Askep Kegawatan Sistem Muskuloskeletal: Amrih Widiati

  • Uploaded by: Eka Putri Agesti
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Askep Kegawatan Sistem Muskuloskeletal: Amrih Widiati as PDF for free.

More details

  • Words: 1,178
  • Pages: 29
ASKEP KEGAWATAN SISTEM MUSKULOSKELETAL AMRIH WIDIATI

Trauma Kecelakaan Lalu Lintas Kecelakaan Kerja

Kerugian Ekonomi : - Ganti rugi - terhambatnya produksi - Produktivitas dan motivasi pekerja menurun

FRAKTUR

Manifestasi Klinis       

Rasa nyeri yang bersifat terus-menerus Deformitas Bengkak Fungsiolesa Krepitasi Peningkatan suhu lokal Disertai hematom, luka

Jenis Fraktur   -

 -

-

-

Open : Terdapat luka Risiko tinggi infeksi Closed : Tidak merusak integritas kulit Risiko perdarahan Fraktur dapat menyebabkan : Kerusakan mengenai syaraf dan pembuluh darah Dapat terjadi perdarahan yang besar Kehilangan darah tidak dapat terlihat nyata

5R dalam Fraktur (Mempertahankan volume darah, mengurangi nyeri, mencegah komplikasi) RECOGNISI REPOSISI

• 6B (Breathing, Bleeding,Brain, Bladder, Bowel,Bone) • Manual

• Gips, traksi RETENSI / IMMOBILISASI REDUKSI REHABILITASI

• ORIF / OREF

Reposisi manual

Traksi

Prinsip Pemasangan Traksi  

   

Tali utama dipasang di pin rangka sehingga menimbulkan gaya tarik. Berat ekstremitas dengan alat penyokong harus seimbang dengan pemberat agar reduksi dapat dipertahankan. Pada tulang-tulang yang menonjol sebaiknya diberi lapisan khusus. Traksi dapat bergerak bebas melalui katrol. Pemberat harus cukup tinggi di atas permukaan lantai. Traksi yang dipasang harus baik dan terasa nyaman.

KEUNTUNGAN PEMAKAIAN TRAKSI  Menurunkan nyeri spasme  Mengoreksi dan mencegah deformitas  Mengimobilisasi sendi yang sakit

KERUGIAN PEMAKAIAN TRAKSI Perawatan RS lebih lama  Mobilisasi terbatas  Penggunaan alat-alat lebih banyak. BEBAN TRAKSI  Dewasa  Anak

= 5 - 7 Kg = 1/13 x BB

Hal-Hal Yg Perlu Diperhatikan Pada Pemasangan GIPS Gips yang pas tidak akan menyebabkan perlukaan  Gips patah tidak bisa digunakan  Gips yang terlalu kecil atau terlalu longgar sangat membahayakan klien.  Sebelum pemasangan perlu dicatat apabila ada luka Untuk mencegah masalah pada gips :  Jangan merusak atau menekan gips  Jangan pernah memasukkan benda asing ke dalam gips/menggaruk.  Jangan meletakkan gips lebih rendah dari tubuh terlalu lama. 

OREF dan ORIF

GAMBAR

Early Complication 

   

Syndroma kompartemen (suatu keadaan peningkatan tekanan yang berlebihan didalam ruangan yang disebabkan oleh perdarahan masif pada suatu tempat) Osteomyelitis Syock Fat Embolisme Infeksi Avascular nekrosis

Late Complication Delayed Union  Delayed Union merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai dengan waktu yang dibutuhkan tulang untuk menyambung. Ini disebabkan karena penurunan supai darah ke tulang. Nonunion  Nonunion merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi dan memproduksi sambungan yang lengkap, kuat, dan stabil setelah 6-9 bulan. Nonunion ditandai dengan adanya pergerakan yang berlebih pada sisi fraktur yang membentuk sendi palsu atau pseudoarthrosis. Ini juga disebabkan karena aliran darah yang kurang. Malunion  Malunion merupakan penyembuhan tulang ditandai dengan meningkatnya tingkat kekuatan dan perubahan bentuk (deformitas). Malunion dilakukan dengan pembedahan dan remobilisasi yang baik.

Dislokasi 

 -

Dapat membahayakan kerusakan neurovaskular pada ekstremitas distal Kaji : Sensasi distal Fungsi motorik Warna kulit dan Nadi

Amputasi 



Kontrol perdarahan dengan tekanan langsung menggunakan tornikuet jika dibutuhkan Jangan letakkan bagian yang teramputasi secara langsung ke dalam air atau es, akan tetapi masukkan ke dalam plastik kemudian letakkan plastik bersama bagiannya ke dalam es

SPRAIN dan STRAIN 

  

Sprain = Keseleo Yaitu ligamen yang mengalami penarikan total atau robek sebagian karena menekuk secara tiba-tiba (pergerakan sendi yang tidak normal). Tampak bengkak dan memar. Gejala hampir sama dengan fraktur Untuk menegakkan diagnosa, perlu dilakukan X-rays Strain Cedera jaringan lunak meliputi serat otot yang robek. Nyeri saat bergerak walaupun sedikit.

SINDROM KOMPARTEMEN 



Ekstremitas memiliki otot dan struktur lain yang semuanya terletak dalam satu ruang tertutup yang tidak dapat mengembang. Perdarahan dan pembengkakan di ruang tertutup ini akan menyebabkan tekanan yang diteruskan ke saraf dan pembuluh darah sehingga dapat terjadi gangguan sirkulasi atau gangguan fungsi saraf yang ditandai dengan 5P.

BIOMEKANIKA TRAUMA  

Penting untuk diketahui!!! Misal :  cedera jatuh dari ketinggian, dapat menyebabkan fraktur lumbal  jatuh dengan posisi duduk, dapat disertai dengan cedera pada sendi panggul  cedera pada panggul dapat menyebabkan nyeri pada lutut  jatuh dengan tumpuan pergelangan tangan, risiko cedera siku  cedera pada bahu, kemungkinan ada cedera pada leher dan sendi

Kegawatan Muskuloskeletal 



 



Sistem muskuloskeletal Sendi - Fibrosa - Ligamen - Fasia / otot - Tendon Setiap ada kerusakan kulit didekat daerah fraktur dapat dianggap sebagai jalan masuk bagi kontaminasi Fraktur 1 tulang femur = kehilangan darah 1 liter Fraktur pelvis = perdarahan yang luas pada rongga abdomen / rongga peritoneal Fungsi penanganan pada kegawatan muskuloskeletal : mencegah nyeri, mencegah kecacatan dan mencegah komplikasi

PRIMARY SURVEY A

• Nafas spontan? Gurgling? Snowring? sumbatan cair/padat?

B

• RR? Regular/irregular? retraksi intercostalis? pengembangan dada kanan-kiri simetris?

C

• TD? HR? CRT? akral atas-bawah? Tanda-tanda perdarahan?

D E

• GCS? Deformitas? Krepitasi? Edema? Nyeri : P,Q,R,S,T? • Suhu tubuh? Jejas? Laserasi? Tulang menonjol? Luka? Hematom?

PRIORITAS !!!   

Bebasnya Jalan Nafas Mekanisme Ventilasi Mempertahankan volume darah dan sirkulasi Misal : melalui pemasangan bidai pada tulang yang patah

SECONDARY SURVEY 1. Secara sistemik dari kepala sampai kelamin  Sistem Integumen : erytema, suhu sekitar daerah trauma meningkat, bengkak, oedema, nyeri tekan.  Kepala : normo cephalik, simetris, tidak ada nyeri kepala.  Leher : simetris, reflek menelan ada.  Muka : Wajah terlihat menahan sakit, tak ada lesi, simetris, tak oedema.  Mata : konjungtiva anemis (karena terjadi perdarahan)  Telinga : Tes weber masih dalam keadaan normal.  Hidung :Tidak ada deformitas  Mulut : Tak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan,  Thoraks : Tak ada pergerakan otot intercostae, gerakan dada simetris.  Paru : Pernafasan meningkat, reguler, Pergerakan simetris, sonor, tak ada suara tambahan lainnya.  Jantung : Nadi meningkat, iktus tidak teraba, Suara S1 dan S2 tunggal, tak ada mur-mur.  Abdomen : Bentuk datar, simetris, tidak ada hernia, hepar tidak teraba, Suara thympani, BU normal  20 kali/menit.

SECONDARY SURVEY 2. Keadaan Lokal : status neurovaskuler  5 P yaitu Pain, Palor, Parestesia, Pulse, Pergerakan).  Pemeriksaan pada sistem muskuloskeletal adalah:  Look (inspeksi) : Cicatriks, Fistulae, hyperpigmentasi, edema, deformitas, posisi jalan (gait)  Feel (palpasi) : diperiksa pada posisi anatomi. Kaji perubahan suhu disekitar trauma (hangat) dan kelembaban kulit. Capillary refill time  Normal 3 – 5, oedema disekitar persendian, Nyeri tekan (tenderness), krepitasi, catat letak kelainan (1/3 proksimal, tengah, atau distal). Apabila ada benjolan, maka sifat benjolan perlu dideskripsikan permukaannya, konsistensinya, pergerakan terhadap dasar atau permukaannya, nyeri atau tidak, dan ukurannya.  Move (keluhan nyeri pada saat pergerakan. Diukur dalam metrik. Pergerakan meliputi aktif dan pasif). * Krepitasi : bertemu dan bergeseknya kedua ujung fragmen tulang yang patah

Penatalaksanaan cedera spesifik!!! 







Cedera tulang belakang gunakan alas yang lurus dan datar (LSB) Cedera pelvis waspada syok imobilisasi dengan LSB Fraktur femur waspada syok pasang bidai cedera PASG (Pneumatic Anti Shock Garment) Fraktur Panggul tanda : nyeri lutut Imobilisasi

Next... 









Cedera lutut cek sirkulasi, reposisi dan raksi Cedera tibia / fibula bidai rigid menutup luka memberikan padding pada tulang yang menonjol sebelum dibidai Cedera klavikula imobilisasi dengan kain mitela / elastic bandage Cedera lengan dan pergelangan tangan imobilisasi Cedera tangan dan kaki bidai elevasi tangan / kaki yang cedera diatas level jantung untuk mengurangi perdarahan

Related Documents


More Documents from "Hari Mukti"