BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Kehamilan merupakan saat-saat yang ditunggu-tunggu bagi seorang ibu atau bahkan seluruh
anggota keluarga, dan merupakan
masa
yang paling
membahagiakan.tetapi masa kehamilan merupakan masa yang rawan, karena pada masa ini banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi. Perubahan itu meliputi perubahan fisik dan perubahan fisiologis. Pada masa kehamilan adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada diri ibu dapat belangsung secara fisiologis maupun patologis. Selain perubahan pada ibu hamil dapat pula terjadi masalah yang mungkin dapat menjadi penyulit dalam kehamilan. Sehingga ketika seorang wanita sedang hamil ia harus lebh memperhatikan kesehatan dirinya. Dengan adanya masa kehamilan dan perubahan yang terjadi serta
untuk
mengetahui secara dini kemungkinan adanya penyulit dalam kehamilan dianjurkan pada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin dan teratur selama hamil. Dengan pemeriksaan yang teratur seorang ibu hamil dapat memperoleh kebutuhan yang sesuai untuk diri dan janinnya. Juga mendapatkan penanganan segera jika terdapat komplikasi kehamilan. B. Rumusan Masalah 1.
Bagaimana pengertian filosofi asuhan kebidanan?
2.
Apa saja lingkup asuhan kebidanan?
3.
Ada berapa prinsip pokok asuhan kebidanan?
4.
Bagaimana sejarah ANC?
5.
Apa tujuan dari ANC?
6.
Apa saja refocusing asuhan kehamilan?
7.
Apa saja standart ANC?
8.
Bagaimana tipe pelayanan dari ANC?
9.
Apa saja hak-hak wanita hamil?
10. Siapa saja tenaga professional? 11. Bagaimana peran dan tanggung jawab bidan dalam ANC? 12. Apa issue terkini dalam asuhan kebidanan? 13. Apa evidence based dalam praktik ANC?
1
C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan umum Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus-kasus kebidanan yang ditangani secara profesional dengan pendekatan manajemen kebidanan. 2. Tujuan khusus Setelah melakukan asuhan kebidanan, diharapkan mahasiswa mampu : a) Melakukan pengumpulan dan pengkajian data b)Mengidentifikasi masalah c) Merencanakan tindakan yang akan dilakukan d)Melaksanakan tindakan yang telah direncanakan e) Mengevaluasi tindakan yang telah dilaksanakan
2
BAB II PEMBAHASAN A. Filosofi Asuhan Kehamilan Philosofi adalah nilai atau keyakinan kepercayaan yang mendasari seseorang untuk berperilaku sehingga mempengaruhi pola kehidupannya. Pada prinsipnya philosofi asuhan kehamilan merujuk pada philosofi bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan antara lain menyatakan bahwa : 1.
Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis,tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi(abnormal). Menyadari hal tersebut dalam melakukan asuhan tidak perlu melakukan intervensi-intervensi yang tidak perlu kecuali ada indikasi.
2.
Setiap perempuan berkepribadian unik, diman terdiri atas bio,psiko,social yang berbeda, sehingga dalam memperlakukan pasien atau klien satu dengan yang lainnya juga berbeda dan tidak boleh disamakan.
3.
Mengupayakan kesejateraan perempuan dan Bayi Baru Lahir. Ini dapat dilakukan dengan berbagai upaya baik promosi kesehatan melalui penyuluhan atau konseling pemenuhan kebutuhan ibu hamil maupun dengan upaya preventif misal pemberian imunisasi TT pada ibu hamil dan pemberian tablet tambah darah dan lain sebagainya.
4.
Perempuan
mempunyai
hak
memilih
dan
memutuskan
tentang
kesehatan,siapa dan dimana mendapatkan pelayanan kesehatan. 5.
Focus asuhan kebidanan adalah untuk memberikan upaya prevetif (pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan) .
6.
Mendukung dan menghargai proses fsiologi,intervensi, dan penggunaan tehnologi dilakukan hanya atas indikasi.
7.
Membangun
kemitraan
dengan
profesi
lain
untuk
memberdayakan
perempuan.
B. Lingkup Asuhan Kehamilan Dalam memberikan asuhan pada ibu hamil, bidan harus memberikan pelayanan secara konprehensif atau menyeluruh. Adapun lingkup asuhan kebidanan pada ibu hamil 16 (kusniyanti,2009) : 1.
Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisa
tiap kunjungan pemeriksaan ibu hamil. 2.
Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap
3
3.
Melakukan pemeriksaan abdomen termasuk tinggi fundus uteri (TFU)
posisi/presentasi dan penurunan Janin. 4.
Melakukan penilaian pelvic,ukuran dan penurunan janin
5.
Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut jantung janin
dengan fetoskope/ pinar dan gerakan janin dengan palpasi 6.
Menghitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL)
7.
Mengkaji status nutrisi dan hubungan dengan pertumbuhan janin.
8.
Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungan dengan komplikasi
9.
Memberikan penyuluhan tanda – tanda bahaya dan bagaimana
menghubungi bidan 10. Melakukan penatalaksanan kehamilan dengan anemia ringan, hiperemesis gravidarum tingkat 1, abortus iminens dan preeklamsia ringan 11. Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mengurangi ketidaknyamanan kehamilan. 12. Memberikan imunisasi 13. Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan penangananya termasuk rujukan tepat pada: kurang gizi, pertumbuhan janin tidak adekuat PEB dan hipertensi, perdarahan pervaginam, kehamilan ganda aterm, kematian janin, oedema yang signifikan, sakit kepala berat, gangguan pandangan, epigastrium karena hipertensi, KPSW, persangkaan polihidramion, DM, kelainan konginital, hasil laboratorium abnormal, kelainan letak janin, infeksi ibu hamil seperti infeksi menular seksual, vaginitis,infeksi saluran kencing. 14. Memberikan bimbingan dan persiapan persalinan,kelahiran dan menjadi orang tua. 15. Bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku kesehatan selama hamil seperti nutrisi, latihan,keamanan, dan merokok. 16. Penggunaan secara aman jamu dan obat – obat tradisional yang tersedia. C. Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan Adalah suatu asuhan atau pelayanan yang harus diberi oleh tenaga kesehatan kepada
wanita hamil baik secara langsung maupun tidak langsung. Dimana
berguna untuk memantau kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi serta dapat meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi. Berikut sepuluh prinsip pokok yang wajib diketahui setiap bidan dalam melakukan asuhan kehamilan: 1. Proses kehamilan merupakan proses yang alamiah dan fisiologis
4
2. Pengasuhan menggunakan cara-cara yang sederhana atau menghindari segala bentuk intervensi yang tidak dibutuhkan 3. Aman bagi keselamatan hidup ibu. Asuhan yang diberikan, ditunjang oleh pengobatan berdasarkan bukti(Evidence based medicine) 4. Menjaga privasi klien 5. Membantu klien agar merasa aman dan nyaman serta memberi dukungan emosional 6. Memberikan informasi serta konseling yang cukup 7. Klien dan keluarga berperan aktif dalama pengambilan 8. Menghormati praktik adat istiadat, kebudayaan serta keyakinan atau agama dilingkungan setempat 9. Memelihara kesehatan fisik, psikologis, sosial serta spiritual klien dan keluarga 10. Melakukan usaha penyuluhan kesehatan dan pencegahan penyakit
D. Sejarah Asuhan Kehamilan Metode tradisional asuhan kehamilan sudah dihasilkan dan telah sukses sejak tahun 1940 sampai sekarang, di bawah penelitian yang seksama. Sejarah menunjukkan bahwa kebidanan merupakan salah satu profesi tertua sejak adanya peradaban manusia. Bidan terlahir sebagai wanita yang terpercaya dalam mendampingi ibu-ibu yang melahirkan. Pada awalnya ruang lingkup tugas bidan masih terbatas pada pengawasan kehamilan, pertolongan persalinan, pemeliharaan ibu nifas dan perawatan neonatus. Namun pengembangan selanjutnya sekitar tahun 1959 setelah diadakan Kursus Tambahan Bidan (KTB) oleh bagian KIA, kementrian kesehatan, ruang lingkup tugas bidan tidak saja berorientasi pada pelayanan kebidanan di rumah sakit melainkan juga mengemban tugas pelayanan kesehatan di masyarakat. Tempat pelayanan asuhan kebidanan, baik yang bersifat tugas mandiri dan kalaborasi adalah di rumah sakit, puskesmas, klinik bersalin atau di masyarakat. Melalui asuhan antenatal di harapkan bidan dapat berkontribusi dalam melindungi hak reproduksi dan hak asasi manusia dengan cara mengurangi angka kesakitan dan kematian yang berhubungan dengan kehamilan Dimasa yang lalu, bidan dan dokter banyak menggunakan waktu selama kunjungan antenatal untuk penilaian resiko berdasarkan riwayat medis dan obstetri serta temuan-temuan fisik yang lalu. Tujuan dari penilaian resiko ini adalah untuk mengidentifikasi ibu yang beresiko tinggi dan merujuk ibu-ibu ini untuk mendapatkan asuhan yang khusus. Sekarang kita telah mengetahui bahwa
5
penilaian resiko tidak mencegah kesakitan dan kematian maternal dan perinatal. Penilaian resiko juga tidak menjamin perkiraan, ibu yang mana yang akan mempunyai masalah selama persalinan. Mengapa penilaian resiko tidak lagi digunakan? Ia tidak lagi dipergunakan karena setiap ibu hamil akan menghadapi resiko komplikasi dan harus mempunyai jangkauan kepada asuhan kesehatan maternal yang berkualitas. Hampir tidak mungkin memperkirakan ibu hamil yang mana yang akan menghadapi komplikasi yang akan mengancam keselamatan jiwa secara akurat. Banyak ibu-ibu yang digolongkan ”beresiko tinggi” yang tidak mengalami komplikasi apapun. Misalnya seorang ibu yang tingginya kurang dari 139 cm mungkin akan melahirkan bayi seberat 2500 gram tanpa masalah. Demikian juga, seorang ibu yang mempunyai riwayat tidak begitu berarti, kehamilan normal dan persalinan yang tidak berkomplikasi mungkin saja mengalami perdarahan pasca persalinan. Dalam suatu studi di Zaire, dengan menggunakan berbagai macam metode, formula dan skala untuk melakukan penapisan ”resiko” diteliti. Studi ini menemukan bahwa 71 % ibu yang mengalami partus macet tidak digolongkan ke dalam kelompok beresiko sebelumnya. Sebagai tambahan, 90 % ibu-ibu yang diidentifikasi ”beresiko” tidak mengalami komplikasi. Kebanyakan ibu-ibu yang mengalami komplikasi tidak mempunyai faktor resiko dan digolongkan ke dalam kelompok ”beresiko rendah”. Suatu contoh seorang ibu yang beresiko rendah adalah berumur 24 tahun, G2 P1 tanpa faktor resiko dan persalinan normal yang melahirkan bayi 3 kg dan mengalami perdarahan 1000 cc karena atonia uteri.
E. Tujuan Asuhan Kehamilan 1. Memantau kemajuan kehamilan memantau kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin 2. Mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial 3. Deteksi dini adanya ketidaknormalan dan menyediakan penatalaksanaan atau pengobatan yang dibutuhkan. 4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan selamat baik ibu maupun bayinya 5. Mempersiapkan masa nifas agar normal ASI eklusif 6. Mempersiapkan ibu dan keluarga setelah bayi lahir (menjadi orang tua)
6
F. Refocusing Asuhan Kehamilan Refokussing adalah memusatkan kembali perhatian yang lebih khusus terhadap ibu hamil.Untuk menurukan angka kematian ibu, maka dilakukan pemeriksaan ulang yang bertujuan menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental, untuk menyelamatkan ibu dan anak selama dalam kehamilan yang pengawasannya dilaksanakan oleh bidan secara rutin. Adapun refocusing asuhan kehamilan, yaitu: 1. trimester pertama /sebelum minggu ke 14 a) Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu sehingga matarantai penyelamatan jiwa telah terbina jika diperlukan. b) Mendeteksi masalah yang di obati sebelum mengancam jiwa ibu maupun bayi. c) Mencengah
msalah
tetanus
neonatorum,anemia,devisiensi
zat
besi,maupun kegunaan praktik tradisional yang merugikan. d) Memulai persiapan persalinan dan kesiapan menghadapi komplikasi. e) Mendorong
prilaku
yang
sehat
(nutrisi,latihan
dan
kebersihan,istirahat,dan sebagainya). 2. trimester kedua/sebelum minggu ke 28 a) Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu sehingga matarantai penyelamatan jiwa telah terbina jika diperlukan. b) Mendeteksi masalah yang di obati sebelum mengancam jiwa ibu maupun bayi. c) Mencengah
msalah
tetanus
neonatorum,anemia,devisiensi
zat
besi,maupun kegunaan praktik tradisional yang merugikan. d) Memulai persiapan persalinan dan kesiapan menghadapi komplikasi. e) Mendorong
prilaku
yang
sehat
(nutrisi,latihan
dan
kebersihan,istirahat,dan sebagainya f) kewaspadaan khusus mengenai PLH (Tanya ibu mengenai gejala PLH,pantau tekanan darah,edema,proteinuria) 3. trimester ketiga/sebelum minggu ke 40 a) Membina hubungan saling percaya antara bidan dan ibu sehingga matarantai penyelamatan jiwa telah terbina jika diperlukan. b) Mendeteksi masalah yang di obati sebelum mengancam jiwa ibu maupun bayi. c) Mencengah
msalah
tetanus
neonatorum,anemia,devisiensi
besi,maupun kegunaan praktik tradisional yang merugikan. d) Memulai persiapan persalinan dan kesiapan menghadapi komplikasi.
7
zat
e) Mendorong
prilaku
yang
sehat
(nutrisi,latihan
dan
kebersihan,istirahat,dan sebagainya f) kewaspadaan khusus mengenai PLH (Tanya ibu mengenai gejala PLH,pantau tekanan darah,edema,proteinuria) G. Standar Asuhan Kehamilan 1. Pelayanan kebidanan meliputi 24 standar yang dapat dikelompokkan sebagai berikut: a) Stantar pelayanan umum ( 2 standar ) b) Standar pelayanan antenatal ( 6 standar ) c) Standar pertolongan persalinan (4 standar ) d) Standar pelayanan nifas ( 3 standar ) e) Standar penanganan kegawat daruratan obstetric neonatal ( 9 standar ) Terdapat 6 standar dalam pelayanan antenatal sebagai berikut: a) Standar 1: Identifikasi ibu hamil Bidan melakukan kunjungan rumah dengan berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur. b) Standar 2: Pemeriksaan dan pemantauan antenatal Bidan memberikan sedikitnya 4 x pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, PMS/ infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehtan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan selanjutnya. c) Standar 3: Palpasi Abdominal Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan plapasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu. d) Standar 4: pengelolaan anemia pada kehamilan Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan / atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
8
e) Standar 5: Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda tanda serta gejala preeklamsia lainnya, seta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya. f) Standar 6: Persiapan Persalinan Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila tiba tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.
H. Tipe Pelayanan Asuhan Kehamilan 1. Independent Midwive/ BPS Center pelayanan kebidanan berada pada bidan. Ruang lingkup dan wewenang asuhan sesuai dengan kepmenkes 900/ 2002. Dimana bidan memberikan asuhan kebidanan secara normal dan asuhan kebidanan “bisa diberikan” dalam wewenang dan batas yang jelas. Sistem rujukan dilakukan apabila ditemukan komplikasi atau resiko tinggi kehamilan. Rujukan ditujukan pada sistem pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. 2. Obstetrician and Gynecological Care Center pelayanan kebidanan berada pada SPOG. Lingkup pelayanan kebidanan meliputi fisiologi dan patologi. Rujukuan dilakukan pada tingkat yang lebih tinggi dan mempunyai kelengkapan sesuai dengan yang diharapkan. 3. Public Health Center/ Puskemas Center pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan dokter umum. Lingkup pelayanan kebidanan meliputi fisiologi dan patologi sesuai dengan pelayanan yang tersedia. Rujukan dilakukan pada system yang lebih tinggi. 4. Hospital Center pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan SPOG. Lingkup pelayanan kebidanan meliputi fisiologi dan patologi yang disesuaikan dengan pelayanan kebidanan yang tersedia. Rujukan ditujukan pada rumah sakit yang lebih tinggi tipenya. 5. Rumah Bersalin Center pelayanan kebidanan berada pada team antara bidan dan SPOG sebagai konsultant. Lingkup pelayanan kebidanan meliputi fisiologi dan patologi
9
yang disesuaikan dengan pelayanan yang tersedia. Rujukan ditujukan pada system pelayanan yang lebih tinggi.
I. Hak-Hak Perempuan Hamil 1. Memperoleh pendidikan dan informasi 2. Mendapatkan jaminan kehamilan tanpa resiko yang berarti dan pemerintah 3. Memperoleh gizi yang cukup 4. Perempuan bekerja berhak untuk tidak dikeluarkan dari pekerjaannya 5. Bentuk untuk tidak mendapatkan perlakuan diskriminasi dan hukuman, seperti dikucilkan oleh masyarakat akibat mengalami gangguan kehamilan 6. Berhak ikut serta dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kesehatan ibu dan bayinya
J. Tenaga Profesional (Asuhan Kehamilan) Berikut tenaga professional medis yang umumnya terlibat pengasuhan kehamilan : 1. Bidan 2. Dokter 3. SPOG (spesialis psikologi obstetric dan ginecology) 4. Tim
K. Peran Dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Asuhan Kehamilan Peran dan tanggungjawab bidan dalam memberikan asuhan kehamilan adalah: 1. Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan kelahiran dan kedaruratan yang mungkin terjadi 2. Mendeteksi dan mengobati komplikasi yang mungkin timbul selama kehamilan, baik yang bersifat medis, bedah maupun tindakan obstetric 3. Meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik, mental dan social ibu serta bayi dengan memberikan pendidikan, suplemen dan immunisasi. 4. Membantu mempersiapkan ibu untuk memnyususi bayi, melalui masa nifas yang normal serta menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologis dan social.
10
L. Isu Terkini Dalam Asuhan Kehamilan Bidan juga harus mengikuti berbagai isu terkini yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi perempuan. Beberapa isu yang berhubungan dengan kehamilan antara lain: 1. Women Center Care (WCC) Adalah asuhan yang berpusat pada perempuan. Dalam pelaksanaan asuhan ini, perempuan dipandang sebagai manusia secara utuh(holistic), yang mempunyai hak pilih untuk memelihara reproduksinya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan perempuan adalah a) Status perempuan dalam masyarakat masih rendah b) Kesehatan reproduksi seorang perempuan hamil, kondisi melahirkan serta nifas, yang beresiko menyebabkan kematian c) Ketidak mampuan perempuan untuk memelihara kesehatannya sendiri akibat pendidikan yang rendah d) Kurangnya modal (ekonomi) dalam upaya pemeliharaan kesehatan e) Sosial budaya, ekonomi, pengetahuan yang rendah, dan pelayanan kesehatan yang tidak terjangkau Upaya yang dilakukan WCC adalah kontinuitas ( kesinambungan ) dalam pemberian asuhan yang meliputi asuhan berkelanjutan ( konsep pelayanan kebidanan yang terorganisasi ). 2. Pre eklampsia Dan Edema Isu mengenai pre eklampsia dan edema pada ibu hamil sudah berkembang luas sehingga bidan senantiasa meningkatkan keilmuannya agar dapat menyampaikan informasi yang tepat ketika memberikan asuhan pada ibu hamil. Dengan fariasi tungkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat maka akan bervariasi pula tanggapan yang muncul akibat adanya isu-isu yang beredar dalam hal ini harus dapat menyikapi secara bijaksana setiap reaksi yang muncul dari masyarakat. Jika menemukan hal yang negative secepatnya ia melakukan tindakan, seperti memberikan penyuluhan mengenai pre eklampsia dan edema selama kehamilan.
M.
Evidence Based Dalam Praktek Kehamilan
Salah satu aspek yang harus dipenuhi dalam memberikan asuhan kebidanan yang bertanggung jawab adalah mengacu pada hasil penelitian yang paling actual.hasil penelitian yang didapatkan beserta rekomendasi dari penelitian dijadikan sebagai acuan dalam memberikan pelayanan.beberapa hasil penelitian mengenai ibu hamil antara lain:
11
1.
Penelitian mengenai ibu hamil dan KB,yang dilakukan oleh Dra.Flourisa
Juliani Sudrajat,M.Kes dari puslitbang-KR-BKKBN tahun 2003 di sepuluh kabupaten di provinsi jawa tengah dan jawa timur,menemukan bahwa: a) sebanyak 45 % perempuan tidak tahu tentang jenis komplikasi dalam kehamilan. b) sebanyak 83% perempuan hamil memeriksakan kehamilannya difasilitas kesehatan,cakupan ini lebih rendah dari target PWS-KIA,yaitu 90%. c) cakupan KI(kunjungan atau kontak pertama antara ibu hamil trimester 1 dan tenaga kesehatan) sebesar 56-90 %,belum sesuai dengan cakupan KI propenas tahun 2010 sebesar 95%. d) cakupan K4 (kunjungan atau kontak perempuan hamil yang ke 4 kalinya dengan tenaga kesehatan,dilakukan trimester III) sebesar 40-90% target propenas tahun 2010,K4 sebesar 90%. e) lebih dari 50% responden tidak tahu mengenai komplikasi dalam masa persalinan dan nifas. f) hanya 26% cakupan bayi yang mendapat imunisasi lengkap sedangkan 8% lainnya tidak dapat imunisasi sama sekali. g) tingkat pengetahuan tentang KB sedah cukup tinggi,yaitu 90%. h) sebanyak 18-70% perempuan tidak mengetahui sebagai mana cara menghindari penyakit AIDS. 2. penelitian yang dilakukan oleh Jumirah dkk pada tahun 1998 menemukan bahwa ibu hamil penderita anemia berat mempunyai resiko 4,2 kali lebih besar untuk melahirkan bayi dengan bayi berat lahir rendah(BBLR). 3. Dari staf mengajar Fakultas kesehatan masyarakat Universitas Indonesia mengenai pemilihan penolong persalinan yaitu sebagai berikut: a) ibu hamil,yang melakukan ANC minimal 4 kali mempunyai peluang 2 kali lebih besar untuk memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinannya,dari pada ibu hamil dengan ANC kurang dari 4 kali b) ibu hamil yang mendapat konseling pada saat ANC mempunyai peluang 3,7 kali lebih besar untuk memilih tenaga kesehatan penolong persalinan dibandingkan ibu hamil yang tidak mendapat kondeling. 4. S.M.Willer seorang peneliti dari Utrecht University,Belanda,Menemukan bahwa ibu hamil yang menggonsumsi apel selama masa kehamilannya dapat mengurangi resiko asma pada bayinya. 5. seorang peneliti demak mengatakan bahwa ada kolerasi yang positif meminum susu selama hamil dan berat badan serta panjang badan bayi yang dilahirkan.
12
6. Ezzra Susser peneliti dari amerika menemukan bahwa penurunan metal pada anak-anak kemungkinan disebabkan penyakit flu yang diderita oleh sang ibu saat kandungannya barjalan pada 3 bulan pertama masa kehamilan (trimester 1). 7. pada tahun 2007,rosi anggarini menemukan bahwa jarak kelahiran kurang dari 27 bulan meningkatkan resiko kematian perinatal sebesar 4,77 kali lebih besar dengan jarak kelahiran yang lebih dari 27 bulan. 8. Dr.Cuno S.P.M Uiterwaal pemimpin penelitian dan professor yang bekerja sama dengan klinik epiodeomiologi di university medical cender,Utecht menemukan bahwa orang tua merokok dapat membahayakan kesehatan anak mereka,termasuk system kardiovaskuler mereka yang dideteksi sejak awal kehamilannya.
13
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Setiap pengetahuan memiliki 3 komponen yang merupakan penyangga tubuh pengetahuan yang tersusun. Komponen tersebut adalah : ontology yaitu membatasi ruang lingkup penalaan keilmuan, epistemology yaitu metode ilmiah yang
merupakan
cara
ilmu
yang
memperoleh
dan
menyusun
tubuh
pengetahuannya berdasarkan pada kerangka pemikiran, menjabarkan hipotesis, dan menguji kebenaran secara factual, dan aksiologi yaitu nilai-nilai yang terkait dengan pengetahuan ilmiah, baik secara internal, maternal, dan sosoal. Filosofi asuhan kehamilan adalah falsafah, keyakinan atau nilai setiap bidan dalam memberikan aasuhan kebidanan pada kehamilan, meliputi : kehamilan, memfasilitasi proses kehamilan (tampa Intervensi/proses kehamilan ), continuity of care, promotion and prefention of heart care, advicasy of human ( hak dan kewajiban) dan setiap individu memiliki hak untuk kesejahteraan dan puaas menerima pelayanan kesehatan, dengan respont terhadap keadaan da kultur yang berbeda.
B. Saran Untuk itu wawasan dan pengetahuan konsep dasar asuhan kehamilan sangatlah penting untuk bidan sehingga bisa tercapai kesejahteraan yang sempurna. Oleh kerana itu penulis memberi saran kepada para pihak yang terkait khususnya pemerintah, Dinas Kesehatan untuk bisa memberikan pengetahuan dan wawasan kepada khalayak masyarakat dengan cara sosialisasi, kegiatan tersebut mudahmudahan kesehatan kehamilan pada ibu hamil bisa tercapai dan lebih pintar dalam menjaga kesehatannya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Asrinah, Putri Sinta Siswoyo, Rini Dewi Sulistyo . 2010 . Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan . Yogyakarta : Graha Ilmu Sulistiawati , Ari . 2009 . Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan . Jakarta : Salemba Medika Kusniyanti . 2009 . Perawatan ibu hamil . Yogyakarta : Graha Ilmu Helen Varney, Jan M.Kreibs,Carolyn . 2006. Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC http://acehmidwife.wordpress.com/2010/10/13/konseb-dasar-asuhankehamilan/
15