BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian, 26 November 2018 pukul 08.00 WIB 2.1 Data Biografi Nama
: Ny. S
Umur
: 58 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Suku/Bangsa
: Jawa / Indonesia
Pekerjaan
: IRT
Pendidikan
: IRT
Alamat
: Surabaya
Tanggal MRS
: 23 November 2018
Diagnosa Medis
: Colic Abdomen
2.1.1
Riwayat Kesehatan/Perawatan
2.1.1.1 Keluhan utama Klien mengatakan nyeri, nyeri seperti ditusuk-tusuk, di bagian perut, skala nyeri 4-6 (sedang), nyeri hilang timbul.
2.1.1.2 Riwayat Kesehatan Sekarang Klien mengatakan pada tanggal 24 November 2018 saat mencuci piring tiba-tiba perut nya terasa sakit kemudian oleh suaminya klien langsung di bawa ke IGD RSUA untuk mendapat tindakan, kemudian dari IGD klien mendapat tindakan yang lebih lanjut diruangan IRNA 3. 2.1.1.3 Riwayat Penyakit Sebelumnya Klien mengatakan sudah pernah masuk rumah sakit dan belum pernah dilakukan operasi. 2.1.1.4 Riwayat Penyakit Keluarga Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga.
Gambar Genogram Keluarga
Keterangan :
2.1.2
: Laki – Laki
: Tinggal satu rumah
: Perempuan
: Hubungan Keluarga
: klien
: Meninggal
Pemeriksaan fisik
2.1.2.1 Keadaan Umum Tingkat kesadaran klien compos menthis, klien terbaring di atas tempat tidur, terpasang infus dilengan sebelah kanan, klien tampak meringis, gelisah. 2.1.2.2 Status Mental Berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengkajian klien. Kesadarannya compos menthis, berbicara dengan jelas. Ekpresi wajah klien gelisah, bentuk tubuh klien normal. Klien
berbaring dengan cara terlentang, dan klien
berpenampilan cukup rapi. Pada saat pengkajian orientasi, klien mampu membedakan pagi, siang dan malam, klien mampu membedakan antara keluarga dan perawat, dan tahu di mana klien berada saat itu. Dan klien dapat menerima penyakitnya. 2.1.2.3 Tanda-Tanda Vital Berdasarkan hasil pemeriksaan dan pengkajian pada Ny. S dapat hasil tekanan darah 121/73 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36˚C pada axilla, respirasi 20x/ menit dan SpO2: 99%. 2.1.2.4 Pernapasan Bentuk dada klien simetris, tidak ada kebiasaan merokok, tidak ada batuk, tidak ada batuk berdarah, tidak ada sputum (dahak). Tidak ada sianosis, tidak ada nyeri dada, tidak ada sesak napas, tipe pernasan dada dan perut, irama pernapasan teratur, suara napas vesikuler, dan tidak ada suara nafas tambahan.
2.1.2.5 Cardiovaskular Klien tidak ada nyeri dada, tidak ada kram kaki, tidak pucat, tidak ada pusing, tidak clubbing finger, tidak sianosis, tidak ada sakit kepala, tidak ada palpitasi, tidak pingsan. Capillary refill> 2 detik, tidak ada edema, tidak ada asites, ictus cordis tidak terlihat, tidak ada peningkatan vena jugularis, suara jantung normal S1 S2 tunggal. 2.1.2.6 Persyarafan Berdasarkan pemeriksaaan dan pengkajian nilai GCS klien, mata nilainya 4 karena klien dapat membuka secara spontan, verbal nilainya 5 karena klien berbicara dengan jelas, motorik nilainya 6 karena klien dapat mengekstensi tangan dan kaki dengan normal, total nilai GCS adalah 15 dengan kesadaran compos menthis. Pupil klien isokor, dengan reflek cahaya kiri dan kangan positif. Klien tidak ada mengalami nyeri, tidak gelisah, tidak mengalami aphasia, tidak mengalami kesemutan pada kaki dan tangan, tidak ada tremor, tidak ada kejang, dan tidak bingung. Pemeriksaan saraf cranial nervus cranial I : klien mampu mengidentifikasi aroma, nervus cranial II : klien mampu membaca, nervus cranial III reaksi pupil terhadap cahaya baik, nervus cranial IV : pasien mampu menggerakan bola mata keatas dan kebawah, nervus cranial V : ada reflek , klien mampu mengatupkan gigi pelan pelan, nervus cranial VI : klen mampu menggerakan mata ke samping, Nervus cranial VII : klien mampu mengencangkan wajahnya, Nervus cranial VIII : klien mampu mendengar orang berbicara, Nervus cranial IX : klien mampu mengidentifikasi rasa manis, Nervus cranial X : klien mampu mengatakan ah, nervus cranial XI : klien mampu mengangkat bahu, nervus cranial XII : klien mampu menjulurkan lidahnya. Pemeriksaaan Uji koordinasi ektremitas atas dari jari ke jari sebelah kiri positif, sebelah kanan positif, jari kehidung sebelah kanan positif sebelah kiri positif, ektremitas bawah, tumit ke jempol kaki positif, dan uji kestabilan positif. Pemeriksaan tes reflek pada bisep pada tanan kanan positif (+) pada kiri positif (+) skala kanan 2, skala kiri 2. Pada reflek trisep pada tangan kanan positif (+) denganskala 2, pada tangan kiri positif (+) dengan skala 2. Pada brachioradialis kanan positif (+) dengan skala 2, tangan kiri positif (+) dengan
skala 2. Pada patella pada kaki kanan positif (+) skala 2 dan pada kaki kiri positif (+) dengan skala 2. Pada aciles pada kaki kanan positif (+) dengan skala 2, dan pada kaki kiri (+) dengan skala 2. Pada babinski pada kanan positif (+), dan pada kaki kiripositif (+). 2.1.2.7 Eliminasi ( Bladder ) Eliminasi pasien dengan produksi urine 800 ml, dengan warna kuning dengan bau khas amoniak. Tidak ada oliguri, poliuri, dysuri, tidak menetes, tidak ada nyeri, panas, tidak ada hematuria. 2.1.2.8 Eliminasi Alvi (Bowel) Mulut klien terlihat normal, bibir normal, gigi klien normal tidak ada caries, gusi normal tidak pendarahan dan peradangan, lidah normal, mukosanya lembab, tonsil normal tidak ada peradangan, BAB lancar, dengan warna kecoklatan,
dengan konsistensi lembek. Nyeri tekan daerah epigastrium dan
umbilikus, nyeri daerah kuadran kanan bawah, perkusi : bunyi timpani. Bising usus : 15x/menit. 2.1.2.9 Tulang, Otot dan Integumen Kemampuan pergerakan sendi klien bebas, tidak ada hemiparese, tidak ada krepitasi, terdapat nyeri di bekas luka post operasi, terdapat benjolan-benjolan kecil di badan, tidak ada bengkak lokasi ditelapak kaki kiri, tidak ada kekakuan. Ukuran otot pasien simetris. Kekuatan otot klien ektermitas atas kiri 5, kanan 5 ektremitas bawah kiri 5, kanan 5. Tidak ada deformasi tulang, ada peradangan lokasi ditelapak kaki kiri, tidak ada perlukaan lokasi di telapak kaki kiri dan kaki kanan, tidak ada patah tulang, tulang belakang klien normal. 2.1.2.10 Kulit Rambut Klien tidak memiliki riwayat alergi obat, makanan, dan kosmetik. 2.1.2.11 Sistem Penginderaan Pengelihatan klien baik, fungsi pengelihatan normal, bola mata bergerak normal, sclera berwarna putih, konjungtiva merah muda, kornea berwarna bening, tidak mengunakan alat bantu kaca mata. Fungsi pendengaran normal, bentuk hidung simetris tidak ada lesi.
2.1.2.12 Leher dan Limfe Tidak terdapat masa pada leher klien, tidak ada jaringan parut, tidak ada teraba jaringan limfe, tidak ada teraba kelenjar tiroid, dan mobilisasi leher klien bebas. 2.1.2.13 Sistem Reproduksi 1.
Reproduksi wanita
Tidak dilakukan karena klien tidak bersedia. 2.1.3
Pola fungsi kesehatan
2.1.3.1 Persepsi terhadap kesehatan dan penyakit Klien mengatakan sakit yang diderita bisa sembuh asalkan mendengar apa yang dikatakan dokter dan teratur minum obat. 2.1.3.2 Nutrisi dan metabolisme Klien memiliki tinggi badan 160 cm dengan berat badan 58 kg sebelum sakit, sesudah sakit berat badan klien 58 kg, frekuensi makan sebanyak 3x sehari sesudah dan sebelum sakit, dengan 1 porsi habis. Nafsu makan klien baik,jenis makanan yang dimakan sebelum sakit biasanya nasi, dan ikan, sesudah sakit klien hanya bisa makan bubur, ikan, tahu dan kentang, jenis minuman yang sering di minum adalah air putih baik sebelum sakit dan sesudah sakit, jumlah minuman sebelum sakit 4 gelas besar 1 hari sesudah sakit sekitar 800ml, kebiasaan makan biasanya sebelum dan sesudah sakit masih sama yaitu pagi, siang, sore. 2.1.3.3 Pola istirahat dan tidur Pola istirahat dan tidur klien pada saat sakit pada siang hari 1 jam, pada malam hari hanya 3 jam . Pola tidur klien sebelum sakit pada siang hari 2-3 jam, pada malam hari 20.00- 05.00 pagi. 2.1.3.4 Kognitif Sebelum sakit klien dapat berkomunikasi dengan keluarganya, dapat mendengarkan mengerti dengan baik apa yang di bicarakan, dapat berespon dengan baik dengan orang – orang sekitar. Setelah sakit pasien masih dapat berkomunikasi dapat mengerti apa yang di bicarakan, dan berespon dengan baik.
2.1.3.5 Konsep diri Gambaran diri klien, klien berharap penyakit yang dialami bisa cepat pulih. 2.1.3.6 Aktivitas sehari-hari Sebelum dibawa ke RS klien mengatakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan adalah seorang ibu rumah tangga. Saat dirawat di RS klien hanya beristirahat. 2.1.3.7 Koping-Toleransi terhadap stress Sebelum sakit klien jika ada masalah klien selalu membicarakannya dengan suami dan anaknya untuk mendapat jalan keluar yang baik. Sesudah sakit keluarga klien mengatakan klien masih bisa berbicara dengan suami dan anaknya. 2.1.3.8 Nilai Pola Keyakinan Klien beragama Katolik, klien mengatakan selalu berdoa kepada Bunda Maria. 2.1.4
Sosial spiritual
2.1.4.1 Kemampuan berkomunikasi Klien mampu berkomunikasi dengan kata- kata yang jelas. 2.1.4.2 Bahasa Sehari – hari Klien mengatakan menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia dalam bahasa sehari-harinya. 2.1.4.3 Hubungan dengan keluarga Keluarga klien mengatakan hubungan klien dan keluarga baik, tidak ada masalah. 2.1.4.4 Hubungan dengan teman/ petugas kesehtan/ orang lain Hubungan klien dengan teman dan petugas seperti perawat, dokter,serta orang lain baik. 2.1.4.5 Orang Terdekat Orang terdekat bagi klien adalah suami dan anaknya. 2.1.4.6 Kebiasaan Mengunakan waktu luang Sebelum sakit kebiasaan klien dalam meluangkan waktu berkumpul bersama keluarganya,saat sakit klien lebih banyak istirahat.
2.1.4.7 Kegiatan beribadah Sebelum sakit klien selalu aktif beribadah di Gereja, selama di RS klien hanya berdoa di tempat duduk.
2.1.5 No 1 2 3 4 2.1.6
Data Penunjang (Laboratorium) PARAMETER Hematokrit Hb Leokositit Trombosit
HASIL 31.6 10.2 8.92 367
NILAI RUJUKAN 35-47 % 12.0 g/dl 11.00/ul 150-400/ul
Penatalaksanaan Medis
No 1.
Nama Obat Inj. Antrain
Dosis 3x 2ml
Rute IV
Indikasi Obat anti nyeri dan anti demam
2.
Inj. Ketolorac
2x30mg
IV
Untuk mengurangi nyeri, bengkak atau demam.
3.
Inj. Ceftazidime
3x1g
IV
Antibiotik digunakan untuk mengobati infeksi dan menghentikan pertumbuhan bakteri.
Surabaya, 26 November 2018 Mahasiswa
Emilensia F. W 2014C.06a.0594
ANALISA DATA NO
DATA SUBYEKTIF DAN DATA OBYEKTIF
1.
DS : Klien mengeluh nyeri di perut DO: P : nyeri berkurang bila tidur dengan posisi kaki ditekuk. Q : seperti ditusuk-tusuk. R : pada daerah perut bagian kanan bawah S : skala nyeri 5 T : nyeri seperti ditusuktusuk, nyeri dirasakan terus-menerus. - Ekspresi wajah klien tampak meringis dan memegang perut. - TTV TD : 125/83 mmHg N : 80x/m S : 36oC Spo2 : 99%
2.
DS: Klien mengatakan sulit tidur DO : - Klien tampak gelisah - Klien tampak lelah - Klien tidur 4 jam dalam sehari - Colic abdomen datang tiba-tiba
KEMUNGKINAN PENYEBAB Inflamasi peritoneum parietal
MASALAH
Gangguan rasa nyaman nyeri
Hipotalamus
Mediator nyeri
Nyeri
Inflamasi peritoneum parietal Hipotalamus Mediator nyeri Nyeri Gangguan pola tidur
Gangguan pola tidur
PRIORITAS MASALAH 1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan inflamasi peritoneum parietal 2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
RENCANA KEPERAWATAN Nama pasien : Ny. S Ruang Rawat : Irna 3
Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan rasa nyaman nyeri
Tujuan (Kriteria hasil) Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan selama 2 x 24 jam,
berhubungan dengan diharapkan kriteria hasil : inflamasi peritoneum parietal
1. Klien
mampu
mengontrol
nyeri 2. Rasa nyeri dapat berkurang bahkan tidak ada 3. Klien mampu mendemostrasikan tekhik
Intervensi
Rasional
1. Monitor tanda – tanda vital 2. Berikan posisi senyaman mungkin 3. Ajarkan
teknik
relaksasi
mengetahui
keadaan
umum pasien. 2. Posisi
pada pasien
yang
nyaman
dapat
membantu dalam menurunkan ketegangan pada daerah operasi.
4. Berikan kompres hangat 5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan
1. Untuk
lainnya
pemberian analgesik.
3. Dapat meregangkan otot dan menghambat
impuls
yang
meneruskan rasa nyeri. 4. Untuk memngurangi nyeri 5. Untuk mengurangi nyeri dan mempercepat penyembuhan
proses
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN Nama pasien : Ny. S Ruang Rawat : Irna 3 Diagnosa
Hari/Tanggal Jam
Implementasi
Gangguan rasa
Senin, 26-11-
nyaman nyeri
2018
berhubungan
12.00
1.
Memonitor tanda – tanda vital S : Klien mengatakan nyeri mulai
dengan inflamasi
12.30
2.
Memberikan posisi senyaman mungkin
12.50
Tanda tangan dan nama perawat
Senin, 26-11-2018 & Jam : 14.00
peritoneum parietal
Evaluasi (SOAP)
3.
berkurang O : - Klien mulai tidak meringis
Mengajarkan teknik relaksasi
- Skala nyeri 3 (ringan)
pada pasien : menyuruh klien
- Klien tampak tenang
tarik
- Klien
nafas
dalam
dan
menghembuskan nafas pelan-
mulai
bisa
tekhnik relaksasi - Tanda-tanda vital :
pelan 13.10
4.
Memberikan kompres hangat
- TD : 119/84 mmHg
13.00
5.
Pelaksanaankan
- N : 96x/menit
pemberian
Emilensia melakukan
analgesik : Inj. Ranitidin, Inj.
- RR : 19x/menit
Keterolac - S : 36,3oC - RR : 98%
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
RENCANA KEPERAWATAN Nama pasien : Ny. S Ruang Rawat : Irna 3
Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan pola tidur
Tujuan (Kriteria hasil) Setelah
dilakukan
Intervensi
tindakan 1. Kaji pola tidur klien
berhubungan dengan
keperawatan selama 2 x 24 jam, 2. Mininalkan suasana
nyeri
diharapkan kriteria hasil : 1. Klien mengatakan tidurnya cukup 2. Klien mengatakan tidurnya nyenyak 3. Pola tidur klien normal 7-8 jam sehari
lingkungan 3. Anjurkan klien untuk minum air hangat sebelum tidur 4. Ajarkan klien relaksasi dan distraksi sebelum tidur 5. Pemberian obat analgesik
Rasional 1. untuk mengetahui bagaimana
pola tidur klien 2. lingkungan yang tenang dapat
membantu
klien
untuk
hangat
dapat
beristirahat 3. Minum
air
membantu klien lebih relaksasi dan lebih nyaman 4. Membantu
klien
untuk
mengurangi persepsi nyeri atau mangalihkan perhatian klien dari nyeri yang menghambat tidur klien. 5. membantu mengurangi nyeri
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN Nama pasien : Ny. S Ruang Rawat : Irna 3 Diagnosa
Hari/Tanggal Jam
Implementasi
Gangguan pola
Senin, 26-11-
tidur berhubungan
2018
dengan nyeri
12.00
1. Mengkaji pola tidur klien
12.40
2. Memininalkan suasana
3. Menganjurkan klien untuk minum air hangat sebelum
13.00
Tanda tangan dan nama perawat
Senin, 26-11-2018 & Jam : 14.00
lingkungan 12.50
Evaluasi (SOAP)
tidur 4. Mengajarkan klien relaksasi dan distraksi sebelum tidur
S : Klien mengatakan masih sulit tidur
O : - Klien tidur 5 jam sehari - Klien masih gelisah - Klien minum air hangat sebelum tidur - Klien bisa melalkukan relaksai nafas dalam
A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi
Emilensia