ANALISA DATA
No.
Data
Etiologi
Masalah Keperawatan
1.
DS : -
DO :
Faktor ibu (paritas,usia
Hipotermia b.d
ibu) dan faktor
imaturitas fungsi
lingkungan (asupan
termoregulasi
-
RR : 40x/menit
makanan yang dimakan
-
N : 140x/menit
waktu hamil)
-
S : 36,5°C
-
Perawatan inkubator
BBLR
33,1°C -
-
Kulit kering dan
Permukaan kulit yang
penurunan turgor
lebih luas dan jaringan
kulit
lemak subkutan yang
BBL = 1120 gram
cenderung tipis
Pemaparan dengan suhu luar sangat beresiko menimbulkan kehilangan panas tubuh berlebih Hipotermia
2.
DS : -
DO : -
BBLR : 1120 gram
-
BBS : 1050 gram
-
Terpasang selang OGT
-
Ketidakseimbangan
ibu) dan faktor
nutrisi : kurang dari
lingkungan (asupan
kebutuhan tubuh b,d
makanan yang dimakan waktu hamil)
BBLR
Susu formula BBLR 8x25 cc
-
Faktor ibu (paritas,usia
Reflek menghisap
Prematuritas sistem tubuh bayi terutama di
imaturitas reflek menelan
lemah
otak sebagai pengatur organ vital
Reflek menelan belum sempurna dan membutuhkan bantuan
Kebutuhan nutrisi kurang terpenuhi sehingga BB menurun Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
3.
DS : -
DO : -
Kulit kering
-
Penurunan turgor
Faktor ibu (paritas,usia
Resiko infeksi b.d
ibu) dan faktor
imaturitas fungsi
lingkungan (asupan
imunologik
makanan yang dimakan waktu hamil)
kulit -
Pemberian antibiotic
BBLR
Ampicilin -
-
Perawatan tali pusat
Terjadi prematuritas
dengan salep
sistem tubuh yaitu
bactroban 2x1
imunitas
Hasil Lab Leukosit : kesan jumlah
Daya tahan tubuh sangat
meningkat (pada
rentan akan infeksi dan
tanggal 07 Mei 2014)
lingkungan yang dapat menyebabkan penurunan imun
Sehingga bakteri atau virus akan lebih mudah
masuk ke dalam tubuh Resiko Infeksi
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN (BERDASARKAN PRIORITAS)
Ruang
: 11 Perinatologi
Nama Pasien : By. Ny. E
No. Dx 1.
Tanggal Muncul 03 Juni 2014
Diagnosa Keperawatan Hipotermia
b.d
imaturitas
Tanggal Teratasi -
Ma’rifatul
fungsi termoregulasi
2.
03 Juni 2014
Ketidakseimbangan nutrisi :
Tanda Tangan
Ma’rifatul -
kurang dari kebutuhan tubuh b,d imaturitas reflek menelan
3.
03 Juni 2014
Resiko infeksi b.d imaturitas fungsi imunologik
07 Juni 2014
Ma’rifatul
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan No. 1 Hipotermia b.d imaturitas fungsi termoregulasi Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4x24 jam keadaan thermoregulasi klien teratur dan membaik
Kriteria Hasil : -
TTV dalam batas normal terutama suhu : 36,5-37,5°C
-
Kulit hangat
-
Tidak terdapat sianosis
-
Akral ekstremitas bawah hangat
INTERVENSI
RASIONAL
1. Observasi keadaan umum dan
tanda-tanda
vital
terutama suhu badan klien 2. Tempatkan
bayi
pada
penghangat inkubator atau
1. Hipotermia
membuat
bayi
cenderung stress akibat udara dingin 2. Mempertahankan
lingkungan
thermonetral
di bawah lampu pijar 3. Ganti
pakaian
atau
alat
3. Sebagai
pencegahan
tenun lain sebagai ganti
kehilangan
suhu
apabila basah dan kotor
evaporasi
tubuh
karena yang
permukaannya lebih luas dan tipis 4. Perhatikan adanya takipnea dan gejala sianosis
4. Tanda- tanda ini menandakan stress
dingin,
meningkatkan
yang konsumsi
oksigen yang lebih banyak 5. Pantau suhu bayi bila keluar dari lingkungan hangat
5. Kontak di luar tempat tidur khususnya dengan orang tua, meskipun tetapi tetapm saja menyebabkan perubahan suhu tubuh
Kolaborasi : 6. Berikan obat-obatan sesuai
6. Membantu
dengan indikasi klien
mencegah
perubahan fungsi saraf pusat karena
hipotermia
terutama
kejang
Diagnosa Keperawatan No. 2 Ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh b.d imaturitas reflek menelan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5x24 jam kebutuhan nutrisi klien terpenuhi
Kriteria Hasil : -
Berat badan klien dapat naik 5 gram/hari atau stagnan dengan BBS dan tidak mengalami penurunan
-
Minum susu ASI/ formula langsung per oral
-
Diet susu formula yang diberikan dapat dihabiskan
-
Reflek menela dan menghisap berangsur kuat
INTERVENSI
RASIONAL
1. Observasi reflek menelan dan Reflek menelan dan menghisap yang menghisap klien
kuat
menandakan
nutrisi
yang
diberikan dapat masuk dengan baik 2. Monitor input dan output urin
Sebagai patokan untuk mengetahui apakah cairan yang masuk sama dengan cairan yang keluar
3. Berikan
ASI/
SF
metode yang tepat
dengan
Pemberian ASI dengan metode yang tepat dapat meningkatkan kebutuhan nutrisi klien Sebagai pengukur BB bayi apakah
4. Timbang BB setiap hari
mengalami penurunan
peningkatan
atau
5. Observasi dan catat toleransi Sebagai tanda apakah bayi dapat minum klien
menghabiskan diet susu yang telah direncanakan
Kolaborasi : 6. Pemberian
OGT
apabila Pemasangan OGT digunakan apabila
diperlukan
bayi memiliki daya hisap lemah
Diagnosa Keperawatan No. 3 Resiko infeksi b.d imaturitas fungsi imunologik
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam resiko infeksi dapat dicegah
Kriteria Hasil : -
TTV dalam batas normal terutama suhu : 36,5-37,5°C
-
Tidak terdapat tanda infeksi (kemerahan , pus atau nanah, umbilikus bau an kotor)
-
Kadar leukosit : 5.000-10.000
INTERVENSI 1.
Tingkatkan
cara
RASIONAL mencuci
1. Mencuci tangn adalah praktik
tangan 6 langkah pada orang
yang penting untuk mencegah
tua, staf, atau pekerja lain
kontaminasi
silang
serta
mnengontrol
infeksi
dalam
terjadinya
infeksi
dari
setiap
tubuh 2.
Gunakan antiseptik sebelum dan
setelah
melakukan
prosedur
3.
Observasi
2. Mencegah nosokomial prosedur
ketidakstabilan
3. Peningkatan suhu tubuh yang
suhu bayi oleh karena tanda-
tiba-tiba
mengindikasikan
tanda infeksi
adanya infeksi bakteri atau virus
4.
Lakukan perawatan tali pusat
4. Penggunaan salep atau alkohol
sesuai dengan prosedur
lokal
untuk
mencegah
kolonisasi dan sebagai obat Kolaborasi : 5.
Pemberian
anti mikroba antibiotik
untuk
5. Dapat menurunkan terjadinya
mencegah terjadinya infeksi
bakteri masuk dalam tubuh
sesuai dengan indikasi klien
sebagai proses infeksi
IMPLEMENTASI
Nama Klien
: By, Ny.E
Tanggal Pengkajian : 03 Juni 2014
Diagnosa Medis
: NCB + BBLR
Ruang : 11 Perinatologi
Dx.
Tgl
Jam
Implementasi
Respon Pasien
TTD
Kep 1,
03 Juni
07.00-
- Merawat bayi dalam inkubator
S: -
2,3
2014
09.00
-Merawat umbilikus dengan bactroban 2x1 dan O: menjaga kehangatan bayi
- Klien tidak rewel
- Mengganti pakaian dan popok bayi yang kotor
- Klien menangis ketika diberikan
- Menginjeksi Ampicilin 30 mg
perawatan tali pusat dan penggantian
- Memberi minum ASI/SF BBLR 25 cc
popok
Ma’rifatul
- Klien kooperatif - Klien meneguk dengan pelan dan porsi habis 25 cc tidak tumpah 11.0014.00
- Merawat bayi dalam inkubator
S: -
-Merawat umbilikus dengan bactroban 2x1 dan O: menjaga kehangatan tubuh bayi
- Ibu klien kooperatif
Ma’rifatul
- Mempersilahkan orang tua untuk meneteki dengan - Klien tidak rewel atau menangis saat metode kangooro - Memberikan injeksi Ampicilin 30 mg - Mengukur suhu bayi 36,2°C - Mengobservasi keadaan umum bayi
diberikan perawatan umbilikus - Klien tenang ketika suhu inkubator tetap hangat - Klien tidak rewel saat diinjeksi dan diukur suhunya
1,2,3
04 Juni 2014
07.0009.00
- Merawat bayi dalam inkubator
S:-
Ma’rifatul
-Merawat umbilikus dengan bactroban 2x1 dan O : menjaga kehangatan bayi
- Klien tidak rewel tetapi sering terbangun
- Mengganti pakaian dan popok bayi yang kotor
- Klien menangis ketika diberikan
- Menginjeksi Ampicilin 30 mg
perawatan umbilikus dan penggantian
- Memberi minum ASI/SF BBLR 25 cc
popok - Klien kooperatif (tenang) saat diberi injeksi - Klien menelan dengan pelan dan habis 25 cc, tidak tumpah
11.0014.00
- Memberikan kesempatan kepada orang tua (ibu S : Klien mengerti dengan penjelasan klien) untuk meneteki dengan metode kangooro dan perawat mengajari teknik mencuci tangan 6 langkah
O:
- Merawat umbilikus dengan bactroban 2x1
- Orangtua kooperaif
Ma’rifatul
- Mengukur suhu bayi 36,5°C
- Klien menetek dengan kuat
-Mengobservasi keadaan umum bayi apaka terdapat
- Klien tenang dan tidak terbangun dari
tanda hipotermia atau asidosis, tanda infeksi atau
tidurnya
reflek menelannya sudah cukup kuat 20.4522.00 1,2,3 05 Juni 2014
- Memberikan ASI/SF BBLR 25 cc melalui OGT
S: -
- Memberikan injeksi IV Ampicilin 30 mg
O:
- Mengobservasi keadaan klien apakah ada tanda
- Klien menghisap dengan pelan namun
hipotermia - Menjaga suhu inkubator tetap hangat (33,1°C) - Menyeka bayi dan mengganti popok yang kotor karena BAB dan BAK - Mengukur suhu (36,5°C)
Ma’rifatul
hanya habis 20 cc, tidak tumpah - Klien tenang dan tetap tidur ketika diinjeksi dan diobservasi - Klien terlihat nyaman dengan lingkungan inkubator, akral hangat - Klien rewel dan mengangis ketika diganti popok - Klien tenang ketika diukur suhunya
23.0007.00
- Memberikan ASI/SF BBLR 25 cc melalui OGT (jam S: 00.00 dan 03.00) - Mengobservasi keadaan klien apakah ada tanda hipotermia, reflek menelan kuat, dan gejala infeksi - Memantau suhu inkubator tetap hangat (33,1°C)
O: - Klien menghisap dengan pelan namun hanya habis 20 cc jam 00.00 dan habis 25 cc pukul 03.00, tidak tumpah - Klien tenang, tidak rewel ketika
Ma’rifatul
- Memberikan injeksi Ampicilin 30 mg - Menyeka bayi dan mengganti popok yang kotor karena BAB dan BAB - Mengukur suhu (36,5°C)
diobservasi - Klien terlihat nyaman dengan lingkungan inkubator, akral hangat, tertidur dengan nyaman - Klien sedikit rewel ketika diinjeksi dan mengangis ketika diganti popok - Klien tenang ketika diukur suhunya
1,2,3
06 Juni 2014
14.0018.00
- Menyeka bayi, melakukan perawatan tali pusat dan S : ibu klien mengatakan paham dengan mengganti popok yang kotor
penjelasan perawat
- Mendampingi by. Ny. E diteteki dengan metode O : kangooro dan mengajari teknik cuci tangan 6 - Klien menangis saat dilakukan perawatan langkah sebelum dan sesudah bersentuhan dengan
tali pusat, tali pusat tidak bau, tidak
bayi
kemerahan, tidak ada pus
- Mengobservasi keadaan bayi setiap 3 jam (bayi - Klien tenang ketika diteteki dan tidak panas, tidak sianosis, tidak kejang, akral
menghisap dengan kuat namun tidak
hangat)
lama, klien tertidur sambil menetek
- Memberikan minum SF BBLR 25 cc
- Orangtua klien kooperatif - Klien tenang dan tidak rewel ketika di observasi - Klien menghabiskan porsi minumnya dan
Ma’rifatul
tidak tumpah
19.0021.00
- Mengukur suhu bayi (36,9°C)
S:-
Ma’rifatul
- Mengobservasi keadaan umum bayi (bayi tidak O : sianosis, tidak panas, akral hangat)
- Klien tidur dengan nyaman, akral klien
- Mengaff plug
hangat, tidak sianosis, tidak panas dan
- Menghentikan injeksi Ampicilin 30 mg
keadaan stabil
- Memindahkan bayi di ruangan stabilisasi karena kondisinya membaik - Mengukur BB klien (1050 gram)
- Klien rewel dan menangis ketika di aff plug - Klien tenang ketika dipindahka ke ruangan stabil - Klien tenang ketika ditimbang BB nya (tidak mengalami penurunan lagi)
1,2,3
07 Juni 2014
07.0009.00
- Merawat bayi dalam inkubator
S:-
- Merawat umbilikus dengan bactroban atau mupirucin O : 2x1 dan menjaga kehangatan bayi - Mengganti pakaian dan popok bayi yang kotor - Memberi minum SF BBLR 25 cc
- Klien tidak rewel - Klien menangis ketika diberikan perawatan tali pusat dan penggantian popok yang kotor dan BAB dan BAK - Klien menghisap dan menelan porsi 25
Ma’rifatul
cc, tidak tumpah 11.0014.00
- Mengukur suhu bayi (36,8°C)
S : klien mengatakan mengerti akan
- Mengobservasi keadaan umum bayi (tidak ada penjelasan perawat tanda hipotermia, asidosis (-), akral hangat, sesak O : tidak ada, demam (-)
- Orang tua klien kooperatif dalam
- Mendampingi klien mendapatkan ASI ibunya dengan metode kangooro
- Klien tidak rewel
- Melakukan penyuluhan kepada orang tua klien terkait
dengan
memberikan umpan balik
merawat
terutama dengan bayi BBLR
bayi
“menyeka
bayi”
- Klien menetek kuat
Ma’rifatul
EVALUASI Dx.
Tgl/Jam
Evaluasi
TTD
Kep 1,2,3
Ma’rifatul
03 Juni
S:
2014 /
- Ibu klien mengatakan mengerti tentang
14.00
metode kangooro saat menyusui O: - Klien tampak baik (tidak sianosis) - Respon menelan susu masih lemah - Tidak tampak adanya hipotermia namun pertahankan suhu - Akral hangat - Diet yang diberikan kadang habis kadang tidak - Suhu : 36,2°C - Umbilikal kering dan agak kotor A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan : - Pertahankan suhu inkubator (33,2°C) - Pertahankan diet BBLR SF 25 cc lewat OGT
1,2,3
04 Juni 2014/ 14.00
S: - Ibu klien mengatakan dapat mempraktikkan metode kangooro saat menyusui
O: - Klien tampak baik (tidak sianosis, tidak kejang, tidak sesak) - Respon menelan susu masih lemah
Ma’rifatul
- Akral dan suhu tubuh hangat - Diet yang diberikan kadang habis kadang tidak - Suhu : 36,2°C A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan : - Pertahankan suhu inkubator (33,2°C) - Pertahankan diet BBLR SF 25 cc lewat OGT - Pantau TTV setiap 3 jam
1,2,3
Ma’rifatul
05 Juni
S:-
2014/
O:
07.00
- Klien tampak baik (tidak sianosis, tidak kejang, tidak sesak) - Respon menghisap dan menelan susu masih lemah dan pelan namun porsi habis dan tidak tumpah - Akral dan suhu tubuh hangat - Tubuh tidak kering, umbilical kering normal - Lembab bagian tangan - Suhu : 36,5°C
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan : - Pertahankan suhu inkubator (33,2°C) - Pertahankan diet BBLR SF 25 cc lewat OGT - Hentikan pemberian obat Ampicilin - Pantau TTV setiap 3 jam - Timbang BB klien
1,2
06 Juni
S : orang tua klien mengatakan sudah
2014/
terbiasa mempraktikkan metode kangooro
21.00
untuk menyusui O: - Klien tampak baik (tidak sianosis, tidak kejang, tidak sesak, dan tidak demam) - Respon menghisap dan menelan susu masih lemah dan pelan namun porsi habis dan tidak tumpah - Akral dan suhu tubuh hangat (36,9°C) - Bagian tangan lembab A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan : - Pertahankan suhu inkubator (33°C) - Pertahankan diet BBLR SF 25 cc lewat OGT namun klien sudah dapat menetek dengan kuat - Observasi keadaan umum setiap 3 jam 3
06 Juni
S : orang tua klien mengatakan dapat
2014/
melakukan cuci tangan 6 langkah dengan
21.00
sabun O: - Klien tidak terjadi hipotermia - Bagian tubuh tidak ada luka atau infeksi - Keadaan tali pusat tidak bau, kering, dan tidak ada darah atau pus - Klien tidak demam - Suhu tubuh stabil (36,9°C)
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan : - Pertahankan suhu inkubator (33°C)
Ma’rifatul
- Perawatan umbilikus - Observasi tanda-tanda infeksi bersamaan denga keadaan umum pasien setiap 3 jam 1,2,3
07 Juni 2014/ 14.00
Ma’rifatul
S: - Orang tua klien mengatakan sudah terbiasa dengan metode kangooro dan dapat mempraktikkan di rumah nantinya - Klien juga mengatakan memahami penyuluhan yang disampaikan perawat tentang menyeka bayi dan praktik cuci tangan 6 langkah
O: - Klien tampak baik (tidak sianosis, tidak kejang, tidak sesak, tidak demam) - Klien tidak ada luka atau tanda infeksi - Respon menghisap dan menelan susu masih lemah dan pelan namun porsi habis dan tidak tumpah - Keadaan tali puasat tidak bau, tidak ada darah atau pus, tidak kemerahan, - Akral dan suhu tubuh hangat (36,9°C) - Lembab bagian tangan A: Masalah teratasi
P: Modifikasi intervensi -
Klien direncanakan pulang karena suhunya stabil dan keadaannya sehat namun apabila orang tua klien belum siap maka klien akan tetap dirawat di Rumah Sakit
-
KIE secara berkala cara merawat bayi yang benar setelah KRS
-
Apabila masih dirawat di RS pertahankan incubator dan tetap berikan SF BBLR 25 cc per oral