Komunitas.docx

  • Uploaded by: Fikhaa
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Komunitas.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,289
  • Pages: 25
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah investasi dan harapan masa depan bangsa serta sebagai penerus generasi di masa mendatang. Dalam siklus kehidupan, masa anak anak merupakan fase dimana anak mengalami tumbuh kembang yang menentukan masa depannya. Perlu adanya optimalisasi perkembangan anak, karena selain krusial juga pada masa itu anak membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua atau keluarga sehingga secara mendasar hak dan kebutuhan anak dapat terpenuhi secara baik. Anak seyogyanya harus dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang sehat jasmani dan rohani, cerdas, bahagia, bermoral tinggi dan terpuji, karena di masa depan mereka merupakan aset yang akan menentukan kualitas peradaban bangsa. Remaja adalah mereka yang berumur 11-18 tahun, adapun kriteria usia masa remaja awal pada perempuan yaitu 13-15 tahun dan pada laki-laki yaitu 15-17 tahun. Kriteria usia masa remaja pertengahan pada perempuan yaitu 15-18 tahun dan pada laki-laki yaitu 17-19 tahun. Sedangkan kriteria masa remaja akhir pada perempuan yaitu 18-21 tahun dan pada laki-laki 19-21 tahun (Thalib, 2010). Pada masa ini remaja lebih sering mengalami perubahan fisik dan psikologis. Perubahan fisik yang dialami remaja seperti mengalami menstruasi bagi wanita dan perubahan suara pada laki-laki. Psikologis mereka juga sering berubah-ubah dan tidak menentu seperti

mengalami perubahan emosi, mereka mudah cemas, frustasi dan sebaliknya bisa tertawa tanpa alasan yang jelas. Remaja biasanya lebih nyaman dengan teman sebayanya dan merasa kesepian apabila jauh dari temannya. Itu menunjukkan bahwa mereka akan lebih sering berada diluar rumah dan jauh dari pantauan orang tuanya. Kita bisa memberikan pendidikan kesehatan kepada mereka atau bahkan orang tua mereka apabila menghadapi remaja atau dalam menasehati mereka harus dengan penuh perhatian, tidak membentak karena mereka perasaannya sensitive dan juga berusaha menjadi teman untuk mencurahkan isi hati mereka. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep dasar pada anak ? 2. Bagaimana konsep dasar pada remaja? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui konsep dasar anak. 2. Untuk mengetahui konsep dasar pada remaja.

BAB II TINJAUAN TEORI A. Konsep Anak 1. Pengertian Anak Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan terdapat dalam Undang-undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Pasal tersebut menjelaskan bahwa, anak adalah siapa saja yang belum berusia 18 tahun dan termasuk anak yang masih didalam kandungan, yang berarti segala kepentingan akan pengupayaan perlindungan terhadap anak sudah dimulai sejak anak tersebut

berada

didalam

kandungan

hingga

berusia

18

tahun

(Damayanti,2008) 2. Kebutuhan Dasar Anak Kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang anak secara umum digolongkan menjadi kebutuhan fisik-biomedis (asuh) yang meliputi, pangan atau gizi, perawatan kesehatan dasar, tempat tinggal yang layak, sanitasi, sandang, kesegaran jasmani atau rekreasi. Kebutuhan emosi atau kasih saying (Asih), pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan selaras antara ibu atau pengganti ibu dengan anak merupakansyarat yang mutlakuntuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial. Kebutuhan akan stimulasi

mental (Asah), stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental ini mengembangkan

perkembangan

mental

psikososial

diantaranya

kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreaktivitas, agama, kepribadian dan sebagainya. a. Tingkat perkembangan anak Menurut Damaiyanti (2008), karakteristik anak sesuai tingkat perkembangan : 1) Usia bayi (0-1 tahun) Pada masa ini bayi belum dapat mengekspresikan perasaan dan pikirannya dengan kata-kata. Oleh karena itu, komunikasi dengan bayi lebih banyak menggunakan jenis komunikasi non verbal. Pada saat lapar, haus, basah dan perasaan tidak nyaman lainnya, bayi hanya bisa mengekspresikan perasaannya dengan menangis. Walaupun demikian, sebenarnya bayi dapat berespon terhadap tingkah laku orang dewasa yang berkomunikasi dengannya secara non verbal, misalnya memberikan sentuhan, dekapan, dan menggendong dan berbicara lemah lembut. Ada beberapa respon non verbal yang biasa ditunjukkan bayi misalnya menggerakkan badan, tangan dan kaki. Hal ini terutama terjadi pada bayi kurang dari enam bulan sebagai cara menarik perhatian orang. Oleh karena itu, perhatian saat

berkomunikasi dengannya. Jangan langsung menggendong atau memangkunya karena bayi akan merasa takut. Lakukan komunikasi terlebih dahulu dengan ibunya. Tunjukkan bahwa kita ingin membina hubungan yang baik dengan ibunya. 2) Usia pra sekolah (2-5 tahun) Karakteristik anak pada masa ini terutama pada anak dibawah 3 tahun adalah sangat egosentris. Selain itu anak juga mempunyai perasaan takut oada ketidaktahuan sehingga anak perlu diberi tahu tentang apa yang akan akan terjadi padanya. Misalnya, pada saat akan diukur suhu, anak akan merasa melihat alat yang akan ditempelkan ke tubuhnya. Oleh karena itu jelaskan bagaimana akan merasakannya. Beri kesempatan padanya untuk memegang thermometer sampai ia yakin bahwa alat tersebut tidak berbahaya untuknya. Dari hal bahasa, anak belum mampu berbicara fasih. Hal ini disebabkan karena anak belum mampu berkata-kata 900-1200 kata. Oleh karena itu saat menjelaskan, gunakan kata-kata yang sederhana, singkat dan gunakan istilah yang dikenalnya. Berkomunikasi dengan anak melalui objek transisional seperti boneka. Berbicara dengan orangtua bila anak malu-malu. Beri kesempatan pada yang lebih besar untuk berbicara tanpa keberadaan orangtua.

Satu hal yang akan mendorong anak untuk meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi adalah dengan memberikan pujian atas apa yang telah dicapainya. 3) Usia sekolah (6-12 tahun) Anak pada usia ini sudah sangat peka terhadap stimulus yang dirasakan yang mengancam keutuhan tubuhnya. Oleh karena itu, apabila berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan anak diusia ini harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti anak dan berikan contoh yang jelas sesuai dengan kemampuan kognitifnya. Anak usia sekolah sudah lebih mampu berkomunikasi dengan orang dewasa. Perbendaharaan katanya sudah banyak, sekitar 3000 kata dikuasi dan anak sudah mampu berpikir secara konkret. 4) Usia remaja (13-18) Fase remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari akhir masa anak-anak menuju masa dewasa. Dengan demikian, pola piker dan tingkah laku anak merupakan peralihan dari anak-anak menuju orang dewasa. Anak harus diberi kesempatan untuk belajar memecahkan masalah secara positif. Apabila anak merasa cemas atau stress, jelaskan bahwa ia dapat mengajak bicara teman sebaya atau orang dewasa yang ia percaya.

Menghargai keberadaan identitas diri dan harga diri merupakan hal yang prinsip dalam berkomunikasi. Luangkan waktu bersama dan tunjukkan ekspresi wajah bahagia. 3. Tugas Perkembangan Anak Tugas perkembangan menurut teori Havighurst (1961) adalah tugas yang harus dilakukan dan dikuasai individu pada tiap tahap perkembangannya. Tugas perkembangan bayi 0-2 adalah berjalan, berbicara,makan

makanan

padat,

kestabilan

jasmani.

Tugas

perkembangan anak usia 3-5 tahun adalah mendapat kesempatan bermain, berkesperimen dan berekplorasi, meniru, mengenal jenis kelamin, membentuk pengertian sederhana mengenai kenyataan social dan alam, belajar mengadakan hubungan emosional, belajar membedakan salah dan benar serta mengembangkan kata hati juga proses sosialisasi. Tugas perkembangan usia 6-12 tahun adalah belajar menguasai keterampilan fisik dan motorik, membentuk sikap yang sehat mengenai diri sendiri, belajar bergaul dengan teman sebaya, memainkan peranan sesuai dengan jenis kelamin, mengembangkan konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan keterampilan yang fundamental, mengembangkan pembentukan kata hati, moral dan sekala nilai, mengembangkan sikap yang sehat terhadap kelompok sosial dan lembaga. Tugas perkembangan anak usia 13-18 tahun adalah menerima keadaan fisiknya dan menerima peranannya sebagai perempuan dan laki-

laki, menyadari hubungan-hubungan baru dengan teman sebaya dan kedua jenis kelamin, menemukan diri sendiri berkat refleksi dan kritik terhadap diri sendiri, serta mengembangkan nilai-nilai hidup. B. Konsep Masa Remaja 1. Pengertian Remaja Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan psikologi, dan sosial. Disebagian besar masyarakat dan budaya masa remaja pada umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun, dan berakhir pada usia 18-22 tahun (Notoatmodjo, 2007). 2. Tahap perkembangan remaja Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan ada 3 tahap perkembangan remaja : a. Remaja Awal (early adolescent) 10-12 tahun Pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang menyertai perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis dan mudah terangsang erotis. b. Remaja madya (middle adolescent) 13-15 tahun

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan. Ia senang kalau banyak teman yang mengakuinya. c. Remaja Akhir (late adolescent) 16-19 tahun Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal yaitu : 1) Minat yang semakin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek. 2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan pengalaman baru. 3) Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi. 4) Egosentrisme 5) Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum (Sarwono, 2010). 3. Tugas perkembangan remaja Terdapat perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan untuk mencapai kiemampuan bersikap dan berperilaku dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock (1991) adalah : a. Mampu menerima keadaan fisik. b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.

c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlaianan jenis. d. Mencapai kemandirian emosional. e. Mencapai kemandirian ekonomi. f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat. g. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua. h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa. i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan. j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga. Tugas-tugas perkembangan fase remaja ini amat berkaitan dengan perkembangan kognitifnya, yaitu fase operasional formal. Kematangan pencapaian fase kognitif akan sangat membantu kemampuan dalam melaksanakan

tugas-tugas perkembangannya itu dengan baik. Agar

dapat memenuhi dan

melaksanakan tugas-tugas perkembangan,

diperlukan kemampuan kreatif remaja. Kemampuan kreatif ini banyak diwarnai oleh perkembangan kognitifnya (Ali dan Asrori, 2009)

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KELOMPOK KHUSUS ANAK I. PENGKAJIAN a. Data Inti 1. Sejarah Pondok pesantren Al-Falah didirakan K.H.M Saini pada tanggal 26 juli 1975. Pondok pesantren Al-Falah dibawah naungan yayasan AlFalah yang bersifat Independen dan mandiri. Oprasional lembaga pendidikan pada tanggal 12 januari 1976, dengan jumlah santri 29 orang. 2. Demografi Pondok pesantren Al-Falah terletak pada lokasi yang strategis yaitu 23 km dari Banjarmasin, 2 km dari bandara syamsudinnoor dan 13 km dari ibukota banjarbaru. Pondok pesantren ini beralamat di jalan A.Yani km.23. landasan ulin tengah kecamatan landasan ulin kecamatan Kalimantan selatan, dan termasuk termasuk dalam wilayah kerja puskesmas landasan ulin. Pondok pesantren Al-Falah terdiri dari pondok pesantren putra dan putri. Pada pengkajian ini hanya dilakukan pada pondok pesantren daerah putri. o Jumlah siswa - Jumlah keseluruhan siswa pada pondok pesantren Al-Falah adalah -

120, yang diambil jadi koresponden 80 orang. Distribusi siswa berdasarkan usia Dari data yang didapat dapat siswa pesantren Al-Falah putri paling banyak berusia 8-12 tahun dengan presantase 60% dan yang terendah berusia 16-18 tahun dengan presentase sebesar 5%

-

Distribusi siswa berdasarkan suku Dari data yang didapat sebagian besar berasaly dari suku banjar

sejumlah 67 jumlah dengan presentase 83,7%. b. Data SubSistem 1. Fisik dan lingkungan Ruang asrama tampak gelap, tampak pakaian dan peralatan sholat yang digantung yang menghambat masuknya cahaya matahari. Ventilasi pada asrama kurang. Di belakang asrama siswi tampak sampah berserakan. Ada toilet yang tidak terawatt, selokan yang tidak terawat dan kotor, serta menimbulkan bau. Kamar mandi sebagian ada yang tampak berantakan. 2. Pendidikan Lama pendidikan di pondok pesantern alfalah putrid ada tingkat tajhizi (persiapan) 1 tahun, wutsha (3 tahun), dan kuliah 3 tahun. Dari kelas 1 sampai kelas 2 MA masing-masing sebesar 40 orang dengan persentase 50%. a) Distribusi jumlah siswa Berdasarkan informasi kesehatan yang di lakukan oleh petugas kesehatan sebesar 57 orang dengan persentase 71, 3%. b) Tema informasi kesehatan Didapatkan distribusi jumlah siswa yang di lakukan oleh petugas kesehatan sebesar 35 orang dengan presentase 58,3% c) Pelatihan dan keterampilan Didapatkan jumlah siswa berdasarkan pernah tidaknya mengikuti kegiatan pelatihan dan ketrampilan yang dilakukan oleh petugas kesehatan sebesar 46 orang dengan presentasi 57,5%. d) Jenis pelatihan dan ketrampilan Didapatkan jumlah siswa pernah tidaknya mengikuti jenis pelatihan dan ketrampilan Penanganan P3K yang dilakukan

oleh petugas kesehatan sebesar 36 orang dengan presentasi 78,3%. e) Sumber informasi kesehatan Didapatkan bahwa hampir semua siswa di pesantren mendapatkan informasi dari petugas kesehatan puskesmas sebanyak 53 orang dengan presentasi sebesar 66,25%. 3. Komunikasi a) Jenis komunikasi Siswa paling banyak menggunakan sarana komunikasi sekolah jenis majalah dinding sebanyak 60 orang dengan presentasi 75%. 4. Kesehatan dan pelayanan social a) Sarana kesehatan Terdapat puskesmas disekitar tempat usaha ± 1 km puskesmas Landasan Ulin dan RS Swasta ± 2 km sedangkan di pesantren tersedia UKS b) Program Kesehatan UKS nya berjalan

dengan

lancar

dengan

program

pendidikan/penyuluhan kesehatan, pemeriksaan dan program kesehatan lingkungan. c) Jaminan kesehatan sekolah Berupa kartu UKS dengan kewajiban siswa membayar iuran kesehatan sebanyak Rp 30.000,00 per tahun. d) Angka kesakitan Siswa Angka kesakitan siswa dalam setahun terakhir di pesantren dengan jumlah 68 orang dengan presentasi sebanyak 68%. e) Jenis penyakit dan keluhan Berdasarkan hasil wawancara siswi mengatakan banyak yang mengalami diare dan gatal-gatal dikulit. Dengan jumlah siswi penyakit kulit 31 orang dengan presentasi sebanyak 37,5%. f) Angka dismenorhea

Siswi mengatakan banyak yang mengalami nyeri haid namun, belum mengetahui penanganan yang benar. dari data jumlah siswi yang mengalami dismenorhea 56 orang dengan presentasi 70 orang. g) Kejadian stress berat Dari data siswi yang mengalami styres berat sebanyak 59 orang dengan presentasi 73,75 %. 5. Keamanan dan transportasi a) Keamanan sekolah Dari data yang di dapat keamanan sekolah menurut siswa di Pesantren Al-Falah Putri sebanyak 80 orang dengan presentasi 100%. b) Perselisihan/permusuhan Antar Siswa Dari data yang didapat siswa yang pernah mengalami perselisihan/permusuhan siswa di pesantren al-falah putrid sebanyak 24 orang dengan persentase 31,3%. c) Jenis Transportasi Dari data yang didapat bahwa jenis transportasi yang paling banyak digunakan siswa pesantren alfalah putrid sebanyak 61 orang dengan persentase 75%

6. Ekonomi a) Sumber keuangan Dari data didapatkan jenis sumber keuangan adalah dari orang tua sebanyak 80 orang dengan presentasi 100%. b) Jenis pekerjaan orang tua Dari data di dapatkan bahwa jenis pekerjaan orang tua siswa paling banyak adalah wiraswasta sebanyak 42 orang dengan presentasi 54%. c) Biaya Sekolah

Besar biaya sekolah dipondok pesantren Al-Falah putrid untuk kelas 1 ulya > Rp 250.000 dan untuk biaya sekolah kelas 2 ulya antara Rp 250.000 – Rp 500.000. d) Besar Bantuan Beasiswa Pemerintah Dari data yang didapatkan besar pungutan biaya sekolah di pesantren Al-Falah paling banyak sebesar Rp 250.000 – Rp 750.000 sebanyak 52 orang dengan presentase 65%. e) Kantin tempat makan Terdapat satu kantin yang menjual makanan dan minuman untuk para siswa. Harga di kantin

terjangkau oleh siswa,

dengan harga semua makanan di kantin Rp 750. Kondisi kantin tampak bersih, tidak ada sampah dan lalat di kantin tersebut. Terdapat pula mini market di dalam lingkungan Pondok Pesantren Al-Falah puteri. 7. Politik dan Pemerintahan a) Kunjungan pemerintah Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa didapatkan bahwa kunjungan pemerintah pernah dilakukan namun dengan waktu dan banyak kunjungan yang tidak menentu. b) Tema Kunjungan Pemerintah Dari data yang didapat, tema kunjungan pemerintah menurut siswa di pondok pesantren Al-Falah Puteri hal ini tampak dari lingkungan pondok pesantren Al-Falah Puteri sendiri, yang tidak tampak adanya bendera partai, spanduk, poster, maupun atribut partai yang lainnya. 8. Rekreasi a) Kegiatan saat Waktu Istirahat Sekolah Dari data didapatkan kegiatan saat waktu istirahat sekolah siswa di Pesantren Al-Falah Puteri paling banyak adalah

mengobrol dengan teman sebanyak 39 orang dengan presentase 48,75%. b) Jenis Sarana Hiburan Sekolah Dari data didapatkan bahwa jenis sarana hiburan sekolah yang dimanfaatkan siswa di Pesantren Al-Falah Puteri paling banyak adalah kegiatan keagamaan (Pembacaan Maulid Habsyi, rebana) sebanyak 58 orang dengan presentase 72,5%. c) Jumlah Hari Libur Dari data didapatkan bahwa jumlah hari libur siswa di Pesantren Al-Falah Puteri paling banyak adalah 1-3 hari sebanyak 53 orang dengan presentase 27,5% d) Tujuan Rekreasi Waktu Libur Dari data yang didapat bahwa tujuan rekreasi waktu libur siswa di Pesantren Al-Falah Puteri paling banyak adalah Ziarah Keagamaan sebanyak 43 orang dengan presentase 51%.

II. ANALISA DATA Analisa Data Dan Perumusan Diagnosa Keperawatan No.

Data Subyektif 1. DS: 1. Siswi

Masalah Kesehatan Tingginya angka

pondok 1. Angka kesakitan 68 kesakitan siswi di

Pesantren mengatakan terlalu

Data Obyektif DO:

putri belum

mengetahui

mengenai diare

penyakit serta

penatalaksanaan penyakit

Pesantren

penyakit

kulit

pondok putri

(85%), Pesantren Al-Falah kulit

31 Puteri berhubungan

orang

(37,5%), dengan

penyakit

menular pengetahuan

(diare,

malaria, mengenai penyakit

DBD)

seperti gatal-gatal. 2. Siswi

orang

(25%),

19

kurang

orang (penyakit

maag

kulit,

9 penyakit menular,

orang (12,5%), flu maag,

asma,

flu

dan batuk 9 orang dan batuk) ditandai (12,5%).

dengan

angka

mengatakan banyak

kesakitan 68 orang

siswi

(85%),

yang

penyakit

mengalami diare dan

kulit

31

gatal-gatal dikulit.

(37,5%), penyakit menular

orang

(diare,

malaria, DBD) 19 orang (25%), maag 9 orang (12,5%), flu dan batuk 9 2. DS:

DO:

1. Berdasarkan wawancara pesantren putri

orang (12,5%). Tingginya angka

hasil 1. Didapatkan siswi

Al-Falah

mengatakan

data kejadian

siswa di pesantren dismenorrhea Al-Falah putri dari siswa

dipesantren

jenis pelatihan dan putri berhubungan

banyak siswa yang

ketrampilan,

siswa dengan

mengalami

tidak

dapat pengetahuan

nyeri

kurang cara

haid namun belum

melakukan

penanganan

mengetahui

penatalaksanaan

ditandai dengan 56

nyeri haid.

orang

penanganan benar.

yang

dengan

presentase 70%.

III. PRIORITAS MASALAH Skoring Prioritas Masalah Kriteria

Bobot

Masalah

Skala

(B) 1. Kesadaran

(1-10) 4

Rasional

Peringkat

(S)

Masalah

(1-10) 4 1. Karena

Tingginya

(B x S) dari 16

siswi Pondok

angka

data

objektif

Pesantren Al-

kesakitan

dan

subjektif

Falah

siswi

yang

didapat

putri

di

terhadap

Pesantren Al-

terlihat

masalah

Falah Puteri

keadaan

lingkunganny

berhubungan

lingkungan

dengan

serta

kurang

kesadaran para

pengetahuan

siswi pondok

mengenai

pesantren Al-

penyakit

Falah

putri

yang

masih

(penyakit

6

kulit,

dari

kurang.

penyakit 6

menular, maag, asma,

2. Motivasi siswi Pondok

flu batuk)

dan

2. Dari data yang di dapat pada

36

Pesantren Al-

ditandai

siswi pondok

Falah

dengan angka

pesantren putri

untuk

kesakitan 68

kegiatan

memecahkan

orang (85%),

pelatihan dan

masalah

penyakit kulit

ketrampilan

31

dalam bidang 36

putri

6

orang 6

(37,5%),

kesehatan

penyakit

cukup

menular

serta informasi

(diare,

kesehatan

malaria, DBD)

4 19

orang (25%),

baik

yang di dapat 16 sudah

cukup

terpenuhi.

maag 9 orang 4 3. Kemampuan perawat untuk menyelesaikan

(12,5%), flu dan batuk 9 orang (12,5%).

3. Perawat cukup bisa mengatasi masalah yang

masalah

ada di Pondok

keperawatan

Pesantren AlFalah putri. 4. Dari

4. Keberadaan ahli

dalam

observasi, diketahui

hasil

menyelesaikan

kurangnya

masalah

keterlibatan pihak petugas kesehatan 6

dalam

36

mengatasi masalah yang ada di Pondok 6

Pesantren AlFalah

putri

terlihat

dari

kurangnya ketrampilan dan informasi kesehatan yang

di

praktikan dalam 6

36

keseharian siswa. 5. Hambatan yang

5. danya hambatan

6

dalam

ada

dalam

mengatasi

menyelesaikan

masalah

masalah

Pondok

di

Pesantren AlFalah

putri

cukup

sulit

karena kegiatan penyuluhan yang dilakukan harus menyesuaikan dengan jadwal belajar siswi. 6. Waktu 6. Waktu

yang

diperlukan untuk menyelesaikan masalah

yang

diperlukan untuk menyelesaikan masalah pada Pondok Pesantren AlFalah

putri

adalah selama 4 hari (4 x pertemuan selama

100

menit) 176

IV.

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Tingginya angka kesakitan siswi di Pesantren Al-Falah Puteri berhubungan dengan kurang pengetahuan mengenai penyakit (penyakit kulit, penyakit menular, maag, asma, flu dan batuk) ditandai dengan angka kesakitan 68 orang (85%), penyakit kulit 31 orang (37,5%), penyakit menular (diare, malaria, DBD) 19 orang (25%), maag 9 orang (12,5%), flu dan batuk 9 orang (12,5%). 2. Tingginya angka kejadian dismenorrhea siswa dipesantren putri berhubungan dengan kurang pengetahuan cara penanganan ditandai dengan 56 orang dengan presentase 70%.

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan terdapat dalam Undang-undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Dan Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan psikologi, dan sosial.

B. Saran Orang tua harus memperhatikan setiap perkembangan yang dialami oleh anaknya dari mulai perkembangan fisik, emosi, motivasi, perasaan, intelektual, sosial dan bahasa. Agar anak tidak terjerumus kedalam hal-hal yang negatif yang akan merusak dirinya sendiri. Orang tua hendaknya mengetahui kedewasaan remaja dengan jalan memberikan kebebasan terbimbing untuk mengambil keputusan dan tanggung jawab sendiri.

DAFTAR PUSTAKA Ade. 2009. Identitas Dan Karakteristikpeserta Didik Usia Sekolah Menengah Pertama. Universitas Ahmad Dahlan. Online. Ali, M & Asrori, M. (2009). Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Jakarta. Bumi Aksara. Hurlock, E.B (2002). Psikologi Perkembangan. 5th edition. Erlanga: Jakarta. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. Nuryanti, Lusi. 2008. Psikologi Anak. Jakarta: PT Indeks

Potter, Patricia A. dan Anne G. Perry. (2009). Fundamental Keperawatan Buku 1 Ed. 7. Jakarta: Salemba Medika. Sarwono, S. W. (2010).

Psikologi Remaja. Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja

Grafindo. Sumantri. 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Dinas Pendidikan

More Documents from "Fikhaa"

Askep Remaja.docx
October 2019 19
Komunitas.docx
October 2019 14
Askpe Dbd Komunitas
October 2019 13