Askep Kelompok 4.rtf

  • Uploaded by: Luckycahya Juliyan
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Askep Kelompok 4.rtf as PDF for free.

More details

  • Words: 2,615
  • Pages: 22
TUGAS KELOMPOK ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa Dosen Mata Ajar : Suyamto,.A.Kep,.MPH

Disusun Oleh: Kelas 2B Ardiana Pratiwi

2820173046

Dian Fitriani Sunarya

2820173053

Eka Putra Rahmawan

2820173058

Hilmi Fahma L.

2820173064

Lucky Cahya Julianto

2820173067

Prahesti Ayu Gusmiarni

2820173073

Rosita Hutami

2820173082

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO YOGYAKARTA 2019 1

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT karena atas petunjuk dan hidayah-Nya serta dorongan dari semua pihak sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan seksama. Makalah mengenai “Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Isolasi Sosial”. Makalah ini disusun dengan sistematis untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Keperawatan Jiwa. Dengan selesainya makalah ini, maka tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan tidak luput dari kekurangan-kekurangan, baik dari segi materi maupun teknis penulisan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaanya. Yogyakarta , 1 April 2019

Penyusun

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii DAFTAR ISI...........................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1 A. Latar Belakang.....................................................................................................1 B. Rumusan Masalah................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3 A. Pengertian.............................................................................................................3 B. Etiologi.................................................................................................................3 C. Tanda dan Gejala.................................................................................................4 D. Rentang Respon...................................................................................................5 E. Pohon Masalah.............................................................................................7 F.

Pengkajian.....................................................................................................7

G. Diagnosia Keperawatan................................................................................8 H. Rencana Tindakan Keperawatan...................................................................9 BAB III PENUTUP.......................................................................................................13 A. Kesimpulan..................................................................................................13 B. Saran............................................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................14 3

4

5

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan

manusia, karena tanpa kesehatan manusia sulit untuk menjalankan aktivitas. Menurut Undang Undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan, kesehatan adalah suatu keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang hidup untuk produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan menurut American Nurses Association (ANA) tentang keperawatan jiwa, keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu dan tingkah laku manusia sebagai dasar dan menggunakan diri sendiri secara terapeutik dalam meningkatkan, mempertahankan, serta memulihkan kesehatan mental klien dan kesehatan mental masyarakat dimana klien berada. Selain keterampilan teknik dan alat klinik, perawat juga berfokus pada proses terapeutik menggunakan diri sendiri (use self therapeutic) (Kusumawati dan Hartono, 2010). Prevalensi gangguan jiwa berat pada penduduk Indonesia 1.7 per mil. Gangguan jiwa berat terbanyak di Yogyakarta, Aceh, Sulawesi Selatan, Bali dan Jawa Tengah. Proporsi Rumah Tangga (RT) yang pernah memasung Anggota Rumah Tangga (ART) gangguan jiwa berat 14,3 % dan terbanyak pada penduduk yang tinggal di pedesaan (18,2%), serta pada kelompok yang penduduk dengan kuintal indeks kepemilihan terbawah (19,5%). Prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk Indonesia 6,0 %. Provinsi dengan pravalensi gangguan mental emosional tertinggi adalah Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Di Yogyakarta dan Nusa Tenggara Timur (Kemenkes RI, 2013). Seiring dengan perkembangan jaman, kehidupan manusia semakin modern, begitu juga semakin bertambahnya stressor psikososial akibat budaya. Hal ini dapat menyebabkan manusia semakin sulit menghadapi 1

tekanan-tekanan hidup yang datang. Sebagai akibat maka akan timbul gangguan jiwa khususnya pada ganggguan isolasi social atau menarik diri adalah keadaan dimana seseorang mengalami atau tidak mampu berintraksi dengan orang lain disekitarnya. Klien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian dan tidak mampu menbina hubungan yang berarti dengan orang lain (Dermawan dan Rusdi, 2013). Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah Asuhan keperawatan pada klien dengan isolasi sosial. B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Rumusan Masalah Untuk mengetahui pengertian isolasi sosial Untuk mengetahui etiologi isolasi sosial Untuk mengetahui tanda dan gejala isolasi sosial Untuk mengetahui rentan respon klien dengan isolasi sosial Untuk mengetahui pohon masalah klien dengan isolasi sosial Untuk mengetahui pengkajian pada klien isolasi sosial Untuk mengetahui diagnosa keperawatan pada klien isolasi sosial Untuk mengetahui rencana tindakan keperawatan pada klien isolasi

sosial

2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Isolasi sosial adalah keadaan di mana seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Gangguan isolasi sosial dapat terjadi karena individu merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Nurhalimah, 2018). B. Etiologi Terjadinya gangguan ini dipengaruhi oleh faktor predisposisi dan faktor presipitasi, yakni: 1. Faktor predisposisi Menurut Hermawan (2015) faktor predisposisi yang mempengaruhi masalah isolasi sosial yaitu : a. Faktor tumbuh kembang Pada setiap tahap tumbuh

kembang

terdapat

tugas-tugas

perkembangan yang harus terpenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial. Apabila tugas tersebut tidak terpenuhi maka akan menghambat fase perkembangan sosial yang nantinya dapat menimbulkan suatu masalah . b. Faktor komunikasi dalam keluarga Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Dalam teori ini yang termasuk masalah dalam berkomunikasi sehingga menimbulkan ketidakjelasan (double bind) yaitu suatu keadaan dimana seorang anggota keluarga menerima pesan yang saling bertentangan dalam waktu bersamaan atau ekspresi emosi yang tinggi dalam keluarga yang menghambat untuk hubungan dengan lingkungan diluar keluarga. c. Faktor sosial budaya 3

Norma-norma yang salah dalam keluarga atau lingkungan dapat menyebabkan hubungan sosial, dimana setiap anggota keluarga yang tidak produktif seperti lanjut usia, berpenyakit kronis, dan penyandang cacat diasingkan dari lingkungan sosialnya. d. Faktor biologis Faktor biologis merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang dapat mempengaruhi gangguan hubungan sosial adalah otak, misalnya pada klien skizfrenia. 2. Faktor presipitasi Menurut Hermanwan (2015) terjadinya gangguan hubungan sosial juga dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal seseorang. Faktor stressor presipitasi dapat dikelompokkan sebagai berikut : a. Faktor eksternal Contohnya adalah stesor sosial budaya, yaitu stress yang ditimbulkan oleh faktor sosial budaya seperti keluarga. b. Faktor internal Contohnya adalah stressor psikologi, yaitu stress yang terjadi akibat kecemasan atau ansietas yang berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan individu untuk mengatasinya. Ansietas ini dapat terjadi akibat tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau tidak terpenuhi kebutuhan individu. C. Tanda dan Gejala Menurut Sutejo (2018) tanda dan gejala isolasi sosial yang ditemukan pada klien pada saat wawancara biasanya berupa beberapa hal dibawah ini : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain. Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain. Klien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain. Klien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu. Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan. Klien merasa tidak berguna. Klien tidak yakin dapat melangsungkan hidup.

Tanda dan Gejala isolasi sosial yang didapat melalui observasi, antara lain : 1.

Tidak memiliki teman dekat 4

2. 3. 4. 5. 6. 7.

Menarik diri Tidak komunikatif Tindakan berulang dan tidak bermakna Asyik dengan pikirannya sendiri Tidak ada kontak mata Tampak sedih, apatis, afek tumpul.

D. Rentang Respon Respons Maladaptif

Respons adaptif

Menyendiri Kesepian Manipulasi Otonomi Menarik diri Implusif Kebersamaan Ketergantungan Narsisme Saling Gambar 1. Rentang Respons Sosial (Sutejo, 2018) ketergantungan

5

Keterangan: Respons adaptif adalah respons individu menyelesaikan suatu hal dengan cara yang dapat diterima oleh norma-norma masyarakat. Respons ini meliputi: 1. Menyendiri (Soolitude) Respons yang dilakukan individu dalam merenungkan hal yang telah atau dilakukan dengan tujuan mengevaluasi diri untuk kemudian menentukan rencana-rencana. 2. Otonomi Kemampuan individu dalam menyampaikan ide, pikiran, perasaan dalam hubungan social, individu mampu menetapkan diri untuk interdependen dan pengaturan diri. 3. Kebersamaan (Matualisme) Kemampuan atau kondisi individu dalam hubungan interpersonal di mana individu mampu untuk saling member dan menerima dalam hubungan sosial. 1. Saling ketergantungan (Interdependen) Suatu hubungan saling bergantung antar satu individu dengan individu lain dalam hubungan sosial. Respons maladaptive adalah respons individu dalam menyelesaikan masalah dengan cara yang bertentangan dengan norma agama dan masyarakat. Respons maladaptive tersebut antara lain: 1. Manipulasi Gangguan sosial yang menyebabkan individu memperlakukan sebagai objek, di mana hubungan terpusat pada pengendalian masalah orang lain dan individu cenderung berorientasi pada diri sendiri. Sikap mengontrol digunakan sebagai pertahanan terhadap kegagalan atau frustasi yang dapat digunakan sebagai alat berkuasa atas orang lain. 2. Implusif Respons sosial yang ditandai dengan individu sebagai subjek yang tidak dapat diduga, tidak dapat dipercaya, tidak mampu merencanakan, tidak mampu untuk belajar dari pengalaman, dan tidak dapat melakukan penilaian secara objektif. 3. Narsisme

6

Respons sosial ditandai dengan individu memiliki tingkah laku egosentris, harga diri rapuh, berusaha mendapatkan penghargaan, dan mudah marah jika tidak mendapat dukungan dari orang lain. E. Pohon Masalah EFEK

Gangguan Sensori Presepsi halusinasi Isolasi Sosial

MASALAH UTAMA

Harga Diri Rendah

KAUSA

Gambar 2. Pohon Masalah pada Isolasi Sosial (Nurhalimah, 2018) F. Pengkajian Menurut Nurhalimah (2018) pengkajian pada klien isolasi sosial dapat dilakukan melalui wawancara dan observasi kepada pasien dan keluarga. Tanda dan gejala isolassi sosial dapat ditemukan dengan wawancara, melalui bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana perasaan Anda saat berinteraksi dengan orang lain? 2. Bagaimana perasaan Anda ketika berhubungan dengan orang lain? Apa yang yang Anda rasakan? Apakah Anda merasa nyaman? 3. Bagaimana penilaian Anda terhadap orang-orang di sekeliling Anda (keluarga atau tetangga)? 4. Apakah Anda mempunyai anggota keluarga atau teman? Bila punya siapa anggota keluarga atau teman terdekat itu? 5. Adakah anggota keluarga atau teman yang tidak dekat dengan Anda? Bila punya siapa anggota keluarga atau teman yang tidak dekat itu? 6. Apa yang membuat Anda tidak dekat dengan orang tersebut? Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat ditemukan melalui observasi adalah sebagai berikut: a. Pasien banyak diam dan tidak mau bicara. b. Pasien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang terdekatnya. c. Pasien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal. d. Kontak mata kurang 7

Data hasil wawancara dan observasi didokumentasikan pada kartu berobat pasien di puskesmas. Contoh pendokumentasian hasil pengkajian sebagai berikut: Data: pasien tampak menyendiri, tidak ada kontak mata, ekspresi datar, mengatakan malas dengan orang lain. G. Diagnosia Keperawatan Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan tanda dan gejala isolasi sosial yang ditemukan. Jika hasil pengkajian menunjukan tanda dan gejala isolasi sosial, maka diagnosis keperawatan yang ditegakan adalah: 1. Isolasi sosial

8

9

H. Rencana Tindakan Keperawatan

No. 1.

DX. Keperawatan Isolasi Sosial

Rencana Tindakan Keperawatan Tujuan

Kriteria Hasil

Intervensi

TUM : 1. Setelah 2 X interaksi klien menunjukan 1. Bina hubungan saling percaya dengan : - Beri salam setiap berinteraksi Klien mampu berinteraksi tanda-tanda percaya kepada atau terhadap - Perkenalkan nama, nama panggilan dengan orang lain perawat : perawat, dan tujuan perawat berkrnalan - Wajah cerah, tersenyum Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien - Mau berkenalan TUK 1 : - Tunjukan sikap jujur dan menepati janji - Ada kontak mata Klien dapat membina - Bersedia menceritakan perasaan setiap kali berinteraksi hubungan saling percaya - Berseddia mengungkapkan masalahnya - Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien - Buat kontrak interaksi yang jelas - Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien

TUK 2 : 2. Setelah 2 kali interaksi klien dapat 1. Tanyakan pada klien tentang : - Orang yang tinggal serumah atau dengan Klien mampu menyebutkan menyebutkan minimal satu penyebab sekamar klien penyebab tanda dan gejala menarik diri : Orang yang paling dekat ddengan klien - Diri Sendiri isolasi sosial - Orang lain dirumah atau diruangan perawatan - Lingkungan - Apa yang membuat klien dekat dengan orang tersebut 10

- Orang yang tidak dekat dengan klien dirumah atau diruangan perawat - Apa yang membuat klien tidak dekat dengan orang tersebut - Upaya yang sudah dilakukan agar dekat dengan orang tersebut 2. Diskusikan dengan klien penyebab menarik diri / tidak mau bergaul dengan orang lain

TUK 3 : Klien mampu menyebutkan keuntungan berhubungan sosial dan kerugian menarik diri

TUK 4 : Klien dapat melaksanakan

3. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaanya 3. Setelah 2 X interaksi 1. Tanyakan pada klien tentang : Manfaat hubungan sosiial dengan klien dapat menyebutkan Kerugian menarik diri keuntungan berhubungan sosial, misalnya: - Banyak teman 2. Diskusikan bersama klien - Tidak kesepian tentang manfaat berhubungan sosial dan - Saling menolong kerugian menarik diri Dan kerugian menarik diri misalnya : 3. Beri pujian terhadap - Sendiri kemampuan klien mengungkapkan - Kesepian - Tidak bisa diskusi perasaannya 4. Setelah 2 X interaksi klien dapat melaksanakan hubungan soosial 11

1. Observasi perilaku tentang berhubungan sosial

klien

hubungan bertahap

sosial

secara

secara bertahaap dengan : - Perawat - Perawat lain - Kelompok

TUK 5 : Klien mampu menjelaskan perasaanya setelAh berhubungan sosial

5. Setelah 2X interaksi klien dapat menyebutkan perasaanya setelah berhubungan sosial dengan : - Orang lain - Kelompok

TUK : 6 Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubyngan sosial

6. Setelah 2X kali pertemuan, keluarga dapat menjelaskan : - Pengertian menarik diri - Tanda dan gejala menarik diri 12

2. Beri motivasi dan bantuu klien untuk berkenalan / berkomunikasi dengan perawat lain, klien lain, kelompok 3. Libatkan klien dalam terapi aktivitas kelompok sosialisasi 4. Diskusikan jadwal harian yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan klien bersosialisasi 5. .Beri motivasi klien untuk melakukan kegiatan sesuai jadwal yang telah dibuat 6. Beri pujian terhadap kemampuan klien memperluas pergaulanya melalui aktifitas yang dilaksanakan 1. Diskusikan dengan klien tentang perasaanya setelah berhbungan sosial dengan : - Orang lain - Kelompok 2. Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaaanya 1. Diskusikan pentingya peran serta keluarganay sebagai pendukung untuk mengatasi perilaku menarik diri 2. Diskusikan potensi keluarga

- Penyebab dan akibat menarik diri - Cara merawat klien menarik diri Setelah 2X pertemuan, keluarga dapat mempraktekkan cara merawat klien menarik diri

TUK 7 : Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

7. Setelah 2X interaksi klien menyebutkan : - Manfaat minum obat - Kerugian tidak meminum obat - Nama, warna, dosis, efek terapi, efek samping obat Setelah...kali interaksi mendemonstrasikan penggunaan 13

klien obat

untuk membantu klien mengatasi perilaku menarik diri 3. Jelaskan pada keluarga tentang : - Pengertian menarik diri - Tanda dan gejala menarik diri - Penyebab dan akibat menarik diri - Cara merawat klien menarik diri 4. Latih keluarga cara merawat klien menarik diri 5. Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan 6. Beri motivasi keluarga agar membantu klien bersosialisasi 7. Beri pujian pada keluarga atas keterlibatannya merawat klien dirumah sakit 1. Diskusikan dengan klien tentang manfaaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi, dan efek samping penggunaan obat. 2. Pantau klien saat penggunaan obat 3. Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar 4. Diskusikan berhenti minum

dengan benar Setelah...kali interaksi klien dapt menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter

14

obat tanpa konsultasi dengan dokter 5. Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter atau perawat jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan

15

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Isolasi sosial merupakan keadaan di mana seorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Gangguan isolasi sosial dapat terjadi karena individu merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain. Diagnosa keperawatan utama yang muncul saat dilakukan pengkajian pada klien isolasi sosial adalah isolasi sosial menarik diri. Rencana keperawatan yang dapat dilakukan pada klien meliputi tujuan umum klien dapat berinteraksi dengan orang lain. Untuk tujuan pertama klien dapat membina hubungan saling percaya, tujuan khusus kedua klien dapat mengenal perasaan yang menyebabkan prilaku menarik diri, tujuan khusus ke tiga klien dapat mengetahui keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain, tujuan khusus keempat klien dapat berhubungan denangan orang lain secara bertahap, dan tujuan khusus kelima klien mendapat dukungan dari keluarga dalam berhubungan dengan orang lain. Implementasi keperawatan dapat disesuaikan dengan rencana tindakan yang telah di susun. B. Saran 1.

Diharapkan bagi rumah sakit dapat memberikan pelayanan kepada

klien jiwa dengan seoptimal mungkin dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. 2. Diharapkan

bagi

perawat

agar

dapat

menggunakan

dan

memanfaatkan waktu seefektif mungkin, sehingga dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa dapat tercapai secara optimal.

16

DAFTAR PUSTAKA

Dermawan dan Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa; Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing Hermawan, Beny. 2015. Asuhan Keperawatan Jiwa pada Tn.S dengan Gangguan Isolasi Sosial: Menarik Diri di Ruang Arjuna RSJD Surakarta. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI Kusumawati F dan Hartono Y. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika Nurhalimah. 2018. Modul Praktik Klinik keperawatan Jiwa. Jakarta : Asosiasi Institusi Pendidikan Vokasi Keperawatan Indonesia Sutejo. 2018. Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Jiwa: Gangguan Jiwa dan Psikososial. Jakarta: EGC

17

Related Documents


More Documents from "Melita Ramadhani"

Askep Kelompok 4.rtf
November 2019 38
Maret.docx
November 2019 11