MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN POSTNATAL CARE FISOLOGIS PADA NY “R” PIIIA0 POST PARTUM HARI PERTAMA DI RUANG BERSALIN BPS SITTI SAMSAH TANGGAL 23 SEPTEMBER 2015
OLEH
RISKA NURUL APRIYANI R. P00324013060
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN 2015
KONSEP DASAR A. Definisi Nifas Nifas adalah masa dimana setelah partus selesai dan berakhir setelah 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital akan pulih kembali, sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Hanifa,2005 :237).
B. Tujuan Masa Nifas 1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologik 2. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi baik ibu maupun bayinya. 3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi, kepada bayinya dan perawatan bayi sehat. 4. Memberikan pelayanan keluarga berencana. Asuhan masa nifas diperlukan pada periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu mauoun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan. Dan 50% kematian masa nifas terjadi 24 jam pertama. Masa neonates merupakan masa kritis dari kehidupan bayi, 2/3 kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir. Dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi masa nifas dapat mencegah kematian beberapa ini. (Saifuddin, 2006 :122).
C. Tahapan Masa Nifas Menurut (Ambarawati, E.R.dkk,2009 hal. 3), Tahapan nifas dibagi menjadi tiga yaitu : 1. Early puerperium (masa jam pertama setelah melahirkan) 2. Intermediate puerperium (masa sampai 7 hari setelah persalinan) 3. Late puerperium masa 7 hari sampai 40 hari setelah persalinan) 4. Program dan kebijakan teknis Menurut Saifuddin, 2006 :123 program dan kebijakan teknis dalam asuhan masa nifas diantaranya a. Kunjungan I (6-8 Jam setelah persalinan) 1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri 2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut 3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. 4) Pemberian ASI awal 5) Menjaga
bayi
tetap
sehat
dengan
(hipotermia) b. Kunjungan II (6 hari setelah persalinan)
cara
mencegah
1) Memastikan
involusio
uteri
berjalan
normal
:
uterus
berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau. 2) Menilai adanya tanda-tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal. 3) Memastikan ibu mendapat cukup makanan , cairan dan istirahat 4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan perhatikan tandatanda penyulit 5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi sehari- hari c. Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan) 1) Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi,
fundus
dibawah
umbilicus
,
tidak
ada
perdarahan abnormal , tidak ada bau. 2) Menilai adanya tanda – tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal. 3) Memastikan ibu mendapat cukup makanan , cairan dan istirahat 4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan perhatikan tandatanda penyulit 5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi sehari- hari
d. Kunjungan IV 1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia ayau bayi alami 2) Memerikan konseling untuk KB secara dini e. Proses laktasi dan menyusui 1) Fisiologi laktasi Selama kehamilan, hormone prolaktin dari plasenta mengikat. Tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan, kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ke tiga pasca persalinan kadar estrogen dan progesterone turun drastic, sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini terjadi perangsangan putting susu terbentuklah prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI semakin lancer. 2) Perubahan Lochea 1. Rubra 1-3 hari berwarna merah kehitaman terdiri dari desidua, verniks kaseosa, rambut lanugo sisa mekonium dan sisa darah.
2. Sanguinolenta 3-7 hari merah kekuningan, darah dan lendir. 3. Serosa 7-14 hari, kekuningan atau kecoklatan lebih sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi plasenta. 4. Alba >14 hari putih, mengandung leukosit, selaput lendir serviks dan selaput jaringan yang mati. 5. Vagina dan perineum Vagina dan perineum, segera setelah kelahiran vagina tetap terbula lebar, mungkin mengalami beberapa derajat oedema dan memar dan celah pada introitus. Perubahan Psikologis Masa Nifas Perubahan mendadak dan dramatis pada status hormonal menyebabkan ibu yang pada masa nifas menjadi sensitive terhadap
factor-faktor
yang
keadaan
normal
mampu
diatasinya disamping perubahan. Infeksi Nifas terdiri dari dua yaitu : 1. Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagiana, serviks, dan endometrium
2. Penyebaran dari tempat tersebut melalui vena-vena tersebut melalui jalan limfe dan melalui permukaan endometrium. Tanda dan Gejala Infeksi akut ditandai dengan demam, sakit didaerah infeksi, berwarna kemerahan, fungsi organ tersebut terganggu. Gambaran klinis infeksi nifas dapat berbentuk: a) Infeksi local Pembengakan
luka
episiotomy,
terjadi
penahanan,
perubahan warna kulit, pengeluaran lochea bercampur nanah,
mobilisasiterbatas
karena
rasa
nyeri
dan
temperature badan dapat meningkat b) Infeksi umum Nampak sakit dan lemah, temperature meningkat, tekanan darah menurun, dan nadi meningkat dan terasa sesak. Kesadaran gelisah sampai menurun pada koma, terjadi gangguan involusio uterus, lochea berbau dan bernanah serta kotor.
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN POSTNATAL CARE FISIOLOGIS PADA NY “R” PIIIA0 POST PARTUM HARI PERTAMA DI RUAG BERSALIN BPS SITTI SAMSAH TANGGAL 23 SEPTEMBER 2015
I.
No. Medree
:-
Tgl Masuk
: 22-09-2015
Tgl Pengkajian
: 23-09-2015
Nama Pengkaji
: Riska Nurul Apriyani R.
IDENTITAS DATA DASAR A. IDENTITAS ISTRI / SUAMI Nama
: Ny. R / Tn. N
Umur
: 28 tahun / 35 tahun
Suku
: Wawonii / Wawonii
Agama
: Islam / Islam
Pendidikan
: SMA / SMA
Pekerjaan
: IRT/ Wiraswasta
Alamat
: Jln. Tanukila
Lama menikah
: ± 11 Tahun
B. DATA BIOLOGIS 1. Keluhan Utama : ibu mengeluh nyeri pada bagian bawah
2. Riwayat keluhan utama a. Mulai timbul : setelah proses persalinan b. Lokasi Keluhan : perut bagian bawah c. Sifat keluhan : nyeri sedang, hilang timbul d. Pengaruh keluhan terhadap aktivitas : sedikit mengganggu e. Usaha ibu untuk mengatasi keluhan : istrahat yang cukup 3. Riwayat obstetric a. Riwayat haid 1) Menarche
: 13 tahun
2) Suklus haid
: 28-30 hari
3) Lama haid
: 5-6 hari
4) Banyaknya
: 2x ganti pembalut
5) Keluhan
: tidak ada
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan Nifas yang lalu Nifas
Bayi
Hamil
Tahun
Usia
Jenis
Penolo
Penyulit hamil
ke
partus
kehamilan
Partus
ng
dan persalinan
JK
BB
PB
ASI
Penyulit
1
2005
aterem
Normal
bidan
-
L
2,8
49
+
-
2
2011
aterem
Normal
Bidan
-
L
3,0
47
+
-
3
2015
aterem
Normal
Bidan
-
L
2,8
48
+
-
c. Riwayat persalinan sekarang 1. Persalinan ini adalah persalinan yang ketiga, dan tidak pernah keguguran
2. Ibu melahirkan tanggal 22-09-2015 3. Tempat persalainan : ruang bersalin BPS bidan Samsah 4. Penolong : bidan 5. Jenis persalinan : normal, spontan, LBK , bayi langsung menangis 6. Apgar score : 8/9 7. Jenis kelamin : Laki-laki 8. Plasenta lahir normal pada jam : 13.15 WITA 9. Kotiledon dan selaput plasenta lengkap 10. TFU teraba 1 jari di bawah px 11. Kontraksi uterus baik 12. Perineum utuh 13. Perdarahan ± 150 cc 14. Lama persalinan : -
Lama kala I : ± 8 jam
-
Lama kala II : 5 menit
-
Lama kala III : 10 menit
-
Lama kala IV : 2 Jam
4. Riwayat ginekologi Ibu tidak pernah menderita penyakit tumor, kangker, infertilitas, operasi dan penyakit lainnya 5. Riwayat KB a. Kontrasepsi yang lalu
: KB PIL
b. Keluhan
: tidak ada
c. Lama pemakaian
: ± 2 tahun
d. Alasan berhenti
: ingin punya anak lagi
6. Riwayat penyakit yang lalu dan sekarang Ibu tidak mempunyai riwayat penyakit seperti asam urat dan hipertensi, asma, TBC, hepatitis B, jantung dan diabetes militus dan penyakit lainnya 7. Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar a. Pola nutrisi -
Kebiasaan Frekuensi makan
: 2-3x sehari
Jenis makanan
: nasi, ikan, sayur, tempe, tahu,
telur
-
Frekuensi minum
: 6-8 sehari
Jenis minum
: air putih, teh, susu
Postpartum hari pertama : nafsu makan meningkat
b. Pola eliminasi -
Kebiasaan 1) BAB Frekuensi
: 1x sehari
Konsistensi : lunak Masalah
: tidak ada
2) BAK
-
Frekuensi
: 5-6 x sehari
Warna
: kuning jernih
Bau
: khas amoniak
Masalah
: tidak ada
Postpartum hari pertama : 1) Frekuensi bak meningkat 2) Ibu belum BAB
c. Pola istrahat -
Kebiasaan Malam : 8 jam ( pukul 22.00-06.00 wita) Siang : 2 jam (pukul 12.00-14.00 wita)
-
Postpartum hari pertama : waktu ibu berkurang karena bayi rewel dan akibat nyeri perut yang dirasakan
d. Personal Hygiene/Kebersihan diri -
Kebiasaan 1) Mandi 2x sehari menggunakan sabun 2) Keramas 3x seminggu menggunakan shampo 3) Gigi dibersihkan tiap kali mandi, setelah makan, dan sebelum tidur 4) Kuku kaki dan tangan dipotong setiap kali panjang 5) Pakaian diganti tiap kali mandi dan kotor
6) Genetalia dan anus dibersihkan setiap kali mandi dan setiap kali habis BAB/BAK -
Postpartum hari pertama : Terganggu
C. PENGETAHUAN IBU NIFAS 1. Ibu mengatahui cara merawat bayi 2. Ibu mengetahui manfaat ASI 3. Ibu mengetahui tentang pentingnya menjaga kebersihan diri pada masa nifas
D. DATA SOSIAL Suami dan keluarga sangat bahagia menyambut kelahiran bayinya dan membantu ibu merawat bayinya serta berharap masa nifas ibu dapat berjalan dengan lancar dan terhindar dari masalah
E. PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan umum ibu baik 2. Kesadaran composmentis 3. Tanda-tanda vital TD : 110/80 mmHg
S : 36,5 ºC
N : 80x/menit
P : 20 x/m
4. Kepala dan rambut Rambut panjang, hitam, lurus, tidak berketombe dan tidak ada benjolan
5. Wajah Ekspresi wajah meringis saat nyeri, wajah tidak pucat, tidak ada oedema, terdapat cloasma gravidarum dan tidak oedema 6. Mata Mata simetris kiri dan kanan konjungtiva ttidak pucat/ anemis sklera tidak ikhterus, tidak ada oedema dan penglihatan normal 7. Hidung Lubang hidung simetris kiri dan kanan tidak ada polip dan pengeluaran secret, serta serta tidak ada polip dan epitaktis 8. Mulut dan gigi Mulut bersih, bibir lembab, dan tidak pucat, tidak ada sariawan, gigi lenkap, tidak ada caries serta gigi tampak bersih 9. Telinga Simetris kiri dan kanan, tidak ada sekret serta daun telinga terbentuk sempurna 10. Leher Tidak ada pembesaran vena jugularis, dan kelenjar tyroid 11. Payudara Simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol, hiperpigmentasi areolla mammae, tidak ada benjolan, dan tidak teraba massa, sekresi asi (+) 12. Abdomen
Tampak striae livide, linea nigra, tidak ada luka bekas operasi, kontraksi uterus baik teraba keras dan bundar, TFU 1 jari dibawah pusat 13. Genetalia luar dan dalam Tampak pengeluaran lochea rubra, tidak ada varises, tidak ada oedema, dan tidak ada massa 14. Anus Tidak ada oedema dan tidak ada hemoroid 15. Ekstermitas a. Atas (Tangan) : simetris kiri dan kanan, kuku tidak pucat, todak ada oedema b. Bawah (Kaki) : simertis kiri dan kanan, kuku tidak pucat, tidak ada oedema, tidak ada varises
F. OBAT-OBATAN 1. Amoxilin
: 3 x 1 sehari
2. Vit c
: 3 x 1 sehari
3. Asam mefenamat
: 3 x 1 sehari
4. Metil
: 2 x 1 sehari
G. DATA PENUNJANG Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL PIII A0, postpartum hari pertama dengan nyeri perut bagian bawah 1. PIII A0 Dasar DS : Ibu mengatakan melahirkan anak ke tiga dan tidak pernah keguguran DO : -
Tonus otot tidak tegang/ longgar
-
Tampak linea nigra dan striae albicans
Analisis dan interpretasi -
Tonus otot perut tidak tegang karena sudah teregang oleh kehamilan dan persalinan sbelumnya (Ilmu Kebidanan 2006)
-
Linea nigra adalah garis hitam yang memanjang vrtikal berwarna gelap yang terlihat diperut ibu selama kehamilan. Sedangkan striae albicans merupakan garis-garis serang putih pada kulit perut yang merupakan strae livide yang berubah yang terdapat pada multigravida (Fat Tresno The, Obstetri dan G inekologi, 2010)
2. Postpartum hari pertama Dasar DS : ibu mengatakan melahirkan tanggal 22-09-2015 jam 13.05 wita
DO : -
Tanggal pengkajian 23-09-2015 pukul 13.05 wita
-
TFU 2 jari dibawah pusat
-
Kontrasi uterus baik, uterus teraba keras dan bundar
-
Tampak pengeluaran lochea rubra
Analisis dan Interpretasi -
Tanggal persalinan 22-09-2015 pukul 13.05 wita, dan tanggal pengkajian 23-09-2015 pukul 13.05 wita menunjukan postpartum hari pertama
-
Proses involusi uterus, disertai dengan penurunan TFU 1 cm setiap harinya, sehingga pada hari ke 2 TFU berkisar 2 cm (Suherni, 2009)
-
Kontraksi uterus baik ditandai dengan uterus teraba keras dan bundar (asuhan kebidanan pada ibu nifas, 2010)
-
Lochea Rubra adalah secret luka plasenta yang keluar dari vagina yang berwarna merah segar seperti darah haid, karena banyak mengandung darah segar dan sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo mekonium, pengeluaran segera setelah persalinan sampai 2 hari pasca persalinan ( Fat Tresno The, Obstetri dan Ginekologi )
3. Nyeri perut bagian bawah Dasar DS : Ibu mengatakan nyeri pada perut bagian bawah setelah proses persalinan DO : Ekspresi wajah ibu meringis saat merasakan nyeri serta Kontraksi uterus baik teraba keras dan bundar Analisis dan Interprestasi Setelah persalinan, uterus cenderung tetap berkontraksi yang meninggalkan rasa nyeri yang berlangsung beberapa hari, perasaan nyeri atau mules ini lebih terasa bila ibu sedang menyususi dan timbul bila masih terdapat sisa selaput ketuban, plasenta dan gumpalan darah dalam kavum uteri (Hanifa Wijaksastro Ilmu Kebidanan 2007)
LANGKAH III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL Tidak ada data yang mendukung untuk terjadinya masalah potensial
LANGKAH
IV.
EVALUASI
PERLUNYA
TINDAKAN
SEGERA
/
KOLABORASI Tidak ada data yang mendukung untuk dilakukan tindakan segera atau kolaborasi.
LANGKAH V. RENCANA ASUHAN a. Tujuan -
Keadaan umum ibu baik ditandai dengan TTV dalam batas normal
-
Kontraksi uterus baik
-
Tidak terjadi perdarahan postpartum
-
Nyeri dapat teratasi
b. Kriteria Keberhasilan -
Keadaan umum ibu baikditandai dengan TTV dalam batas normal: TD : sistole : 90-130 mmHg Diastole : 60-90 mmHg N : 60 - 80 x/menit S : 36,5 - 37,5 °C P : 16 – 24 x/menit
-
Kontarksi uterus baik, teraba keras dan bundar
-
Tidak terjadi perdarahan postpartum
-
Nyeri berkurang
c. Rencana tindakan 1. Senyum, sapa dan salam Rasional : menjalin keakraban antara ibu dan bidan
2. Beritahu ibu tindakan yang akan dilakukan Rasional : dengan memberitahu ibu tindakan yang akan dilakukan kita dapat menegtahui adanya persetujuan ibu dan ibu tidak merasa takut dengan tindakan yang akan dilakukan 3. Observasi TTV Rasional : observasi TTV dan keadaan umum ibu bertujuan untuk mengidentifikasi secara dini masalah kesehatan ibu 4. Observasi TFU dan kontraksi uterus Rasional : TFU merupakan salah satu indicator terjadinya uterus mengetahui kontraksi uterus untuk mengantisipasi adanya perdarahan akibat atonia uteri. 5. Observasi pengeluaran lochea Rasional : mengetahui warna dan bau lochea untuk mendeteksi sedini mungkin komplikasi seperti infeksi 6. Jelaskan penyebab timbulnya nyeri Rasional : agar ibu dapat memahami nyeri yang dirasakan adalah hal yang fisiologis dan akan berkurang seiring waktu. 7. Anjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang Rasional : makanan yang bergizi seimbang diperlukan untuk masa postpartum untuk membantu memulihkan kondisi ibu untuk meningkatkan produksi ASI.
8. Anjurkan ibu untuk istrahat yang cukup Rasional : agar pemenuhan kebutuhan pola istrahat ibu dapat terpenuhi. 9. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin dan ASI eksklusif Rasional : ASI merupakan makanan terbaik yang diberikan seorang ibu pada bayinya. Adanya refleks prolaktin pada payudara akan memicu produksi ASI lebih banyak serta hormon oksitosin yang membantu memompa air susu keluar dan mempercepat involusi uteri 10. Berikan health educations pada ibu tentang : a. Tehnik menyusui yang baik dan benar Rasional : cara menyusui yang baik dan benar ibu dapat terhindar dari masalah-masalah pada saat menyusui seperti puting susu lecet, bendungan ASI, mastitis. Dan untuk mempercepat keberhasilan dalam pemberian ASI b. Personal hygiene Rasional : personal hygiene yang terjaga dapat mencegah infeksi dan memberikan kebugaran
11. Anjurkan ibu untuk menjadi akseptor KB setelah 40 hari pasca persalinan Rasional : kontrasepsi digunakan untuk menjarangkan kehamilan sehingga ibu dan keluarga mempunyai waktu yang cukup untuk merawat bayinya 12. Anjurkan ibu untuk minum obat-obatan yang diberikan secara teratur Rasional : dengan meminum obat yang diberikan dapat mempercepat
proses
penyembuhan,
menahan
masuknya
mikroorganisme dalam tubuh. 13. Anjurkan ibu untuk membawa bayinya keposyandu Rasional : mengetahui tumbuh kembang bayi dapat dilakukan dengan menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulannya
14. Lakukan pendokumentasian Rasional : sebagai bukti pertanggung jawaban terhadap tindakan yang akan dilakukan
LANGKAH VI. IMPLEMENTASI Tanggal 23 September 2015
pukul 13. 30 wita
1. Senyum, sapa dan salam 2. Memberitahu ibu tindakan yang akan dilakukan 3. Mengobservasi TTV : TD : 110/80 mmHg
S : 36,5 ºC
N : 80 x/m
P : 20 x/m
4. Mengobservasi TFU dan kontraksi uterus. TFU 2 jari bawah pusat 5. Mengobservasi pengeluaran lochea. Lochea rubra 6. Menjelaskan penyebab timbulnya nyeri pada bagian bawah perut 7. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang seperti nasi, ikan, sayur, tahu, tempe, telur, daging, serta buah-buahan 8. Menganjurkan ibu untuk istrahat yang cukup dan melakukan mobilisasi 9. Menganjurkan ibu untuk emnyusui bayinya sesering mungkin dan ASI ekslusif selama 6 bulan tampa memberikan PMT (Pendamping Makanan Tambahan) 10. Berikan health educations pada ibu tentang : a. Tehnik menyusui yang baik dan benar -
The cradle : Jaga bayi diperut ibu sampai kulinya dan kulit ibu saling bersentuhan. Biarkan tubuh ibu menghadap kearah ibu dan letakan kepala bayi pada siku ibu
-
The cross cradle hold : satu lengan mendukung kepala, mirip dengan posisi dudukan tetapi ibu akan memiliki kontrol lebih besar atas kepala bayi. Posisi menyusui ini baik untuk bayi prematur atau ibu dengan puting payudara kecil
-
The football hold : pegang bayi disamping ibu dengan kaki dibelakang ibu dan bayi terselip dibawah lengan ibu, seolah-olah ibu sedang memegang bola kaki. Ini adalah posisi yang baik untuk ibu yang melahirkan dengan operasi sesar atau untuk ibuibu dengan payudara besar, tetapi perlu bantal untuk menopang bayi
-
The lying position : menyusui dengan berbaring akan memberi lebih banyak kesempatan untuk bersantai dan juga untuk tidur lebih banyak pada malam hari. Ibu bisa tidur pada saat bayi menyusu. Dukung punggung dan kepala bayi dengan babtal, pastikan bahwa perut bayi menyentuh ibu
b. Personal hygiene 11. Menganjurkan ibu untuk menjadi akseptor KB setelah 40 hari pasca persalinan 12. Menganjurkan ibu untuk minum obat-obatan yang diberikan secara teratur 13. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya keposyandu tiap bulan 14. Melakukan pendokumentasian
LANGKAH VII. EVALUASI Tanggal 23 September 2015
pukul 13.40 wita
1. Kesadaran komposmentis 2. Kesadaran umum ibu baik ditandai dengan tanda-tanda vital dalam batas normal TD
: 110/80 mmHG
N
: 80 x/menit
S
: 36, 5°C
P
: 20 x/menit
3. Involusio uteri berlangsung normal, ditandai dengan kontraksi uterus baik, teraba keras, dan bundar. 4. Ibu sudah dapat beradabtasi dengan nyeri yang dirasakan 5. TFU 2 jari dibawah pusat 6. Tampak pengeluaran lochia rubra 7. Ibu belum BAB dan sudah BAK 8. ASI belum ada 9. Ibu telah meminum obat
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN (SOAP)
IDENTITAS ISTRI / SUAMI Nama
: Ny. R / Tn. N
Umur
: 28 tahun / 35 tahun
Suku
: Wawonii / Wawonii
Agama
: Islam / Islam
Pendidikan
: SMA / SMA
Pekerjaan
: IRT/ Wiraswasta
Alamat
: Jln. Tanukila
Lama menikah
: ± 11 Tahun
SUBJEKTIF (S) 1. Ibu mengatakan melahirkan tanggal 23-09-2015 2. Ibu mengatakan melahirkan anak ketiga dan tidak pernah keguguran 3. Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit yang diderita 4. Ibu mengatakan merasakan nyeri pada luka jahitan perineum 5. Ibu mengatakan masih ada pengeluaran darah dari jalan lahir
OBJEKTIF (O) 1. Kesadaran umum ibu baik 2. Kesadaran composmentis 3. Tanda-tanda vital dalam batas normal
TD
: 100/80 mmHg
N
: 80 x/menit
S
: 36,5 °C
P
: 20 x/menit
4. Ibu meringis bila merasakan nyeri pada luka jahitan perineum 5. Pada saat pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan 6. TFU 2 jari dibawah pusat 7. Kontraksi uterus baik, uterus teraba keras dan bundar 8. Tampak pengeluaran lochia rubra
ASSASMENT (A) PIII A0 postpartum hari pertama, dengan masalah nyeri perut bagian bawah
PLANNING (P) 1. Senyum, sapa dan salam 2. Memberitahu ibu tindakan yang akan dilakukan Hasil : ibu telah mengetahui hasil pemeriksaannya 3. Mengobservasi TTV Hasil : TTV dalam batas normal 4. Mengobservasi TFU dan kontraksi uterus Hasil : kontraksi uterus baik, serta TFU 2 jari bawah pusat 5. Mengobservasi pengeluaran lochea Hasil : pengeluaran lochia rubra 6. Menjelaskan penyebab timbulnya nyeri pada bagian bawah perut
Hasil : ibu mengerti dan telah beradaptsi dengan nyari yang dirasakan 7. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang Hasil : ibu bersedia melakukan anjuran bidan 8. Menganjurkan ibu untuk istrahat yang cukup dan melakukan mobilisasi Hasil : ibu bersedia melakukan anjuran bidan 9. Menganjurkan ibu untuk emnyusui bayinya sesering mungkin dan ASI ekslusif selama 6 bulan tampa memberikan PMT (Pendamping Makanan Tambahan) Hasil : ibu bersedia untuk menyusui bayinya sesering mungkin dan ASI ekslusif 10. Berikan health educations pada ibu tentang : a. Tehnik menyusui yang baik dan benar Hasil : ibu bersedia melakukan anjuran bidan b. Personal hygiene Hasil : ibu bersedia melakukan anjuran bidan 11. Menganjurkan ibu untuk menjadi akseptor KB setelah 40 hari pasca persalinan Hasil : ibu bersedia menjadi akseptor KB 12. Menganjurkan ibu untuk minum obat-obatan yang diberikan secara teratur Hasil : ibu telah meminum obatnya 13. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya keposyandu tiap bulan Hasil : ibu bersedia untuk membawa bayinya keposyandu
14. Melakukan pendokumentasian Hasil : telah dilakukan pendokumentasian