belajar, mencari informasi dan menyatakan pertanyaan. v Menyatakan permohonan kondisi / proses penyakit / pengobatan. v Berpartisipasi dalam program pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
-
Gede Yamin A. 1993.Proses Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Karsdiovaskuler / Pusat Pendidikan kesehatan Depertemen Kesehatan, EKG : Jakarta
-
Perawatan Penyakit Jantung, 17 juli 2009.Blogspot. com / Penyakit Jantung Koroner. html.
-
Griffith. 1994. Buku Pintar Kesehatan. Arcan : Jakarta. Diposting oleh Ridzwan Muhammad di 07.09 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest Beranda Langganan: Postingan (Atom)
Arsip Blog
▼ 2012 (1) o ▼ Mei (1) Asuhan Keperawatan Pada Pasien Iskemi
Mengenai Saya
Ridzwan Muhammad Lihat profil lengkapku Tema Kelembutan. Diberdayakan oleh Blogger.