BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah merupakan salah satu penyakit menular yang dapat menimbulkan kejadian luar biasa/wabah. Nyamuk penularnya ( Aedes Aegypti ) yang tersebar luas sehingga penularannya dapat terjadi di semua tempat. Karena banyaknya kasus demam berdarah yang terjadi negara Indonesia, maka Indonesia berencana meluncurkan hari demam berdarah se-ASEAN (ASEAN Dengue Day) yang disepakati setiap tanggal 15 Juni. Tujuan dari peluncuran ASEAN Dengue Day ini adalah meningkatkan komitmen nasional dan antarnegara anggota ASEAN pada upaya pengendalian demam berdarah, baik pencegahan, penanggulangan, hingga tata laksana sehingga angka kejadian dan kematian akibat DBD bisa ditekan. Kasus DBD di Kaltim, tahun 2007 mencapai 5.244 kasus meninggal dunia 102 orang. Tahun 2008 sebanyak 5.777 kasus meninggal 105 orang dan tahun 2009 sebanyak 5.244 kasus meninggal sebanyak 68 orang. Terbanyak penderitanya adalah di Samarinda, Balikpapan dan Kukar dengan angka kematian sebesar 1,9 persen. Berdasarkan dana Dinkes Samarinda tahun 2009 terdapat 1.138 kasus dengan angka kejadian 26/10.000 penduduk. Sedangkan di Indonesia, Dengan jumlah kematian sekitar 1.317 orang tahun 2010, Indonesia menduduki urutan tertinggi kasus demam berdarah dengue di ASEAN. Untuk itu, Indonesia bekerja sama dengan negara-negara anggota ASEAN dalam membasmi penyakit DBD. Berdasarkan data P2B2, jumlah kasus DBD di Indonesia tahun 2010 ada 150.000 kasus. Menurut Rita, potensi penyebaran DBD di antara negaranegara anggota ASEAN cukup tinggi mengingat banyak wisatawan keluar masuk dari satu negara ke negara lain. Bila pada kasus anak dengan DHF ini lambat penanganannya, maka akan dapat terjadi komplikasi seperti efusi pleura karena adanya kebocoran lambung akibat meningkatnya permeabilitas membrane, perdarahan pada lambung karena anak mengalami mual dan muntah serta kurangnya nafsu makan, terjadi pembesaran pada hati,
limpa dan kelenjar getah bening karena bocornya plasma yang mengandung cairan, dan dapat terjadi syok hipovolemik karena adanya peningkatan nilai hematokrit. Berdasarkan angka kejadian diatas dan masalah-masalah yang terjadi akibat lambatnya penanganan, maka kelompok akan memberikan asuhan keperawatan pada klien An. W dengan diagnose medis DHF sehingga penulisan dalam makalah ini mengambil judul “ Asuhan Keperawatan Pada Klien An. W dengan Dengue Hemorrhagic Fever ( DHF ). B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan umum Memberikan gambaran kepada masyarakat tentang penyakit DHF serta agar dapat diaplikasikan asuhan keperawatan pada anak yang terinfeksi DHF. 2. Tujuan Khusus Diharapkan dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan DHF, kelompok akan dapat : a. Memberikan gambaran tentang pengkajian asuhan keperawatan pada anak usia prasekolah tentang penyakit DHF b. Memberikan gambaran tentang diagnose keperawatan yang akan muncul jika seorang anak terinveksi virus dengue. c. Memberikan gambaran tentang intervensi keperawatan pada anak dengan DHF d. Memberikan gambaran tentang implementasi keperawatan pada anak dengan DHF e. Memberikan gambaran tentang evaluasi keperawatan pada anak dengan DHF f. Memberikan gambaran tentang dokumentasi keperawatan pada anak dengan DHF setelah melakukan pengevaluasian dari semua tindakan. C. Manfaat Penulisan 1. Manfaat bagi mahasiswa Meningkatkan pengetahuan dan memperoleh pengalaman dalam melakukan asuhan keperawatan pada keluarga secara langsung. 2. Manfaat bagi institusi pendidikan Laporan makalah ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur sejauh mana upaya meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga. 3. Sistematika Penulisan
Penyusunan makalah ini terdiri dari tiga bab yang disusun dengan urutan :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir,Parick manson,2001). Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (Suriadi & Yuliani, 2001). Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae,dengan genusnya adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda, tergantung dari serotipe virus Dengue. (Saroso, 2007) B. Etiologi DHF disebabkan oleh virus dengue yang termasuk dalam genus Flavivirus dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Di Indonesia, virus tersebut sampai saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe virus dengue yang termasuk dalam grup B dari arthropedi borne viruses ( Arbovirus ), yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Infeksi oleh salah satu serotype menimbulkan antibody seumur hidup terhadap serotype bersangkutan, tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipr lain. Virus dengue ini terutama ditularkan melalui vector nyamuk aedes aegypti. Nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain kurang berperan. Jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh Indonesia kecuali di ketinggian lebih dari 1000 m di atas permukaan laut. Perkembangan hidup nyamuk Aedes Aegypti dari telur hingga dewasa memerlukan waktu sekitar 10-12 hari. Hanya nyamuk betina yang menggigit dan menghisap darah serta memilih dari manusia untuk memotong telurnya. Sedangkan nyamuk jantan tidak dapat menghisap darah, melainkan hidup Dari sari bunga tumbuhtumbuhan. Umur nyamuk Aedes Aegypti betina sekitar ± 2 minggu. ( Hadinegoro, 1999 )
C. Patofisiologi Virus dengue masuk pertama kali ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk, terinfeksi oleh virus dengue untuk pertama kalinya atau mendapat infeksi berulang virus dengue lainnya. Saat virus masuk kedalam peredaran darah melalui gigitan nyamuk, terjadi infeksi virus dengue yang akan merangsang endotoxin, selanjutnya merangsang zat pyrogen dan endogen, mengakibatkan interleukin 1, menggeser set point dari titik normal, sehingga terjadi menggigil, demam, dan terjadi hipertermia mendadak. Dari hipertermi akan meningkatkan stress, merangsang keluarnya histamine, menyebabkan peningkatan HCI, mengiritasi lambung, terjadi mual dan penurunan nafsu makan, masukan yang tidak adekuat sehingga menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi yaitu kurang dari kebutuhan tubuh. D. Pemeriksaan penunjang 1. Darah Pada demam dengue terdapat leucopenia pada hari ke 2 atau ke 3 pada DBD dijumpai trombositopenia dan hemokonsentrasi 2. Air Seni Mungkin ditemukan albuminuria ringan E. Tanda dan gejala 1. Demam tinggi mendadak selama 2-7 hari ( tanpa sebab jelas ) 2. Manifestasi pendarahan, paling tidak terdapat uji tourniquet positif dan adanya salah satu bentuk pendarahan yang lain, misalnya : ptekiae, ekimosis, epistaksis, pendarahan gusi, melena atau hematemesis 3. pembesaran hati 4. mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, dan konstipasi 5. Nyeri ulu hati karena adanya pendarahan di lambung, nyeri otot, nyeri tulang sendi. 6. Syok yang ditandai nadi lemah dan cepat disertai dengan tekanan nadi yang menurun ( 20 mmHg atau kurang ), tekanan darah yang menurun ( tekanan sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang ), dan kulit yang teraba dingin dan lembab, terutama pada ujung hidung, jari dan kaki. Penderita gelisah serta timbul sianosis di sekitar mulut. F. Penatalaksanaan
Bila anak diduga atau sudah didiagnosa medis DHF, maka hal yang harus dilakukan adalah : 1. Tirah baring 2. Beri makanan yang lunak. Apabila belum ada nafsu makan dianjurkan untuk minum banyak 1, - 2 liter dalam 24 jam ( susu, air, dengan gula atau sirup ). Atau air tawar yang ditambahkan dengan garam saja. 3. Medikamentosa yang bersifat simtomatis. Hiperpireksia dapat diberikan kompres es di kepala, ketiak dan inguinal. Antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminoferen, eukinin, atau dipiron. Hindari pemberian asetol karena bahaya pendarahan. 4. Pemberian cairan intravena pada anak tanpa renjatan dilakukan bila anak terus menerus muntah, sehingga tidak mungkin diberi makanan peroral atau didapatkan nilai hematokrit yang terus meningkat ( >40vol% ). Jumlah cairan yang diberikan tergantung dari derajat dehidrasi dan kehilangan elektrolit, dianjurkan cairan glukosa 5 % dalam 1/3 larutan NaCl 0,9% dengan jumlah tetesan 16 x/ menit. G. Prognosis Kasus DBD di Kaltim, tahun 2007 mencapai 5.244 kasus meninggal dunia 102 orang. Tahun 2008 sebanyak 5.777 kasus meninggal 105 orang dan tahun 2009 sebanyak 5.244 kasus meninggal sebanyak 68 orang. Terbanyak penderitanya adalah di Samarinda, Balikpapan dan Kukar dengan angka kematian sebesar 1,9 persen. Berdasarkan dana Dinkes Samarinda tahun 2009 terdapat 1.138 kasus dengan angka kejadian 26/10.000 penduduk. Sedangkan di Indonesia, Dengan jumlah kematian sekitar 1.317 orang tahun 2010, Indonesia menduduki urutan tertinggi kasus demam berdarah dengue di ASEAN. Untuk itu, Indonesia bekerja sama dengan negara-negara anggota ASEAN dalam membasmi penyakit DBD. Berdasarkan data P2B2, jumlah kasus DBD di Indonesia tahun 2010 ada 150.000 kasus. H. Pencegahan Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Aedes Aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu : 1. Lingkungan Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan pemberantasan
sarang
nyamuk,
pengelolaan
sampah
pengembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia.
padat,
modifikasi
tempat
2. Biologis Pengendalian biologis dengan menggunakan ikan pemakan jentik ( ikan cupang ) 3. Kimiawi Pengendalian kimiawi antara lain : a. Pengasapan/fogging berguna untyk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu. b. Memberikan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain. I. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Pengkajian adalah langkah awal dan dasar bagi seorang perawat dalam melakukan pendekatan secara sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisa, sehingga dapat diketahui kebutuhan klien tersebut. Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu menentukan status kesehatan dan pola pertahanan klien serta memudahkan dalam perumusan diagnosa keperawatan. ( Doenges : 2000 ). Tahap pengkajian adalah sebagai berikut : a. Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan informasi tentang kekuatan dan kelemahan klien dengan cara wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik melalui keluarga, orang terdekat, masyarakat, maupun rekam medic. b. Identitas klien dan keluarga, terdiri dari : 1) Nama klien, umur, tanggal lahir, jenis kelamin, agama. 2) Nama ayah, umur, agama, pekerjaan, pendidikan, alamat. 3) Nama ibu, umur, agama, pekerjaan, pendidikan, alamat. 4) Tanggal anak masuk rumah sakit, diagnose medis, dan segala sumber informasi yang diperoleh. c. Keluhan utama yaitu alasan yang paling menonjol pada pasien dengan DHF untuk datang ke rumah sakit 2. Riwayat kesehatan a. Riwayat penyakit sekarang
Ditemukan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dengan kesadaran kompos mentis. Turunnya panas terjadi antara hari ke 3 dan ke 7 dan keadaan anak semakin lemah. Kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri telan, mual, diare/konstipasi, sakit kepala, nyeri otot, serta adanya manifestasi pendarahan pada kulit b. Riwayat penyakit yang pernah diderita Penyakit apa saja yang pernah diderita klien, apa pernah mengalami serangan ulang DHF. c. Pemeriksaan fisik, terdiri dari : Inspeksi, adalah pengamatan secara seksama terhadap status kesehatan klien ( inspeksi adanya lesi pada kulit ). Perkusi, adalah pemeriksaan fisik dengan jalan mengetukkan jari tengah ke jari tengah lainnya untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu organ tubuh. Palpasi, adalah jenis pemeriksaan fisik dengan meraba klien. Auskultasi, adalah dengan cara mendengarkan menggunakan stetoskop ( auskultasi dinding abdomen untuk mengetahu bising usus ) d. Riwayat imunisasi Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan timbulnya komplikasi dapat dihindari e. Riwayat gizi Status gii anak yang menderita DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan status gizi baik maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat factor predisposisinya. Anak yang menderita DHF sering mengalami keluhan mual, muntah, dan nafsu makan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi kurang. f. Pola kebiasaan 1) Nutrisi dan metabolism : frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan berkurang, dan nafsu makan menurun. 2) Eliminasi alvi ( buang air besar ). Kadang-kadang anak mengalami diare/konstipasi. Sementara DHF pada grade III-IV bisa terjadi melena. 3) Eliminasi urine perlu dikaji apakah sering buang air kecil, sedikit/banyak, sakit/tidak. Pada DHF grade IV sering terjadi hematuria
4) Tidur dan istirahat. Anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun istirahatnya kurang. 5) Kebersihan. Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan cenderung kurang terutama untuk membersihkan tempat sarang nyamuk. 3. Pemeriksaan laboratorium Pada pemeriksaan darah klien DHF akan dijumpai : a. Hb dan PCV meningkat ( ≥20%) b. Trambositopenia (≤100.000/ml) c. Leukopenia d. Ig.D. dengue positif e. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan : hipoproteinemia, hipokloremia, dan hiponatremia. f. Urium dan Ph darah mungkin meningkat g. Asidosis metabolic : Pco2<35-40 mmHg h. SGOT/SGPT mungkin meningkat 4. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respons actual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawata mempunyai lisensi dan kompeten untuk mengatasinya. ( Perry Potter, 2005 ) Nursalam ( 2001 ) menyatakan diagnosa keperawatan yang dapat timbul pada klien dengan DHF adalah : a. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peningkatan laju metabolism b. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan d. Perubahan perfusi jaringan kapiler berhubungan dengan perdarahan e. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber informasi Menurut Nanda, diagnose keperawatan dinyatakan dengan benar adalah sebagai berikut 1) Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme Batasan Karakteristik
a) Konvulsi b) Kulit kemerahan c) Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal d) Kejang e) Takikardi f) Takipnea g) Kulit terasa hangat 2) Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif Batasan Karakteristik a) Perubahan status mental b) Penurunan tekanan darah c) Penurunan tekanan nadi d) Penurunan volume nadi e) Penurunan turgor kulit f) Penurunan turgor lidah g) Pengeluaran haluaran urine h) Penurunan pengisian vena i) Membrane mukosa kering j) Kulit kering k) Peningkatan hematokrit l) Peningkatan suhu tubuh m) Peningkatan frekuensi nadi n) Peningkatan konsentrasi urine o) Penurunan berat badan tiba-tiba p) Haus q) Kelemahan 3) Perubahan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
ketidakmampuan untuk mencerna makanan Batasan Karakteristik a) Kram abdomen b) Nyeri abdomen
tubuh
berhubungan
dengan
c) Menghindari makanan d) Berat badan turun 20 % atau lebih di bawah berat badan ideal e) Kerapuhan kapiler f) Diare g) Kehilangan rambut berlebihan h) Bising usus hiperaktif i) Kurang makanan j) Kurang informasi k) Kurang minat pada makanan l) Penurunan berat badan denagn asupan makanan adekuat m) Kesalahan konsepsi n) Kesalahan informasi 4) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber informasi Batasan Karakteristik a) Perilaku hiperbola b) Ketidakakuratan mengikuti perintah c) Ketidakakuratan melakukan tes d) Perilaku tidak tepat e) Pengungkapan masalah 5. Perencanaan Keperawatan Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. ( Perry Potter, 2005 ) a. Menetapkan prioritas bukan semata-mata memberikan nomor pada diagnose keperawatan
dengan
dasar
keparahan
atau
kepentingan
fisiologis.
Prioritas
diklasifikasikan sebagai tinggi, menengah, atau rendah. (Perry Potter, 2005 ) b. Merumuskan tujuan dan criteria hasil, pedoman penulisan criteria hasil berdasarkan “ SMART “ S
: Spesifik ( tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda )
M : Measurable ( tujuan harus dapat diukur ) A : Achievable ( tujuan harus dapat dicapai )
R : Reasonable ( tujuan harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah ) T : Time ( waktu keperawatan ) Nanda ( 2009 ) dan Doenges ( 2000 ), menyatakan bahwa rencana tindakan keperawatan yang dapat disusun untuk setiap diagnose adalah : a. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme Tujuan
: Mempertahankan suhu tubuh normal dengan criteria hasil suhu tubuh 35,50-37,00c
Kriteria hasil
: Suhu tubuh antara 36 – 370 c, membrane mukosa basah, nyeri otot hilang
Rencana
:
1) Ukur tanda-tanda vital ( suhu ) Rasional
: Suhu 38,90c-41,10c, menunjukkan proses penyakit infeksi akut
2) Berikan kompres hangat Rasional
: Kompres hangat akan terjadi perpindahan panas konduksi
3) Tingkatkan intake cairan Rasional
: Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi
b. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif Tujuan
: Kebutuhan cairan terpenuhi dengan criteria hasil mata tidak cekung,
membrane mukosa tetap lembab, turgor kulit baik Kriteria hasil Rencana
: Turgor kulit baik, kulit tidak kering, membrane mukosa tetap lembab :12q
1) Observasi tanda-tanda vital paling sedikit setiap tiga jam Rasional
: Penurunan sirkulasi darah dapat terjadi dari peningkatan kehilangan
cairan mengakibatkan hipotensi dan takikardia 2) Observasi dan cata intake dan output Rasional
:Menunjukkan status volume sirkulasi,terjadinya/perbaikan perpindahan
cairan, dan respon terhadap terapi 3) Timbang berat badan Rasional : Mengukur keadekuatan penggantian cairan sesuai fungsi ginjal 4) Monitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam
Rasional
: Mempertahankan keseimbangan cairan/elektrolit
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan Tujuan
: Kebutuhan nutrisi adekuat dengan criteria hasil berat badan stabil atau
meningkat Rencana
:
1) Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi Rasional
: Mengganti kehilangan vitamin karena malnutrisi/anemia
2) Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tapi sering secara bertahap Rasional
: Porsi lebih kecil dapat meningkatkan masukan
3) Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan dengan skala yang sama Rasional
: Mengawasi penurunan berat badan
4) Pertahankan kebersihan mulut klien Rasional
: Mulut yang bersih meningkatkan selera makan dan pemasukan oral
5) Jelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan penyakit Rasional
: Meningkatkan motivasi klien untuk makan
d. Perubahan perfusi jaringan kapiler berhubungan dengan perdarahan Tujuan
: Perfusi jaringan perifer adekuat dengan criteria hasil tanda-tanda vital
stabil, nadi 8-100x/menit, pernapasan 15-25 x/menit, suhu tubuh aksila 35,5-37,0 c, tekanan darah 95-1a20/50-70 mmHg Rencana
:
1) Kaji dan catat tanda-tanda vital Rasional
: Penurunan sirkulasi darah dapat terjadi dari peningkatan kehilangan
cairan mengakibatkan hipotensi 2) Nilai kemungkinan terjadinya kematian jaringan pada ekstremitas seperti dingin, nyeri, pembengkakan kaki Rasional
: Kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi, dan immobilisasi
e. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber informasi Tujuan
: Klien mengerti dan memahami proses penyakit dan pengobatan
Rencana
:
1) Tentukan kemampuan dan kemauan untuk belajar Rasional
: Adanya keinginan untuk belajar memudahkan penerimaan informasi
2) Jelaskan rasional pengobatan, dosis, efek samping dan pentingnya minum obat sesuai resep Rasional
: Dapat meningkatkan kerjasama dengan terapi obat dan mencegah
penghentian pada obat dan atau interkasi obat yang merugikan 3) Beri pendidikan kesehatan mengenai penyakit DHF Rasional
: Dapat meningkatkan pengetahuan pasien dan dapat mengurangi
kecemasan 6. Pelaksanaan Keperawatan Implementasi, yang merupakan komponen dari proses keperawatan, adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan. (Perry & Potter, 2005 ) a. Tindakan Keperawatan Mandiri Tindakan yang dilakukan Tanpa Pesanan Dokter. Tindakan keperawatan mendiri dilakukan oleh perawat. Misalnya menciptakan lingkungan yang tenang, mengompres hangat saat klien demam. b. Tindakan Keperawatan Kolaboratif Tindakan yang dilakukan oleh perawat apabila perawata bekerja dengan anggota perawatan kesehatan yang lain dalam membuat keputusan bersama yang bertahan untuk mengatasi masalah klien 7. Evaluasi Keperawatan Langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respons klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian tujuan. Evaluasi terjadi kapan saja perawat berhubungan dengan klien. Penekanannya adalah pada hasil klien. Perawat mengevaluasi apakah perilaku klien mencerminkan suatu kemunduran atau kemajuan dalam diagnose keperawatan. ( Perry Potter, 2005 ) Pada saat akan melakukan pendokumentasian, menggunakan SOAP, yaitu : S
: Data subyektif merupakan masalah yang diutarakan klien
O
: Data obyektif merupakan tanda klinik dan fakta yang berhubungan dengan diagnose keperawatan
A
: Analisis dan diagnose
P
: Perencanaan merupakan pengembangan rencana untuk yang akan datang dari intervensi
8. Dokumentasi Keperawatan Dokumentasi didefinisikan sebagai segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang. ( Perry Potter, 2005 )
BAB III PENGKAJIAN
1. Winshield Survey Lokasi pengamatan : RT 06 RW 04 Dusun Bantulan, Kecamatan Sidoarum, Kabupaten Sleman, Yogyakarta Kelompok
:5A
Tipe perkampungan / pedesaan -
Perumahan yang ada di RT 06 sudah permanen
-
Warga disana 80% memiliki usaha pasir semen sisanya memiliki warung makan, toko kelontong, toko buah dsb.
-
85% warga memiliki usaha di rumah.
Lingkungan tempat tinggal -
Ada jarak antara rumah 1 dengan yang lainnya.
-
Bangunan rumah rumah sudah permanen.
-
Tidak terdapat apartemen di RT 06.
Umur area perumahan -
Tidak terdapat bangunan baru di RT 06.
-
Bangunan di RT 06 sudah lama tetapi terpelihara dengan baik.
-
Tidak ada bangunan rusak yang terbengkalai.
Karakteristik social-kultural -
Penduduk di RT 06 terdiri dari balita sampai lansia.
-
Mayoritas penduduk berusia paruh baya.
-
Di RT 06 mayoritas warga berasal dari suku jawa.
-
Semua warga terlihat sibuk bekerja.
-
Tidak terlihat adanya tanda kurang punya harapan.
Lingkungan 1. Tampak umum
-
Halaman dan pekarangan terlihat bersih, jalanan di RT 06 berlubang sehungga terdapat genangan air.
-
Terdapat sepetak sawah dan beberapa tanaman hias di depan rumah warga.
-
Tidak terdapat patung atau tanda-tanda seni lain di rumah warga.
2. Bahaya lingkungan -
Teramati adanya polusi udara akibat banyaknya kendaraan yang melintas di RT tersebut.
-
Tidak terlihat adanya sampah yang menumpuk.
-
Tidak terdapat area bermain.
-
Ada penerangan di kanan-kiri jalan.
-
Tidak terlihat adanya alat pemadam kebakaran.
-
Lalu lintas ramai karena dekat dengan jalan raya.
-
Polisi berjaga di traffic light saat pagi hari.
3. Stressor lingkungan -
Terlihat adanya keramaian. Terdapat kemacetan di area traffic light.
-
Tidak ada tanda-tanda yang menyebabkan banyak angka criminal.
-
Tidak terlihat adanya penyalahgunaan NAPZA.
-
Tidak terlihat adanya tanda-tanda kemiskinan. Warga terlihat memiliki ekonomi menengah ke atas.
Sumber-sumber ( yang ada dan tidak ada ) -
Ada pasar buah di RT 06.
-
Terdapat transportasi umum seperti bis kota.
-
Tidak terdapat tempat rekreasi.
-
Tidak terdapat tempat ibadah.
-
Terdapat pelayanan keamanan berupa pos polisi di dekat traffic light
-
Tidak terdapat apotek.
-
Pernah terjadi kebakaran di RT 06
-
Tidak terdapat kantor pos.
-
Terdapat ATM.
-
Tidak teramati adanya mobil pengambil sampah.
-
Tidak terlihat adanya mading.
Pelayanan kesehatan
1. Fasilitas kesehatan Tidak terdapat rumah sakit ataupun klinik. Terdapat praktek dokter di RT 06. 2. Sumber pelayanan kesehatan Tidak terdapat puskesmas di RT 06. Tidak terdapat nursing center di RT 06. Terdapat praktik dokter swasta. 2. Pengkajian Inti Komunitas A. Riwayat 1. Riwayat wilayah RT 6, RW 4 dusun Bantulan desa Sidoarum dahulu merupakan area persawahan a. Tidak pernah terjadi pemekaran wilayah. b. Usia penduduk yang paling tua di wilayah tersebut 90 tahun. 2. Demografi a. Di RT ini 60% penduduknya berjenis kelamin perempuan dan 40% berjenis kelamin laki-laki b. Tingkat pendidikan rata-rata penduduk di RT 06 adalah SLTA. c. Pekerjaan warga RT 6 80% adalah pengusaha pasir semen. Sedangkan sisanya menjadi peternak, buruh, pekerja swasta dan pedagang. d. Tingkat penghasilannya bervariasi mulai dari 1,5-3 juta perbulan e. Status ekonomi menengah ke atas. f. Statistik Vital g. Masalah kesehatan yang terjadi di RT 06 adalah demam berdarah, cikungunya, diabetes melitus, hipertensi dan stroke. h. Selain kasus penyakit demam berdarah dan sebagainya yang telah disebutkan di atas terjadi juga seperti gatal-gatal di tangan yang biasa dialami oleh para pekerja pengerajin pasir semen karena alergi akibat kurangnya menjaga kebersihan setelah kontak dengan pasir dan semen. i. Dalam 2 tahun terakhir di RT 06 terjadi kasus demam berdarah namun sejauh ini tidak sampai menyebabkan kematian. j. Nilai dan Kepercayaan
k. Mayoritas warga berasal dari suku Jawa dan beragama Islam. Ada beberapa orang pendatang yang berasal dari suku dan agama lain seperti Hindu, Budha, Katolik dan Protestan. l. Terdapat masjid di RT tersebut. m. Masyarakat jika sakit selain berobat ke rumah sakit juga berobat ke dokter praktek ataupun klinik kesehatan, terkadang mereka juga membeli obat cina di toko obat. 3. Pengkajian Sub Sistem a. Lingkungan Fisik
Inspeksi Di RT 06 tidak terdapat peta rawan masalah Tidak terdapat pasar tempat rekreasi Data winshield survey terlampir
Tanda Vital Kondisi iklim tropis dan saat ini musim hujan pegunuungan bersih. Lokasi berdekatan dengan sawah dan terdapat banyak genangan air
System Review Di RT 06 tidak ada kegiatan kerja bakti rutin pada warganya namun kerjabakti akan diadakan saat lingkungan terlihat kotor atau ada keluhan dari masyarakat. Pengajian rutin dan PKK yang di adakan setiap hari rabu.
b.
Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Pelayanan yang di akses oleh warga RT 06 adalah praktik bidan, puskesmas dan praktik dokter.
Jika sakit rata-rata penduduk RT 06 datang langsung ke dokter praktik karena mereka tidak puas dengan pelayanan di puskesmas.
Harga untuk memperoleh pelayanan kesehatan relative murah atau terjangkau untuk warga.
Waktu pelayanan praktik dokter pagi : pukul 05.30 sampai 07.30 dan sore : 17.00 sampai 20.00. Tetapi waktu pelayan menjadi fleksibel jika pasien banyak atau ada kasus darurat yang membutuhkan pertolongan segera.
Pemberi layanan kesehatan adalah praktik dokter dan bidan
Pengguna layanan kesehatan yang paling banyak adalah balita dan lansia
Aksesibilitas dan penerima fasilitas kesehatan adekuat
Askes ke puskesmas kurang lebih 2 km dari RT 06.
Kegiatan posyandu diadakan setiap satu bulan sekali oleh swadaya masyarakat.
c.
Ekonomi
Pekerjaan penduduk 80% pengrajin pasir dan semen, sisanya peternak, buruh, dan pekerja swasta. Pendapatan keluarga rata-rata Rp 3.000.000.
Pengeluaran penduduk relative, masing-masing keluarga mempunyai pengeluaran yang berbeda-beda
Masyarakat di RT06 mampu menyediakan makanan yang bergizi baik dari segi pengetahuan dan maupun keuangan.
Ada sebagian masyarakat yang mempunyai tabungan kesehatan berupa asuransi kesehatan, dan BPJS
d.
Pendapatan masyarakat RT 06 lebih besar dari pada pengeluaran. Keamanan
Lingkungan aman
Terdapat pelayanan polisi lalu lintas di lampu merah atau di pinggir jalan raya
Pernah satu kali terjadi kebakaran
Air di RT 6 berasal dari air tanah dan kondisi air jernih.
Transportasi yang digunakan oleh warga adalah sepeda, sepeda motor, mobil, dan angkutan umum.
e.
Kondisi jalan raya bagus, namun jalan masuk ke RT 6 agak rusak Politik dan pemerintahan
Kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat adalah dengan penyuluhan kesehatan
Penyuluhan dilakukan oleh petugas kesehatan dari puskesmas tetapi penyuluhan dilakukan hanya jika terjadi kasus.dimana puskesmas kurang tanggap terhadap masalah kesehatan yang terjadi.
Penyuluhan yang diberikan menyesuaikan dengan kasus
Setelah dilakukan penyuluhan tidak terjadi perubahan apapun terhadap masyarakat dan pola hidup masyarakatnya.
f.
Komunikasi
Alat komunikasi yang dimiliki keluarga seperti televisi, koran, telepon dan ponsel.
Tidak ada alat komunikasi umum yang tersedia di RT 06.
Media komunikasi di masyarakat dengan arisan, PKK dan pengajian.
Tidak ada konsultasi oleh tenaga medis dengan masyarakat RT 06.
g.
Pendidikan
Ada 2% warga yang buta huruf. Warga yang buta huruf kebanyakan lansia.
Mayoritas berpendidikan sampai SLTA.
Tidak terdapat fasilitas pendidikan di RT 06.
Tidak terdapat perpustakaan ataupun mading disana.
h.
Rekreasi
Warga RT 06 memiliki kebiasaan untuk makan bersama di luar. Hal ini terbukti dengan banyaknya warung makan yang laris di daerah ini.
Tidak terdapat tempat hiburan apapun di RT 06 sehingga warga harus pergi jauh untuk mendapatkan hiburan.
ANALISIS DATA KOMUNITAS Kategori
Pernyataan
Kesimpulan
Data Geografi :
Lingkungan fisik
Lingkungan perumahan dekat dengan
Ada media
persawahan
perkembangbiakan
Banyak terdapat genangan air di sekitar
nyamuk
rumah
lingkungan tinggi
Lingkungan sekitar rumah warga basah dan lembab saat musim penghujan
Kelembaban
Lingkungan kurang sehat
Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan apakah data geografi menjadi factor predisposisi bagi perkembangbiakan nyamuk Demografi
40% penduduk di RT 06 adalah lansia
:
20% penduduk di RT 06 adalah balita
Jumlah penduduk yang berusia lansia
Usia
dan balita tinggi
Rasio ketergantungan tinggi
Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan data demografi tersebut konsisten atau berubah Statistik Vital
20% warga terkena DBD / tahun
Prevalensi kejadian DBD tinggi
Wabah DBD selalu datang saat musim hujan maupun pergantian musim
Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan apakah data statistic vital meningkatkan terjadinya DBD di RT 06 System
Review
Tidak ada kegiatan kerja bakti rutin oleh
PHBS rendah
warga RT 06
Kegiatan kerjabakti dilakukan jika ada laporan warga yang terkena DBD
Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan apakah data system review berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan warga tentang kebersihan lingkungan di RT 06 Ekonomi
Penghasilan masyarakat di RT 06 rata-rata
Status ekonomi
Rp. 3.000.000,00
masyarakat menengah
Pendapatan masyarakat RT 06 lebih besar
ke atas
dari pada pengeluaran.
Kemampuan
80 % warga RT 06 adalah pengusaha pasie
masyarakat untuk
semen.
menyediakan
Masyarakat di RT 06 mampu menyediakan
makanan sehat dan
makanan
bergizi bagi keluarga
yang bergizi
baik
dari segi
pengetahuan dan maupun keuangan.
baik
Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan apakah data
ekonomi berpengaruh terhadap kemampuan masyarakat untuk menyediakan makanan sehat dan bergizi di RT 06 Pendidikan
Mayoritas
warga berpendidikan
sampai
Tingkat pendidikan,
SLTA.
pengetahuan dan
Warga dapat menerima informasi baru
kemampuan warga
dengan baik.
dalam menerima
Wawasan warga sudah cukup baik dan luas.
informasi baik.
Hanya 2 % warga di RT 06 yang buta huruf.
Warga yang buta huruf adalah lansia Kesenjangan data : diperlukan data sebelumnya untuk menentukan apakah data pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan dan kemampuan warga dalam menerima informasi di RT 06
RUMUSAN DIAGNOSA
Masalah
Etiologi
Tanda dan gejala
( Aktual / potensial )
Berhubungan dengan
Dimanifestasikan oleh
Tingginya
angka
kejadian
DBD di wilayah RT 06 RW 04 Desa Bantulan
Prevalensi kejadian
DBD tinggi
Ada
DBD / tahun media
Wabah DBD selalu
perkembangbiakan
datang saat musim
nyamuk
hujan
Kelembaban
pergantian musim
lingkungan tinggi
20% warga terkena
maupun
Wabah DBD selalu
Lingkungan kurang
datang saat musim
sehat
hujan
maupun
pergantian musim,
Lingkungan perumahan
dekat
dengan persawahan, banyak
terdapat
genangan
air
di
sekitar rumah
Lingkungan
sekitar
rumah warga basah dan
lembab
saat
musim penghujan Rendahnya pengetahuan kebersihan
tingkat warga
PHBS rendah
tentang
lingkungan
kerja bakti rutin oleh
di
wilayah RT 06 Desa Bantulan
Tidak ada kegiatan
warga RT 06
Kegiatan
kerjabakti
dilakukan jika ada laporan warga yang terkena DBD
DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Tingginya angka kejadian DBD di wilayah RT 06 RW 04 Desa Bantulan, berhubungan dengan prevalensi kejadian DBD tinggi, ada media perkembangbiakan nyamuk, kelembaban lingkungan tinggi, dan lingkungan kurang sehat dimanifestasikan oleh 20% warga terkena DBD / tahun, wabah DBD selalu datang saat musim hujan maupun pergantian musim, lingkungan perumahan dekat dengan persawahan, banyak terdapat genangan air di sekitar rumah, lingkungan sekitar rumah warga basah dan lembab saat musim penghujan.
2. Rendahnya tingkat pengetahuan warga tentang kebersihan lingkungan di wilayah RT 06 Desa Bantulan, berhubungan dengan PHBS rendah dimanifestasikan oleh tidak ada kegiatan kerja bakti rutin oleh warga RT 06, kegiatan kerjabakti dilakukan jika ada laporan warga yang terkena DBD
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
No
Diagnosa Keperawatan Komunitas
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
Total
Prioritas
5
4
3
3
3
2
4
4
5
4
4
41
1
. 1.
Tingginya angka kejadian DBD di wilayah RT 06 RW 04 Desa Bantulan, berhubungan dengan prevalensi kejadian DBD tinggi, ada media perkembangbiakan
nyamuk,
kelembaban
lingkungan tinggi, dan lingkungan kurang sehat dimanifestasikan oleh 20% warga terkena DBD / tahun, wabah DBD selalu datang saat musim hujan maupun pergantian musim, lingkungan perumahan dekat dengan persawahan, banyak terdapat
genangan
air
di
sekitar
rumah,
lingkungan sekitar rumah warga basah dan
lembab saat musim penghujan. 2.
Rendahnya tingkat pengetahuan warga tentang kebersihan lingkungan di wilayah RT 06 Desa Bantulan, berhubungan dengan PHBS rendah dimanifestasikan oleh tidak ada kegiatan kerja
3
2
3
3
4
2
3
3
5
4
4
bakti rutin oleh warga RT 06, kegiatan kerjabakti dilakukan jika ada laporan warga yang terkena DBD
Keterangan : A : ResikoTerjadi
F : Sesuai dengan program Pemerintah
I. Dana
B : Resiko Keparahan
G. Tempat
J. Fasilitas Kesehatan
C : Potensial untuk Pendkes
H. Waktu
K. Sumber daya
D : Minat Masyarakat
E : Kemungkinan diatasi
36
2
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS No.
1
Dx. Kep
Tujuan
Tujuan
Strategi
Rencana
Kom
Umum
Khusus
Intervensi
Kegiatan
Pemberdayaa
Gotong
dilakukan
n masyarakat
royong
tindakan
tindakan
keperawatan
angka Setelah
Tingginya
kejadian DBD di dilakukan wilayah RW
RT
04
06
Desa komunitas
Setelah
Evaluasi
Kriteria Media
Standar Media
dan
RT 06 RW
dan tentang
biakan
biakan
masyarakat
04 Desa
keperawatan
pencegahan
nyamuk di
nyamuk di
Bantulan,
komunitas
dan cara
RT 06 RW
RT 06 RW
Kecamatan Sidoarum
dalam 2 bulan
mengatasi
04 Desa
04 Desa
berhubungan
angka DBD di
Tidak ada
DBD.
Bantulan,
Bantulan,
media
Kecamatan
Kecamatan
Desa
perkemban
Sidoarum
Sidoarum
Bantulan,
gbiakan
0%
turun dari
DBD
tinggi, ada media Kecamatan perkembangbiaka Sidoarum n
nyamuk, menurun
kelembaban lingkungan tinggi,
nyamuk
kurang
lingkungan sehat
dimanifestasikan oleh 20% warga
PJ
Bapak RT 06 Dan Amel
30% menjadi 0%
Prevalensi
Pendidikan
Pendidikan
DBD
kesehatan
kesehatan
Masyarakat
Masyarakat
RW 04
menurun
kepada
tentang
RT 06 RW
RT 06 RW
Desa
04 Desa
04 Desa
Bantulan,
Bantulan,
Bantulan,
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Sidoarum
Sidoarum,
Sidoarum,
mengerti
mengerti
tentang
tentang
masyarakat.
dan
Mahasiswa Wilayah
perkembang
dalam 2 bulan,
kejadian
Tempat
perkembang
Bantulan,
dengan prevalensi RT 06 RW 04
Sumber
- Pengertian DBD - Penyebab DBD - Cara penularan
100 %
70 %
Mahasiswa Aula RT 06
Niken
terkena
DBD
/
tahun,
wabah
DBD
selalu
datang saat musim hujan
maupun
pergantian musim,
perumahan dekat dengan persawahan, terdapat
genangan air di sekitar
rumah,
lingkungan sekitar rumah
warga
basah dan lembab saat penghujan.
- Tanda dan gejala DBD - Pencegahan DBD
- Pengertian DBD - Penyebab
musim
- Pengertian DBD - Penyebab
DBD
DBD
- Cara
- Cara
penularan
penularan
DBD
DBD
- Tanda dan
lingkungan
banyak
DBD
- Tanda dan
gejala
gejala
DBD
DBD
- Pencegaha
- Pencegaha
n DBD
n DBD
FORMAT RENCANA KERJA (POA) ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS No.
Masalah
Tujuan
Rencana
Sasaran
Waktu
Tempat
Jum’at,
Lingkunga
Dana
PJ
Kas RT
Bapak RT
Kegiatan 1.
angka Tidak ada media
Tingginya kejadian
DBD
di
Gotong royong
Bapak-
perkembangbiakan
bapak di RT
9
n RT 06
dan dana
06 RW 04
nyamuk
06 RW 04
Januari
RW 04
mahasiswa
desa
04 Desa Bantulan,
desa
2015
desa
Bantulan
berhubungan dengan
Sidoarum
Sidoarum
dan Amel
wilayah RT 06 RW
prevalensi DBD
kejadian
tinggi,
ada Prevalensi DBD
Pendidikan
menurun
kesehatan
RT 06 RW
9
06 RW 04
dan dana
tentang
04 desa
Januari
desa
mahasiswa
Sidoarum
2015
Sidoarum
media perkembangbiakan nyamuk, kelembaban lingkungan dan kurang
tinggi,
lingkungan sehat
dimanifestasikan oleh 20% warga terkena DBD / tahun, wabah
- Pengertian DBD - Penyebab DBD - Cara penularan DBD - Tanda dan
Ibu-ibu di
Jum’at,
Aula RT
Kas RT
Niken
DBD selalu datang saat
musim
hujan
maupun
pergantian
musim,
lingkungan
perumahan
dekat
dengan persawahan, banyak
terdapat
genangan
air
di
sekitar
rumah,
lingkungan
sekitar
rumah warga basah dan
lembab
saat
musim penghujan.
gejala DBD Pencegahan DBD
DOKUMENTASI IMPLENTASI DAN EVALUASI NO
HARI,
IMPLEMENTASI
PARAF
EVALUASI
PERAWAT
TANGGAL, JAM 1
Jumat , 9 Januari
Penyuluhan
S : Masyarakat mengatakan
kesehatan DBD
2015
sudah paham tentang
15.30 WIB
pengertian, penyebab, penularan, tanda dan gejala, serta pencegahan DBD. O: Masyarakat terlihat antusias mengikuti penyuluhan tentang DBD Masyarakat dapat mengetahui tentang pengertian, penyebab, penularan, tanda dan gejala, serta pencegahan DBD A : Kurangnya pengetahuan tentang DBD teratasi sebagian
P
:Lakukan
kebersihan Bantulan
pemantauan
lingkungan
dusun
RT 6 RW 4 Desa
Sidoarum, Godean 2
13 januari
Evaluasi
2015
penyuluhan
S : Masyarakat mengatakan
10.00 WIB
bahwa hari minggu, tanggal 11 januari melakukan kerja bakti, Masyarakat mengatakan sudah membuat jadwal kerja bakti 2 minggu sekali, setiap hari minggu pagi. Masyarakat mengatakan
sedang merencanakan pengasapan pada RT 06 RW 04 Dusun Bantulan Desa Sidoarum Godean O: Tidak ditemukan genangan air di sekitar pemukiman penduduk. Lingkungan rumah penduduk terlihat lebih bersih. A: Tingginya angka kejadian DBD teratasi sebagian
P: Pemantauan kebersihan lingkungan Dusun Bantulan RT 6 RW 4 Desa Sidoarum Godean