MAKALAH KESADARAN DIRI
DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1
1. Alya Alvega 2. Antoni Fadefitson 3. Aprianto Untung 4. Aprilia Wahyunita 5. Armelia Widiarti 6. Ayu Anjelia Eka Putri 7. Dandung Setiadi 8. Efri 9. Eltra
(2017.C.09a.0873) (2017.C.09a.0875) (2017.C.09a.0876) (2017.C.09a.0877) (2017.C.09a.0878) (2017.C.09a.0879) (2017.C.09a.0880) (2017.C.09a.0882) (2017.C.09a.0883)
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................3 1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................3 BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Definisi Kesadaran Diri ....................................................................................5 2.2.1 Tahap Ketidaktahuan ................................................................................ 2.2.2 Tahap Berontak.......................................................................................... 2.2.3 Tahap Kesadaran Normal Akan Diri ........................................................ 2.2.4 Tahap Kesadaran Diri yang Kreatif .......................................................... 2.2 Cara Mengantisipasi Dampak Buruk Mie Instan ............................................15 2.2.1 Memberi Jangka Waktu .........................................................................15 2.2.2 Mengurangi Pemakaian Bumbu Terlampir ...........................................15 2.2.3 Tidak Memakai Kecap dan Sambal Bawaan Mie Instan .......................15 2.2.4 Jangan Mencampur Bumbu Ketika Masak ............................................16 2.2.5 Tidak Menggunakan Kuah Rebusan Pertama .......................................16 2.2.6 Tiriskan dan Bilas ..................................................................................16 2.3 Langkah-Langkah Mempertinggi Kesadaran Diri ................................................. 2.3.1 Menemukan Kembali Perasaan-Perasaannya ........................................... 2.3.2 Mengenal Keinginan-Keinginan Sendiri ................................................... 2.3.3 Menentukan kembali relasi diri dengan aspek-aspek ketaksadaran .......... 2.4 Manfaat Mempertinggi Kesadaran Diri ................................................................... BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan .....................................................................................................20 3.2 Saran ................................................................................................................20 DAFTAR PUSTAKA
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Dalam hidup ini, setiap manusia harus memahami betapa pentingnya kesadaran diri. Kesadaran diri manusia tergolong dalam beberapa dimensi yaitu body, mind, heart, and soul. Menurut Collin Rose dalam bukunya Accelerated Learning For The 21th Century memperkenalkan pola pikir bersifat M-A-S-T-E-R yaitu Motivating your mind, Acquiring the information, Searching out the meaning, Trigering the memory, Exhibing what you know, dan Reflecting how you have learned. Keenam langkah ini membantu kita mengalami proses belajar, menggerakkan kembali mesin berpikir manusia. Pada tahun 1989, Greenan membuat model Emotional Intelligence yang diperbaharui Salovey dan Meyer (1990) dan Goleman(1995). Lima cara mengembangkan Emotional Intelligence yaitu kesadaran diri, motivasi pribadi, pengaturan diri sendiri, empati, dan kemampuan bersosialisasi. Setelah manusia memahami tentang kesadaran diri, maka pengenalan terhadap diri sendiri menjadi lebih efisien yang akan melahirkan konsep diri yang baik dan positif serta menghasilkan harga diri yang kuat dan kepercayaan yang tinggi. Ada beberapa cara untuk mengenal diri yaitu analisa diri, melalui pengamatan orang lain, ada bersama orang lain, dan variasi pengalaman hidup. Orang yang semakin baik mengenal dirinya mempunyai gambaran yang jelas tentang dirinya. Namun setidaknya ia telah mengetahui apa kelebihan dan kekurangannya, mengetahui keinginan-keinginannya, perasaanya, potensi-potensi yang berkaitan dengan dirinya bahkan kondisi psikis dan fisiknya. Setelah manusia mengenal dirinya, maka tahap yang selanjutnya adalah pengungkapan diri dimana seseorang mengijinkan orang lain mengetahui tentang perasaan,
pikiran
dan
keinginannya.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pengungkapan diri adalah besar kecilnya kelompok, 2 perasaan suka, timbal balik, kepribadian, dan topik tertentu. Melalui pengungkapan diri, seseorang bisa mengatasi masalah, memudahkan penerimaan diri, dan efisiensi komunikasi. Namun, terdapat juga beberapa resiko seperti penolakan pribadi, kerugian
material, dan kesulitan pribadi. Selain kesadaran diri dan pengenalan diri, manusia juga perlu melakukan identifikasi potensi diri berupa kecerdasan dan kepribadian. Kecerdasan
adalah
kemampuan
untuk
mengumpulkan
dan
menerapkan
pengetahuan termasuk untuk mengatasi masalah. Ada 4 aspek pandangan tentang kecerdasan
yaitu
academic
intelligence,
practical
intelligence,
multiple
intelligence, dan emotional intelligence. Pada akhir abad ke-19, teori kecerdasan dikembangkan oleh Sir Francis Galton dengan hanya melihat pada kemampuan akademik saja seperti kemampuan berhitung, daya bayang ruang, kemampuan membaca. Howard Gardner dalam bukunya Frames of Mind (1983) mengidentifikasikan tujuh “autonomous capacity” yang dinamakan multiple intelligence yaitu linguistic, logical-mathematical, musical, spatial, bodily-kinesthetic, interpersonal, dan intrapersonal. Konsep Emotional Intelligence menjadi semakin populer dengan diterbitkannya buku Emotional Intelligence : Why It Can Matter More Than IQ (1996) dari Daniel Goleman. Sebenarnya teori tentang Emotional Intelligence sudah diidentifikasikan sejak tahun 1920 oleh E.L.Thorndike dengan konsep “Social Intelligence”. Konsep ini lalu diteruskan oleh Salovey dan Mayer pada tahun 1997. Selain kecerdasan, kepribadian seseorang juga menentukan potensi diri. Konsep kepribadian ada dua yaitu trait dan types. Trait dikemukakan oleh Goldon Allport. Kepribadian dasar manusia diwakili oleh 5 faktor yang dikenal dengan nama Big Five Personality yaitu openness, conscientiousness, extroversion, agreeableness, dan neuroticism. Types mulamula dikembangkan oleh psikolog C.G.Jung. Konsep Jung membagi 4 dimensi psikologis dari types yang merupakan 2 dimensi yang saling berlawanan yaitu introverted versus extraverted, thinking versus feeling, sensing versus intuiting, judging versus perceiving.
BAB 2 PEMBAHASAN
2.2 Definisi Kesadaran Diri Kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengenali perasaan dan mengapa seseorang merasakannya seperti itu dan pengaruh perilaku seseorang terhadap orang lain. Kemampuan tersebut diantaranya; kemampuan menyampaikan secara jelas pikiran dan perasaan seseorang, membela diri dan mempertahankan pendapat (sikap asertif), kemampuan untuk mengarahkan dan mengendalikan diri dan berdiri dengan kaki sendiri (kemandirian), kemampuan untuk mengenali kekuatan dan kelemahan orang dan menyenangi diri sendiri meskipun seseorang memiliki kelemahan (penghargaan diri), serta kemampuan mewujudkan potensi yang seseorang miliki dan merasa senang (puas) dengan potensi yang seseorang raih di tempat kerja maupun dalam kehidupan pribadi (aktualisasi). Macam-macam kesadaran diri terdiri dari : a. Kesadaran Pasif Kesadaran pasif adalah keadaan dimana seorang individu bersikap menerima segala stimulus yang diberikan pada saat itu, baik stimulus internal maupun eksternal. b. Kesadaran Aktif Kesadaran aktif adalah kondisi dimana seseorang menitikberatkan pada inisiatif
dan
mencari
dan
dapat
menyeleksi
stimulus-stimulus
yang
diberikan (Ginintasi, 2010). Goleman, menyebutkan ada tiga kecakapan utama dalam kesadaran diri, yaitu: a. Mengenali emosi; mengenali emosi diri dan pengaruhnya. Orang dengan kecakapan ini akan: 1) Mengetahui emosi makna yang sedang mereka rasakan dan mengapa terjadi. 2) Menyadari keterkaitan antara perasaan mereka dengan yang mereka pikirkan. 3) Mengetahui bagaimana perasaan mereka mempengaruhi kinerja.
4) Mempunyai kesadaran yang menjadi pedoman untuk nilai-nilai dan sasaran-sasaran mereka. b. Pengakuan diri yang akurat; mengetahui sumber daya batiniah, kemampuan dan keterbatasan ini. Orang dengan kecakapan ini akan : 1) Sadar tentang kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya. 2) Menyempatkan diri untuk merenung, belajar dari pengalaman, terbuka bagi umpan balik yang tulus, perspektif baru, mau terus belajar dan mengembangkan diri. 3) Mampu menunjukkan rasa humor dan bersedia memandang diri sendiri dengan perspektif yang luas. c. Kepercayaan diri; kesadaran yang kuat tentang harga diri dan kemampuan diri sendiri. Orang dengan kemampuan ini akan: 1) Berani tampil dengan keyakinan diri, berani menyatakan “keberadaannya”. 2) Berani menyuarakan pandangan yang tidak popular dan bersedia berkorban demi kebenaran. 3) Tegas, mampu membuat keputusan yang baik kendati dalam keadaan tidak pasti.
2.3 Tahapan-Tahapan Kesadaran Diri Kesadaran diri yang dimiliki remaja dapat mempengaruhi perkembangan diri sendiri dan bahkan perkembangan sesamanya. Sebab manusia tampil diluar diri dan berefleksi atas keberadaannya. Oleh sebab itu kesadaran diri sangat fundamental bagi pertumbuhan remaja. Menurut Sastrowardoyo untuk mencapai kesadaran diri yang kreatif seseorang harus melalui empat tahapan yaitu: 2.2.1 Tahap Ketidaktahuan Tahap ini terjadi pada seorang bayi yang belum memiliki kesadaran diri, atau disebut juga dengan tahap kepolosan. 2.2.2 Tahap Berontak Tahap ini identik memperlihatkan permusuhan dan pemberontakan untuk memperoleh
kebebasan
dalam
usaha
membangun
“inner
strength”.
Pemberontakan ini adalah wajar sebagai masa transisi yang perlu dialami dalam
pertumbuhan, menghentikan ikatan-ikatan lama untuk masuk ke situasi yang baru dengan keterikatan yang baru pula. 2.2.3 Tahap Kesadaran Normal Akan Diri Dalam tahap ini seseorang dapat melihat kesalahankesalahannya untuk kemudian membuat dan mengambil tindakan yang bertanggung jawab. Belajar dari pengalaman-pengalaman sadar akan diri disini
dimaksudkan satu
kepercayaan yang positif terhadap kemampuan diri. Kesadaran diri ini memperluas pengendalian manusia atas hidupnya dan tahu bagaimana harus mengambil keputusan dalam hidupnya. 2.2.4 Tahap Kesadaran Diri yang Kreatif Dalam tahapan ini seseorang mencapai kesadaran diri yang kreatif mampu melihat kebenaran secara objektif tanpa disimpangkan oleh perasaan-perasaan dan keinginan-keinginan subjektifnya. Tahapan ini bisa diperoleh antara lain melalui aktivitas religius, ilmiah atau dari kegiatan-kegiatan lain diluar kegiatan-kegiatan yang rutin. Melalui tahapan ini seseorang mampu melihat hidupnya dari perspektif yang lebih luas, bisa memperoleh inspirasi-inspirasi dan membuat peta mental yang menunjukan langkah dan tindakan yang akan diambilnya.
2.4 Langkah-Langkah Mempertinggi Kesadaran Diri Kesadaran diri tidak terbentuk secara otomatis, melainkan karena adanya usaha individu. Tahapan kesadaran diri individu, ditentukan oleh beberapa besar atau sejauh mana individu tersebut berusaha mempertinggi kesadaran dirinya. Ada beberapa langkah yang perlu diambil oleh remaja dalam rangka meningkatkan atau mempertinggi kesadaran dirinya. Langkahlangkah tersebut dimulai dari : 2.4.1 Menemukan Kembali Perasaan-Perasaannya Agar dapat mencapai tingkatan tersebut, banyak orang harus kembali lagi pada permulaan untuk menemukan kembali apa itu perasaan. Perasaan adalah pernyataan hati nurani yang dihayati secara suka maupun tidak senang. Sebab sering seseorang tidak tahu-menahu tentang kejadian yang dirasakannya sendiri, yang diucapkan tentang perasaan mereka hanya ungkapan samar. “baik-baik saja”, “tidak enak badan”, mereka tidak mengalami perasaan secara langsung, hanya ideide yang samar mereka kemukakan sebagai apa yang dirasa penting.
2.4.2 Mengenal Keinginan-Keinginan Sendiri Sadar akan perasaan sendiri membawa seseorang ke langkah berikutnya yaitu mengetahui dengan jelas apa yang diinginkannya. Seseorang yang tidak mengenali keinginan-keinginan sendiri adalah mereka yang hanya memikirkan keinginan-keinginan yang rutin atau mereka yang berkeinginan menurut orang lain. Mengetahui keinginan diri sendiri tidak berarti harus memaksakan dan mengutarakan keinginan tersebut kapan dan dimana saja. Keputusan dan pertimbangan yang matang adalah sisi utama dari kesadaran diri. Mengenal keinginan sendiri maksudnya, mengenal keinginan secara spontan, yaitu membuat interaksi yang tepat dan melihat gambaran situasi menyeluruh : tahu menetapkan dirinya dan menjadikan dirinya bagian yang integral dalam hubungan dengan dunia sernya. 2.4.3 Menentukan Kembali Relasi Diri dengan Aspek-Aspek Ketaksadaran Individu-individu masyarakat modern bersikap pasif terhadap aspek-aspek ketaksadaran, bahkan cenderung menyisihkannya dan lebih mengutamakan aspekaspek kesadaran yang dipandang identik dengan rasionalitas. Maka untuk mencapai kesadaran diri, seseorang perlu menemukan kembali relasi diri dengan aspek-aspek ketaksadaran melalui aspek-aspek ketaksadaran individu tidak hanya akan menemukan kembali perasaan-perasaannya, tetapi juga menemukan kembali sumber pemecahan bagi masalah-masalah yang dihadapi.
2.5 Manfaat Mempertinggi Kesadaran Diri Melalui kesadaran, seseorang bisa menjadi sadar atas tanggung jawabnya untuk memilih. “Manusia adalah makhluq yang bisa menyadari dan oleh karenanya, bertanggung jawab atas keberadaannya”. Seperti ungkapan Kierkegard yang dikutip oleh Billington dalam bukunya “Living Philosopy An Introduction To Moral Thought”, Bahwa eksistensi manusia merupakan pribadi yang bebas berkehendak dan mampu menentukan masa depannya sendiri, serta mampu mengarahkan perkembangannya. Tidak lagi membicarakan yang konkrit tetapi sudah menembus inti yang paling dalam dari manusia. Perpindahan pemikiran logis manusia ke bentuk religius ini hanya dijembatani lawan iman religious.
Dengan demikian, kesadaran diri membukakan seseorang pada inti keberadaan manusia diantaranya: 1) Manusia adalah makhluq yang terbatas dan manusia tidak selamanya mampu mengaktualkan potensi. 2) Manusia memiliki potensi mengambil atau tidak mengambil tindakan. 3) Manusia memiliki suatu ukuran pilihan tentang tindakan yang akan diambil oleh karena itu manusia menciptakan sebagian dari nasib manusia sendiri. 4) Manusia pada dasarnya sendirian, tetapi memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain, seseorang menyadari bahwa setiap orang akan terpisah, tetapi juga terkait dengan orang lain. 5) Dengan meningkatkan kesadaran atas keharusan memilih, maka Manusia mengalami peningkatan tanggung jawab atas konsekuensi tindakan memilih. 6) Kecemasan timbul dari penerimaan ketidakpastian masa depan. 7) Manusia mampu mengenal kondisi-kondisi kesepian, rasa berdosa dan isolasi.
BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengenali perasaan dan mengapa seseorang merasakannya seperti itu dan pengaruh perilaku seseorang terhadap orang lain. Kemampuan tersebut diantaranya; kemampuan menyampaikan secara jelas pikiran dan perasaan seseorang, membela diri dan mempertahankan pendapat (sikap asertif), kemampuan untuk mengarahkan dan mengendalikan diri dan berdiri dengan kaki sendiri (kemandirian), kemampuan untuk mengenali kekuatan dan kelemahan orang dan menyenangi diri sendiri meskipun seseorang memiliki kelemahan (penghargaan diri), serta kemampuan mewujudkan potensi yang seseorang miliki dan merasa senang (puas) dengan potensi yang seseorang raih di tempat kerja maupun dalam kehidupan pribadi (aktualisasi).
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://edwardivanfadli.blog.binusian.org/files/2016/01/BAB-1-4-EES.pdf https://www.slideshare.net/AiniMaghfira/makalah-indo-ain-2 http://febbydwi44.blogspot.com/2017/04/makalah-kesadaran-diri.html