Bblr

  • Uploaded by: suci rahayu
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bblr as PDF for free.

More details

  • Words: 2,873
  • Pages: 20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara global dikemukakan bahwa selama tahun 2000, terdapat 4 juta kematian neonatus (3 juta kematian neonatal dini dan 1 juta kematian neonatal lanjut). Hampir 99% kematian tersebut terjadi di negara berkembang. Kematian tertinggi di Afrika (88 per seribu kelahiran), sedangkan di Asia angka kematian perinatal mendekati 66 bayi dari 1.000 kelahiran hidup. Bayi kurang bulan dan bayi berat lahir rendah adalah satu dari tiga penyakit utama kematian neonatus (Rahayu, 2009). Presentase Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3% - 38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau dengan sosio-ekonomi yang rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematian 35 kali lebih dari 2.500 gram (Pantiawati, 2010). Menurut World Health Organization WHO, istilah premature baby diganti dengan istilah "Low Birth Weight Baby" atau Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) hal ini di sebabkan karena tidak semua bayi berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir bayi premature, keadaan ini dapat disebabkan oleh masa kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat yang sesuai, SGA (Small for Gestational Age) yaitu bayi yang beratnya kurang dari berat semestinya/kecil untuk masa kehamilan di singkat dengan KMK (Sarwono, 2007). Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2006 (Depkes, 2008), AKI (Angka Kematian Ibu) Indonesia adalah 307/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002, sedangkan AKB (Angka Kematian Bayi) di Indonesia sebesar 35/1000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian maternal yang paling umum di Indonesia adalah perdarahan 28%, eklamsi 24%, dan infeksi 11%. Penyebab kematian bayi yaitu BBLR 38,94%, asfiksia lahir 27,97%. Hal ini

menunjukkan bahwa 66,91% kematian perinatal dipengaruhi oleh kondisi ibu saat melahirkan. Mengingat banyaknya masalah mengenai BBLR yang terjadi di Indonesia maka perlu penanganan yang memadai untuk mencegah terjadinya masalah BBLR maupun komplikasi lebih lanjut. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan kebidanan pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan menggunakan pola pikir ilmiah melalui pendekatan

manajemen

kebidanan

menurut

Varney

dan

mendokumentasikan asuhan kebidanan dalam bentuk catatan SOAP. 2. Tujuan Khusus a. Menjelaskan konsep dasar teori Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) b. Menjelaskan konsep dasar manajemen kebidanan pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan pendekatan Varney yang terdiri dari : 1) Melakukan pengkajian pada orang tua, bayi dan status pasien 2) Menginterpretasikan data dasar 3) Mengidentifikasikan diagnosa dan masalah potensial pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) 4) Mengidentifikasikan kebutuhan segera pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) 5) Merancang intervensi pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) 6) Melakukan implementasi pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) 7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan . d. Mendokumentasikan asuhan dalam bentuk catatan SOAP.

B.Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan pada BBLR I.

PENGKAJIAN A. DATA SUBYEKTIF 1.

Identitas a. Identitas klien Nama

:

Umur/tanggal lahir

: penyebab depresi bayi pada saat lahir mencangkup bayi yang kurang bulan (Prawirohardjo, 2010 ) Faktor Persalinan kurang bulan / lewat bulan

dapat memungkinkannya terjadi

implikasi pada bayi baru lahir berupa berat badan lahir rendah (Varney, 2008) Jenis kelamin

:

Tanggal MRS

:

Diagnosa medis

:

b. Identitas orang tua Nama ayah

:

Nama ibu

:

Usia ayah/ibu

: Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia ibu dibawah 20 tahun (Surasmi, 2003)

Pendidikan ayah/Ibu

:

Pekerjaan ayah/ibu

: Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah (Pantiawati, 2010).

Agama

:

Suku/bangsa

:

Alamat

:

2. Riwayat kesehatan klien a. Riwayat kesehatan sekarang Keluhan utama : Secara umum, menurut Proverawati (2010) gambaran klinis dari bayi BBLR antara lain: 1) Berat kurang dari 2.500 gram, Panjang kurang dari 45 cm, Lingkar dada kurang dari 30 cm, Lingkar kepala kurang dari 33 cm 2) Umur kehamilan kurang dari 37 minggu 3) Kepala lebih besar 4) Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang 5) Otot hipotonik lemah 6) Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea 7) Ekstremitas : paha abdukasi, sendi lutut/kaki fleksi lurus 8) Kepala tidak mampu tegak 9) Pernapasan 40-50 kali/menit 10) Nadi 100-140 kali/menit

b. Riwayat kesehatan yang lalu 1) Riwayat kehamilan dan kelahiran Riwayat antenatal : penyebab depresi pada bayi saat lahir mencangkup obat-obatan yang diberikan

atau diminum oleh ibu (Prawirohardjo, 2010) Faktor Ibu : -

Factor Umur (Faktor ibu yang lain dikaitkan adalah umur ibu yang muda) (obs.william,2006).

-

Jumlah

paritas

(jarak

kelahiran

sebelumnya) -

Penyakit kehamilan (sekitar 28 % kelahiran

preterm

diindikasikan

disebabkan oleh pre eklamsi (43%), gawat janin (27%), pertumbuhan janin terhambat (10%), abrupsio plasenta (7%) (terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus), dan kematian janin (7%). (obsetri William,2006) -

Gizi kurang atau malnutrisi

-

Trauma

-

Kelelahan

-

Merokok (Perilaku seperti merokok, gizi buruk, dan penambah berat badan yang kurang baik selama kehamilan, serta penggunaan seperti kokain atau alcohol telah dilaporkan memainkan peranan penting pada kejadian dan hasil akhir dengan berat lahir rendah (Obstetri William, 2006))

Faktor plasenta

-

Penyakit vaskuler

-

Kehamilan ganda

Faktor janin -

Kelainan bawaan

-

Infeksi

Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal pada kasus BBLR yaitu: -

Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, gizi buruk, merokok ketergantungan obat-obatan

atau

dengan

penyakit

seperti

diabetes mellitus, kardiovaskuler dan paru -

Kehamilan dengan resiko persalinan preterm misalnya

kelahiran

multiple,

kelainan

kongenital, riwayat persalinan preterm. -

Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi tidak teratur dan periksa kehamilan tidak pada petugas kesehatan.

-

Hari pertama haid terakhir tidak sesuai dengan usia

kehamilan

(kehamilan

postdate

atau

preterm). Riwayat intranatal : Infeksi koriomnion yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme telah muncul sebagai kemungkinan penjelasan berbagai kasus pecah ketuban dan persalinan preterm. Bobbitt dan ledder,1995 dalam obs.william, 2005)

Riwayat post natal : Yang perlu dikaji pada bayi dengan BBLR gangguan

absorbsi

gastrointentinal,

muntah aspirasi, kelemahan menghisap sehingga perlu diberikan cairan parentral atau personde sesuai dengan kondisi bayi untuk mencukupi kebutuhan elektrolit, cairan, kalori dan juga untuk mengoreksi dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping

untuk

intravena. Riwayat imunisasi : Riwayat alergi

:

Riwayat penyakit yang pernah diderita : Riwayat tumbuh kembang : Riwayat pertumbuhan

:

Riwayatperkembangan : c. Riwayat kesehatan keluarga 1) Penyakit menular 2) Penyakit menurun 3) Riwayat penyakit menahun

pemberian

obat

d. Pola fungsi kesehatan Kebutuhan

Keterangan

Dasar Pola nutrisi

Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir, Permulaan cairan diberikan sekitar 50-60 cc/kg BB/ hari dan terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 cc/kg BB/ hari. (Mochtar, Rustam.1998).

Pola eliminasi

Pada bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) penting mengkaji pola eliminasi, sebab pada bayi BBLR kebutuhan nutrisi yang diberikan berbeda dengan bayi yang berat badannya normal, oleh sebab itu akan berpengaruh juga pada frekuensi BAB dan BAK nya setiap harinya. (Soepardan, Suryani. 2009)

Pola istirahat

Bayi yang mengalami berat badan lahir rendah (BBLR) memiliki pola tidur yang lebih banyak dari bayi normal, sebab nutrisi yang dikonsumsi sangat cukup dan memiliki frekuensi yang ditetapkan setiap jam, sehingga bayi lebih sering tertidur nyenyak dengan nutrisi yang cukup.( Soepardan, Suryani.2009)

Pola personal

Pada bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) personal

hygiene

hygine juga perlu dikaji sebab kebersihan pada bayi sangat diutamakan untuk pencegahan infeksi.(Soepardan, Suryani.2009)

Pola aktifitas

Aktivitas yang terlihat pada bayi BBLR tentunya tidak banyak karena pergerakan bayi terbatas, tangis bayi juga tidak keras berbeda dengan bayi normal.

e. Riwayat psikososiokultural spiritual Psikologi

: Salah satu faktor bblr pada bayi adalah kehamilan yang tidak diinginkan (Depkes, 2005).

Sosial

:

Kultural

:

Spiritual

:

B. Data objektif 1. Pemeriksaan umum Kesadaran

: Compos mentis sampai somnolent

Tanda – tanda vital Nadi

: Nadi apical mungkin cepat dan/atau tidak teratur dalam batas normal 120-160 dpm (Doengoes, 2001).

Suhu

: Suhu berfluktuasi dengan mudah (Doengoes, 2001)

Pernafasan : Skor apgar mungkin rendah, Pernafasan mungkin dangkal,

tidak

teratur,

pernafasan

diafragmatik

intermiten atau periodic (40-60x/mnt) (Doengoes, 2001) Antropometri Tinggi badan : < 46 cm Berat badan

: < 2500 gram

Lingkar kepala: < 33cm Lingkar dada : < 34 cm Lingkar perut : < 28 cm 2. Pemeriksaa fisik Inspeksi Kulit

: (NKB) Tampak kulit kemerahan atau tembus pandang,

warna

mungkin

merah

muda/kebiruan, akrosinosis/ sianosis/ pucat, Tampak lanugo terdistribusi secara luas di seluruh tubuh (Doegoes, 2001).

(NCB, NLB) Kulit berselubung vernik kaseosa tipis/tidak ada. Kulit pucat atau bernoda mekonium, kering, keriput dan tipis. Jaringan

lemak

di

bawah

kulit

tipis.

(Surasmi, 2003) Kepala

: Tampak kepala tidak mampu tegak, kulit kepala

tampak

bersih,

rambut

tipis,

distribusi rambut tidak merata dan halus. (NCB, NLB) Ukuran kepala agak besar dalam

hubungannya

dengan

tubuh.

Fontanel mungkin besar atau terbuka (Dongoes, 2001). Wajah

: Wajah mungkin tampak memar (Doengoes, 2001).

Mata

: Edema kelopak mata mungkin terjadi, mata mungkin merapat (tergantung usia gestasi) (Doegoes, 2001). Bayi

dengan

BBLR

dapat

mengalami

retinopathy of prematurity (ROP) yang disebabkan karena ketidakmatangan retina Tampak simetris, bersih, tidak tampak strabismus,

fungsi

penglihatan

baik,

konjungtiva tidak tampak pucat, sklera tidak

tampak

kuning,

tidak

tampak

perdarahan, pupil kontriksi bila sinar mendekati, dilatasi bila sinar menghilang (Donna L. Wong, 2009) Telinga

: Tampak lanugo pada telinga dan bagian tubuh lain seperti telinga dan punggung

Hidung

: Batang hidung cekung, hidung pendek mencuat,

adanya

tanda-tanda

distress

pernapasan khususnya pada adanya sindrom aspirasi

mekonium,

pernapasan

cuping

hidung dan terdapat penumpukan lender (Sarwono, 2002). Mulut

: bibir atas tipis, dagu maju, mukosa mulut (kotor/bersih) ada lendir atau tidak (Sarwono, 2002). Gusi tampak berwarna merah, gigi tidak tampak tumbuh, lidah tampak bersih, tonsil tidak tampak mengalami pembesaran, tidak tampak kelainan palatum (Donna L. Wong,

2009) Leher

: Tidak tampak kelainan

Dada

: Tampak retraksi dinding dada

Abdomen

: (NKB) Abdomen biasanya tampak lebih besar, Tali pusat tebal dan segar (Sinopsis Obstetri) (NCB,NLB) Abdomen Cekung atau rata, tali pusat berwarna kuning kehijauan (Mochtar, 2012)

Genetalia eksterna : (NKB) pada bayi perempuan Labia minora wanita lebih besar dari labia mayora, dan klitoris menonjol. Pada bayi laki-Laki testis pria mungkin tidak turun, rugae mungkin banyak atau tidak ada pada scrotum.

(NCB, NLB) pada bayi perempuan labia mayora menutupi labia minora, dan pada bayi laki-laki testis sudah turun. Anus

: Tidak tampak kelainan

Ekstremitas

: Pada penilaian APGAR

tonus otot yang

lemas menunjukan bayi dalm keadaan kurang baik (obstetri fisiologi UNPAD,1983 ) (NKB) Pergerakan bayi kurang aktif. Kuku jari tangan dan kaki belum mencapai ujung jari, Tampak edema, garis telapak kaki tidak ada pada semua atau sebagian telapak (Doengoes, 2001). Palpasi Kepala

: (NKB) Sutura mungkin mudah digerakkan (Doengoes, 2001)

Wajah

: Tidak teraba oedema

Mata

:

Telinga

: (NKB) daun telinga immatur (elastis daun telinga masih kurang sempurna). (Mochtar, 2012)

Hidung

: Tidak teraba polip

Mulut

:

Leher

: Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening, tiroid, dan vena jugularis

Dada

:

Abdomen

: Tidak teraba kelainan

Genetalia

:

Anus

: tidak terdapat atresia ani

Ektremitas

: Tidak teraba oedema

Auskutasi Dada

: Jantung Evaluasi

bunyi

jantung

terkait

dengan (1) kualitas (harus jelas dan dapat dibedakan, tidak tertutupi, tidak difus, atau jauh) (2) Intensitas (3) frekuensi (harus sama dengan denyut nadi radialis (4) irama (Wong, 2009) Bunyi jantung I karena katup mitral dan trikuspidalis menutup pada permulaan systole (kontraksi), bersamaan dengan ictus kordis, denyutan karotis, terdengar jelas di apeks), bunyi jantung II karena katup aorta dan katup pulmonal menutup pada permulaan diastole (relaksasi jantung), paling jelas di sela iga 2 tepi kiri sternum terpecah pada inspirasi dan tunggal pada ekspirasi) (Aziz, 2009) Bagi bayi baru lahir keadaan normal denyut jantung janin yaitu berkisar antara 120-160 x/menit. Bayi dengan berat lahir rendah biasanya relatif lebih cepat. Pernafasan : Biasanya terdapat wheezing, stridor, crackless,

dan

tidak

terdapatnya

pernafasan (Whaley and Wong; 2005)

suara

Pernafasan mungkin dangkal, tidak teratur, pernafasan diafragmatik intermiten atau periodik (40-60x/mnt) (Doengoes, 2001) Abdomen

: Bising usus normal 3-5 x/menit

Perkusi 3. Pemeriksaan Neurologis/Refleks Refleks tampak lemah Morro

: Positif, gerakan lengan dan kaki yang terjadi ketika bayi yang baru lahir dikejutkan oleh suara atau gerakan keras, tampak pada gestasi minggu ke-28.

Rooting

: Positif, menoleh kearah dimana terjadi sentuhan pada pipinya. Bayi akan membuka mulutnya apabila bibirnya disentuh dan berusaha untuk mengisap benda yang disentuhkan tersebut, biasanya terbentuk pada gestasi minggu ke-32.

Sucking

: Positif, bayi menimbulkan refleks mengisap, biasanya terbentuk pada gestasi minggu ke-32.

Swallowing : Positif, bayi mendesak otot-otot di daerah mulut dan faring

untuk

mengaktifkan

refleks

menelan

dan

mendorong ASI ke dalam lambung bayi, biasanya terbentuk pada gestasi minggu ke-32. Babinski

: Positif,

stimulus

gerakan

pada

telapak

kaki,

menyebabkan semua jari-jari menekuk ke bawah, biasanya terbentuk pada gestasi minggu ke-32. Graf

: Positif, tangan bayi menggenggam, biasanya terbentuk pada gestasi minggu ke-32.(Asuhan Persalinan Normal, 2008).(Doengoes,2001)

4. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan laboratorium Hemoglobin

: 15-20 gram/dl

Leukosit

: 18.000/mmg

Hematokrit

: 43%-61%

Bilirubin total

: 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2 hari dan 12 mg/dl pada 3-5 hari

Dektroksit

: tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama kelahiran rata- rata 40-50 mg/dl, meningkat 60-70 mg/dl pada hari ke-3

Pemeriksaan usg II. INTERPRETASI DATA DASAR Diagnosis : NKB/NCB/NLB, KMK/SMK usia .... hari dengan BBLR III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS MASALAH POTENSIAL Diagnosis Potensial a. Asfiksia Neonatorum b. Hiperbillirubinemia c. Hipoglikemia d. Pneumonia Aspirasi e. Infeksi Masalah Potensial : 1. Ketidakseimbangan suhu tubuh 2. Masalah pemberian ASI 3. Penurunan turgor kulit 4. Perdarahan karena pembuluh darah yang rapuh

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA a. Pemasangan infus b. Pemasangan oksigen c. Perawatan bayi denngan metode kanguru, pencegahan kehilangan panas dan infeksi d. Kolaborasi dengan dr. SpA dan tim medis lain V. INTERVENSI Yang perlu diperhatikan pada perawatan bayi berat badan lahir rendah adalah pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan, dan siap sedia dengan tabung oksigen. Pada bayi premature makin pendek masa kehamilan, makin sulit dan banyak persoalan yang akan dihadapi, dan makin tinggi angka kematian perinatal. Biasanya kematian disebabkan oleh gangguan pernafasan, infeksi, cacat bawaan, dan trauma pada otak (Synopsis Obstetri, 2004.) 1. Jaga Kehangatan Bayi . Rasional : mempertahankan

lingkungan termonetral,

membantu

mencegah stress dingin (Hipotermia) (Doengoes, 2001). 2. Pantau sistem pengaturan suhu, penyebaran hangat, atau incubator. (pertahankan batas atas pada tergantung pada ukuran atau usia bayi) Rasional

: Hipertermia

dengan akibat peningkatan

pada laju

metabolisme, kebutuhan oksigen dan glukosa, kehilangan air tidak kasatmata dapat terjadi bila suhu lingkungan yang dapat dikontrol, terlalu tinggi. (Dongoes, 2001). 3. Lakukan perawatan metode kanguru Rasional :

Perawatan metode kanguru (Kangaroo Mother Care) atau

disebut juga asuhan kontak kulit dengan (skin to skin contact)

merupakan metode khusus asuhan bagi bayi berat lahir rendah atau bayi prematur. 4. Lakukan pemeriksaan TTV pada bayi Rasional

: Tanda-tanda vital merupakan parameter awal untuk

mendeteksi dini kelainan dalam tubuh 5. Berikan nutrisi melalui OGT pada BBLR Rasional

: sebelum usia 32 minggu sebagian besar bayi premature

atau BBLR yang sehat akan membutuhkan pemberian susu melalui selang secara teratur untuk memenuhi kebutuhan kalori sesuai pertumbuhannya. 6. Lakukan pemantauan tanda bahaya pada BBLR bersama orangtua bayi Rasional : Pengenalan tanda bahaya pada ibu dan keluarga dimaksudkan agar dapat mengetahui tanda bahaya pada bayinya dan apabila menemukan salah satu tanda tersebut untuk member tahu segera ke tenaga kesehatan 7. Lakukan penimbangan berat badan secara ketat setiap hari Rasional : Penimbangan berat badan merupakan salah satu cara untuk memonitor perkembangan bayi BBLR 8. Jaga Personal hygiene bayi Rasional :

Sebagai salah satu upaya penatalaksanaan yang harus

dilakukan guna menghindari infeksi 2. Jaga pengaturan lingkungan BBLR Rasional

: Menciptakan lingkungan yang ideal dapat menstimulasi

perkembangan fisik bayi dan dapat memberikan dukungan psikologis bagi ibu dan keluarganya. 3. Jaga pengaturan suara dan cahaya

Rasional

: Bayi membutuhkan masa istirahat dan pemulihan bagi

dirinya. Pada cahaya lampu yang reduo dapat meningkatkan kualitas tidur dan status terjaga mereka. 4. Kolaborasi dengan dr.Spa dalam pemberian terapi. Rasional : Kolaborasi merupakan cara untuk bekerjasama dalam menyelesaikan suatu masalah. VI. IMPLEMENTASI Pelaksanaan

dilakukan

dengan efisien

dan aman sesuai dengan

rencana asuhan yang telah disusun.pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. VII.EVALUASI Evaluasi merupakan penilaian tentang kebersihan dan kefektifan asuhan kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Prevalensi bayi berat lahir rendah (BBLR) diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara-negara berkembang atau sosio-ekonomi rendah. Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor ibu yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR. B. Saran 1. Bagi Petugas a. Seorang petugas harus mengetahui gejala Pertumbuhan Janin Terhambat ( PJT ) secara dini agar dapat di identifikasi b. Meningkatkan konseling kepada masyarakat tentang tanda dan gejala PJT c. Mengadakan

penyuluhan

tentang

pentingnya

pemeriksaan

kehamilan (ANC). 2. Bagi Klien a. Klien memiliki kesadaran untuk memeriksakan kehamilannya sesuai jadwal yang di tentukan dan sebagai tenaga kesehatan kita patut menginformasikan hal tersebut kepada klien. b. Cepat tanggap terhadap sesuatu yang dirasakan kurang nyaman. c. Tetap memperhatikan pola istirahat, kondisi kesehatan tubuh

DAFTAR PUSTAKA Deslidel,Hasan Z, Hevrialni R, dkk, 2011, “Asuhan neonatus,Bayi dan Balita”, Jakarta:EGC Maryunani A,Nurhayati,2009, Asuhan Kegawatdaruratan Dan Penyakit Pada Neonatus” , Jakarta:CV Trans Info Media Pantiawati I, 2010, Bayi Dengan BBLR , Jogyakarta:Nuha Medika Proverawati S, Ismawati C, 2010, BBLR , Jogyakarta:Nuha Medika Prawirohadjo S, 2010, Ilmu Kebidanan , Jakarta:PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Simatuppang E.J, 2008, Manajemen Pelayanan Kebidanan , Jakarta:EGC Sudarti, Khoirunnisa E, 2010, Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi Dan Anak Balita , Jogyakarta:Nuha Medika Wiknjosastro H, 2007, Ilmu kebidanan Edisi 3, Jakarta:Yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, ZR Arief, Kristiyanasari W, 2009, Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak , Jogyakarta:Nuha Medika

Related Documents

Bblr
October 2019 34
Bblr
June 2020 27
Bblr
May 2020 24
Bblr Lp.docx
June 2020 28
Bblr Poa.docx
May 2020 19
Ppt Bblr
October 2019 44

More Documents from "novia anggraeni"

Sap Perawatan Tali Pusat
October 2019 24
Bblr
October 2019 34
9789241549912-eng.pdf
October 2019 44
9789241549912-eng
October 2019 20
Html.docx
June 2020 7
Senam Nifas
October 2019 31