1
ASUHAN KEPERAWATAN/KEBIDANAN KOMUNITAS PADA MASYARAKAT RT. 04/ RW. 01 KELURAHAN PAHANDUT SEBERANG KOTA PALANGKA RAYA Tanggal 17 Juli 2018 Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Kerja Lapangan Prodi DIII Kebidanan Angkatan VI STIKes Eka Harap Palangka Raya
Disusun Oleh : ADITYA ZELINA FIFIE 2015.A.06.0542
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PRODI DIII KEBIDANAN TAHUN 2018
LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN/KEBIDANAN KOMUNITAS PADA MASYARAKAT RT. 04/ RW. 01 KELURAHAN PAHANDUT SEBERANG KOTA PALANGKA RAYA Tanggal 17 Juli 2018 Disusun oleh : ADITYA ZELINA FIFIE 2015.A.06.0542 Dengan ini Disahkan Sebagai Laporan Kegiatan Praktik Keperawatan/Kebidanan Komunitas Pembimbing Institusi
Pembimbing Lahan
(Ana Paramita P, S.Tr,. Keb)
(Haryadi, Amd. Kep)
Mengetahui, Ketua Prodi DIII Keperawatan/Kebidanan
(Desi Kumala F. P, SST., M.Kes)
2
KATA PENGANTAR Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Lapangan (PKL) "Asuhan Keperawatan/Kebidanan Keluarga Di Kelurahan Pahandut Seberang RT 04/ RW 01 Kota Palangka Raya Tahun 2018". Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada 1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd.,M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap Palangka Raya. 2. Ibu Desi Kumala F.P., SST., M.Kes selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan STIKes Eka Harap Palangka Raya yang telah memberi kebijakannya. 3. Bapak Haryadi, Amd.Kep selaku pembimbing lahan praktik dari Puskesmas Pahandut Kota Palangka Raya yang telah meluangkan waktu serta dengan sabar memberi bimbingan dan sarannya. 4. Ibu Ana Paramita P., S.Tr., Keb selaku pembimbing praktik kerja lapangan yang telah meluangkan waktu serta dengan sabar memberi bimbingan dan sarannya. 5. Segenap masyarakat RT 04/ RW 01 Kelurahan Pahandut Seberang Kota Palangka Raya yang telah berpartisipasi dan meluangkan waktu dalarn kegiatan praktik lapangan ini. 6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu memberikan saran sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan akhir Asuhan Keperawatan/Kebidanan Komunitas ini masih jauh dari sempurna, maka dari ini penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini
Palangka Raya, Penulis
3
Juli 2018
4
ASUHAN KEPERAWATAN/KEBIDANAN KOMUNITAS PADA MASYARAKAT RT. 04/ RW. 01 KELURAHAN PAHANDUT SEBERANG KOTA PALANGKA RAYA Tanggal 17 Juli 2018 Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Kerja Lapangan Prodi DIII Kebidanan Angkatan VI STIKes Eka Harap Palangka Raya
Disusun Oleh : ADITYA ZELINA FIFIE 2015.A.06.0542
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PRODI DIII KEBIDANAN TAHUN 2018
LEMBAR PENGESAHAN ASUHAN KEPERAWATAN/KEBIDANAN KOMUNITAS PADA MASYARAKAT RT. 04/ RW. 01 KELURAHAN PAHANDUT SEBERANG KOTA PALANGKA RAYA Tanggal 17 Juli 2018 Disusun oleh : ADITYA ZELINA FIFIE 2015.A.06.0542 Dengan ini Disahkan Sebagai Laporan Kegiatan Praktik Keperawatan/Kebidanan Komunitas Pembimbing Institusi
Pembimbing Lahan
(Ana Paramita P, S.Tr,. Keb)
(Haryadi, Amd. Kep)
Mengetahui, Ketua Prodi DIII Keperawatan/Kebidanan
(Desi Kumala F. P, SST., M.Kes) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1
2
Asuhan kebidanan pada keluarga merupakan asuhan kebidanan komunitas yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga. Dalam sebuah keluarga biasanya dijumpai lebih dari satu permasalahan kesehatan. 1. PHBS adalah semua perilaku kesehtana yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. 2. Imunisasi adalah program pencegahan penyakit menular yang diterapkan dengan memberikan vaksin sehingga orang tersebut imun atau resisten terhadap penyakit tersebut. Program imunisasi dimulai sejak usia bayi hinggan masuk usia sekolah. Melalui program ini, anak akan diberikan vaksin yang berisi jenis bakteri atau virus tertentu yang sudah dilemahkan atau dinonaktifkan guna merangsang sistem imun dan membentuk antibodi di dalam tubuh mereka. Antibodi yang terbentuk setelah imunisasi bermanfaat untuk melindungi tubuh dari serangan bakteri dan virus tersebut di masa yang akan datang 3. Masa nifas adalah masa yang dihitung sejak seorang ibu melahirkan, hingga 6 minggu sesudahnya. Pada masa 6 minggu ini, akan terjadi perubahanperubahan pada tubuh ibu sehingga organ-ogan yang berperan dalam masa kehamilan (seperti rahim, serviks, vagina) akan kembali seperti semula saat sebelum hamil. 1.2 Rumusan Masalah Asuhan kebidanan komunitas dalam konteks keluarga ini memiliki masalah, yaitu : 1. PHBS 2. Imunisasi 3. Perawatan masa nifas
1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan umum Untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat dan sejahtera. 1.3.2 Tujuan Khusus
3
a. Untuk memberi pengetahuan pada semua anggota keluarga tentang masalah kesehatan yang terjadi. b. Untuk memberikan pengetahuan kepada keluarga tentang masalah yang terjadi. 1.4 Manfaat Dari asuhan kebidanan dalam komunitas dan konteks keluarga bermanfaat untuk: 1. Bagi Keluarga a. Meningkatan pengathuan dan kesadaran keluarga dalam mewujudkan keluarga yang bahagia, sejahtera dan berkualitas. 2. Bagi Mahasiswa a. Meningkatakan keterampilan dalam kegiataan pelayanan kebidanaan komunitas. b. Meningaktakan pengetahuan dalam pengelolaan pelayanan kebidanan komunitas. 3. Bagi Puskesmas a Sebagai bahan rencana tindak lanjut program puskesmas mengenai kesehatan keluarga. b Meningkatkan cakupan KIA (ANC, persalinan linakes, deteksi resiko tinggi, imunisasi, posyandu, dll).
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
b.1 Konsep Dasar Keluarga b.1.1 Pengertian Keluarga Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama melalui ikatan perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-masing mengidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga (Ekasari, 2000). Menurut Duval, 1997 (dalam Supartini. 2004) mengemukakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial setiap anggota. Bailon, 1978 (dalam Achjar, 2010) berpendapat bahwa keluarga sebagai dua atau lebih individu yang berhubungan karena hubungan darah, ikatan perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dalam peranannya dan menciptakan serta mempertahankan budaya. Keluarga adalah suatu sistem sosial yang dapat menggambarkan adanya jaringan kerja dari orang-orang yang secara regular berinteraksi satu sama lain yang ditunjukkan oleh adanya hubungan yang saling tergantung dan mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan (Leininger, 1976). Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah. hidup dalarn satu rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang saling ketergantungan untuk menciptakan atau mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan bersarna. b.1.2 Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Duval 1985 dan Friedman 1998, ada 8 tahap tumbuh kembang keluarga, yaitu :
2
1. Tahap I : Keluarga Pemula
Keluarga pemula merujuk pada pasangan menikah/tahap pemikahan. Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah membangun perkawinan yang memuaskan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, merencanakan keluarga berencana. 2. Tahap II : Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur
30 bulan) Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu membentuk keluarga sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua, kakek dan nenek dan mensosialisasikan dengan lingkungan dan keluarga besar masing-masing pasangan, 3. Tahap III : Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2-
6 tahun) Tugas perkembangan keluarga pada tahap III, yaitu memenuhi kebutuhan anggota keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupa, mulai mengenalkan kultur ke keluarga, menanamkan keyakinan beragama, memenuhi kebutuhan bermain anak. 4. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah (anak usia 6-13 tahun)
Tahap IV Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13 tahun). Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu mensosialisasikan anak termasuk meningkatkan prestasi
sekolah
dan
mengembangkan
hubungan
dengan
teman
sebaya,
mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga. membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas sekolah. 5. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap V, yaitu menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anakanak, memberikan perhatian, memberikan kebebasan dalam batasan tanggung jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.
3
6. Tahap VI : Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak
pertama sampai anak terakhir meninggalkan rumah) Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan tugas perkembangan keluarga antara lain : memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapat dari hasil pemikahan anak-anaknya, melanjutkan
untuk
memperbaharui
dan
menyelesaikan
kembali
hubungan
perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami dan stri. 7. Tahap VII : Orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan atau pensiunan)
Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini juga dimulai ketika orang tua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat pasangan pensiun. Tugas perkembangannya adalah menyediakan lingkungan yang sehat, mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arah dengan lansia dan anak-anak, memperoleh hubungan perkawinan yang kokoh. 8. Tahap VIII : Keluarga dalam tahap pensiunan dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun terutama berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lain meninggal. Tugas perkembangan keluarga adalah mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskara menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan dan mempertahankan ikatan keluarga antara generasi. b.1.3 Tipe Keluarga 1. Menurut Maclin, 1988 (dalam Achja 2010) pembagian tipe keluarga, yaitu : a. Keluarga Tradisional 1. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak yang hidup dalam rumah tangga yang sama, 2. Keluarga dengan orang tua tunggal yaitu keluarga yang hanya dengan satu orang yang mengepalai akibat dari perceraian, pisah atau ditinggalkan. 3. Pasangan inti hanya terdiri dari suami dan istri saja, tanpa anak atau tidak ada anak yang tinggal bersama mereka. 4. Bujang dewasa yang tinggal sendiri 5. Pasangan usia pertengahan atau lansia, suami sebagai pencari nafkah, istri tinggal di rumah dengan anak sudah kawin atau bekerja.
4
6. Jaringan keluarga besar, terdiri dari dua keluarga inti atau lebih atau
anggota yang tidak menikah hidup berdekatan dalam daerah geografis. b. Keluarga Non Tradisional 1.
Keluarga dengan orang tua yang mempunyai anak tetapi tidak menikah (biasanya terdiri dari ibu dan anaknya).
2.
Pasangan suami istri yang tidak menikah dan telah mempunyai anak.
3.
Keluarga gay/lesbian adalah pasangan yang berjenis kelamin sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah.
4.
Keluag komuni adalah rumah tangga yang terdiri dari lebih satu pasangan monogami dengan anak-anak, secara bersama menggunakan fasilitas, sumber dan mempunyai pangalaman yang sama.
2. Menurut Allender dan Spradley (2001) a. Keluarga Tradisional 1. Keluarga Inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami,
istri, dan anak kandung atau anak angkat 2. Keluarga besar (extended family) yaitu keluarga Inti ditambah dengan
keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, paman, dan bibi 3. Keluarga dyad yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak 4. Single parent yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan
anak kandung atau anak angkat, yang disebabkan karenaperceraian atau kematian. 5. Single adult yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dariseorangdewasa
saja 6. Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istriyang
berusia lanjut. b. Keluarga Non Tradisional 1. Commune family yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah
hidup serumah. 2. Orang tua (ayah/ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup bersama dalam satu rumah.
5
3. Homoseksual yaitu dua individu yang sejnis kelamin hidup bersama
dalam satu rumah tangga. 3. Menurut Carter dan Mc Goldrick (1988) dalam Setiawan dan Darmawan (2005) a. Kelarga berantai (sereal family) yaitu keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti. b. Keluarga komposisi yaitu keluarga yang perkawinanya berpoligami dan hidup
secara bersama-sama c. Keluarga kabitas yaitu keluarga yang terbentuk tanpa pernikahan. b.1.4 Fungsi Keluarga Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga ataus sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarganya. Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) dalam Setiawati dan Darmawan (2005), yaitu : 1. Fungsi Afektif Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan kepribadian anggota keluarga 2. Fungsi Sosialisasi Fungsi sosialisasi bercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada anak, membentuk nilai dan norm yang diyakini anak, memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak, meneruskan nilai-nilai budaya anak. 3. Fungsi Perawatan Kesehatan Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan funsi keluarga dalam melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental, dan spiritual, dengan cara memelihara dan merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga. 4. Fungsi Ekonomi Fungsi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan, dan papan, dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber daya keluarga. 5.
Fungsi Biologis Fungsi biologis bukan hanya ditujukan untuk meneruskan keturunan tetapi untuk
memilihara dan membesarkan anak untuk kelanjutan generasi selanjutnya. 6. Fungsi Psikologis Fungsi psikologis terlihat bagaimana keluarga memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian di antara keluarga, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan memberikan identitas keluarga.
6
7. Fungsi Pendidikan Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan pengetahuan, keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak untuk lehidupan dewasa mendidikan anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya. b.1.5 Tugas Keluarga Tugas keluarga merupakan pengumpulan data yang berkaitan dengan ketidakmampuan
keluarga
dalam
menghadapi
masalah
kesehatan.
Asuhankeperawatan keluarga mencantumkan lima tugas keluarga sebagai paparanetiologilpenyebab masalah dan biasanya dikaji pada saat penjajagan tahap II bila ditemui data malaadapti pada keluarga. Lima tugas keluarga yang dimaksud adalah : 1.
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, termasuk bagaimana persepsi keluarga terhadap tingkat keparahan penyakit, pengertian, tandadan gejala, faktor penyebab dan persepsi keluarga terhadap masalah yang dialami keluarga.
2.
Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, termasuk sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah, bagaimanamasalah dirasakan keluarga, bagaimana keluarga menanggapi masalah yang dihadapi, adalah rasa takut terhadap akibat atau adakah sifat negatif dari keluarga terhadap masalah kesehatan, bagaimana sistem pengambilan keputusan yang dilakukan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.
3.
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, seperti bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat, dan perkembangan perawatan yang diperlukan, sumber-sumber yang ada dalam keluarga serta sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.
4.
Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan seperti pentingnya hygiene sanitasi bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukankeluarga. Upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga, kekompakan anggota keluarga dalam menata lingkungan dalam danlingkungan luar rumah yang berdampak terhadap kesehatan keluarga,
5.
Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitaspelayanan kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan keluarga terhadap penggunaan fasilitas kesehatan, apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga, adakah
7
pengalaman yang kurang baik yang dipersepsikan keluarga. b.2 Konsep Manajemen Asuhan Keluarga Dalam memecahkan masalah pasiennya, bidan mengguankan manajemen yaitu suatu metode yang digunakan oleh bidan dalam menentukan dan mencari langkahlangkah pemecahan masalah serta melakukan tindakan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan. Langkah- langkah kebidanan komunitas : b.2.1 Identitas Masalah Dalam identifikasi masalah bidan melakukan pengambilan data berdasarkan sumber data, pengumpulan dilakukan secara langsung di masyarakat (data subjektif) dan secara tidak langsung (data objektif). Data subjektif adalah data yang didapat langsung dari masyarakat melalui wawancara. Data objektif adalah data yang diperoleh dari hasil observasi pemeriksaan dan penelanan catatan keluarga, masyarakat dan lingkungan. 1. Data desa a. Wilayah desa b. Penduduk c. Status kesehatan d. Keadaan lingkungan e. Sosial ekonomi f. Data keluarga g. Pemeriksaan fisikanggota keluarga h. Pemeriksaan lingkungan keluarga 2. Analisa dan perumuan masalah Setelah data dikumpulkan dan dicatat sebagai syarat dengan ditetapkan masalah kesehatan lingkungan dikomunitas. a. Analisa Tujuan analisa adalah menggunakan data yng terkumpuldan mencari kaitan satu dengan yang lainnya sehingga ditemukan berbagai masalah, melalui proses analisi ditemukan jawaban tentang hubungan antara penyakit atau kasus kesehatan dengan lingkungan keadaan sosial budaya (perilaku). b. Perumusan masalah Perumusan masalah dapat dikumpulkan berdasarkan hasil anlisa. Dalam perumusan masalah mencakup masalah utama dan penyebabbnya serta masalah potensial.
8
3. Rencana dan tindakan a. Rencana Rencana untuk pemecahan masalah kesehtan lingkungan dikomunitas dapat dibagi menjadi tujuan , rencana pelaksanaan, dan evaluasi. Untuk pencapaian tujuan tersebut perlu ditetapkan sasaran, ,aka disusun rencana pelaksanaan. Didalamnya mencakup : 1) Pemeliharaan kesehatan lingkungan 2) Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan yang diberikan kepada keluarga b. Tindakan Didalam pelaksanaan kegiatan bidan harus mempnitor perkembangan dan perubahan yang terjadi terhadap lingkungan kemungkinan penetapan tujuan juga tidak tepat, bila hal ini terjadi, maka perlu dilakukan modifikasi dan juga menyebabkan perubahan dalam melaksanakan tindakan dan evaluasi. 4. Evaluasi Tujuan evaluasi adalah mengetahui ketepatan dan kesempurnaan antara hasil yang dicapai dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu pengkajian dinyatakan berhasil bila evaluasi menunjukan data yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.bila tujuan tidak tercapai, maka perlu dikaji kembali penyebabnya. b.3 Konsep Permasalahan Keluarga Setelah dilakukan pengkajian dan ditemukan permasalah dalam keluarga maka bidan akan melakukan perencanaan untuk mngatasi masalah yang terjadi didalam keluarga tersebut. 2.4 Konsep Dasar Imunisasi 2.4.1 Pengertian Imunisasi Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan kepada tubuh dengan kuman, virus, bakteri yang sudah dilemahkan atau toxin bakteri yang sudah dimatikan sehingga tubuh bisa membentuk antibodi. Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan bayi dan anak terhadap penyakit. Imunisasi adalah sengaja memasukkan vaksin berupa mikroba hidup yang sudah dilemahkan. Imunisasi adalah tindakan yang menimbulkan kekebalan terhadap tubuh. Vaksinasi merupakan salah satu cara mencegah penyakit yang paling murah dan efektif. 2.4.2 Tujuan Imunisasi Adapun tujuan pemberian imunisasi yaitu :
9
1. Melindungi tubuh bayi dan anak dari penyakit menular yang dapat membahayakan bagi ibu dan anak. 2. Memberikan kekebalan pada tubuh bayi terhadap penyakit seperti : Hepatitis, Dipteri, Polio, TBC, Pertusis, Campak, dan lain-lain. Prinsip dasar Imunisasi : 1. Pada dasarnya, tubuh akan menolak antigen (kuman, bakteri, virus, parasit, racun) jika memasuki tubuh akan menolak dan membuat antibodi atau antitoksin. 2. Reaksi tubuh pertama kali terhadap antigen berlangsung lambat dan lemah, sehingga tidak cukup kuat melawan antigen. 3. Pada reaksi berikutnya tubuh sudah mengenali jenis antigen tersebut. 4. Imunisasi diberikan dalam rangka mengenalkan berbagai antigen, agar cepat direspon oleh tubuh, sehingga tubuh sudah mengenal betul zat antigen yang harus dilawan. 5. Sesudah beberapa lama, pemberian imunisasi zat anti untuk melawan antigen akan menurun atau hilang. 6. Zat anti dibuat dihati, limfa, kelenjar ismus dan kelenjar getah bening.
2.4.3 Manfaat Imunisasi Manfaat utama pemberian imunisasi, sebagai berikut : 1. Menurunkan angka kejadian penyakit, kecacatan maupun kematian, akibat penyakit infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi. 2. Memberikan perlindungan pada induvidu dan juga komunikasi, terutama untuk penyakit yang ditularkan melalui manusia ( person – to – person ) 3. Mencegah epidemic pada generasi yang akan datang selain itu imunisasi dapat mengahambat biaya kesehatan yang digunakan untuk mengobati penyakit tersebutpun akan berkurang.
10
2.4.4 Sasaran Imunisasi Beberapa sasaran imunisasi yaitu : 1. Sasaran berdasarkan usia yang diimunisasi a. Imunisasi Rutin a) Bayi < 1 tahun b) Anak usia setelah tingkat dasar b. Imunisasi Tambahan Bayi dan anak 2. Sasaran berdasarkan tingkat kekebalan yang ditimbulkan a. Imunisasi Dasar b. Imunisasi Lanjutan Anak usia sekolah tingkat dasar c. Semua wilayah atau lokasi seluruh desa atau kelurahan diseluruh Indonesia. 2.4.5 Kontraindikasi Imunisasi Kontraindikasi dalam pemberian imunisasi adalah : 1. Terjadi anafilkasis atau realisi hipersensitivitas ( reaksi tubuh yang terlalu sensitive ). Riwayat kejang demam dan panas lebih dari 38⁰C merupakan kontraindikasi pemberian inxinisasi DPT, HB I dan Campak. 2. Bayi baru lahir yang menunjukan tanda dan gejala AIDS, pemberian vaksin BCG adalah kontraindikasi. Namun vaksin yang lain sebaiknya diberikan. 3. Jika orang tua sangat berkeberatan dengan pemberian imunisasi kepada bayi yang sakit, lebih baik tidak diberikan vaksin.
2.4.6 Macam-macam Imunisasi 1. BCG
11
a. Pengertian Imunisasi BCG adalah vaksin yang berisi bakteri hidup Nycobacterin Bovis ( di indonesia) yang sudah dilemahkan sehingga didapatkan hasil yang tidak virulen tetapi memiliki imunegenitas. Vaksin ini memberikan perlindungan terhadap penyakit tuberkulosis (TB) disebabkan oleh bakteri nyctobacterium tuberkulosis. b. Indikasi Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tubercollosis. c. Cara pemberian dan dosis Sebelum disuntikan vaksin BCG harus dilakukan terlebih dahulu dilarutkan dengan menggunakan alat-alat suntik steril dan menggunakan cairan pelarut (Nacl 0,9%) sebanyak 4 cc dosis pemberian 0,05 ml sebanyak 1 kali. Disuntika secara intracutan di daerah lengan kanan atas pada insersio musculus dettoideus. Vaksin ini harus digunakan sebelum lewat 3 jam vaksin rusak bila terkena sinar matahari langsung botol kemasan biasanya terbuat dari bahan yang berwarna gelap untuk menghindari cahaya, cahaya/panas dapat merusak faksin BCG di buat dalam vial dimana kemasannya yang 1 cc dan 2 cc. d. Kontraindikasi 1. Uji tuberculin >5 mm 2. Sedang menderita HIV 3. Gizi buruk 4. Demam tinggi 5. Infeksi kulit luar 6. Pernah menderita TBC e. Efek samping Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi umum seperti demam setelah 1-2 minggu. Biasanya akan timbul indikasi kemerahan ditempat suntikan yang akan berubah seperti pustule dan akan pecah menjadi luka dan hal ini tidak perlu pengobatan dan akan sembuh spontan dalam 8-12 minggu dengan jaringan parut. Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar limfe di ketiak atau pada leher ysng terasa padat dan tidak sakit, serta tidak
12
menimbulkan demam. Reaksi ini normal dan tidak memerlukan pengobatan dan akan hilang sendirinya. 2. PENTABIO (DPT-Hb- Hib) A. DPT a. Pengertian Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) berfungsi untuk memberi ketahanan tubuh terhadap 3 penyakit sekaligus. DPT ini berisi toksoid difteri, toksoid tetanus dan vaksin pertusis. Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri corynebacterium difteria. Pertusis atau batuk seratus hari adalah penyakit pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh infeksi bakteri clastrium tetanus. b. Indikasi Imunisasi DPT Indikasi imunisasi DPT adalah untuk memberikan kekebalan secara stimultan terhadap difteri, pertusis dan tetanus. c. Kontraindikasi Imunisasi DPT Kontraindikasi untuk imunisasi DPT antaralain : 1. Pada pemberian vaksin DPT sebelumnya, bayi atau anak menunjukkan reaksi anafilaksis. 2. Anak menderita gangguan otak yang disebut ensekalopati (ditandai dengan penurunan kesadaran dan kejang) setelah pemberian vaksin DPT sebelumnya.
d. Cara Pemberian dan Dosis Imunisasi DPT Imunisasi DPT ini dengan dosis 0,5% sebanyak 3× disuntikan secara IM (Intramuskular).
13
e. Efek Samping Imunisasi DPT Reaksi imunisasi ini adalah timbul efek lokal kemerahan, bengkak, nyeri pada lokasi penyuntikan, demam ringan dan bayi / anak menangis terus menerus beberapa jam pasca penyuntikan vaksin DPT ini. Reaksi yang paling serius adalah bayi menangis hebat karena kesakitan selama ≤ 4 jam, kesadaran menurun, terjadi kejang dan syok. B. Hib a. Pengertian Imunisasi HiB adalah imunisasi tambahan yang diberikan kepada bayi atau balita sebagai pelengkap imunisasi wajib. b. Tujuan Manfaat imunisasi HiB (Haemophilus Influenzae type B) adalah untuk mencegah penyakit meningitis. Meningitis sendiri merupakan infeksi radang otak dan penutup sumsum tulang belakang yang bisa menyebabkan kerusakan otak kekal serta ketulian. Selain itu, imunisasi ini juga dapat mencegah pneumonia (radang paru-paru), pembengkakan parah di tenggorokan yang bisa menyulitkan bernafas, serta beragam infeksi seperti: darah, sendi, dan tulang. c. Jadwal Pemberian Sesuai dengan jadwal imunisasi terbaru dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) imunisasi HiB diberikan sejak bayi berumur 2 bulan dengan jumlah ulangan sebanyak 4 kali. d. Cara Pemberian dan dosis Vaksinasi HiB dapat diberikan secara terpisah maupun kombinasi dengan vaksin lain seperti vaksin DPT danlebih dikenal dengan sebutan vaksin pentabio. Cara pemberiannya disuntikkan di bagian paha kaki bayi secara intramuskular sebanyak 0,5 cc. e. Efek Samping
14
Setelah di imunisasi HiB umumnya bayi tidak mengalami efek samping atau dampak buruk yang berarti. Artinya efek imunisasi HiB yang ditimbulkan cukup ringan. Kalau pun ada nyeri di bagian yang disuntik itu merupakan sesuatu yang wajar. 3. Campak a. Pengertian Imunisai campak adalah imunisasi yang dilakukan untuk mencegah penyakit campak. Penyakit campak adalah penyakit yang sangat mudah menular dan disebabkan oleh virus campak. Penularan penyakit ini adalah melalui udara atau kontak langsung dengan penderita. Gejala yang tampak pada penderita campak diawali dengan flu berat, batuk dan mata berair, kemudian diikuti dengan timbulnya bercak putih di mulut., lalu terjadi demam tinggi (±38⁰). Ruam akan muncul pada hari ke 3 atau ke 4. Bintik – bintik akan memerah dan makan banyak, tetapi tidak menimbulkan gatal. b. Indikasi imunisasi campak Indikasi dari pemberian imunisasi campak adalah untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit campak. c. Kontraindikasi imunisasi campak Imunisasi campak tidak dianjurkan dalam kondisi demam tinggi, sedang dalam pengobatan terapi imunodepresan jangka panjang, hamil, tidak dengan imuno defisiensi primer, dan memiliki riwayat alergi. d. Cara pemberian dan dosis campak Imunisasi campak diberikan pada usia 9 – 11 bulan. Dosis yang diberikan adalah 0,5 ml yang diberikan secara subkutan atau IM dibagian lengan kiri atas. Imunisasi ulang diberikan pada saat anak akan masuk SD (5-6 tahun), tetapi jika pada usia 15- 18 bulan anak telah mendapatkan
15
imunisasi MMR, imunisasi ulang campak pada usia 5 tahun tidak perlu diberikan. e. Efek samping imunisasi campak Reaksi atau efek samping akibat imunisasi campak banyak dijumpai pada pemberian vaksin campak dari virus yang dimatikan. Reaksi tersebut antara lain demam ±39,5⁰ c pada hari ke 5 – 6 setelah imunisasi. Demam berlangsung 2 hari dan dapat merangsang terjadinya kejang demam, ruam pada hari ke 7 – 10 selama 2 – 4 hari, serta gangguan saraf pusat serebra ensefalitis dan ensefalopati pasca imunisasi. 4. Polio a. Pengertian Imunisasi polio diberikan dengan tujuan untuk mencegah anak terjangkit penyakit polio. Penyakit polio dapat menyebabkan anak menderita kelumpuhan pada kedua kakinya terdiri dari suspens virus poliomeilitis tipe 1,2 dan 3 (sitrain sabin) yang sudah dan otot-otot wajah. Vaksin oral polio hidup adalah vaksin polio trivalent yang dilemahkan, dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan suscrose. Kemasan sebanyak 1 cc/2 cc dalam flakan dilengkapi dengan pipet untuk meneteskan vaksin. Penyimpanan vaksin dalam suhu 2-8 °C stabil dalam waktu 6 minggu. Vaksin polio oral sangat mudah dan cepat rusak bila terkena panas dibandingkan dengan vaksin lainnya. b. Indikasi Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis. c. Cara pemberian dan dosis Diberikan secara oral sebanyak 2 tetes dibawah lidah langsung dari botol tanpa menyentuh mulut. Diberikan 4x dengan interval dalam waktu minimal 4 minggu. Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang baru. d. Kontraindikasi
16
Pada individu yang menderita imunedeficency tidak ada efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit. Namun, jika ada keraguan misalnya sedang menderita diare/muntah, demam tinggi >38,5 °C pasien yang mendapat imunosupresan. e. Efek samping Pada umumnya tidak ada efek samping. Tetapi ada hal yang perlu diperhatikan setelah imunisasi polio yaitu setelah anak mendapatkan imunisasi polio maka pada feses anak terdapat virus selama 6 minggu sejak pemberian imunisasi. Karena itu, untuk mereka yang berhubungan dengan bayi yang baru saja di imunisasi polio supaya menjaga kebersihan dengan mencuci tangan setelah mengganti popok bayi. 5. Hepatitis B a. Pengertian Vaksin hepatitis B adalah vaksin virus recombinan yang yang telah inaktivitaskan dan besifat noninfeksius berasal dari hBsay yang dihasilkan dalam selragi (Hansenula) polymorpha menggunakan teknologi DNA recombinan imunisasi hepatitis B perlu diberikan sedini munkin setelah lahir dilanjutkan dengan vaksin combinasi DPT HB combo pada umur 2,3 dan 4 bulan. Penyimpanan vaksin pada suhu 2-8 °C dan jangna sampai beku. b. Indikasi Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi disebabkan oleh virus hepatitis B. c. Cara pemberian dan dosis Sebelum digunakan vaksin dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogency. Vaksin disuntik dengan dosis 0,5 ml secara IM sebaiknya pada anterolateral pada pemberian imunisasi hepatitis B sebanyak 3x. Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari dan selanjutnya dengan interval waktu minimal 4 minggu.
17
d. Kontraindikasi Hipersensitif terhadap komponen vaksin dan penderita infeksi berat yang disertai kejang. e. Efek samping Reaksi local seprti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan disekitar tempat bekas penyuntikan. Reaksi sistemik seperti demam ringan, lesu dan perasaan tidak enak pada saluran cerna reaksi yang terjadi akan hilang sendirinya setelah 2 hari. 6. Jadwal Imunisasi 7. Umur
0
(Bulan) Vaksin
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tanggal Pemberian Imunisasi
HB-0 (0-7 hari) BCG Polio 1 DPT-HB-Hib 1 *Polio 2 *DPT-HB-Hib 2 *Polio 3 *DPT-HB-Hib 3 *Polio 4 *IPV Campak Umur (bulan) Vaksin ***DPT-HB-
18 24 Tanggal Pemberian Imunisasi
30
*****36+
Hib Lanjutan ****Campak Lanjutan *Jarak antara (interval) pemberian vaksin DPT-HB-Hib minimal 4 minggu (1 bulan) jarak antara pemberian vaksin Polio minimal 4 minggu (1 bulan)
11
**12+
18
** Anak di atas 1 tahun (12 bulan) yang belum lengkap imunisasinya tetap harus diberikan imunisasi dasar lengkap. Sakit ringan seperti batuk, pilek, diare, demam ringan, dan sakit kulit bukan halangan untuk imunisasi. Jadwal tepat pemberian imunisasi dasar lengkap Waktu yang masih diperbolehkan untuk pemberian imunisasi dasar lengkap Waktu yang tidak diperbolehkan untuk pemberian imunisasi dasar lengkap Waktu pemberian imunisasi bagi anak diatas 1 tahun yang belum lengkap *** Pemberian imunisasi DPT-HB-Hib lanjutan debrikan minimal 12 bulan setelah pemberian imunisasi DPT-HB-Hib 3 dan dapat debrikan dalam rentang usia 18-36 bulan **** Pemberian imunisasi campak lanjutan diberikan minimal 6 bulan setelah pemberian imunisasi campak terakhir dan dapat diberikan dalam rentang usia 2436 ***** Anak diatas 3 tahun (36 bulan) yang belum lengkap imunisasinya tetap harus diberikan imunisasi dasar lengkap. 2.6 Konsep Dasar Perawatan Masa Nifas 2.6.1 Pengertian Masa Nifas Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alatalat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu (Abdul Bari,2000:122). Masa nifas merupakan masa selama persalinan dan segera setelah kelahiran yang meliputi minggu-minggu berikutnya pada waktu saluran reproduksi kembali ke keadaan tidak hamil yang normal (F.Gary cunningham,Mac Donald,1995:281). Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6- 12 minggu. ( Ibrahim C, 1998).
2.6.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas untuk :
19
a) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis. b) Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi. c) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari. d) Memberikan pelayanan keluarga berencana. e) Mendapatkan kesehatan emosi. 2.6.3 Peran dan Tanggung Jawab Bidan Dalam Masa Nifas Bidan memiliki peranan yang sangat penting dalam pemberian asuhan post partum. Adapun peran dan tanggung jawab dalam masa nifas antara lain : a) Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas. b) Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga. c) Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman. d) Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan administrasi. e) Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan. f) Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang aman. g) Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama priode nifas. h) Memberikan asuhan secara professional.
2.6.4 Tahapan Masa Nifas Masa nifas terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu :
20
a) Puerperium dini Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalanjalan. b) Puerperium intermedial Suatu masa dimana kepulihan dari organ-organ reproduksi selama kurang lebih enam minggu. c) Remote puerperium Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dlam keadaan sempurna terutama ibu bila ibu selama hamil atau waktu persalinan mengalami komplikasi. 2.6.5 Kebijakan Program Nasional Masa Nifas Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk : a) Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi. b) Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya. c) Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas. d) Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya. Asuhan yang diberikan sewaktu melakukan kunjungan masa nifas: Kunjungan Waktu I 6-8 jam post partum
Asuhan Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri. Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut. Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri. Pemberian ASI awal. Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi baru lahir. Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermi. Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah
21
kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam keadaan baik. Memastikan involusi uterus barjalan dengan normal, uterus berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di 6 hari II
post partum
bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan. Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup. Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup cairan. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui. Memberikan konseling tentang perawatan bayi baru lahir.
2 minggu
Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan yang
III
post
IV
post
nifas.
partum
Memberikan konseling KB secara dini.
diberikan pada kunjungan 6 hari post partum. partum 6 minggu Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama masa
2.7 Konsep Dasar PHBS 2.7.1 Pengertian PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan - kegiatan kesehatan dimasyarakat (Departemen Pekerjaan Umum, 2007: 112). PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan Advokasi, Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat (Depkes RI 2011). 2.7.2 PHBS Di Rumah Tangga
22
Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Pola Hidup Bersih dan Sehat PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mencapai rumah tangga BerPHBS. Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah tangga yaitu : a) Persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan. b) Memberi bayi asi ekslusif. c) Menimbang balita setiap bulan. d) Menggunakan air bersih. e) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun. f) Menggunakan jamban sehat. g) Memberantas jentik di rumah sekali seminggu. h) Makan buah dan sayur setiap hari. i) Melakukan aktifitas fisik setiap hari. j) Tidak merokok di dalam rumah (Departemen Pekerjaan Umum, 2007:113) 2.7.3 Manfaat PHBS Bagi Rumah Tangga a) Bagi Rumah Tangga : 1) Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit. 2) Anak tumbuh sehat dan cerdas. 3) Anggota keluarga giat bekerja. 4) Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga. b) Bagi Masyarakat : 1) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat. 2) Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah – masalah kesehatan. 3) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
23
4) Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) (Departemen Pekerjaan Umum, 2007:113). c) Sasaran PHBS di Rumah Tangga Sasaran PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga, yaitu :
2.7.4
1)
Pasangan usia subur.
2)
Ibu hamil dan menyusui.
3)
Anak dan remaja.
4)
Usia lanjut.
5)
Pengasuh anak.
Target Rumah Tangga berPHBS PHBS merupakan salah satu indikator untuk menilai kinerja pemerintah
daerah kabupaten/kota di bidang kesehatan, yaitu dengan pencapaian 70% rumah tangga sehat (Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementrian RI TH 2014: 72). Untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis tersebut diatas, maka ditetapkan indikator “Persentase Rumah Tangga yang melaksanakan PHBS”. Rumah Tangga ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan upaya untuk memberdayakan anggota keluarga agar tahu, mau, dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Rumah Tangga Ber-PHBS didapatkan dari rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat. a) Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Yang dimaksud tenaga kesehatan disini seperti dokter, bidan dan tenaga paramedis lainnya. b) Bayi diberi ASI eksklusif Seorang ibu dapat memberikan buah hatinya ASI Eksklusif yakni pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi mulai usia nol hingga enam bulan. c) Balita ditimbang setiap bulan
24
Penimbangan bayi dan Balita setiap bulan dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan Balita tersebut setiap bulan. Penimbangan ini dilaksanakan di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia 1 bulan hingga 5 tahun. d) Menggunakan air bersih Menggunakan air bersih dalam kehidupan sehari-hari seperti memasak, mandi, hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. e) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun Mencuci tangan di air mengalir dan memakaisabun dapat menghilangkan berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan sehingga tangan bersih dan bebas kuman. f)
Menggunakan jamban sehat Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyaifasilitas pembuangan
kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atautempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Ada beberapa syarat untuk jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air minum, tidak berbau, tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya, mudah dibersihkan dan aman digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun, dan alat pembersih. g) Memberantas jentik di rumah sekali seminggu Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di lingkungan rumah tangga. PJB adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada di dalam rumah, seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas, dan di luar rumah seperti talang air, dan lain-lain yang dilakukan secara teratur setiap minggu. Selain itu, juga lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M (Menguras, Mengubur, Menutup). h) Makan sayur dan buah setiap hari Konsumsi sayur dan buah sangat dianjurkan karena banyak mengandung berbagai macam vitamin, serat danmineral yang bermanfaat bagi tubuh.
25
i)
Melakukan aktivitas fisik setiap hari Aktifitas fisik, baik berupa olahraga maupun kegiatan lain yang
mengeluarkan tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Jenis aktifitas fisik yang dapatdilakukan dalam kehidupan sehari-hari yakni berjalan kaki, berkebun,mencuci pakaian, dan lain-lainnya. j)
Tidak Merokok di Dalam Rumah Hal ini dikarenakan dalam satu puntung rokok yang diisap, akan
dikeluarkan lebih dari 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida (CO). 2.7.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Hidup Sehat Menurut Lawrence Green faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku 3 faktor utama (Notoatmodjo, 2007:16-17), yakni : a)
Faktor-faktor Predisposing (Predisposing Faktor) Faktor-faktor predisposing adalah faktor-faktor yang mempermudah atau
mempredisposisikan terjadinya perilaku seseorang. Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya. b)
Faktor-faktor Pemungkin (Enabling Faktor) Faktor-faktor pemungkin adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau yang
memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor-faktor ini disebut juga faktor pendukung. Misalnya Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, tempat pembuangan air, tempat pembuangan sampah, dan sebagainya. c)
Faktor-faktor penguat (Reinforcing Faktor) Faktor-faktor penguat adalah faktor - faktor yang mendorong atau memperkuat
terjadinya perilaku. Kadang-kadang meskipun orang mengetahui untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya. Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas
26
kesehatan. Termasuk juga disini undangundang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun dari pemerintah daerah terkait dengan kesehatan.
27
BAB III ASUHAN KEPERWATAN/KEBIDANAN KOMUNITAS FORMAT PENGKAJIAN KOMUNITAS ASUHAN KEPERAWATAN/KEBIDANAN PADA KELUARGA Tn.R PENGKAJIAN Tanggal : 04 Juli 2018 1. DATA UMUM Nama kepala keluarga Usia Pendidikan Pekerjaan Alamat
: Tn .R : 35 Th : SD : Swasta : Jln. Pantai Cemara Labat II RT 04/RW 01
Daftar Anggota Keluarga No
Nama
1. Ny.L 2. An.A 3. An.A Genogram
L/
Usia
Hubungan
Pendidikan
Pekerjaan
Status Kesehatan
P P P L
30 Th 8 Th 1 Th
Istri Anak Anak
SMA SD Belum sekolah
IRT Pelajar -
Sehat Sehat Sehat
Keterangan : : Laki-laki
: Pasien
28
: Perempuan : Hubungan Keluarga : Tinggal serumah Tipe Keluarga
:
a. Kewarganegaraan/suku bangsa
: Indonesia/ Banjar
b. Agama
: Islam
c. Status Sosisal Ekonomi keluarga: Tn.R
bekerja sebagai swasta dengan
penghasilan
: Berlibur/ pulang kampung saat ada hari-
hari besar atau libur panjang
2. Riwayat Perkembangan Keluarga a. Keadaan keluarga saat ini
: Klien mengatakan mengatakan bahwa anaknya
selama ini tidak pernah dilakukan imunisasi ataupun di timbang. b. Riwayat kesehatan keluarga
: Anak tidak pernah di imunisasi
c. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya (yang lalu) : klien mengatakan didalam keluarga tidak ada penyakit turunan.
3. Keadaan Lingkungan a. Karakteristik Rumah
: Dominan kayu, semi permanen
b. Karakteritis tetangga dan komunitas RW : Klien mengatakan hubungan keluarga klien dengan tetangga baik serta lingkungan tetangga cukup ramah, keluarga Tn.R tinggal berdekatan dengan tetangganya. Jaraknya <5m, hubungan Tn.R dengan tetangganya cukup baik.
29
c. Mobilitas geografis keluarga : Tn.R bersama keluarga menempati rumahnya sekitar 2 tahun. Letak rumah tepat di jalan Pantai Cemara Labat II. Alat transportasi yang digunakan keluarga memiliki motor. d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Klien mengatakan keluarganya sering melakukan interaksi pada masyarakat yang ada di RT 04/ RW 01 e. Sistem pendukung keluarga
: Setiap kali mengambil keputusan keluarga
suami lebih mendominasi.
4. Struktur Keluarga a. Pola komunikasi keluarga
: Klien mengatakan di dalam keluarga klien
selalu berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik. b. Struktur kekuatan keluarga
: Klien mengatakan keluarganyaa mampu
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain atau anggota keluarga untuk mengubah perilaku. Sistem kekuatan yang digunakan dalam pengambilan keputusan, yang berperan mengambil keputusan, bagaimana pentingnya keluarga terhadap keputusan tersebut. c. Struktur peran keluarga
: Klien mengatakan bahwa masing-masing
anggota keluarga memiliki peran penting didalam keluarganya contoh: pada saat pengambilan keputusan salah satu anggota keluarga mengambil keputusan yang mendampingi tidak harus kepala keluarga bisa saja di gantikan dengan peran istri. d. Nilai dan norma keluarga
: Klien mengatakan didalam keluarga klien
memiliki aturan di dalam keluarga yang sesuai dengan nilai keluarga dengan masyarakat sekitar.
5. Fungsi Keluarga
30
a. Fungsi Afektif
: Klien mengatakan didalam keluarga saling
memperhatikan dalam keluarga, mendukung dan memberikan perhatian dan menghargai kebutuhan atau keinginan masing-masing anggota keluarga. b. Fungsi Sosisal
: Klien mengatakan mengatakan di dalam
keluarga klien selalu berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik c. Fungsi Perawatan kesehatan : Klien mengatakan didalam keluarganya jika ada anggota keluarga yang sakit, maka mereka langsung mendatangi petugas kesehatan setempat. d. Fungsi Reproduksi
: Klien mengatakan kesehatan reproduksi saat
menggunakan KB suntik 3 bulan selama kurang lebih 1 tahun. e. Fungsi Ekonomi
: Klien mengatakan didalam keluarga klien saat
ini masalah ekonomi cukup terpenuhi.
6. Stres dan Koping Keluarga a. Stestor yang dimiliki : Klien mengatakan pada saat kondisi keluarga klien mengalami masalah, klien dan keluarga mencarikan jalan keluar tanpa harus menggunakan emosi. b. Kemampuan Keluarga berespons terhadap stressor : Klien mengatakan didalam keluarga klien keluarga mampu melakukan komunikasi dengan baik tanpa menggunakan emosi dalam mengambil keputusan. c. Strategi Koping yang digunakan : Klien mengatakan didalam keluarga klien pada saat ada masalah klien dan keluarga mampu berdiskusi dan tidak menggunkan emosi pada saat adanya masalah dan mampu mengatasinya dengan baik. d. Strategi adaptasi disfungsional : Klien mengatakan pada saat kondisi keluarga pasien mengalami masalah, klien dan keluarga tidak menggunakan emosi dan perilaku kekerasan di dalam keluarga.
31
7. Pemeriksaan Fisik a. Pemeriksaan fisik umum : Ny.L TD S RR N
: 110/70 mmHg : 36,80C : 20 x/menit : 85x/menit
Tn.R TD S RR N
: 120/90 mmHg : 36,2 0C : 22 x/ menit : 86 x/ menit
An.A N RR S
: 125x/menit : 35 x/menit : 36,80C
b. Pemeriksaan fisik khusus : Tidak dilakukan Pemeriksaan Kepala Rambut
::-
8. Harapan Keluarga Ny.L ingin anaknnya di imunisasi dan Tn.R mengizinkan anaknya dilakukan imunisasi.
32
ANALISIS DATA No 1.
Data Data Subjektif :
Etiologi Faktor ketidaktahuan
Masalah Anak tidak
Klien mengatakan bahwa
menimbulkan
pernah di
An.A tidak pernak di
ketidakmampuan keluarga
imunisasi
imunisasi
dalam mengatasi masalah
Data Objektif :
kesehatan dari faktor ini
Tidak nampak bekas
anak tidak di imunisasi oleh
imunisasi di tangan sebelah
kurangnya informasi tentang
kanan anak
efek samping imunisasi.
33
DIAGNOSIS KEPERAWATAN/KEBIDANAN 1. Ketidak tahuan keluarga tentang pentingnya pemberian imunisasi terhadap anak berhubungan dengan tingkat pengetahuan yang rendah. SKORING PRIORITAS MASALAH No Kriteria 1. a. Sifat masalah b. Kemungkinan
Skala 2
Bobot 1
Skoring 2/3x1 = 2/3
Pembenaran Ancaman kesehatan
2
2
2/2x2= 1
Masalah dapat mudah
masalah dapat diubah
dirubah kerena biaya
c. Potensial masalah
3
1
3/3x1 = 1
dapat dijangkau keluarga Kepekaan terhadap
untuk dicegah d. Menonjolnya
2
1
2/2x1 = 2
penyakit dapat di cegah Keluarga menyadari
masalah
masalah tapi tidak segera diberikan Total
4
2/3
Berdasarkan rumusan prioritas diatas, maka dapat diketahui prioritas permasalah pada keluarga adalah sebagai berikut : 1. Imunisasi
34
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN/KEBIDANAN KELUARGA No DX Ketidak
Tujuan Umum Khusus Setelah 4 kali 1. Meningkatkan derajat kesehatan
Kriteria Evaluasi Kriteria Standar Respon 1. Keluarga mampu
tahuan
kunjungan
keluarga dalam mencapai pola
Verbal
keluarga
rumah,
hidup yang lebih baikserta
tentang
keluarga
keluarga mampu mengenali
pentingnya
mengerti
pemberian
maksud dan
imunisasi
tujuan
terhadap
pemberian
anak
imunisasi.
berhubungan dengan kurangnya informasi yang didapatkan oleh keluarga
mengenal konsep dasar imunisasi yaitu: a. Keluarga mengetahui dan
maksud dan tujuan pemberian
memahami tentang
imunisasi. 2. Dengan KH: 1) Mampu menyebutkan
pengertian imunisasi
pengertian imunisasi 2) Mampu menyebutkan macam-macam imunisasi 3) Mampu menyebutkan
b.
Keluarga mampu menyebutkan macam-macam imunisasi
samping yang timbul dan
yang akan timbul jika tidak dilakukan imunisasi
1. Diskusikan bersama keluarga tentang pengertian imunisasi 2. Tanyakan kembali pada keluarga tentang pengertian imunisasi. 3. Berikan pujian atas jawaban yang tepat 1. Diskusikan dengan keluarga
manfaat imunisasi 4) Mengidentifikasi efek cara mengatasinya 5) Mengidentifikasi masalah
Intervensi
tentang macam-macam imunisasi 2. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali macam-macam imunisasi 3. Beri pujian atas usaha yang
c.
Keluarga mampu menyebutkan manfaat imunisasi
dilakukan keluarga 1. Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat imunisasi 2. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali
35
manfaat imunisasi 3. Beriakan pujian atas kemampuan keluarga d.
Keluraga mampu mengidentifikasi efek samping yang timbul dan cara mengatasinya
menyebutkan manfaat imunisasi 1. Jelasknan pada keluarga tentang efek samping imunisasi. 2. Dorong keluarga untuk mengidentifikasi efek samping yang timbul dan cara mengatasinya 3. Berikan pujian postifif atas
e.
Keluarga mampu mampu mengidentifikasi masalah yang akan timbul jika tidak dilakukan imunisasi
usaha yang dilakukan keluarga 1. Dorong keluarga untuk megidentifikasi masalah yang akan timbul jika anak tidak di imunisasi 2. Berikan pujian positif atas kemampuan keluarga mengidentifikasi masalah yang akan timbul jika anak
36
tidak di lakukan imunisasi
37
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN/KEBIDANAN KELUARGA No
Diagnosis Keperawatan
Tanggal
Implementasi
Evaluasi
04 Juli
1. Melakukan kunjungan pertama
2018
untuk melengkapi data 2. Mendiskusikan permasalahan 3. Menjelaskan pengertian imunisasi,
S Keluarga mengatakan
DX 1. Ketidak tahuan keluarga tentang pentingnya pemberian imunisasi terhadap anak berhubungan dengan tingkat pengetahuan yang rendah.
macam-macam imunisasi, manfaat imunisasi, efek samping imunisasi dan cara mengatasinya, cara mendapatkan imunisasi serta dampak jika anak tidak di imunisasi 4. Memberi kesempatan kepada keluarga untuk bertanya seputar imunisasi
“imunisasi tidak terlalu penting” O Terlihat di buku KMS anak tidak di imunisasi A Masalah belum teratasi P Lanjutkan Intervensi
38
CATATAN PERKEMBANGAN NO 1.
Hari/ tanggal Jum’at, 06 Juli 2018
Catatan Perkembangan 1. Menjelaskan pengertian imunisasi, macam-macam
Evaluasi S
imunisasi, manfaat imunisasi, efek samping imunisasi Keluarga mengatakan cukup memahami dan cara mengatasinya, cara mendapatkan imunisasi serta dampak jika anak tidak di imunisasi 2. Memberi kesempatan kepada keluarga untuk bertanya seputar imunisasi
tentang imunisasi O Keluarga mengerti saat ditanya apa saja manfaat imunisasi A Masalah teraratasi sebagian P
2.
Sabtu, 07 Juli 2018
1. Menjelaskan dampak jika anak tidak di imunisasi 2. Memberi kesempatan kepada keluarga untuk bertanya seputar imunisasi
Lanjutkan intervensi S Keluarga mengatakan cukup memahami tentang dampak jika anak tidak di imunisasi O Keluarga tampak berdiskusi tentang masalah anaknya yang tidak pernah di imunisasi A
39
Masalah terartasi sebagian P Lanjutkan intervensi 3.
Minggu, 08 Juli 2018
1. Menjelaskan dampak jika anak tidak di imunisasi 2. Memberi kesempatan kepada keluarga untuk bertanya seputar imunisasi
S Keluarga sudah paham apa dampak yang akan terjadi jika anak tidak di imunisasi O Keluarga bisa menjawab saat ditanya dampak anak jika tidak di imunisasi A Keluarga mau anaknya diberikan imunisasi lanjutan P Hentikan intervensi
40
ASUHAN KEPERAWATAN/KEBIDANAN PADA KELUARGA TN.Y PENGKAJIAN Tanggal : 04 Juli 2018 1.
DATA UMUM Nama kepala keluarga Usia Pendidikan Pekerjaan Alamat
: Tn.Y : 28 Th : SD : Buruh : Jln. Pantai Cemara Labat II RT 04/RW 01
Daftar Anggota Keluarga No
Nama
1. Ny.N 2. By.Ny.N Genogram
L/
Usia
Hubungan
Pendidikan
Pekerjaan
Status Kesehatan
P P P
28 Th 20 hari
Istri Anak
SMA -
IRT -
Sehat Sehat
Keterangan : : Laki-laki : Perempuan : Hubungan Keluarga : Tinggal serumah
: Pasien
41
Tipe Keluarga
:
a.
Kewarganegaraan/suku bangsa
: Indonesia/ Banjar
b.
Agama
: Islam
c.
Status Sosisal Ekonomi keluarga: Tn.Y bekerja sebagai buruh dengan penghasilan Rp.1.000.000,- s.d Rp.5.000.000,-/bulan. Ny.N istri dari Tn.Y sebagai ibu rumah tangga. Tn.Y mampu menabung. Keluarga Tn.Y menggunakan BPJS.
d.
Aktivitas rekreasi keluarga
: Berlibur/ pulang kampung saat ada hari-hari
besar atau libur panjang
e. Riwayat Perkembangan Keluarga a.
Keadaan keluarga saat ini
: Klien mengatakan mengatakan bahwa anaknya
dalam keadaan sehat b.
Riwayat kesehatan keluarga
: Keluarga dalam keadaan sehat
c.
Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya (yang lalu) : Klien mengatakan didalam keluarga tidak ada penyakit turunan.
f. Keadaan Lingkungan a.
Karakteristik Rumah
: Dominan kayu, semi permanen
b.
Karakteritis tetangga dan komunitas RW : Klien mengatakan hubungan keluarga klien dengan tetangga baik serta lingkungan tetangga cukup ramah, keluarga Tn.Y tinggal berdekatan dengan tetangganya. Jaraknya <5m, hubungan Tn.Y dengan tetangganya cukup baik.
c.
Mobilitas geografis keluarga
: Tn.Y bersama keluarga menempati rumahnya sekitar
2 tahun. Letak rumah tepat di jalan Pantai Cemara Labat II. Alat transportasi yang digunakan keluarga memiliki motor. d.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Klien mengatakan keluarganya sering melakukan interaksi pada masyarakat yang ada di RT 04/ RW 01.
42
e.
Sistem pendukung keluarga
: Setiap kali mengambil keputusan keluarga semua
berperan serta baik suami ataupun istri.
g. Struktur Keluarga a.
Pola komunikasi keluarga
: Klien mengatakan di dalam keluarga klien selalu
berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik. b.
Struktur kekuatan keluarga
: Klien mengatakan keluarganyaa mampu
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain atau anggota keluarga untuk mengubah perilaku. Sistem kekuatan yang digunakan dalam pengambilan keputusan, yang berperan mengambil keputusan, bagaimana pentingnya keluarga terhadap keputusan tersebut. c.
Struktur peran keluarga : Klien mengatakan bahwa masing-masing anggota keluarga memiliki peran penting didalam keluarganya contoh: pada saat pengambilan keputusan salah satu anggota keluarga mengambil keputusan yang mendampingi tidak harus kepala keluarga bisa saja di gantikan dengan peran istri.
d.
Nilai dan norma keluarga
: Klien mengatakan didalam keluarga klien memiliki
aturan di dalam keluarga yang sesuai dengan nilai keluarga dengan masyarakat sekitar.
h. Fungsi Keluarga a.
Fungsi Afektif
: Klien mengatakan didalam keluarga saling
memperhatikan dalam keluarga, mendukung dan memberikan perhatian dan menghargai kebutuhan atau keinginan masing-masing anggota keluarga. b.
Fungsi Sosisal
: Klien mengatakan mengatakan di dalam keluarga
klien selalu berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik.
43
c.
Fungsi Perawatan kesehatan
: Klien mengatakan didalam keluarganya jika ada
anggota keluarga yang sakit, maka mereka langsung mendatangi petugas kesehatan setempat. d.
Fungsi Reproduksi
: Klien mengatakan tidak menggunakan KB.
e.
Fungsi Ekonomi
: Klien mengatakan didalam keluarga klien saat ini
masalah ekonomi cukup terpenuhi.
i. Stres dan Koping Keluarga a.
Stestor yang dimiliki : Klien mengatakan pada saat kondisi keluarga klien mengalami masalah, klien dan keluarga mencarikan jalan keluar tanpa harus menggunakan emosi.
b.
Kemampuan Keluarga berespons terhadap stressor : Klien mengatakan didalam keluarga klien keluarga mampu melakukan komunikasi dengan baik tanpa menggunakan emosi dalam mengambil keputusan.
c.
Strategi Koping yang digunakan : Klien mengatakan didalam keluarga klien pada saat ada masalah klien dan keluarga mampu berdiskusi dan tidak menggunkan emosi pada saat adanya masalah dan mampu mengatasinya dengan baik.
d.
Strategi adaptasi disfungsional : Klien mengatakan pada saat kondisi keluarga pasien mengalami masalah, klien dan keluarga tidak menggunakan emosi dan perilaku kekerasan di dalam keluarga.
j. Pemeriksaan Fisik a.
Pemeriksaan fisik umum : Ny.N TD
: 90/60 mmHg
44
: 36,80C : 20 x/menit : 85x/menit
S RR N Tn.Y TD S RR N
: 110/70 mmHg : 36,2 0C : 22 x/ menit : 86 x/ menit
An.A N RR S
: 130 x/menit : 35 x/menit : 36,80C
k. Pemeriksaan fisik khusus : Tidak dilakukan Pemeriksaan Kepala Rambut
::-
l. Harapan Keluarga Harapan keluarga yaitu petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik pada masyarakat serta dirinya dan bayinya tetap sehat.
45
ANALISIS DATA No 1.
Data Data Subjektif :
Etiologi Masalah Faktor ketidaktahuan keluarga Ketidakefektifa
Klien mengatakan merasa pegal
tentang perawatan masa nifas
n pemeliharaan
– pegal dan belum pernah
kesehatan pada
mendapatkan penyuluhan
ibu nifas
mengenai perawatan pada masa nifas Data Objektif : Saat ini merupakan kelahiran pertama anak Ny.N
46
DIAGNOSIS KEPERAWATAN/KEBIDANAN 1.
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada ibu nifas
SKORING PRIORITAS MASALAH No Kriteria 1. a. Sifat masalah
Skala 3
Bobot 1
Skoring 3/3x1 = 1
Pembenaran Klien mengatakan belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang
b. Kemungkinan
2
2
2/2x2= 2
masalah dapat diubah
perawatan masa nifas Sumber informasi kesehatan dari pelayanan kesehatan mudah
c. Potensial masalah
3
1
3/3x1 = 1
dijangkau Klien merasa perlu belajar
untuk dicegah
lagi tentang masalah
d. Menonjolnya
kehamilan Keluarga merasa kondisi
masalah
2
1
2/2x1 = 2
saat ini sangat mengganggu
Total 5 Berdasarkan rumusan prioritas diatas, maka dapat diketahui prioritas permasalah pada keluarga adalah sebagai berikut : 1.
Perawatan Masa Nifas
47
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN/KEBIDANAN KELUARGA No DX
Tujuan Umum Khusus Ketidakefekti Setelah 4 kali 3. Meningkatkan efektifitas
Kriteria Evaluasi Kriteria Standar Respon 1. Paham mengenai
fan
Verbal
kunjungan
pemeliharaan rumah, kesehatan
keluarga
padaibu nifas
dapat
pemeliharaan kesehatan pada ibu
pentingnya
nifas. 4. Setelah dilakukan tindakan
memahami
2.
gejala ketidaknyamanan
perawatan
payudara Paham tentang perawatan masa
harus dilakukan jika terjadi
tentang
3.
nifas Paham tentang
(kesemutan, kaki terasa kaku
tanda dan bahaya
b.
dan pegal – pegal). Mengambil keputusan saat ada
ibu nifas Paham tentang
c.
anggota keluarga yang sakit. Memanfaatkan fasilitas
masa nifas
4.
1. Identifikasi masalah spesifik setelah persalinan 2. Berikan penyulihan tentang
perawatan
keperawatan keluarga mampu : a. Mengenal cara perawatan yang
Intervensi
pentingnya perawatan payudara, tanda bahaya ibu nifas, dan KB 3. Berikan penyulihan tentang perawatan perineum 4. Gali pengalamam latihan fisik ibu selama nifas 5. Latih ibu tenang posisi tubuh untuk ibu nifas
Keluarga Berencana .
kesehatan untuk membantu dalam merawat anggota keluarga yang sakit. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN/KEBIDANAN KELUARGA No DX
Diagnosis Keperawatan
Tanggal
Implementasi
Evaluasi
48
1
Ketidak efektifan
.
pemeliharaan kesehatan
04 Juli 2018
a Melakukan kunjungan
padaibu nifas b c d e
f
1.
Struktur Kontrak waktu sudah dilakukan pertama untuk melengkapi 2. Proses data. Pemeriksaan fisik telah dilakukan Mendiskusikan permasalahan TD : 90/60 mmHg Mengkaji kondisi ibu dan bayi S : 36,80C RR : 20 x/menit setelah melahirkan N : 85x/menit Mengajarkan cara perawatan 3. Hasil perineum Menganjurkan ibu Penyuluhan telah dilakukan tentang : menerapkan cara perawatan
a. Identifikasi masalah spesifik setelah
perineum Mengajarkan ibu tentang
persalinan b. Pentingnya perawatan payudara, tanda
tanda tanda dan bahaya masa
bahaya ibu nifas, dan KB c. Perawatan perineum nifas. d. Latihan fisik ibu selama nifas g Memberikan leaflet perawatan e. Posisi tubuh untuk ibu nifas pernieum h Memberikan leaflet tanda i
bahaya masa nifas Memberi kesempatan kepada keluarga untuk bertanya, tentang hal yang belum dipahami.
CATATAN PERKEMBANGAN
49
NO 1.
Hari/ tanggal
Catatan Perkembangan
Jum’at, 06 Juli 2018 1. 2.
Mengajarkan cara perawatan perineum Menganjurkan ibu menerapkan cara
3.
perawatan perineum Mengajarkan ibu tentang tanda tanda dan
4. 5.
bahaya masa nifas Memberikan leaflet perawatan pernieum Memberikan leaflet tanda bahaya masa
6.
nifas Memberi kesempatan kepada keluarga untuk bertanya, tentang hal yang belum dipahami.
2.
Sabtu, 07 Juli 2018 1. 2.
Mengajarkan cara perawatan perineum Menganjurkan ibu menerapkan cara
3.
perawatan perineum Mengajarkan ibu tentang tanda tanda dan
4. 5.
bahaya masa nifas Memberikan leaflet perawatan pernieum Memberikan leaflet tanda bahaya masa nifas
Memberi kesempatan kepada keluarga untuk bertanya, tentang hal yang belum dipahami.
Evaluasi S Klien mengatakan cukup memahami tentang perawatan masa nifas O Klien memperhatikan penjelasan tentang perawatan masa nifas A Masalah teraratasi sebagian P Lanjutkan intervensi S Klin mengatakan cukup memahami tentang tanda bahaya nifas O Klien bisa menjawab saat ditanya tentang tanda bahaya nifas A Masalah terartasi sebagian P Lanjutkan intervensi
50
3.
Minggu, 08 Juli 2018
1. 2.
Mengajarkan cara perawatan perineum. Menganjurkan ibu menerapkan cara
3.
perawatan perineum. Mengajarkan ibu tentang tanda tanda dan
4. 5.
bahaya masa nifas. Memberikan leaflet perawatan pernieum. Memberikan leaflet tanda bahaya masa nifas Memberi kesempatan kepada keluarga untuk bertanya, tentang hal yang belum dipahami.
S Keluarga sudah paham apa dampak tidak mengetahui perawatan pada masa nifas O Klien bisa menjawab saat ditanya tentanga apa saja perwatan pada masa nifas A Masalah teratasi P Hentikan intervensi
51
ASUHAN KEPERAWATAN/KEBIDANAN PADA KELUARGA Tn.H PENGKAJIAN Tanggal : 04 Juli 2018 1.
DATA UMUM Nama kepala keluarga Usia Pendidikan Pekerjaan Alamat
: Tn.H : 42 Th : SD : Swasta : Jln. Pantai Cemara Labat II RT 04/RW 01
Daftar Anggota Keluarga No 1. 2.
Nama
L/
Usia
Hubungan
Pendidikan
Pekerjaan
Status Kesehatan
Ny.R An.A
P P L
38 Th 18 Th
Istri Anak
SD SMA
IRT -
Sehat Sehat
Genogram
Keterangan : : Laki-laki : Perempuan : Hubungan Keluarga : Tinggal serumah
: Pasien
52
Tipe Keluarga a. b. c.
:
Kewarganegaraan/suku bangsa : Indonesia/ Banjar Agama : Islam Status Sosisal Ekonomi keluarga: Tn.H bekerja sebagai swasta dengan penghasilan Rp.1.000.000,-Rp.5.000.000,-/bulan. Ny.R istri dari Tn.H sebagai ibu rumah tangga. Tn.H mampu menabung. Keluarga Tn.H tidak menggunakan BPJS ataupun
d.
JAMKESMAS. Aktivitas rekreasi keluarga
: Berlibur/ pulang kampung saat ada hari-hari
besar atau libur panjang c Riwayat Perkembangan Keluarga a.
Keadaan keluarga saat ini
: Klien mengatakan keluarga dalam keadaan sehat
b.
Riwayat kesehatan keluarga
: klien mengatakan keluarga dalam keadaan sehat
c.
Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya (yang lalu)
: klien mengatakan didalam
keluarga suami mengidap penyakit asma.
d Keadaan Lingkungan a.
Karakteristik Rumah
: Dominan kayu, semi permanen
b.
Karakteritis tetangga dan komunitas RW : Klien mengatakan hubungan keluarga klien dengan tetangga baik serta lingkungan tetangga cukup ramah, keluarga Tn.H tinggal berdekatan dengan tetangganya. Jaraknya <5m, hubungan Tn.H dengan tetangganya cukup baik.
c.
Mobilitas geografis keluarga
: Tn.H bersama keluarga menempati rumahnya sekitar
2 tahun. Letak rumah tepat di jalan Pantai Cemara Labat II. Alat transportasi yang digunakan keluarga memiliki motor. d.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Klien mengatakan keluarganya sering melakukan interaksi pada masyarakat yang ada di RT 04/ RW 01.
e.
Sistem pendukung keluarga lebih mendominasi.
: Setiap kali mengambil keputusan keluarga suami
53
e Struktur Keluarga a. Pola komunikasi keluarga : Klien mengatakan di dalam keluarga klien selalu berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik. b. Struktur kekuatan keluarga: Klien mengatakan keluarganyaa mampu mengendalikan dan mempengaruhi orang lain atau anggota keluarga untuk mengubah perilaku. Sistem kekuatan yang digunakan dalam pengambilan keputusan, yang berperan mengambil keputusan, bagaimana pentingnya keluarga terhadap keputusan tersebut. c. Struktur peran keluarga
: Klien mengatakan bahwa masing-masing anggota
keluarga memiliki peran penting didalam keluarganya contoh: pada saat pengambilan keputusan salah satu anggota keluarga mengambil keputusan yang mendampingi tidak harus kepala keluarga bisa saja di gantikan dengan peran istri. d. Nilai dan norma keluarga : Klien mengatakan didalam keluarga klien memiliki aturan di dalam keluarga yang sesuai dengan nilai keluarga dengan masyarakat sekitar.
f Fungsi Keluarga a. Fungsi Afektif
: Klien mengatakan didalam keluarga saling
memperhatikan dalam keluarga, mendukung dan memberikan perhatian dan menghargai kebutuhan atau keinginan masing-masing anggota keluarga. b. Fungsi Sosisal
: Klien mengatakan mengatakan di dalam
keluarga klien selalu berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik. c. Fungsi Perawatan kesehatan
: Klien mengatakan didalam keluarganya jika
ada anggota keluarga yang sakit, maka mereka langsung mendatangi petugas kesehatan setempat.
54
d. Fungsi Reproduksi
: Klien mengatakan kesehatan reproduksi saat
menggunakan KB suntik 3 bulan selama kurang lebih 1 tahun. e. Fungsi Ekonomi
: Klien mengatakan didalam keluarga klien saat ini
masalah ekonomi cukup terpenuhi.
g Stres dan Koping Keluarga a. Strestor yang dimiliki : Klien mengatakan pada saat kondisi keluarga klien mengalami masalah, klien dan keluarga mencarikan jalan keluar tanpa harus menggunakan emosi. b. Kemampuan Keluarga berespons terhadap stressor : Klien mengatakan didalam keluarga klien keluarga mampu melakukan komunikasi dengan baik tanpa menggunakan emosi dalam mengambil keputusan. c. Strategi Koping yang digunakan : Klien mengatakan didalam keluarga klien pada saat ada masalah klien dan keluarga mampu berdiskusi dan tidak menggunkan emosi pada saat adanya masalah dan mampu mengatasinya dengan baik. d. Strategi adaptasi disfungsional : Klien mengatakan pada saat kondisi keluarga pasien mengalami masalah, klien dan keluarga tidak menggunakan emosi dan perilaku kekerasan di dalam keluarga.
h Pemeriksaan Fisik a. Pemeriksaan fisik umum : Ny.R TD S RR N Tn.H
: 100/70 mmHg : 36,80C : 20 x/menit : 85x/menit
55
TD S RR N
: 120/80 mmHg : 36,2 0C : 22 x/ menit : 86 x/ menit
An.A TD S RR N
: 120/80 mmHg : 36,2 0C : 22 x/ menit : 86 x/ menit
b. Pemeriksaan fisik khusus : Tidak dilakukan pemeriksaan Kepala Rambut
::-
i Harapan Keluarga Klien mengatakan ingin anggota keluarganya tetap dalam keadaan sehat dan terhindar dari sakit penyakit.
56
ANALISIS DATA No 1.
Data Data Subjektif :
Etiologi Faktor ketidaktahuan keluarga
Masalah Kurangnya
Klien mengatakan tidak
mengenai PHBS
pengetahuan
mengerti tentang PHBS dan
keluarga
selalu membuang sampah
mengenai
disekitar rumah
PHBS
Data Objektif : Tampak sampah yang berserakan disekitar rumah
57
DIAGNOSIS KEPERAWATAN/KEBIDANAN 1. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang PHBS berhubungan dengan kurangnya informasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat SKORING PRIORITAS MASALAH No Kriteria 1. a. Sifat masalah
Skala 2
Bobot 1
Skoring 2/3x1 = 2/3
Pembenaran Ancaman kesehatan
2
2
2/2x2= 1
Masalah telat terjadi
b. Kemungkinan masalah dapat diubah
apabila masalah tidak diatasi dapat menyebabkan
c. Potensial masalah
3
1
3/3x1 = 1
pencemaran lingkungan Keluarga ingin diberikan
untuk dicegah
penyuluhan kesehatan
d. Menonjolnya
tentang PHBS Keluarga menyadari
masalah
2
1
2/2x1 = 2
masalah tapi tidak segera diberikan
Total 5 2/3 Berdasarkan rumusan prioritas diatas, maka dapat diketahui prioritas permasalah pada keluarga adalah sebagai berikut : 1. PHBS
58
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN/KEBIDANAN KELUARGA No DX Kurangnya
Tujuan Umum Khusus Setelah 4 kali 5. Meningkatkan derajat
Kriteria Respon 1.
pengetahuan
kunjungan
kesehatan keluarga dalam
Verbal
keluarga
rumah,
mencapai pola hidup yang
tentang
keluarga
lebih baik serta keluarga
PHBS
dapat
berhubungan
memahami
dengan
tentang
kurangnya
PHBS
informasi
PHBS 6. Dengan KH: 1. Mampu menyebutkan 2.
pengertian PHBS. Mampu menyebutkan
3.
manfaat PHBS. Perilaku apa saja yang
hidup bersih
4.
dapat dikatakan PHBS. Gaya hidup yang PHBS
5.
seperti apa. Peran serta upaya
dan sehat
kesehatanapa saja.
Intervensi 1.
Diskusikan bersama
proaktif untuk memelihara
keluarga Tn.H tentang
dan meningkatkan kesehatan. Manfaat PHBS makan
pengertian, manfaat, perilaku apa saja yang
otomatis kualitas hidup akan
mampu memahami tentang
tentang perilaku
2.
Kriteria Evaluasi Standar PHBS adalah perilaku
PHBS, gaya hidup yang
3.
meningkat. Cara yang paling tepat
dengan berperilaku : Menggunakan jamban
untung buang air besar. Menggunakan air bersih. Membuang sampah pada
tempatnya. Rumah tidak padat penghuni. Memcuci tangan sebelum
menyebutkan pengertian, yang PHBS, gaya hidup
4.
dan sesudah buang air besar. Gaya hidup yang PHBS Olahraga teratur Mengendalikan stress Menghindari rokok dan
alcohol Istirahat yang cukup Pangan dan gizi
lembar balik. Berikan reinforcement
PHBS, peran serta dalam upaya kesehatan dengan 2.
menggunakan leaflet. Tanyakan kembali pada keluarga Tn.K serta beri motivasi agar mau manfaat, perilaku apa saja yang PHBS, peran serta dalam upaya kesehatan dengan menggunakan
3.
59
Menggunakan garam
positif atas jawaban yang benar.
beryodium Pemberian makan untuk
5.
balita sesuai umur. Peran serta dalam upaya
kesehatan Bumil dan balita mengikuti
imunisasi Memanfaatkan saran
kesehatan Menjadi peserta JPKM Melakukan kesehatan mandiri.
60
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN/KEBIDANAN KELUARGA No
Diagnosis Keperawatan
Tanggal
Implementasi
Evaluasi
04 Juli 2018
5. Melakukan kunjungan pertama 3.
DX 2. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang PHBS berhubungan dengan kurangnya informasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat
untuk melengkapi data 6. Mendiskusikan permasalahan 7. Memberikan penyukuhan tentang pengertian PHBS, manfaat PHBS, perilaku apa saja yang PHBS, gaya hidup yang PHBS, peran serta dalam upaya kesehatan 8. Memberi kesempatan kepada keluarga untuk bertanya, tentang hal yang belum dipahami.
Struktur Kontrak waktu sudah dilakukan 4. Proses Pemeriksaan fisik telah dilakukan TD : 100/70 mmHg S : 36,80C RR : 20 x/menit N : 85x/menit 3. Hasil Penyuluhan telah dilakukan tentang : a. b. c. d. e.
Pengertian PHBS Manfaat PHBS Perilaku apa saja yang PHBS Gaya hidup yang PHBS Peran serta dalam upaya kesehatan
61
CATATAN PERKEMBANGAN NO 1.
Hari/ tanggal
Catatan Perkembangan
Jum’at, 06 Juli 2018 1. Memberikan penyukuhan tentang
S
pengertian PHBS, manfaat PHBS,
Keluarga mengatakan cukup memahami tentang PHBS
perilaku apa saja yang PHBS, gaya hidup
O
yang PHBS, peran serta dalam upaya
Keluarga mengerti saat ditanya apa saja pengertian PHBS
kesehatan. 2. Memberi kesempatan kepada keluarga untuk bertanya, tentang hal yang belum dipahami. 2.
Evaluasi
Sabtu, 07 Juli 2018 1. Memberikan penyukuhan tentang
A Masalah teraratasi sebagian P Lanjutkan intervensi S
pengertian PHBS, manfaat PHBS,
Keluarga mengatakan cukup memahami tentang dampak jika
perilaku apa saja yang PHBS, gaya hidup
tidak menerapjkan PHBS
yang PHBS, peran serta dalam upaya
O
kesehatan. 2. Memberi kesempatan kepada keluarga untuk bertanya, tentang hal yang belum dipahami.
Keluarga tampak mulai membuang sampah di dalam kantong plastik A Masalah terartasi sebagian P Lanjutkan intervensi
62
3.
Minggu, 08 Juli 2018
1. Memberikan penyukuhan tentang
S
pengertian PHBS, manfaat PHBS,
Keluarga sudah paham apa dampak yang akan terjadi jika
perilaku apa saja yang PHBS, gaya
tidak menerapkan PHBS
hidup yang PHBS, peran serta dalam
O
upaya kesehatan. 2. Memberi kesempatan kepada keluarga untuk bertanya, tentang hal yang belum dipahami.
Keluarga tampak menampung sampah di plastik dan kemudia membuangnya di tempat sampah umum. A Masalah teratasi P Hentikan intervensi
BAB IV PEMBAHASAN Pelaksanaan asuhan keperawatan secara murni mengacu pada konsep dan teori yang sudah ada dan teruji. Dalam bab ini penulis akan membahas asuhan keperawatan pada keluarga Tn.R, Tn.Y, dan Tn.H di kelurahan pahandut seberang RT 04/RW 01 Kota Palangka pada tanggal 11Juli 2018 yaitu sebagai berikut. Pengkajian Pengkajian dilakukan dengan metode wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik pada keluarga Tn.R, Tn.Y, dan Tn.H dari data pengkajian, yang penulis lakukan pada keluarga Tn.R ditemukan di keluarga Tn.R sendiri mempunyai masalah utama yaitu bayi tidak pernah di imunisasi, sedangkan data pengkajian yang penulis lakukan pada keluarga Tn.H memiliki masalah utama yaitu pada keluarga Tn.H tidak menerapkan PHBS dengan membuang sampah disekitar rumah, serta data pengkajian yang penulis lakukan pada keluarga Tn.Y memiliki masalah utama yaitu istri Tn.Y yaitu Ny.N tidak tahu bagaimana perawatan masa nifas. Hal ini disimpulkan berdasarkan data kunjungan keluarga binaan. Adapun lingkungan yang dapat mempengaruhi keadaan pada keluarga tersebut adalah Berdasarkan data yang didapatkan pada keluarga Tn.R yaitu : Anak tidak pernah di imunisasi. Berdasarkan data yang didapatkan pada keluarga Tn.Y yaitu : Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada ibu nifas. Berdasarkan data yang didapatkan pada keluarga Tn.H yaitu : Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai PHBS Analisa Data Pertama Data subjektif : Ny. L mengatakan selama ini tidak pernah memeriksakan diri ke petugas kesehatan. Data Objektif : tidak tampak bekas imunisasi tangan anak yaitu karena ketidak tahuan keluarga tentang pentingnya pemberian imunisasi terhadap anak berhubungan dengan tingkat pengetahuan yang rendah. Kedua Data Subjektif : Ny.N mengatakan tidak tahu bagaimana cara perawatan masa nifas. Data Objektif : saat ditanyakan apa saja yang ibu ketahui tentang perawatan masa nifas ibu hanya diam yaitu karena ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada ibu nifas.
64
Ketiga yaitu Data Subjektif : istri Tn.H mengatakan malas mengumpulan sampah sehingga iya membuang sampah disekitar rumah saja. Data Objektif : Tampak banyak sampah disekitar rumah keluarga Tn.H yaitu karena kurangnya pengetahuan keluarga tentang PHBS berhubungan dengan kurangnya informasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Diagnosis Keperawatan/Kebidanan Pertama yaitu ketidak tahuan keluarga tentang pentingnya pemberian imunisasi terhadap anak berhubungan dengan tingkat pengetahuan yang rendah. Kedua yaitu ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada ibu nifas. Ketiga yaitu kurangnya pengetahuan keluarga tentang PHBS berhubungan dengan kurangnya informasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Rencana Asuhan Keperawatan/Kebidanan Keluarga Pertama tujuan umum : setelah dilakukan kunjungan selama 4 hari keluarga ny.s dapat mengambil keputusan untuk memahami mengenai hipertensi dan pentingnya kesehatan, tujuan khusus : setelah dilakukan 4 kali kunjungan dapat :keluarga dapat memahami tentang hipertensi dan tekanan darah keluarga ny. s normal. kriteria evaluasi : kriteria yaitu verbal psikomotor, standard : keluarga dapat memahami pengertian hipertensi, jenis hipertensi, penyebab hipertensi, tanda dan gejala, komplikasi, pengobatan, pencegahan, makanan yang dianjurkan dan tidak, pengobatan tradisional. intervensinya yaitu : menjelaskan tentang pengertian hipertensi, jenis hipertensi, penyebab hipertensi, tanda dan gejala, komplikasi, pengobatan, pencegahan, makanan yang dianjurkan dan tidak, pengobatan tradisional. Kedua tujuan umumnya Setelah dilakukan dilakukan kunjungan selama 4 hari keluarga khususnya Ny. H dapat mengambil keputusan untuk memahami mengenai bahaya rokok bagi kesehatanKeluarga dapat mengetahui apa pengertian rokok, tujuan khususnya Setelah dilakukan 4 kali kunjungan dapat : Keluarga dapat memahami tentang rokok, Keluarga sadar akan bahayanya rokok bagi kesehatan. Kriteria Evaluasi, kriterianya verbal psikomotor, standarnya Keluarga dapat Menjelaskan tentang bahaya rokok dari : Pengertian rokok, Kandungan bahaya rokok, Fakta-fakta tentang rokok, Opini salah tentang merokok, Dampak dari merokok, Cara pencegahan untuk tidak merokok dan Cara meninggalkan kebiasaan merokok dan intervensinya Pendidikan Kesehatan Menjelaskan tentang bahaya
65
rokok dari : Pengertian rokok, Kandungan bahaya rokok, Fakta-fakta tentang rokok, Opini salah tentang merokok, Dampak dari merokok, Cara pencegahan untuk tidak merokok dan Cara meninggalkan kebiasaan merokok. Ketiga yaitu tujuan umum Setelah dilakukan kunjungan selama 4 hari keluarga khususnya Ny. Y dapat memahami mengenai penyakinya, tujuan khusus Setelah dilakukan 4 kali kunjungan : Keluarga dapat memahami tentang Tb paru, Tanda dan gejala, Cara penularannya dan pencegahan dan Pengobatan.kriteria evaluasi kriterianya yaitu Verbal Psikomotor, standarnya Keluarga dapat memahami :Pengertian Tb Paru, Tanda dan gejala, Cara penularan, Pengobatan dan intervensinya Pendidikan Kesehatan Menjelaskan tentang Tb Paru dari : Pengertian Tb Paru, Tanda dan gejala, Cara penularan, Pengobatan. Implementasi dan Evaluasi Asuhan Keperawatan/Kebidanan Keluarga Pertama diagnosis keperawatan : resiko tinggi terjadinya penyakit akibat merokok berhubungan dengan kurangnya informasi tentang bahaya merokok, pada tanggal 11 juli 2018, implementasinya : mengucapkan salam, memperkenalkan diri, memberikan tahu maksud dan tujuan, melakukan pemeriksaan umum, menjelaskan tentang hipertensi dari : pengertian hipertensi, jenis hipertensi, penyebab hipertensi, tanda dan gejala, komplikasi, pengobatan, pencegahan, makanan yang dianjurkan dan tidak dan pengobatan tradisional.evalusinya yaitu : strukturnya yaitu waktu : ± 30 menit, penkesnya menggunakan media : sap dan leaflet, alatnya timbang berat badan, tensi, thermometer, jam tangan, prosesnya : mengucapkan salam, memperkenalkan diri, memberikan tahu maksud dan tujuan, melakukan pemeriksaan umum dari tekanan darah, nadi, suhu, respirasi dan berat badan, menjelaskan tentang hipertensi dari : pengertian hipertensi, jenis hipertensi, penyebab hipertensi, tanda dan gejala, komplikasi, pengobatan, pencegahan, makanan yang dianjurkan dan tidak, pengobatan tradisional, hasilnya : tekanan darah : 180/90 mmhg, nadi : 90 x/menit, suhu : 36,7 derajat celsius, berat badan : 40 kg dan Ny.S mengatakan mengerti dari apa yangdijelaskan, dan Ny.Sbisa mengulang apa yang dijelaskan sambil di ingatkan. Kedua diagnosis keperawatannya resiko tinggi terjadinya penyakit akibat merokok berhubungan dengan kurangnya informasi tentang bahaya merokok pada tanggal 11 juli 2018, implementasinya mengucapkan salam, memperkenalkan diri, memberikan tahu maksud dan tujuan, melakukan pemeriksaan umum, menjelaskan tentang bahaya rokok dari : pengertian rokok, kandungan bahaya rokok, fakta-fakta tentang rokok, opini salah tentang
66
merokok, dampak dari merokok, cara pencegahan untuk tidak merokok dan cara meninggalkan kebiasaan merokok. dan evaluasinya strukturnya yaitu waktu : ± 30 menit, penkes menggunakan media : sap dan leaflet. alatnya timbang berat badan, tensi, thermometer, jam tangan, prosesnya yaitu mengucapkan salam, memperkenalkan diri, memberikan tahu maksud dan tujuan, melakukan pemeriksaan umum dari tekanan darah, nadi, suhu, respirasi dan berat badan, menjelaskan tentang bahaya rokok dari : pengertian rokok, kandungan bahaya rokok, fakta-fakta tentang rokok, opini salah tentang merokok, dampak dari merokok, cara pencegahan untuk tidak merokok, cara meninggalkan kebiasaan merokok dan hasilnya tekanan darah : 120/80 mmhg, respirasi 19 x/m,n: 80x/m, suhu : 36,7 derajat celsius, bb : 30 kg, pada anak.s : berat badan : 9 kg. Ketiga yaitu diagnosis keperawatannya resiko terjadinya penularan tb paru pada anggota keluarga yang lain berhubungan dengankurang informasi dan keterbatasan kemampuan keluarga Ny. Y khususnya Ny.Y dalam menerima informasi, pada tanggal 11 juli 2018, implementasinya mengucapkan salam, memperkenalkan diri, memberikan tahu maksud dan tujuan, melakukan pemeriksaan umum, menjelaskan tentang tb paru dari : pengertian tb paru, tanda dan gejala, cara penularan, pengobatan dan evaluasinya yaitu strukturnya yaitu waktu : ± 30 menit penkes menggunakan media : sap dan leaflet, alat,timbang berat badan, tensi, thermometer, jam tangan. prosesnya yaitu mengucapkan salam, memperkenalkan diri, memberikan tahu maksud dan tujuan, melakukan pemeriksaan umum dari tekanan darah, nadi, suhu, respirasi dan berat badan, menjelaskan tentang tb paru dari : pengertian tb paru, tanda dan gejala, cara penularan, pengobatan. hasilnya yaitu ny.y td : 120/80 mmhg, nadi: 80x/m, suhu : 36,7 derajat celsius, berat badan : 30 kg.
67
68
BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Asuhan kebidanan komunita smemfocuskan pemberian pelayanan pada setiap keluarga yang berada dalam wilayah kerjanya. Bentuk pemberian pelayanan yang pada setiap keluarga yang berada dalam wilayah kerjanya. Bentuk pemberian pelayanan yang dilaksanakan adalah menyelesaikan berbagai permasalahan dibidang kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak. Kegiatan-kegaiatan tersebut tentunya bertujuan untuk membantu memecahkan masalah yang ada dalam keluarga. Dari berbagai penyuluhan yang diberikan diharapkan akan mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat megenai permasalahan kesehatan mereka sehingga dihaarapkan masyarakat akan lebih mandiri dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada dilingkungannya. 1.2 Saran 1.2.1 Kepadamahasiswa Mahasiswa diharapkan lebih mampu menggali lebih dalam lagi mengenai kesehatan keluarga dan meningkatkan pengetahuan mengenai asuhan kebidanan pada keluarga. 1.2.2 Kepada keluarga Dengan diadakannya penyuluhan ini diharapkan keluarga dapat menggali lagi masalah kesehatan serta mampu mencari penyelesian secara mandiri. 1.2.3 Kepada institusi pendidikan Institusi pendidikan diharapkan dapat memberikan bimbingan yang dapat memberikan semangat bagi para mahasiswa.