Antiseptik Dan Desinfektan Madina.pdf

  • Uploaded by: Dina Delfana
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Antiseptik Dan Desinfektan Madina.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 3,034
  • Pages: 29
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INDUSTRI

JUDUL PERCOBAAN : ANTISEPTIK DAN DESINFEKTAN

NAMA PRAKTIKAN

: MADINATUN NUR LAILI

NIM/ GRUP

: 2031710027 / II

TANGGAL PRAKTIKUM : 12 MARET 2019 ASISTEN

: MUHAMMAD SALMAN ALFARISI

LABORATORIUM ANALISA BAHAN UNIVERSITAS INTERNASIONAL SEMEN INDONESIA TAHUN AKADEMIK 2018/2019

DAFTAR ISI DAFTAR ISI ..................................................................................................................... i ABSTRAK ......................................................................................................................... ii ABSTRACT ...................................................................................................................... iii BAB I................................................................................................................................ 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1 1.1

Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2

Rumusan Masalah .............................................................................................. 1

1.3

Tujuan ................................................................................................................ 1

BAB II .............................................................................................................................. 2 TINJUAN PUSTAKA ...................................................................................................... 2 2.1 Mikroorganisme ...................................................................................................... 2 2.2 Pengertian Antiseptik .............................................................................................. 2 2.3 Pengertian Desinfektan ........................................................................................... 2 2.4 Macam-macam Antiseptik dan Desinfektan ........................................................... 3 2.5 Mekanisme Kerja Antiseptik dan Desinfektan ....................................................... 4 2.6 Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Antiseptik dan Desinfektan ..................... 4 2.7

Grafik Pertumbuhan Mikroorganisme ............................................................... 5

2.8 Bakteri Gram Positif dan Negatif ........................................................................... 6 2.9 Bakteri Stapylococcus aureus ................................................................................. 7 2.10 Bakteri Pseudomonas aeruginosa ......................................................................... 7 BAB III ............................................................................................................................. 8 METODOLOGI PERCOBAAN ...................................................................................... 8 3.1 Alat dan Bahan........................................................................................................ 8 3.1.1 Alat ................................................................................................................... 8 3.1.2 Bahan ................................................................................................................ 8 3.2 Cara Kerja ........................................................................................................... 8 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 10 SKEMA KERJA ............................................................................................................. 11 SKEMA ALAT .............................................................................................................. 12 TIME SCHEDULE ........................................................................................................ 14 TUGAS PENDAHULUAN............................................................................................ 16

i

ANTISEPTIK DAN DESINFEKTAN Laili, Madinatun Nur, Muhammad Salman Alfarisi Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri dan Argoindustri Universitas Internasional Semen Indonesia Jl. Veteran, Kompleks PT. Semen Indonesia Persero Tbk, Gresik 61122, Indonesia E-mail: [email protected]

ABSTRAK Antiseptik merupakan disinfektan yang nontoksik karena digunakan untuk kulit, mukosa atau jaringan hidup lainnya. Sedangkan Desinfektan adalah zat kimia yang mematikan sel vegetatif belum tentu mematikan bentuk spora mikroorganisme penyebab suatu penyakit. Bakteri yang digunakan pada percobaan ini yaitu bakteri S. Aereus dan Pseudomonas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh antiseptik dan desinfektan terhadap pertumbuhan mikroorganisme. Prinsip pada praktikum ini adalah menggunakan prinsip sterilisasi. Langkah kerja yang dilakukan yaitu dengan menggunakan larutan antiseptic dan desinfektan yang diletakan pada petridish dan menginkubasinya. Sehingga diperoleh hasil …

Kata kunci : antiseptik, desinfektan, microorganism, pseudomonas, S. Aereus

ii

ABSTRACT Antiseptics are nontoxic disinfectants because they are used for skin, mucosa or other living tissues. While disinfectants are chemicals that kill vegetative cells, not necessarily to kill the spores of microorganisms that cause a disease. The bacteria used in this experiment were S. Aureus and Pseudomonas. The purpose of this study was to study the effect of antiseptics and disinfectants on the growth of microorganisms. The principle in this lab is to use the principle of sterilization. The work step taken is to use an antiseptic solution and disinfectant which is placed on the petridish and incubate it. So that the results ...

Keywords: antiseptics, disinfectants, microorganisms, pseudomonas, S. Aureus

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Berbagai keperluan tentunya telah dikenal, bahkan mungkin menggunakan beberapa produk keperluan rumah tangga, laboratorium atau rumah sakit yang bernama desinfektan. Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau pengaruh fisika yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumalah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Antiseptik didefinisikan sebagai bahan kimia yang dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan jasad renk seperti bakteri, jamur dan pada jaringan hidup lainnya. Desinfeksi merupakan proses penting dalam pengendalian penyakit, karena tujuannya adalah perusakan agen-agen pathogen. Antiseptic dan desinfektan pada dasarnya ada persamaan bahan kimia yang digunakan, tetapi tidak semua bahan dsinfektan adalah bahan antiseptik karena adanya batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptik tersebut harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak bersifat keras. Terkadang penambahan bahan desinfektan juga dijadikan sebagai salah satu cara dalam proses sterilisasi, yaitu proses pembebasan kuman. Tetapi pada kenyataannya tidak semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahan dalam proses sterilisasi. Maka dalam percobaan yang akan dilakukan ini akan mempelajari bagaimana pengaruh

antiseptik dan desinfektan terhadap perumbuhan

mikroorgaisme. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah pada praktikum Antiseptik dan Desinfektan adalah bagaimana pengaruh antiseptik dan desinfektan terhadap pertumbuhan mikroorganisme? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari percobaan praktikum Antiseptik dan Desinfektan adalah untuk mempelajari pengaruh antiseptik dan desinfektan terhadap pertumbuhan mikroorganisme

1

BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Mikroorganisme Mikroorganisme merupakan semua makhluk yang berukuran beberapa mikron atau lebih kecil lagi. Yang termasuk golongan ini adalah bakteri, cendawan atau jamur tingkat rendah, ragi yang menurut sistematik masuk golongan jamur, ganggang, hewan bersel satu atau protozoa, dan virus yang hanya nampak dengan mikroskop electron. Mikroorganisme umumnya terdapat di mana-mana, seperti di dalam tanah, di lingkungan akuatik, berkisar dari aliran air sampai lautan, dan atmosfer. Mikroorganisme tersebut mempunyai beberapa peranan salah satunya mikroorganisme yang hidup dalam tanah dapat membantu pembentukan struktur tanah yang mantap, karena mikroorganisme tanah dapat mengeluarkan (sekresi) zat perekat yang tidak mudah larut dalam air (Hidayat, 2018) 2.2 Pengertian Antiseptik Antiseptik merupakan disinfektan yang nontoksik karena digunakan untuk kulit, mukosa atau jaringan hidup lainnya. Antiseptik adalah zat yang biasa digunakan untuk menghambat pertumbuhan dan membunuh mikroorganisme berbahaya (patogenik) yang terdapat pada permukaan tubuh luar mahluk hidup. Secara umum, antiseptik berbeda dengan obat-obatan maupun disinfektan. Obat-obatan seperti antibiotik misalnya, membunuh mikroorganisme secara internal, sedangkan disinfektan berfungsi sebagai zat untuk membunuh mikroorganisme yang terdapat pada benda yang tidak bernyawa. Sampai saat ini belum ada antiseptic yang ideal, tidak jarang bersifat toksik bagi jaringan, menghambat penyembuhan luka dan menimbulkan sensitivitas (Darmadi, 2008). 2.3 Pengertian Desinfektan Desinfektan adalah zat kimia yang mematikan sel vegetatif belum tentu mematikan bentuk spora mikroorganisme penyebab suatu penyakit. Desinfektan juga digunakan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada benda-benda mati seperti meja, lantai, objek glass dan lain-lain. Kelompok utama desinfektan yaitu fenol, alkohol, aldehid, halogen, logam berat, detergen, dan kemosterilisator gas. Cara kerja zatzat kimia dalam mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme berbedabeda antara lain yaitu dengan merusak dinding sel, mengubah permeabilitas sel, mengubah molekul protein dan asam amino yang dimiliki mikroorganisme, menghambat kerja enzim, menghambat sintesis asam nukleat dan protein, serta sebagai antimetabolite (Ascenzi, 1969).

2

2.4 Macam-macam Antiseptik dan Desinfektan 2.4.1 Macam-macam Antiseptik Secara garis besar, Antiseptik dibagi menjadi beberapa bagian antara lain : a. Alkohol b. Halogen dan senyawanya : Iodium, Povidon Iodine, Yodoform (obat uning), dan Klorheksidin c. Oksidansia : kalium permananat dan Peridrol d. Logam berat dan garamnya : Merkuri klorida dan Merkukrom (obat merah) e. Asam : Asam Borat f. Turunan Fenol : trinitrofenol (asam pikrat), dan heksaklorofen (phisohex) g. Basa Amonium Kuarterner (quats) : Etakridin (rivanol) (Darmadi, 2008). 2.4.2 Macam-macam Desinfektan Desinfektan dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain : a. b. c. d. e. f. g.

Grup alkohol larut, contoh: (etanol, isopropil alkohol). Grup gas sterilisasi, contoh: etilen oksida. Waktu reaksi: 4-8 jam. Grup gas desinfektan, contoh : formaldehida. Grup halogen, contoh : khlorin, yodium. Grup fenol, contoh : kreosol, fenol semi sintetis, lisol. Grup detergen kationik (amonium quaternam). Grup detergen anionik (adiktif sabun atau detergen), contoh: heksakhlorfen (G11), tertrakhlorsalisilanida. h. Desinfektan lain-lain, Garam: komponen mercuri organik seperti merkurokhom dan tiomersal. Alkali: larutan NaOH sering digunakan dalam kedokteran veterinel untuk desinfeksi kandang. Hidrogen peroksida: dalam konsentrasi 3% digunakan untuk mencuci dan desinfektan luka. Sabun: aktivitas bakterisidal lemah tetapi efektif untuk mencuci atau menghilangkan jasad renik. Komponen biguanida: misalnya kholorheksidin, bersifat bakterisidal, tetapi tidak efektif terhadap virus, spora dan mikrobakteri, biasanya dicampur dengan detergen kationik. Diadelhida : spektrum aktivitasnya paling luas, yaitu bersifat bakterisidal, virisidal, fingisidal, dan sporosidal. (Darmadi, 2008).

3

2.5 Mekanisme Kerja Antiseptik dan Desinfektan Mekanisme kerja antiseptik dan desinfektan sebgai zat kimia sangat berpengaruh terhadap mikroba, yaitu melalui unsur protein yang membentuk struktur seluler mikroba dengan akibat sebagai berikut : a. Rusaknya dinding sel Danya bahan kimia pada permukaan sel akan menimbulkan lisis yang berakhir dengan kematian sel b. Adanya gangguan sistem enzim Terjadinya perubahan struktur kimia enzim yang berakhibat adanya gagguan metabolism sel c. Terjadinya denaturasi protein Rusaknya ikatan protein berakibat terjadinya perubahan struktur sel, sehingg sifatsifat khasnya hilang d. Rusaknya asam nukleat Berakibat pada keampuan sel melakukan replikasi maupun sintesis enzim (Darmadi, 2008). 2.6 Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Antiseptik dan Desinfektan 2.6.1 Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Antiseptik 1. Faktor antiseptik a. Konsentrasi Pada konsentrasi yang sediit lebih tinggi, efek fungisid lebih kuat daripada efek bakterisid. Serta adanya perbedaan efek misalnya pada pengunaan fenol 1% mempunyai efek bakteriostasis, tetapi bila diatas 1,5% mempunyai efek bakterisid. b. pH. Efek klorheksidin 10 kali lebih kuat pada pH 6 daripada pH 9. c. Zat pelarut. Klorheksidin dalam larutan alcohol kerjanya fungisid, sedangkan larutannya dalam air hanya berdaya fungiistatis lemah. 2. Faktor mikroba a. Jumlah mikroba. Semakin banyak jumlah mikroba, makin lama waktu yang diperlukan untuk membunuhnya. b. Bentuk endospora sulit dibunuh, sedangka bentuk vegetative menunjukkan kepekaan yang bervariasi. 3. Faktor lingkungan. Adanya bahan organic misalnya darah, pus, saliva atau feses dapat menghambat kerja antiseptik.

4

4. Waktu Pemaparan. Larutan Iodine 4% membunuh kuman dalam waktu 1 menit, sedngkan larutan 1% memrlukan waktu 4 menit. (Darmadi,

2008).

2.6.2 Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Desinfektan Efektivitas mikroba ditentukan oleh beberapa factor, antara lain : a. Faktor mikroba 1. Jenis mikroba pathogen. Beberapa mikroba pathogen memiliki daya tahan lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya. 2. Jumlah mikroba pathogen (bioburden). Semakin banyak mikroba pathogen, maka beban kerja disinfektan akan semakin berat. b. Faktor peralatan media 1. Adanya perlakuan-perlakuan sebelumnya, yaitu proses dekontaminasi dan proses pembersihan. 2. Beban kandungan materi oerganik, adanya materi organic dapat memengaruhi kerja disinfektan dengan cara melakukan pengikatan terhadap zat aktif disinfektan. 3. Struktur fisik peralatan medis dengan permukaan rata atau rumit 4. Adanya larutan yang berisi mineral seperti kalsium dan magnesium yang menempel pada peralatan medis dapat memengarui elfektivitas disinfektan dengan cara mengikat zat aktif disinfektan c. Waktu pemaparan (durasi) Lamanya kontak antara disinfektan dengan ikroba pathogen yang akan dieliminasi d. Faktor disinfektan Tingat keasaman atau kebasaan (pH) disinfektan. Tergantung dari disinfektannya, ada yang bekerja secara optimal pada suasana asam atau suasana basa (Darmadi, 2008).

2.7 Grafik Pertumbuhan Mikroorganisme Suatu bakteri yang dimasukkan ke dalam medium baru yang sesuai akan tumbuh memperbanyak diri. Jika pada waktu-waktu tertentu jumlah bakteri dihitung dan dibuat grafik hubungan antara jumlah bakteri dengan waktu maka akan diperoleh suatu grafik atau kurva pertumbuhan. Hubungan antara jumlah sel dengan waktu pertumbuhan dapat dinyatakan dalam Kurva atau Grafik Pertumbuhan (Fifendy, 2017). Pertumbuhan populasi mikroba dibedakan menjadi dua yaitu biakan sistem tertutup (batch culture) dan biakan sistem terbuka (continous culture). Pada biakan sistem tertutup, pengamatan jumlah sel dalam waktu yang cukup lama akan memberikan 5

gambaran berdasarkan kurva pertumbuhan bahwa terdapat fase-fase pertumbuhan. Fase pertumbuhan dimulai pada fase permulaan, fase pertumbuhan yang dipercepat, fase pertumbuhan logaritma (eksponensial), fase pertumbuhan yang mulai dihambat, fase stasioner maksimum, fase kematian dipercepat, dan fase kematian logaritma (Fifendy, 2017).

Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Mikroorganisme (Fifendy, 2017).

2.8 Bakteri Gram Positif dan Negatif Bakteri gram positif pembentuk spora seperti Spesies Bacillusdan Clostridium. Kedua spesies ini terdapat dimana-mana, membentuk spora, sehingga dapat hidup di lingkungan selama bertahun-tahun. Spesies Basillusbersifat aerob, sedangkan Clostridiumbersifat anaerob obligat. Bakteri Gram-positif Tidak Membentuk Spora seperti Spesies Corynebacterium, Listeria, Propionibacterium, Actinomycetes. Beberapa anggota genus Corynebacteriumdan kelompok Propionibacteriummerupakan flora normal pada kulit dan selaput lender manusia (Steffen, 2008). Bakteri Gram Negatif Berbentuk Batang (Enterobacteriacea). Bakteri gram negatif berbentuk batang habitatnya adalah usus manusia dan binatang. Enterobacteriaceaemeliputi Escherichia, Shigella, Salmonella, Enterobacter, Klebsiella, Serratia, Proteus). Beberapa organisme seperti Escherichia coli merupakan flora normal dan dapat menyebabkan penyakit, sedangkan bakteri yang lain seperti bakteri salmonella dan shigella merupakan patogen yang umum bagi manusia (Steffen, 2008).

6

2.9 Bakteri Stapylococcus aureus Bakteri Staphyloccus aureus adalah bakteri patogen utama pada manusia. Hampir setiap orang pernah mengalami berbagai infeksi Staphylococcus aureus selama hidupnya, dari keracunan makanan yang berat atau infeksi kulit yang kecil, sampai infeksi yang tidak bisa disembuhkan (Agus Herdiana, 2015). Staphylococcus aureus termasuk dalam family Staphylococcaceae, berukuran diameter 0,5-1,5 μm dan membentuk pigmen kuning keemasan. Bentuk sel kokus tunggal, berpasangan, tetrad dan berbentuk rantai juga tampak dalam biakan cair. Bakteri fakultatif anaerob dan tidak membentuk spora (Dubnau, 1982). 2.10 Bakteri Pseudomonas aeruginosa Bakteri ini Berbentuk batang dengan ukuran sekitar 0,6 x 2 μm. Terlihat sebagai bakteri tunggal, berpasangan, dan terkadang membentuk rantai yang pendek. Termasuk bakteri gram negatif. Bakteri ini bersifat aerob, katalase positif, oksidase positif, tidak mampu memfermentasi tetapi dapat mengoksidasi glukosa/karbohidrat lain, tidak berspora, tidak mempunyai selubung (sheat) dan mempunyai flagel monotrika (flagel tunggal pada kutub) sehingga selalu bergerak. Bakteri ini dapat tumbuh di air suling dan akan tumbuh dengan baik dengan adanya unsur N. Suhu optimum untuk pertumbuhan P. aeruginosa adalah 42◦C. P. aeruginosa mudah tumbuh pada berbagai media pembiakan karena kebutuhan nutrisinya sangat sederhana (Dubnau, 1982).

7

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam percobaan antiseptik dan desinfektan adalah sebagai berikut : 1. Tabung reaksi

6 buah

2. Petridish

6 buah

3. Autoklaf

1 buah

4. Peralatan transfer

1 buah

5. Kertas coklat

1 buah

6. Kertas saring

2 buah

3.1.2 Bahan Bahan yang digunakan dalam percobaan antiseptik dan desinfektan adalah sebagai berikut : 1. Media NB agar 2. Antiseptik Betadine 3. Desinfektan Bayclin 3.2 Cara Kerja Prosedur kerja yang dilakukan dalam percobaan Antiseptik dan Desinfektan adalah : 1. Menyediakan 6 buah tabung reaksi kosong dan 6 buah petridish kosong 2. Memasukkan tabung reaksi ke dalam autoklaf bersama dengan petridish yang kosong tersebut selama 15 menit pada suhu 121⁰C 3. Mendiamkan media sampai kurang lebih 45⁰C 4. Mengisi tabung reaksi tersebut dengan media NB agar sebanyak 10 mL 5. Menuangkan media agar yang berada dalam tabung reaksi kedalam petridish dengan komposisi 2 petridish digunakan sebagai larutan blanko, 2 petridish untuk uji antiseptik dan 2 lainnya juga untuk uji desinfektan 6. Membungkus petridish dengan kertas coklat

8

7. Mengambil 2 tabung reaksi, lalu menuangkan kedalam petridish sebagai blanko 8. Melakukan proses inokulasi kedalam 4 buah tabung rekasi 9. Menuangkan media dan membiarkan hingga padat 10. Mencelupkan 2 potong kertas saring kecil yang berbentuk segitiga dan persegi ke dalam larutan antiseptik dan desinfektan 11. Meletakkan kertas saring ke dalam media yang mulai padat 12. Bungkus petridish dengan kertas coklat dan inkubasikan selama 48 jam dalam suhu 30⁰C dengan posisi terbalik

9

DAFTAR PUSTAKA

Ascenzi, Joseph. 1996. Handbook of Disinfectants and Antiseptics. New York. Merce Dekker,Inc. Backert, Steffen. 2008. Type IV Secretion in Gram-Negative and Gram-Positive Bacteria. USA. Springer. Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial. Jakarta. Salemba Medika. Hidayat. 2018. Miroorganisme dan Pemanfaatannya. Malang. UB Press. Fifendy, Mades. 2017. Mikrobiologi Edisi Pertama. Depok. Kencana.

10

LAMPIRAN SKEMA KERJA

Antiseptik dan Desinfektan

Disediakan 4 buah tabung reaksi kosong. Diisi tabung reaksi tersebut dengan media NB agar. Diisikan media agar kedalam tabung reaksi sebanyak 10 ml. Dibungkus petridish dengan keras coklat. Dimasukkan tabung reaksi kedalam autoklaf bersama dengan 4 buah petridish yang kosong tersebut selama 15 menit pada suhu 121/C. Didiamkan media sampai ± 45/C. Diambil 1 tabung reaksi, lalu dituangkan kedalam petridish sebagai blanko. Dilakukan proses inokulasi ke dalam 3 buah tabung reaksi pertama. Dituangkan media dan dibiakan hingga padat. Dicelupkan 3 potong kertas saring kecil yang berbentuk lingkaran kedalam larutan antiseptik dan desinfektan. Diletakkan kertas saring kedalam media yang mulai padat. Dibungkus petridish dengan kertas coklat dan dinkubasikan selama 48 jam dalam suhu 30℃ dengan posisi terbalik. HASIL

11

LAMPIRAN SKEMA ALAT Tabel 1. Skema Alat Percobaan Antiseptik dan Desinfektan No.

Skema Prosedur

Keterangan

1.

Menyediakan 4 buah tabung reaksi kosong.

2.

Mengisi tabung reaksi tersebut dengan media NB agar.

3.

Mengisikan media agar kedalam tabung reaksi sebanyak 10 ml.

4.

Membungkus petridish dengan kertas coklat.

5.

Memasukkan tabung reaksi kedalam autoklaf Bersama dengan 4 buah petridish yang kosong tersebut selama 15 menit pada suhu 121/C.

6.

Mendiamkan media sampai ± 45/C.

12

7.

Mengambil 1 tabung reaksi, lalu menuangkan kedalam petridish sebagai blanko.

8.

Melakukan proses inokulasike dalam 3 buah tabung reaksi pertama.

9.

Menuangkan media dan membiarkan hingga padat.

10.

Menyelupkan 3 potong kertas saring kecil yang berbentuk lingkaran kedalam larutan antiseptik dan desinfektan.

11.

Meletakkan kertas saring kedalam media yang mulai padat.

12.

Membungkus petridish dengan kertas coklat dan menginkubasi selama 96 jam dalam suhu 30℃ dengan posisi terbalik.

13

LAMPIRAN TIME SCHEDULE

Tabel 2. Time Schedule Percoban Antiseptik dan Desinfektan No.

Keterangan

Estimasi Waktu

1.

Kedatangan praktikan 1 jam sebelum praktikum dimulai dan mempersiapkan alat praktikum.

11.30-12.30

2.

Briefing awal

12.30-12.35

Aslab

3.

Menyediakan 4 buah tabung

12.35-12.40

Bilal

(12/03/19)

Real Time

PJ Semua Praktikan

reaksi kosong. 4.

Mengisi tabung reaksi tersebut dengan media NB agar.

12.40-12.45

Bilal

5.

Mengisikan media agar kedalam tabung reaksi sebanyak 10 ml.

12.45-12.55

Celvin

6.

Membungkus petridish dengan kertas coklat.

12.55-13.10

Celvin dan Yemima

7.

Memasukkan tabung reaksi kedalam autoklaf Bersama dengan 4 buah petridish yang kosong tersebut selama 15 menit pada suhu 121/C.

13.10-13.25

Madina

9.

Mendiamkan media sampai ± 45/C.

13.25-13.35

Madina

10.

Mengambil 1 tabung reaksi, lalu menuangkan kedalam petridish sebagai blanko.

13.35-13.40

Yemima

11.

Melakukan proses inokulasike dalam 3 buah tabung reaksi pertama.

13.40-14.00

Bilal

12.

Menuangkan media membiarkan hingga padat.

dan

14.00-14.05

Bilal dan celvin

13.

Menyelupkan 3 potong kertas saring kecil yang berbentuk

14.05-14.10

Yemima

14

lingkaran kedalam larutan antiseptik dan desinfektan. 14.

Meletakkan kertas saring kedalam media yang mulai padat.

14.10-14.05

Madina

15.

Membungkus petridish dengan kertas coklat dan menginkubasi selama 96 jam dalam suhu 30℃ dengan posisi terbalik.

14.05-14.05

Madina dan Yemima

Membersihkan praktikum

15.00-15.15

16.

17.

Evaluasi

alat-alat

(14/03/1918/02/19)

(12/03/19) 15.15-15.30

Semua praktikan Aslab

15

TUGAS PENDAHULUAN

1. Jelaskan apa yang disebut antiseptic dan desinfektan! Dan beri contoh 2. Dalam hal apa biasanya antiseptic dan desinfektan digunakan? 3. Apa itu mikrobiostatis? Sebutkan contoh zat kimia yang termasuk mikrobiostatis! 4. Jelaskan perbedaannya dengan disenfeksi! Jawaban 1. - Antiseptik adalah zat yang biasa digunakan untuk menghambat pertumbuhan dan membunuh mikroorganisme berbahaya (patogenik) yang terdapat pada permukaan tubuh luar mahluk hidup. Contoh : hydrogen peroksida, garam merkuri, asam borat dan triclosan. - Desinfektan adalah zat kimia yang mematikan sel vegetatif belum tentu mematikan bentuk spora mikroorganisme penyebab suatu penyakit. Contoh : iodine, alcohol, ammonium kuarterner, formaldehida, kalium permanganate dan fenol. 2. - Desinfektan digunakan untuk pengelolaan air bersih, membersihkan alat-alat lab, sebagai pemutih, membersihkan toilet, sebagai detergen, untuk pembersih permukaan yang keras. Yang mana biasanya di gunakan pada benda mati. - Antiseptik digunakan ntuk keperluan mencuci tangan tenaga medis, Membersihkan kulit bagian tubuh yang akan dilakukan pembedahan, membersihkan bagian yang disiapkan untuk disuntik. Maupun membersihkan tangan pada saat mau makan ataupun lainya. 3. Mikrobiostatis adalah suatu keadaan mikroorganisme yang meskipun masih hidup (viable) tetapi tidak mengadakan multiplikasi. Contoh zat kimia yang termasuk mikrobiostatis yaitu zat wrna aniline, sulfonamide dan antibiotic. 4. mikrobiostatis dan disinfektan adalah dua ungkapan yang perbedaannya terletak pada apa yang diartikan dengan mematikan secara cepat (disenfeksi) dan apa yang diartikan dengan memastikan secara lambat (yaitu mikrobiostatis)

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

Related Documents


More Documents from "Delta"

Proposal.docx
April 2020 24
May 2020 40
Alpha A
November 2019 68
Kebijakan Ponek Ok.docx
November 2019 44