KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkatnNya makalah tentang Asuhan Keperawatan pada Keluarga Berencana ini dapat terselesaikan dengan baik. Meskipun masih banyak kekurangan baik dari isi, sistematika, maupun cara penyajiannya. Makalah tentang Askep pada Keluarga Berencana ini adalah sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas bagi Semester 3 Program Studi Ilmu Keperawatan. Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada Ns Ellen Timmerman, S.Kep, M.MKes. selaku dosen pengampu Mata Kuliah Keperawatan Maternitas ini. Serta bagi semua pihak yang turut mendukung dalam pembuatan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari materi tentang Keluarga Berencana. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi kami sendiri sebagai penyusun.
Tomohon, 28 September 2017 Penyusun
Kelompok 3
1
DAFTAR ISI Kata Pengantar…………………………………………………………………………..
1
Daftar Isi…………………………………………………………………………………
2
BAB I
: PENDAHULUAN……………………………………………………… 3
BAB II
: TINJAUAN TEORITIS A. Keluarga Berencana…………………………………………..
4
B. Kontrasepsi……………………………………………………. 4 C. Cara Kerja Kontrasepsi……………………………………….. 5 BAB III
: ASUHAN KEPERAWATAN A. Data Fokus……………………………………………………. 9
BAB IV
B. Analisa Data…………………………………………………..
9
C. Diagnosa Keperawatan………………………………………..
12
D.Intervensi Keperawatan………………………………………..
12
: PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………… 16
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………. 17
2
1. 2.
3.
4.
5.
6.
BAB I PENDAHULUAN Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Program keluarga berencana olehpemerintah adalah agar keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi padapertumbuhan yang seimbang. Gerakan Keluarga Berencana Nasional Indonesia telah berumur sangat lama yaitu pada tahun 70-an dan masyarakat dunia menganggap berhasil menurunkan angka kelahiran yang bermakna. Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. Adapun beberapa jenis alat kontrasepsi, antara lain : Pil (biasa dan menyusui) yang mempunyai manfaat tidak mengganggu hubungan seksual dan mudah dihentikan setiap saat. Terhadap kesehatan resikonya sangat kecil. Suntikan (1 Bulan dan 3 Bulan) sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan. Alat kontrasepsi suntikan juga mempunyai keuntungan seperti klien tidak perlu menyimpan obat suntik dan jangka pemakaiannya bias dalam jangka panjang. Implan (susuk) yang merupakan alat kontrasepsi yang digunakan dilengan atas bawah kulit dan sering digunakan pada tangan kiri. Keuntungannya daya guna tinggi, tidak mengganggu produksi ASI dan pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) merupakan alat kontrasepsi yang digunakan dalam rahim. Efek sampingnya sangat kecil dan mempuyai keuntungan efektivitas dengan proteksi jangka panjang 5 tahun dan kesuburan segera kembali setelah AKDR diangkat. Kondom, merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada alat vital laki-laki saat berhubungan seksual. Manfaatnya kondom sangat efektif bila digunakan dengan benar dan murah atau dapat dibeli secara umum. Tubektomi adalah prosedur bedah mini untuk memotong, mengikat atau memasang cincin pada saluran tuba fallopi untuk menghentikan fertilisasi (kesuburan) seorang perempuan. Manfaatnya sangat efektif, baik bagi klien apabila kehamilan akan terjadi resiko kesehatan yang serius dan tidak ada efek samping dalam jangka panjang.
3
BAB II TINJAUAN TEORITIS KELUARGA BERENCANA A. Keluarga Berencana (KB)
1. 2. 3. 4. 5.
Pengertian keluarga berencana secara umum ialah suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kelahiran tersebut Pengertian sempitnya keluarga berencana dalam kehidupan sehari-hari berkisar pada pencegahan terjadinya pembuahan atau mencegah pertemuan antara sel mani pada laki-laki dan sel telur dari wanita sekitar persetubuhan (Risyadi, 2001). Menurut WHO, KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk: Mendapatkan objektif-objektif tertentu Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan Mengatur interval saat kehamilan Menentukan jumlah anak dalam keluarga
1. a. 1) 2) b. 1) 2) 3) 4) 2. a. b. c. d. 3. a. b.
B. Kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata kontra, yaitu mencegah atau melawan. Sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Jadi kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut. Cara kerja kontrasepsi pada umumnya dapat dibagi menjadi: Metode Sederhana: Tanpa alat / obat Senggama terputus Pantang berkala Dengan alat / obat kondom diafragma atau cap cream, jelly dan cairan berbusa tablet berbusa (vaginal tablet) Metode Efektif Pil KB AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim )/IUD Suntikan KB Susuk KB Metode Mantap dengan cara operasi Pada Wanita : Tubektomi Pada Pria : Vasektomi
4
C. 1. a. 1)
a) b)
2)
a) b) c) b.
1)
a)
b) c) d) e) f) g) 2)
3)
2.
Cara Kerja Kontrasepsi Metode Sederhana Tanpa Alat / obat Senggama terputus (Azal atau coitus interuptus) Senggama dijalankan sebagaimana biasa tetapi pada puncak senggama alat kelamin pria (zakar) dikeluarkan dari vagina, sehingga mani keluar dari luar vagina. Cara ini tidak berbahaya baik fisik maupun mental. Namun sebenarnya cara ini tidak dapat diandalkan sepenuhnya karena: Memerlukan penguasaan diri yang kuat Kemungkinan ada sedikit cairan yang mengandung spermatozoa tertumpah dari zakar dan masuk kedalam vagina sehingga dapat terjadi kehamilan, meskipun sudah dilakukan pencabutan sebelum mani menyemprot. Pantang Berkala Pantang berkala ádalah tidak melakukan senggama pada masa subur seorang wanita, yaitu sekitar waktu kejadiannya ovulasi. Cara menentukan masa ovulasi adalah: Untuk dapat menentukan masa ovulasi perlu diketahui siklus haid yang akan datang Untuk mengetahui haid yang akan datang perlu diketahui siklus haid Untuk mengetahui lamanya siklus haid perlu dicatat sekurang-kurangnya 8-12 siklus haid selama 8 bulan Dengan Alat/Obat Maksud penggunaan alat adalah untuk menahan atau menghalangi masuknya sperma ke dalam rahim sedangkan penggunaan obat dimaksudkan untuk melumpuhkan sperma. Kondom Kondom adalah suatu karet yang tipis, berwarna atau tidak berwarna dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri sebelum dimasukkan ke dalam vagina sehingga mani tertampung di dalamnya dan tidak masuk ke dalam vagina, dengan demikian mencegah terjadinya pembuahan. Adapaun indikasi pemakaian kondom adalah: 6 Minggu sesudah vasektomi, kondom perlu dipakai sampai selama 6 minggu sesudah vasektomi (sampai mani tidak mengandung spermatozoa lagi yang dapat diketahui lebih jelas dengan pemeriksaan laboratorium) Sementara menunggu pemasangan AKDR Sementara sedang menunggu haid untuk pemakaian pil yang diminum Apabila kelupaan minum pil dalam jangka waktu lebih dari 36 jam Apabila diduga ada penyakit kelamin sementara menunggu diagnosa yang pasti Bersamaan dengan pemakaian spermicide Dalam keadaan darurat bila tidak ada kontrasepsi yang tersedia atau dipakai. Diafragma / Cap Diafragma dibuat dari karet yang berbentuk mangkok, dipakai untuk menutup serviks gunanya untuk mencegah masuknya mani kedalam serviks. Diafragma dimasukkan kedalam vagina setinggi mungkin sampai menutupi mulut rahim, kemudian dikeluarkan lagi delapan jam setelah persetubuhan. Cream, Jelly dan tablet atau cairan berbusa Cream, jelly dan tablet atau cairan berbusa yang disebut spermicida adalah suatu bahan kimia yang menghentikan gerak/ melumpuhkan spermatozoa didalam vagina sehingga tidak dapat membuahi telur. Untuk penggunaan spermicida yang berbentuk tablet berbusa dimasukkan kedalam vagina. Metode efektif 5
a. Pil Keluarga Berencana 1) Pengertian Pil KB Pil KB ialah pil yang berisikan hormon estrogen dan atau hormon progesteron yang dimakan wanita secara teratur untuk mencegah kehamilan (Syahlan, 1996). Menurut Herti (2007) pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan sejak tahu 1960, pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur. 2) Jenis-Jenis Pil Keluarga Berencana Menurut (Herti, 2007) ada 3 jenis pil KB, yaitu : a) Pil gabungan atau kombinasi Tiap pil mengandung dua hormone sintetis, yaitu hormone estrogen dan progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila diminum secara teratur. b) Pil berturutan Dalam bungkusan pil-pil ini, hanya estrogen yang disediakan selama 14-15 hari pertama dari siklus menstruasi, diikuti oleh 5-6 hari pil gabungan antara estrogen dan progestin pada sisa siklusnya. Kelalaian minum 1 atau 2 pil berturutan pada awal siklus akan dapat mengakibatkan terjadinya pelepasan telur sehingga terjadi kehamilan. c) Pil khusus Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki sifat pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari leher rahim (merubah sekresi pada leher rahim) sehingga mempersulit pengangkutan sperma. 3) Cara Pemakaian Pil KB Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima siklus haid. Dapat juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan, misalnya hari minggu agar mudah diingat. Pada pasca persalinan pil mulai dimakan sesudah bayi berumur 30-40 hari, sedang pada pasca keguguran 1-2 minggu sesudah kejadian (Wiknjosastro, 2002:919). Pil KB yang berisi 20,21 dan 22 tablet mulai dimakan terus menerus, dan kemudian istirahat selama 1 minggu. Pada pil kombinasi yang terdiri atas 28 tablet (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet placebo), pil diminum terus menerus. Tablet yang diminum pertama kali sewaktu haid ialah tablet plasebo. Pada 2 minggu pertama pemakaian pil bungkus pertama sebaiknya jangan bersenggama, atau memakai cara kontrasepsi lain.(Wiknjosastro, 2002:919). Pemberian pil dihentikan sementara bila terdapat: a) Denyut nadi melebihi 120/menit b) Radang pembuluh darah balik (phlebitis) c) Tekanan darah lebih dari 140/110 mmHg disertai sakit kepala yang hebat, nafas sesak atau berdebar-debar d) Pertambahan berat badan yang progresif Efek Samping Pil KB Gejala-gejala sampingan penggunaan pil KB disebabkan oleh karena adanya gangguan keseimbangan hormon estrogen dalam tubuh. Gejala-gejala tersebut baik yang bersifat subjektif maupun objektif biasanya hanya sementara, ringan, tidak terdapat pada semua pemakai pil dan hilang dengan sendirinya setelah dua sampai tiga bulan (Syahlan, 1996:109).
6
Tabel 2.1 Efek Samping Pil KB Estrogen
Progestin
Kelebihan
Kekurangan Nausea Irritabilitas Edema Semburan panas Keputihan Prolapsus uteri Kloasma Spotting Disposisi lemak Darah haid berkurang berlebihan Tidak adanya Eksotrofie serviks perdarahan surut Teleangiektasia Libido berkurang Nyeri kepala jenis vaskuler Hipertensi Supersi laktasi
Kelebihan Nafsu makan meningkat Berat badan bertambah Cepat lelah Depresi Libido berkurang Akne Alopesia Cholestatic jaundice Lama haid berkurang
Buah dada tegang dengan retensi cairan
Nyeri kepala Efek anabolic Moniliasis Payudara membesar Payudara tegang tanpa retensi cairan
Kekurangan Darah haid lebih banyak disertai bekuan pendarahan surut terlambat
Sumber: Wiknjosastro (2002:920) Menurut Wiknjosastro (2002:919) efek samping dari penggunaan pil KB dibagi dalam 2 golongan, yaitu : a) Efek sampingan ringan Efek sampingan ringan dari penggunaan pil KB adalah: adanya pertambahan berat badan, perdarahan di luar daur haid, mual-mual, depresi, alopesia, melasma, kandidiasis, amenorea pascapil, retensi cairan, dan keluhan-keluhan gastrointestinal. Umumnya efek sampingan ini akan berkurang dan hilang dengan sendirinya, ada pula yang hilang jika pasien berpindah ke pil yang lain dengan kadar estrogen dan progestron yang lebih sesuai b) Efek sampingan berat Efek sampingan yang berat dari penggunaan pil KB adalah tromboemboli yang mungkin terjadi karena peningkatan aktivitas faktor-faktor pembekuan, atau mungkin juga karena pengaruh vaskuler secara langsung. Angka kejadian tromboemboli pada para wanita pemakai pil adalah sekitar 4-9 kali lebih tinggi dari pada para wanita bukan pemakai pil golongan umur yang sama. Angka kematian ialah 3 per 100.000 wanita pemakai pil, sehingga kalau dibandingkan dengan angka kematian maternal (oleh karena kehamilan) angka itu sebenarnya jauh lebih rendah. Kemungkinan mendapat tromboemboli-suatu komplikasi jarang-dikurangi oleh pemakaian pil
7
4) a)
b)
c) d)
e)
f)
g)
h) i)
yang mengandung estrogen dosis rendah, misalnya 50 mikro gram atau kurang dari itu. Walaupun demikian masih ada kemungkinan hubungan antara tromboemboli progesteron. Penanggulangan Efek Samping Pil KB Spotting Berikan penjelasan bahwa hal tersebut hanya sementara, tetapi jika terus menerus berikan pil KB 1-2 tablet per hari selama beberapa hari sampai spotting hilang atau diganti dengan Pil KB yang kadar estrogennya lebih tinggi. Rasa mual Berikan vitamin B 6, ganti dengan pil yang mengandung estrogen lebih rendah atau ganti dengan cara KB yang lain. Cloasma Hentikan penggunaan pil, atau ganti dengan cara penggunaan cara KB lain Acne Ganti dengan pil yang mengandung estrogen tinggi atau pil dihentikan sementara dengan menggunakan cara KB lain. Candidialis vaginal Berikan antymycotic, ganti dengan pil yang mengandung estrogen tinggi atau pil dihentikan sementara dengan menggunakan cara KB lainnya Nyeri kepala Ganti dengan pil yang mengandung estrogen lebih rendah atau hentikan penggunaan pil, ganti dengan cara KB yang lain Penambahan berat badan Bila penambahan berat badan secara progresif dan banyak maka pemakaian pil sebaiknya dihentikan atau diganti dengan cara KB yang lain. Varises/tromboplebitis Hentikan penggunaan pil dan harus mendapat perawatan khusus Hypertensi Apabila lebih dari 160/105 mmHg, maka penggunaan pil perlu dihentikan dan harus mendapat perawatan khusus.
8
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BERENCANA
1. a. b. c. d. e. f. g. 2. a. b. c. d. e. f. g. h. i. 3. a. b. c. 4. a. b. c. d.
A. Data Fokus Wawancara Jumlah anak yang direncanakan Adakah masalah dalam kehamilan yang lalu seperti mual-mual dan lain-lain ? Apakah ibu pernah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya? Adakah keluhan dalam penggunaan kontrasepsi: mual, pendarahan, nyeri saat berhubungan, infeksi atau haid tidak teratur dan sebagainya Riwayat social: adakah pantangan yang berkaitan dengan budaya /kultur, kebiasaan merokok Harapan pada jenis kelamin anak tertentu Riwayat menstruasi, KB hormonal biasanya menyebabkan gangguan siklus haid seperti amenore, spotting, metroragia, Pemeriksaan Fisik Keadaan umum: adakah tanda-tanda ibu sedang sakit yang tampak dari anemia, kelemahan, berat badan/tinggi badan, Tanda – tanda vital : Tekanan Darah biasanya tinggi, Efek dari hormonal, Nadi cepat, Napas terkadang sesak, suhu terkadang tinggi karena respon tubuh terhadap pemasangan AKDR. Muka periksa adanya oedema, jerawat, hyperpigmentasi (efek hormonal). Kardiovaskuler : Palpitasi. Dada : pernapasan kadang sesak. Payudara : hyperpigmentasi Abdomen : nyeri, mules, muntah-muntah, mual (efek AKDR) Vagina : Periksa adakah blood show, keluar darah pervaginam, varises, ukuran uterus yang mengalami kelainan Ekstremitas : Adakah edema, varises pada ekstrimitas, bekas insisi post pemasangan implant pada tangan atas. Pemeriksaan Penunjang Hampir tidak ada pemeriksaan penunjang kecuali ada riwayat perdarahan, maka diperiksa: Hb, biasanya < 10gr/dl Trombosit (biasanya normal / turun bila perdarahan hebat) Leukosit (biasanya sedikit meningkat >10000/mm3) Pemeriksaan Psikososial Pastikan keinginan KB dari klien dan suami tanpa paksaan Adakah keyakinan / pandangan terkait dengan penggunaan kontrasepsi Adakah ketakutan dengan prosedur pemasangan alat kontrasepsi Status kesehatan ibu, sosial budayanya terkait dengan hal ini tingkat penghasilan, pengetahuan dan jarak dengan tempat pelayanan kesehatan untuk kontrol lainnya. B. Analisa Data No Data 1 DS= Klien mengatakan bingung untuk memilih alat
Etiologi Kurang Informasi
9
Masalah Ketidakmampuan memilih alat
kontrasepsi DO= Klien bertanya pada petugas kesehatan
kontrasepsi Tentang pengetahuan terkait dengan KB
Klien bingung dengan alat kontrasepsi
Ketidakmampuan memilih alat kontrasepsi 2
DS= Klien mengatakan haid tidak teratur
Proses adaftasi hormonal
Perubahan pola haid
DO= Klien menggunakan alat kontrasepsi pil Ketidakseimbangan hormon progresteron dan estrogen
Haid tidak teratur/spotting
3
DS= Klien mengatakan khawatir untuk menggunakan alat kontrasepsi
Perubahan pola haid Penggunaan alat kontrasepsi
Adanya efek samping dari kontrasepsi
10
cemas
Haid tidak teratur/spotting
Perubahan pola haid
4
DS= Klien mengatakan sejak menggunakan kontrasepsi pil banyak bintik-bintik hitam dan jerawat dimuka DO= Klien akseptor KB pil
cemas Akseptor KB Pil
Gangguan konsep diri: Body image
Berisi hormon progresteron dan estrogen
Keseimbangan progresteron dan estrogen terganggu
Timbul gajala-gejala sampingan
Pigmentasi dan jerawat pada muka, badan menjadi gemuk
Gangguan body image 5.
Ds = klien mengeluh sakit di daerah insisi Do = kulit lebam, pembengkakan di daerah
Tindakan operasi (MOW/MOP) dan implant
11
Resiko infeksi
insisi, kemerahan di daerah insisi, Pemajanan luka diluar
Bila klien kurang perhatikan hygiene
Media yng baik untuk mikroorganisme tumbuh
Resiko infeksi C. Diagnosa Keperawatan 1. Perubahan pola haid, spotting haid b.d Proses adaftasi hormonal ditandai dengan klien mengatakan haid tidak teratur 2. Ketidakmampuan memilih alat kontrasepsi yang efektif b.d kurangnya informasi akan pengetahuan tentang KB ditandai dengan klien banyak bertanya. 3. Cemas b.d terjadinya efek samping dari alat kontrasepsi tertentu ditandai dengan klien mengatakan khawatir untuk menggunakan alat kontrasepsi. 4. Gangguan konsep diri b.d timbul gejala-gejala sampingan (pigmentasi dan jerawat pada muka) ditandai dengan klien mengatakan sejak menggunakan alat kontrasepsi pil banyak bintik-bintik hitam dan jerawat pada muka. 5. Resiko infeksi berhubungn dengan pemajanan luka insisi ditandai dengan klien mengeluh sakit di daerah insisi, kulit lebam, pembengkakan di daerah insisi, kemerahan di daerah insisi,
D. Intervensi Keperawatan NO Tujuan Intervensi 1 Tujuan Jangka1. Kaji lamanya Panjang: Dalam banyaknya spotting jangka waktu 2 bulan pola haid normal Tujuan jangka pendek: dalam waktu 1 bulan haid kembali normal dengan2. Jelaskan
pada 12
ibu
Rasional dan 1.Untuk mengetahui siklus haid dan mengetahui lamanya haid dan jumlah perdarahan pada saat haid 2. Pada hari-hari pertama pemakaian alat kontrasepsi AKDR dan hormonal efek biasanya terjadi efek
kriteria: Sifat darah haid kembali pada siklus awal/biasa Tidak ada spotting haid yang berulang
samping alat kontrasepsi samping dari kontrasepsi AKDR dan hormonal pada tersebut hari-hari pertama pemakaian alat kontrasepsi.3.Data penunjang dapat mengetahui kadar keseimbangan hormon
4.Untuk mendapatkan 3. Observasi untuk penanganan lebih lanjut pemeriksaan lab, Hb, Leukosit, trombosit, Ht.
4. Konsul ke dokter bila keluhan menjadi berat 2
3
Tujuan Jangka Kaji tingkat pengetahuan Panjang: Klien klien tentang alat memilih alat kontrasepsi yang sesuai kontrasepsi yang dengan kondisinya efektif untuk kesehatannya. Jelaskan pada klien tentang Tujuan jangka efektivitas, efisiensi dari pendek: setelah diberi masing-masing alat penjelasan klien dapat kontrasepsi, keuntungan, memilih alat kerugian,indikasi dan kontrasepsi yang kontraindikasi efektif dengan kriteria: Berikan pendidikan Klien dapat memilih kesehatan kepada klien salah satu alat KB beserta suaminya untuk yang sesuai dengan menentukan pilihan kondisinya untuk kontrasepsi yang mereka menunda kehamilan inginkan (pil, suntik, pantang berkala) untuk menjarangkan kehamilan (AKDR, suntik), mengakhiri/menjaga kesehatan (MOW, WOP)
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien agar dapat menentukan intervensi selanjutnya:
Tujuan
Untuk mengetahui tingkat
Jangka Kaji tingkatan cemas 13
Memberikan gambaran tentang alat-alat kontrasepsi
KB yang diinginkan akan sesuai dengan kondisi suami istri
Panjang: Kecemasan dapat dikurangi/dikontrol
kecemasan klien
Sebagai pengetahuan klien, Jelaskan pada klien tentang supaya klien dapat memilih efek samping dari alat salah satu alat kontrasepsi Tujuan jangka kontrasepsi yang sesuai dengan pendek: setelah diberi kondisinya penjelasan kecemasan berkurang Dapat menurunkan dengan kriteria: kecemasan klien dalam Klien tampak tenang memilih alat kontrasepsi dan dapat memahami Berikan kesempatan pada efek samping ibu untuk bertanya tentang Supaya klien dapat penggunaan alat kerugian alat kontrasepsi beradaftasi terhadap kontrasepsi. pemasangan alat Klien kooperatif dan Berikan support psikososial kontrasepsi pada minggu mau bekerjasama kepada klien terhadap awal pemasangan dalam pemasangan pemasangan alat alat kontrasepsi kontrasepsi 4
Tujuan Jangka Jelaskan efek samping dari Menambah wawasan Panjang: klien tidak KB pil /pengetahuan bagi klien merasa malu dengan keadaanya Untuk mempercepat informasi lebih untuk Tujuan jangka Anjurkan klien untuk menntukan intervensi pendek: klien merasa konsultasi dengan spesialis selanjutnya percaya diri dengan kulit keadaanya dengan kriteria: Tidak malu untuk bergaul
5.
Tupan: -Beritahu klien bahwa selama-Balutan yang basah Infeksi dapat dicegah 48 jam pertama daerah merupakan media yang insisi harus dibiarkan baik untuk pertumbuhan Tupen: kering media yang baik untuk Dalam 2 x 24 jam pertumbuhan tidak ada tanda infeksi mikroorganisme dengan kriteria: - Luka kering - Lebam dan perih bukan Tidak ada tanda indikasi infeksi jika hilang infeksi dalam beberapa hari - Jelaskan efek dari pemsangan implant, MOW/MOP secara 14
langsung seperti lebam dan-Untuk mencegah terjadinya rasa perih trauma berlebih selain dari tempat insisi - Hindari benturan, gesekan dan penekanan di-Dapat mencegah ekspulsi daerah insisi batang implant, cara memungkinkan menyebabkan infeksi -Balutan jangan dibuka dalam 48 jam, plester dipertahankan hingga luka- Memungkinkan klien sembuh (biasanya 5 hari) mendapat pertolongan lebih dini untuk mencegah -Anjurkan klien kembali ke kondisi lebih buruk klinik jika ada tanda infeksi seperti demam, peradangan selama beberapa hari - Antibiotik untuk mencegah infeksi -Kolaborasi pemberian terafi antibiotik
15
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Program gerakan KB di laksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa di mana pada saat ini pemerintah sedang melakukan pembangunan di segala bidang, termasuk untuk mengatasi berbagai masalah kependudukan seperti pertumbuhan penduduk yang tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata dan kualitas sumber daya manusia yang relatif rendah. Adapun strategi pendekatan yang dilakukan dalam program pelayanan kb meliputi: Pendekatan Kemasyarakatan (community approach), Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach), Pendekatan integrative (integrative approach), Pendekatan kualitas (quality approach), Pendekatan kemandirian (self rellant approach), Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach). Dalam pelayanan KB juga ada cara operasinal programnya yang meliputi: Pelayanan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), Pelayanan kontrasepsi dan pengayoman peserta KB, Peran serta masyarakat dan institusi pemerintah dan Pendidikan KB. Dari program KB juga memiliki dampak terhadap pencegahan kelahiran, semisalkan dampak pada ibu, dampak pada anak, maupun dampak pada suami. Secara umum Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu penurunan angka kematian ibu dan anak; Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi; Peningkatan kesejahteraan keluarga; Peningkatan derajat kesehatan; Peningkatan mutu dan layanan KB-KR; Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas SDM; Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar
16
DAFTAR PUSTAKA Depkes RI, 2000. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keluarga.Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta _________, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta. Herti, 2007. Cara Tepat Memilih Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana Yang Tepat Bagi Wanita. http://www.depkes.co.id/ Notodohardjo, 2003, reproduksi Kontrasepsi dan Keluarga Berencana, Jakarta Robert Prihardjo, 1996, Pengkajian Fisik Keperawatan, EGC, Jakarta Saifudin,A. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. Suririnah, Dr. 2005. Beberapa Metode Kontrasepsi Atau KB. http://www.infoibu.com//
17