Android.pptx

  • Uploaded by: sc9296
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Android.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,853
  • Pages: 42
Search

Feedback

Google Chrome

Facebook

Pinterest

Twitter

Gmail

Office Live

Instagram

Skype

Kakao Talk

Line

Wikipedia

YouTube

Yahoo! Messenger

Angry Birds

Terminal Emulator

NoFrills CPU

Mozilla Firefox

New York Times

Settings

Gallery

Contacts

File Manager

Antivirus

TweetDeck

+Anda Gmail Gambar

Penelusuran Google

Saya Lagi Beruntung

Privasi & Persyaratan baru

Setelan

wikipedia Web

Gambar

Masuk

Maps

Belanja

Aplikasi

Lainnya

Sekitar 742.000.000 hasil (0,28 detik)

Wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas id.wikipedia.org/

Ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia yang dibangun oleh para sukarelawan serta disediakan secara gratis. Terdapat fasilitas pencarian.

Kerajaan Banten

Kerajaan Tidore

Kerajaan Gowa & Tallo

Portal: Ilmu

Kesultanan Gowa atau kadang ditulis Goa, adalah salah satu kerajaan besar dan ...

Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh ...

Kerajaan Ternate

Portal: Sejarah

Kerajaan Gapi atau yang kemudian lebih dikenal sebagai Kesultanan Ternate ...

Sejarah berarti kejadian masa lalu yang berhubungan dengan kepentingan ...

Kesultanan Banten merupakan . sebuah kerajaan Islam yang pernah ...

Tidore adalah kerajaan Islam yang berpusat di wilayah Kota Tidore ...

Telusuran lainnya dari wikipedia.org >>

Wikipedia www.wikipedia.org/

Terjemahkan laman ini

Wikipedia. English The Free Encyclopedia 4 334 000+ articles · Español La enciclopedia libre 1 047 000+ artículos · Русский Свободная энциклопедия

Wikipedia, the free encyclopedia en.wikipedia.org/wiki/wikipedia

Terjemahkan laman ini

A free encyclopedia built collaboratively using wiki software. (Creative Commons Attribution-ShareAlike License).

Alat Pencarian

Capture and Share The World’s Moments Instagram niku cara kang cepet, endah, lan nyenengake kangge nyariosaken uripmu ing kanca-kanca lan keluwarga Njupuk gambar utawa vidio, wenehina efek supaya dadi apik lan nyenengake kanggo disawang, lan delehna ing Instagram – Nganggone tur gampang. Kowe bisa masang fotomu ing Facebook, Twitter, Tumblr, lan liyane. Instagram iku cara anyar kanggo nyawang donya Piye, kepengin nganggo Instagram?

Username: Password: Forgot password?

Log in

6

1

5

6

3

0

11

3

1

2

3

2

3

5

1

2

0

1

7

4

8

0

1

0

Kerajaan Ternate & Tidore Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Masuknya Islam ke Maluku erat kaitannya dengan kegiatan perdagangan. Pada abad ke-15, para pedagang dan ulama dari Malaka dan Jawa menyebarkan. Islam ke sana. Dari sini muncul empat kerajaan Islam di Maluku yang disebut Maluku Kie Raha (Maluku Empat Raja) yaitu Kesultanan Ternate yang dipimpin Sultan Zainal Abidin (1486-1500), Kesultanan Tidore yang dipimpin oleh Sultan Mansur, Kesultanan Jailolo yang dipimpin oleh Sultan Sarajati, dan Kesultanan Bacan yang dipimpin oleh Sultan Kaicil Buko. Pada masa kesultanan itu berkuasa, masyarakat muslim di Maluku sudah menyebar sampai ke Banda, Hitu, Haruku, Makyan, dan Halmahera. Kerajaan Ternate dan Tidore yang terletak di sebelah Pulau Halmahera (Maluku Utara) adalah dua kerajaan yang memiliki peran yang menonjol dalam menghadapi kekuatan-kekuatan asing yang mencoba menguasai Maluku. Dalam perkembangan selanjutnya, kedua kerajaan ini bersaing memperebutkan hegemoni politik di kawasan Maluku. Kerajaan Ternate dan Tidore merupakan daerah penghasil rempah-rempah, seperti pala dan cengkeh, sehingga daerah ini menjadi pusat perdagangan rempah-rempah. Daftar Isi 1. Sumber I 1.1 Letak kerajaan 1.2 Kehidupan politik 1.3 Kehidupan ekonomi 1.4 Kehidupan sosial 1.5 Kehidupan budaya 2. Sumber II 2.1 Kehidupan sosial 2.2 Kehidupan ekonomi

Kerajaan Ternate & Tidore Sumber I

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Masuknya Islam ke Maluku erat kaitannya dengan kegiatan perdagangan. Pada abad ke-15, para pedagang dan ulama dari Malaka dan Jawa menyebarkan. Islam ke sana. Dari sini muncul empat kerajaan Islam di Maluku yang disebut Maluku Kie Raha (Maluku Empat Raja) yaitu Kesultanan Ternate yang dipimpin Sultan Zainal Abidin (1486-1500), Kesultanan Tidore yang dipimpin oleh Sultan Mansur, Kesultanan Jailolo yang dipimpin oleh Sultan Sarajati, dan Kesultanan Bacan yang dipimpin oleh Sultan Kaicil Buko. Pada masa kesultanan itu berkuasa, masyarakat muslim di Maluku sudah menyebar sampai ke Banda, Hitu, Haruku, Makyan, dan Halmahera. Kerajaan Ternate dan Tidore yang terletak di sebelah Pulau Halmahera (Maluku Utara) adalah dua kerajaan yang memiliki peran yang menonjol dalam menghadapi kekuatan-kekuatan asing yang mencoba menguasai Maluku. Dalam perkembangan selanjutnya, kedua kerajaan ini bersaing memperebutkan hegemoni politik di kawasan Maluku. Kerajaan Ternate dan Tidore merupakan daerah penghasil rempah-rempah, seperti pala dan cengkeh, sehingga daerah ini menjadi pusat perdagangan rempah-rempah. Wilayah Maluku bagian timur dan pantai-pantai Irian (Papua), dikuasai oleh Kesultanan Tidore, sedangkan sebagian besar wilayah Maluku, Gorontalo, dan Banggai di Sulawesi, dan sampai ke Flores dan Mindanao, dikuasai oleh Kesultanan Ternate. Kerajaan Ternate mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Baabullah, sedangkan Kerajaan Tidore mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Nuku. Persaingan di antara kerajaan Ternate dan Tidore adalah dalam perdagangan. Dari persaingan ini menimbulkan dua persekutuan dagang, masing-masing menjadi pemimpin dalam persekutuan tersebut, yaitu: a. Uli-Lima (persekutuan lima bersaudara) dipimpin oleh Ternate meliputi Bacan, Seram, Obi, dan Ambon. Pada masa Sultan Baabulah, Kerajaan Ternate mencapai aman keemasan dan disebutkan daerah kekuasaannya meluas ke Filipina. b. Uli-Siwa (persekutuan sembilan bersaudara) dipimpin oleh Tidore meliputi Halmahera, Jailalo sampai ke Papua. Kerajaan Tidore mencapai aman keemasan di bawah pemerintahan Sultan Nuku. Kerajaan-kerajaan Islam lainnya yang berkembang adalah Kesultanan Palembang yang didirikan oleh Ki Gedeng Suro, Kerajaan Bima di daerah bagian timur Sumbawa, dengan rajanya La Ka’i, Siak Sri Indrapura yang didirikan oleh Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah, dan masih banyak lagi Kerajaan Islam kecil lainnya di Indonesia.

Kerajaan Ternate & Tidore Letak Kerajaan

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Secara geografis kerajaan ternate dan tidore terletak di Kepulauan Maluku, antara sulawesi dan irian jaya letak terletak tersebut sangat strategis dan penting dalam dunia perdagangan masa itu. Pada masa itu, kepulauan maluku merupakan penghasil rempah-rempah terbesar sehingga di juluki sebagai “The Spicy Island”. Rempah-rempah menjadi komoditas utama dalam dunia perdagangan pada saat itu, sehingga setiap pedagang maupun bangsa-bangsa yang datang dan bertujuan ke sana, melewati rute perdagangan tersebut agama islam meluas ke maluku, seperti Ambon, ternate, dan tidore. Keadaan seperti ini, telah mempengaruhi aspek-aspek kehidupan masyarakatnya, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

Kerajaan Ternate & Tidore Kehidupan Politik

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Di kepulauan maluku terdapat kerajaan kecil, diantaranya kerajaan ternate sebagai pemimpin Uli Lima yaitu persekutuan lima bersaudara. Uli Siwa yang berarti persekutuan sembilan bersaudara. Ketika bangsa portugis masuk, portugis langsung memihak dan membantu ternate, hal ini dikarenakan portugis mengira ternate lebih kuat. Begitu pula bangsa spanyol memihak tidore akhirnya terjadilah peperangan antara dua bangsa kulit, untuk menyelesaikan, Paus turun tangan dan menciptakan perjanjian saragosa. Dalam perjanjian tersebut bangsa spanyol harus meninggalkan maluku dan pindah ke Filipina, sedangkan Portugis tetap berada di maluku. Untuk dapat memperkuat kedudukannya, portugis mendirikan sebuah benteng yang di beri nama Benteng Santo Paulo. Namun tindakan portugis semakin lama di benci oleh rakyat dan para penjabat kerajaan ternate. Oleh karena itu sultan hairun secara terangterangan menentang politik monopoli dari bangsa portugis. Sedangkan Sultan baabullah (Putra Sultan Hairun) bangkit menentang portugis. Tahun 1575 M Portugis dapat dikalahkan dan meninggalkan benteng.

Kerajaan Ternate & Tidore Kehidupan Ekonomi

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Tanah di Kepulauan maluku itu subur dan diliputi hutan rimba yang banyak memberikan hasil diantaranya cengkeh dan di kepulauan Banda banyak menghasilkan pala. Pada abad ke 12 M permintaan rempah-rempah meningkat, sehingga cengkeh merupakan komoditi yang penting. Pesatnya perkembangan perdagangan keluar dari maluku mengakibatkan terbentuknya persekutuan. Selain itu mata pencaharian perikanan turut mendukung perekonomian masyarakat.

Kerajaan Ternate & Tidore Kehidupan Sosial

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama Perubahan terbaru

Kedatangan bangsa portugis di kepulauan Maluku bertujuan untuk menjalin perdagangan dan mendapatkan rempah-rempah. Bangsa Portugis juga ingin mengembangkan agama katholik. Dalam 1534 M, agama Katholik telah mempunyai pijakan yang kuat di Halmahera, Ternate, dan Ambon, berkat kegiatan Fransiskus Xaverius. Seperti sudah diketahui, bahwa sebagian dari daerah maluku terutama Ternate sebagai pusatnya, sudah masuk agama islam. Oleh karena itu, tidak jarang perbedaan agama ini dimanfaatkan oleh orang-orang Portugis untuk memancing pertentangan antara para pemeluk agama itu. Dan bila pertentangan sudah terjadi maka pertentangan akan diperuncing lagi dengan campur tangannya orangorang Portugis dalam bidang pemerintahan, sehingga seakan-akan merekalah yang berkuasa.

Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Setelah masuknya kompeni Belanda di Maluku, semua orang yang sudah memeluk agama Katholik harus berganti agama menjadi Protestan. Hal ini menimbulkan masalah-masalah sosial yang sangat besar dalam kehidupan rakyat dan semakin tertekannya kehidupan rakyat. Keadaan ini menimbulkan amarah yang luar biasa dari rakyat Maluku kepada kompeni Belanda. Di Bawah pimpinan Sultan Ternate, perang umum berkobar, namun perlawanan tersebut dapat dipadamkan oleh kompeni Belanda. Kehidupan rakyat Maluku pada zaman kompeni Belanda sangat memprihatinkan sehingga muncul gerakan menentang Kompeni Belanda.

Kerajaan Ternate & Tidore Kehidupan Budaya

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Rakyat Maluku, yang didominasi oleh aktivitas perekonomian tampaknya tidak begitu banyak mempunyai kesempatan untuk menghasilkan karya-karya dalam bentuk kebudayaan. Jenis-jenis kebudayaan rakyat Maluku tidak begitu banyak kita ketahui sejak dari zaman berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam seperti Ternate dan Tidore

Kerajaan Ternate & Tidore Sumber II

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama

Di pulau Maluku terdapat empat kerajaan besar, yaitu Jailolo, Bacan, Ternate, dan Tidore. Ternate dan Tidore merupakan kerajaan besar yang menguasai persaingan perdagangan dibandingkan dengan lainnya. Dalam persaingannya Ternate membentuk Uli Lima (Persekutuan Lima) yang terdiri dari Bacan, Obi, Seram dan Ambon, sedangkan Tidore membentuk Uli Siwa (Persekutuan Sembilan) yang terdiri dari Jailolo, Makian, dan pulau-pulau kecil di Maluku sampai Irian. Pada 1486, raja Ternate ke-19, Sultan Zainal Abidin (1486- 1500) memeluk Islam setelah belajar di pesanten Giri di Gresik, dekat Surabaya. Setelah Sultan Zainal Abidin mangkat pada 1500, tahta Ternate dikuasai Sultan Tabariji. Sultan Tabariji bergelah Sultan Sirullah. Pada 1512, pasukan dagang Portugis tiba di Kepulauan Maluku.

Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi

Pada tahun 1522 Ternate bersekutu dengan Portugis. Sultan memberi Portugis hak mendirikan benteng dan memonopoli perdagangan cengkeh. Untuk menyeimbangan persekutuan Ternate-Portugis, Ternate bekerja sama dengan Spanyol pada tahun 1524. Kemudian pada tahun 1529, Ternate berhasil mengalahkan Tidore dengan bantuan tentara Portugis. Yang kemudian naik tahta pada tahun 1540 adalah Sultan Khairun. Semasa pemerintahannya Islam menyebar hingga ke Ambon. Awalnya Sultan melakukan hubungan persahabatan dengan Portugis. Penandatanganan persahabatan pun dilaksanakan pada 1565.

Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Namun kemudian, sikap kasar gubernur Portugis yang bernama Tritoa de Altaida, membuat Sultan Khairun memutuskan untuk menyerang Portugis. Benteng Portugis di Ternate berhasil diduduki untuk sementara, sebelum akhirnya dapat direbut kembali oleh Portugis setelah bala bantuan dari pasukan cadangan Portugis dari Malaka. Perlawanan Sultan Khairun dapat dipadamkan oleh Portugis pada 1570. Mereka menipu Sultan Khairun agar datang ke benteng Portugis. Sultan yang tidak menaruh curiga datang pada tanggal 28 Februari dan di sanalah ia ditikam oleh pengawal gubernur Portugis hingga wafat. Sultan Khairun digantikan Sultan Baabullah dan ia melanjutkan perjuangan Khairun. Pada 1575 benteng Portugis di Ternate dapat direbut oleh pasukan Baabullah. Dua tahun kemudian Portugis bahkan benar-benar terusir dari Maluku. Kejayaan Ternate tercapai ketika pemerintahan Baabullah. Sekitar 80 pulau berhasil dikuasai Ternate. Namun, kemerdekaan Maluku tidak berlangsung lama. Sejak 1605, VOC menduduki Ambon dan dari tempat inilah VOC menanamkan pengaruhnya di seluruh Maluku. Pada 1660, Ternate akhirnya ditaklukkan benar-benar oleh VOC.

Kerajaan Ternate & Tidore Kehidupan Sosial

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Agama Islam masuk di bandar Hitu, Ambon. Banyak pemudapemuda Maluku yang belajar agama Islam di Gresik, salah satunya adalah Zainal Abidin yang menjadi raja Ternate. Diceritakan dalam sejarah bahwa Sunan Giri pernah berkunjung ke Ternate dan Tidore untuk mengunjungi murid-muridnya. Sejak kedatangan Portugis yang membawa misi gospel, Franciscus Xaverius menyebarkan agama Katolik di Maluku terutama di Ternate dan Ambon. Masuknya Belanda ke Maluku menjadikan Maluku menjadi wilayah yang terjajah. Pada awalnya mereka diterima dengan tujuan mengusir Portugal dari Maluku, namun hal itu berubah setelah Belanda terlalu banyak turut campur dalam pemerintahan dan kehidupan bermasyarakat. Orang Maluku yang semula beragama Kristen Katolik harus diganti menjadi Kristen Protestan.

Kerajaan Ternate & Tidore Kehidupan Ekonomi

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Ternate dan Tidore merupakan kerajaan yang berada di wilayah bagian timur Nusantara dan kedua kerajaan ini merupakan penghasil rempah-rempah terbanyak di dunia. Oleh karena itu, bila menggunakan Selat Malaka sebagai jalur perdagangan Ternate dan Tidore seakan-akan seperti pangkal perdagangan yang berakhir di tempat tujuan yang siap membeli. Eropa merupakan konsumen rempah-rempah terbanyak, cuaca yang dingin mengharuskan mereka mencari sumber rempah-rempah berada. Selain untuk tujuan mencari kebutuhan, bangsa Eropa juga ingin menguasai perdagangan karena harganya akan jauh lebih murah bila langsung dibeli di tempat asalnya.

Kerajaan Banten Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama

Kesultanan Banten merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di Provinsi Banten, Indonesia. Berawal sekitar tahun 1526, ketika Kerajaan Demak memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa, dengan menaklukan beberapa kawasan pelabuhan kemudian menjadikannya sebagai pangkalan militer serta kawasan perdagangan. Maulana Hasanuddin, putera Sunan Gunung Jati[2] berperan dalam penaklukan tersebut. Setelah penaklukan tersebut, Maulana Hasanuddin mendirikan benteng pertahanan yang dinamakan Surosowan, yang kemudian hari menjadi pusat pemerintahan setelah Banten menjadi kesultanan yang berdiri sendiri.

Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Daftar Isi 1. Sumber I 1.1 Pembentukan awal 1.2 Puncak kejayaan 1.3 Perang saudara 1.4 Penurunan 1.5 Penghapusan kesultanan 1.6 Agama 1.7 Kependudukan 1.8 Perekonomian 1.9 Pemerintahan 1.9.1 Daftar penguasa Banten 1.9.2 Warisan sejarah 2. Sumber II 2.1 Sejarah 2.2 Puncak kejayaan 2.3 Masa kekuasaan Sultan Haji 2.4 Penghapusan kesultanan

Kerajaan Banten Sumber I

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama

Kesultanan Banten merupakan sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di Provinsi Banten, Indonesia. Berawal sekitar tahun 1526, ketika Kerajaan Demak memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa, dengan menaklukan beberapa kawasan pelabuhan kemudian menjadikannya sebagai pangkalan militer serta kawasan perdagangan. Maulana Hasanuddin, putera Sunan Gunung Jati berperan dalam penaklukan tersebut. Setelah penaklukan tersebut, Maulana Hasanuddin mendirikan benteng pertahanan yang dinamakan Surosowan, yang kemudian hari menjadi pusat pemerintahan setelah Banten menjadi kesultanan yang berdiri sendiri.

Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Selama hampir 3 abad Kesultanan Banten mampu bertahan bahkan mencapai kejayaan yang luar biasa, yang diwaktu bersamaan penjajah dari Eropa telah berdatangan dan menanamkan pengaruhnya. Perang saudara, dan persaingan dengan kekuatan global memperebutkan sumber daya maupun perdagangan, serta ketergantungan akan persenjataan telah melemahkan hegemoni Kesultanan Banten atas wilayahnya. Kekuatan politik Kesultanan Banten akhir runtuh pada tahun 1813 setelah sebelumnya Istana Surosowan sebagai simbol kekuasaan di Kota Intan dihancurkan, dan pada masa-masa akhir pemerintanannya, para Sultan Banten tidak lebih dari raja bawahan dari pemerintahan kolonial di Hindia Belanda.  

Kerajaan Banten Puncak kejayaan

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Kesultanan Banten merupakan kerajaan maritim dan mengandalkan perdagangan dalam menopang perekonomiannya. Monopoli atas perdagangan lada di Lampung, menempatkan penguasa Banten sekaligus sebagai pedagang perantara dan Kesultanan Banten berkembang pesat, menjadi salah satu pusat niaga yang penting pada masa itu. Perdagangan laut berkembang ke seluruh Nusantara, Banten menjadi kawasan multi-etnis. Dibantu orang Inggris, Denmark dan Tionghoa, Banten berdagang dengan Persia, India, Siam, Vietnam, Filipina, Cina dan Jepang. Masa Sultan Ageng Tirtayasa (bertahta 1651-1682) dipandang sebagai masa kejayaan Banten. Di bawah dia, Banten memiliki armada yang mengesankan, dibangun atas contoh Eropa, serta juga telah mengupah orang Eropa bekerja pada Kesultanan Banten. Dalam mengamankan jalur pelayarannya Banten juga mengirimkan armada lautnya ke Sukadana atau Kerajaan Tanjungpura (Kalimantan Barat sekarang) dan menaklukkannya tahun 1661. Pada masa ini Banten juga berusaha keluar dari tekanan yang dilakukan VOC, yang sebelumnya telah melakukan blokade atas kapal-kapal dagang menuju Banten.  

Kerajaan Banten Perang saudara

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Sekitar tahun 1680 muncul perselisihan dalam Kesultanan Banten, akibat perebutan kekuasaan dan pertentangan antara Sultan Ageng dengan putranya Sultan Haji. Perpecahan ini dimanfaatkan oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang memberikan dukungan kepada Sultan Haji, sehingga perang saudara tidak dapat dielakkan. Sementara dalam memperkuat posisinya, Sultan Haji atau Sultan Abu Nashar Abdul Qahar juga sempat mengirimkan 2 orang utusannya, menemui Raja Inggris di London tahun 1682 untuk mendapatkan dukungan serta bantuan persenjataan.mDalam perang ini Sultan Ageng terpaksa mundur dari istananya dan pindah ke kawasan yang disebut dengan Tirtayasa, namun pada 28 Desember 1682 kawasan ini juga dikuasai oleh Sultan Haji bersama VOC. Sultan Ageng bersama putranya yang lain Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf dari Makasar mundur ke arah selatan pedalaman Sunda. Namun pada 14 Maret 1683 Sultan Ageng tertangkap kemudian ditahan di Batavia. Sementara VOC terus mengejar dan mematahkan perlawanan pengikut Sultan Ageng yang masih berada dalam pimpinan Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf. Pada 5 Mei 1683, VOC mengirim Untung Surapati yang berpangkat letnan beserta pasukan Balinya, bergabung dengan pasukan pimpinan Letnan Johannes Maurits van Happel menundukkan kawasan Pamotan dan Dayeuh Luhur, di mana pada 14 Desember 1683 mereka berhasil menawan Syekh Yusuf. Sementara setelah terdesak akhirnya Pangeran Purbaya menyatakan menyerahkan diri. Kemudian Untung Surapati disuruh oleh Kapten Johan Ruisj untuk menjemput Pangeran Purbaya, dan dalam perjalanan membawa Pangeran Purbaya ke Batavia, mereka berjumpa dengan pasukan VOC yang dipimpin oleh Willem Kuffeler, namun terjadi pertikaian di antara mereka, puncaknya pada 28 Januari 1684, pos pasukan Willem Kuffeler dihancurkan, dan berikutnya Untung Surapati beserta pengikutnya menjadi buronan VOC. Sedangkan Pangeran Purbaya sendiri baru pada 7 Februari 1684 sampai di Batavia.

Kerajaan Banten Penurunan

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Bantuan dan dukungan VOC kepada Sultan Haji mesti dibayar dengan memberikan kompensasi kepada VOC di antaranya pada 12 Maret 1682, wilayah Lampung diserahkan kepada VOC, seperti tertera dalam surat Sultan Haji kepada Mayor Issac de Saint Martin, Admiral kapal VOC di Batavia yang sedang berlabuh di Banten. Surat itu kemudian dikuatkan dengan surat perjanjian tanggal 22 Agustus 1682 yang membuat VOC memperoleh hak monopoli perdagangan lada di Lampung. Selain itu berdasarkan perjanjian tanggal 17 April 1684, Sultan Haji juga mesti mengganti kerugian akibat perang tersebut kepada VOC. Setelah meninggalnya Sultan Haji tahun 1687, VOC mulai mencengkramkan pengaruhnya di Kesultanan Banten, sehingga pengangkatan para Sultan Banten mesti mendapat persetujuan dari Gubernur Jendral Hindia-Belanda di Batavia. Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya diangkat mengantikan Sultan Haji namun hanya berkuasa sekitar tiga tahun, selanjutnya digantikan oleh saudaranya Pangeran Adipati dengan gelar Sultan Abul Mahasin Muhammad Zainul Abidin dan kemudian dikenal juga dengan gelar Kang Sinuhun ing Nagari Banten. Perang saudara yang berlangsung di Banten meninggalkan ketidakstabilan pemerintahan masa berikutnya. Konfik antara keturunan penguasa Banten[18] maupun gejolak ketidakpuasan masyarakat Banten, atas ikut campurnya VOC dalam urusan Banten. Perlawanan rakyat kembali memuncak pada masa akhir pemerintahan Sultan Abul Fathi Muhammad Syifa Zainul Arifin, di antaranya perlawanan Ratu Bagus Buang dan Kyai Tapa. Akibat konflik yang berkepanjangan Sultan Banten kembali meminta bantuan VOC dalam meredam beberapa perlawanan rakyatnya sehingga sejak 1752 Banten telah menjadi vassal dari VOC.

Kerajaan Banten Penghapusan kesultanan

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama

Pada tahun 1808 Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda 1808-1810, memerintahkan pembangunan Jalan Raya Pos untuk mempertahankan pulau Jawa dari serangan Inggris. Daendels memerintahkan Sultan Banten untuk memindahkan ibu kotanya ke Anyer dan menyediakan tenaga kerja untuk membangun pelabuhan yang direncanakan akan dibangun di Ujung Kulon. Sultan menolak perintah Daendels, sebagai jawabannya Daendels memerintahkan penyerangan atas Banten dan penghancuran Istana Surosowan. Sultan beserta keluarganya disekap di Puri Intan (Istana Surosowan) dan kemudian dipenjarakan di Benteng Speelwijk. Sultan Abul Nashar Muhammad Ishaq Zainulmutaqin kemudian diasingkan dan dibuang ke Batavia. Pada 22 November 1808, Daendels mengumumkan dari markasnya di Serang bahwa wilayah Kesultanan Banten telah diserap ke dalam wilayah Hindia Belanda.

Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Kesultanan Banten resmi dihapuskan tahun 1813 oleh pemerintah kolonial Inggris. Pada tahun itu, Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin dilucuti dan dipaksa turun tahta oleh Thomas Stamford Raffles. Peristiwa ini merupakan pukulan pamungkas yang mengakhiri riwayat Kesultanan Banten.

Kerajaan Banten Agama

Berdasarkan data arkeologis, masa awal masyarakat Banten dipengaruhi oleh beberapa kerajaan yang membawa keyakinan HinduBudha, seperti Tarumanagara, Sriwijaya dan Kerajaan Sunda.

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama

Dalam Babad Banten menceritakan bagaimana Sunan Gunung Jati bersama Maulana Hasanuddin, melakukan penyebaran agama Islam secara intensif kepada penguasa Banten Girang beserta penduduknya. Beberapa cerita mistis juga mengiringi proses islamisasi di Banten, termasuk ketika pada masa Maulana Yusuf mulai menyebarkan dakwah kepada penduduk pedalaman Sunda, yang ditandai dengan penaklukan Pakuan Pajajaran.

Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Islam menjadi pilar pendirian Kesultanan Banten, Sultan Banten dirujuk memiliki silsilah sampai kepada Nabi Muhammad, dan menempatkan para ulama memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakatnya, seiring itu tarekat maupun tasawuf juga berkembang di Banten. Sementara budaya masyarakat menyerap Islam sebagai bagian yang tidak terpisahkan. Beberapa tradisi yang ada dipengaruhi oleh perkembangan Islam di masyarakat, seperti terlihat pada kesenian bela diri Debus. Kadi memainkan peranan penting dalam pemerintahan Kesultanan Banten, selain bertanggungjawab dalam penyelesaian sengketa rakyat di pengadilan agama, juga dalam penegakan hukum Islam seperti hudud. Toleransi umat beragama di Banten, berkembang dengan baik. Walau didominasi oleh muslim, namun komunitas tertentu diperkenankan membangun sarana peribadatan mereka, di mana sekitar tahun 1673 telah berdiri beberapa klenteng pada kawasan sekitar pelabuhan Banten.

Kerajaan Banten Kependudukan

Kemajuan Kesultanan Banten ditopang oleh jumlah penduduk yang banyak serta multi-etnis. Mulai dari Jawa, Sunda dan Melayu. Sementara kelompok etnis nusantara lain dengan jumlah signifikan antara lain Makasar, Bugis dan Bali.

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Dari beberapa sumber Eropa disebutkan sekitar tahun 1672, di Banten diperkirakan terdapat antara 100 000 sampai 200 000 orang lelaki yang siap untuk berperang, sumber lain menyebutkan, bahwa di Banten dapat direkrut sebanyak 10 000 orang yang siap memanggul senjata. Namun dari sumber yang paling dapat diandalkan, pada Dagh Register-(16.1.1673) menyebutkan dari sensus yang dilakukan VOC pada tahun 1673, diperkirakan penduduk di kota Banten yang mampu menggunakan tombak atau senapan berjumlah sekita 55 000 orang. Jika keseluruhan penduduk dihitung, apa pun kewarganegaraan mereka, diperkirakan berjumlah sekitar 150 000 penduduk, termasuk perempuan, anak-anak, dan lansia. Sekitar tahun 1676 ribuan masyarakat Cina mencari suaka dan bekerja di Banten. Gelombang migrasi ini akibat berkecamuknya perang di Fujian serta pada kawasan Cina Selatan lainnya. Masyarakat ini umumnya membangun pemukiman sekitar pinggiran pantai dan sungai serta memiliki proporsi jumlah yang signifikan dibandingkan masyarakat India dan Arab. Sementara di Banten beberapa kelompok masyarakat Eropa seperti Inggris, Belanda, Perancis, Denmark dan Portugal juga telah membangun pemondokan dan gudang di sekitar Ci Banten.

Kerajaan Banten Perekonomian

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Dalam meletakan dasar pembangunan ekonomi Banten, selain di bidang perdagangan untuk daerah pesisir, pada kawasan pedalaman pembukaan sawah mulai diperkenalkan. Asumsi ini berkembang karena pada waktu itu di beberapa kawasan pedalaman seperti Lebak, perekonomian masyarakatnya ditopang oleh kegiatan perladangan, sebagaimana penafsiran dari naskah sanghyang siksakanda ng karesian yang menceritakan adanya istilah pahuma (peladang), panggerek (pemburu) dan panyadap (penyadap). Ketiga istilah ini jelas lebih kepada sistem ladang, begitu juga dengan nama peralatanya seperti kujang, patik, baliung, kored dan sadap. Pada masa Sultan Ageng antara 1663 dan 1667 pekerjaan pengairan besar dilakukan untuk mengembangkan pertanian. Antara 30 dan 40 km kanal baru dibangun dengan menggunakan tenaga sebanyak 16 000 orang. Di sepanjang kanal tersebut, antara 30 dan 40 000 ribu hektar sawah baru dan ribuan hektar perkebunan kelapa ditanam. 30 000-an petani ditempatkan di atas tanah tersebut, termasuk orang Bugis dan Makasar. Perkebunan tebu, yang didatangkan saudagar Cina pada tahun 1620-an, dikembangkan. Di bawah Sultan Ageng, perkembangan penduduk Banten meningkat signifikan.[13] Tak dapat dipungkiri sampai pada tahun 1678, Banten telah menjadi kota metropolitan, dengan jumlah penduduk dan kekayaan yang dimilikinya menjadikan Banten sebagai salah satu kota terbesar di dunia pada masa tersebut.[23]

Kerajaan Banten Pemerintahan

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas

Setelah Banten muncul sebagai kerajaan yang mandiri, penguasanya menggunakan gelar Sultan, sementara dalam lingkaran istana terdapat gelar Pangeran Ratu, Pangeran Adipati, Pangeran Gusti, dan Pangeran Anom yang disandang oleh para pewaris. Pada pemerintahan Banten terdapat seseorang dengan gelar Mangkubumi, Kadi, Patih serta Syahbandar yang memiliki peran dalam administrasi pemerintahan. Sementara pada masyarakat Banten terdapat kelompok bangsawan yang digelari dengan tubagus (Ratu Bagus), ratu atau sayyid, dan golongan khusus lainya yang mendapat kedudukan istimewa adalah terdiri atas kaum ulama, pamong praja, serta kaum jawara.

Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia

Pusat pemerintahan Banten berada antara dua buah sungai yaitu Ci Banten dan Ci Karangantu. Di kawasan tersebut dahulunya juga didirikan pasar, alun-alun dan Istana Surosowan yang dikelilingi oleh tembok beserta parit, sementara disebelah utara dari istana dibangun Masjid Agung Banten dengan menara berbentuk mercusuar yang kemungkinan dahulunya juga berfungsi sebagai menara pengawas untuk melihat kedatangan kapal di Banten. Berdasarkan Sejarah Banten, lokasi pasar utama di Banten berada antara Masjid Agung Banten dan Ci Banten, dan dikenal dengan nama Kapalembangan. Sementara pada kawasan alun-alun terdapat paseban yang digunakan oleh Sultan Banten sebagai tempat untuk menyampaikan maklumat kepada rakyatnya. Secara keseluruhan rancangan kota Banten berbentuk segi empat yang dpengaruhi oleh konsep Hindu-Budha atau representasi yang dikenal dengan nama mandala.Selain itu pada kawasan kota terdapat beberapa kampung yang mewakili etnis tertentu, seperti Kampung Pekojan (Persia) dan Kampung Pecinan.

Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Kesultanan Banten telah menerapkan cukai atas kapal-kapal yang singah ke Banten, pemungutan cukai ini dilakukan oleh Syahbandar yang berada di kawasan yang dinamakan Pabean. Salah seorang syahbandar yang terkenal pada masa Sultan Ageng bernama Syahbandar Kaytsu.

Kerajaan Banten Daftar Penguasa Banten

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Maulana Hasanuddin atau Pangeran Sabakingkin 1552 - 1570 Maulana Yusuf atau Pangeran Pasareyan 1570 - 1585 Maulana Muhammad atau Pangeran Sedangrana 1585 - 1596 Sultan Abu al-Mafakhir Mahmud Abdulkadir atau Pangeran Ratu 1596 - 1647 Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad 1647 - 1651 Sultan Ageng Tirtayasa atau Sultan Abu al-Fath Abdul Fattah 1651-1682 Sultan Haji atau Sultan Abu Nashar Abdul Qahar 1683 - 1687 Sultan Abu Fadhl Muhammad Yahya 1687 - 1690 Sultan Abul Mahasin Muhammad Zainul Abidin 1690 - 1733 Sultan Abul Fathi Muhammad Syifa Zainul Arifin 1733 - 1747 Ratu Syarifah Fatimah 1747 – 1750 Sultan Arif Zainul Asyiqin al-Qadiri 1753 – 1773 Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliuddin 1773 - 1799 Sultan Abul Fath Muhammad Muhyiddin Zainussalihin 1799 - 1803 Sultan Abul Nashar Muhammad Ishaq Zainulmutaqin 1803 - 1808 Sultan Muhammad bin Muhammad Muhyiddin Zainussalihin 1809 - 1813

Kerajaan Banten Warisan sejarah

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Setelah dihapuskannya Kesultanan Banten, wilayah Banten menjadi bagian dari kawasan kolonialisasi. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, tahun 1817 Banten dijadikan keresidenan, dan sejak tahun 1926 wilayah tersebut menjadi bagian dari Provinsi Jawa Barat. Kejayaan masa lalu Kesultanan Banten menginspirasikan masyarakatnya untuk menjadikan kawasan Banten kembali menjadi satu kawasan otonomi, reformasi pemerintahan Indonesia berperan mendorong kawasan Banten sebagai provinsi tersendiri yang kemudian ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000. Selain itu masyarakat Banten telah menjadi satu kumpulan etnik tersendiri yang diwarnai oleh perpaduan antar-etnis yang pernah ada pada masa kejayaan Kesultanan Banten, dan keberagaman ini pernah menjadikan masyarakat Banten sebagai salah satu kekuatan yang dominan di Nusantara.

Kerajaan Banten Sumber II

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Kesultanan Banten berawal ketika Kesultanan Demak memperluas pengaruhnya ke daerah barat. Pada tahun 1524/1525, Sunan Gunung Jati bersama pasukan Demak merebut pelabuhan Banten dari kerajaan Sunda, dan mendirikan Kesultanan Banten yang berafiliasi ke Demak. Menurut sumber Portugis, sebelumnya Banten merupakan salah satu pelabuhan Kerajaan Sunda selain pelabuhan Pontang, Cigede, Tamgara (Tangerang), Sunda Kalapa dan Cimanuk.

Kerajaan Banten Sejarah

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Anak dari Sunan Gunung Jati (Hasanudin) menikah dengan seorang putri dari Sultan Trenggono dan melahirkan dua orang anak. Anak yang pertama bernama Maulana Yusuf. Sedangkan anak kedua menikah dengan anak dari Ratu Kali Nyamat dan menjadi Penguasa Jepara. Terjadi perebutan kekuasaan setelah Maulana Yusuf wafat (1570). Pangeran Jepara merasa berkuasa atas Kerajaan Banten daripada anak Maulana Yusuf yang bernama Maulana Muhammad karena Maulana Muhammad masih terlalu muda. Akhirnya Kerajaan Jepara menyerang Kerajaan Banten. Perang ini dimenangkan oleh Kerajaan Banten karena dibantu oleh para ulama.

Kerajaan Banten Puncak kejayaan

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Abu Fatah Abdulfatah atau lebih dikenal dengan nama Sultan Ageng Tirtayasa. Saat itu Pelabuhan Banten telah menjadi pelabuhan internasional sehingga perekonomian Banten maju pesat. Wilayah kekuasaannya meliputi sisa kerajaan Sunda yang tidak direbut kesultanan Mataram dan serta wilayah yang sekarang menjadi provinsi Lampung. Piagam Bojong menunjukkan bahwa tahun 1500 hingga 1800 Masehi Lampung dikuasai oleh kesultanan Banten.

Kerajaan Banten Masa kekuasaan Sultan Haji

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Pada jaman pemerintahan Sultan Haji, tepatnya pada 12 Maret 1682, wilayah Lampung diserahkan kepada VOC. seperti tertera dalam surat Sultan Haji kepada Mayor Issac de Saint Martin, Admiral kapal VOC di Batavia yang sedang berlabuh di Banten. Surat itu kemudian dikuatkan dengan surat perjanjian tanggal 22 Agustus 1682 yang membuat VOC memperoleh hak monopoli perdagangan lada di Lampung.

Kerajaan Banten Penghapusan Kesultanan

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Kesultanan Banten dihapuskan tahun 1813 oleh pemerintah kolonial Inggris. Pada tahun itu, Sultan Muhamad Syafiuddin dilucuti dan dipaksa turun takhta oleh Thomas Stamford Raffles. Tragedi ini menjadi klimaks dari penghancuran Surasowan oleh Gubernur-Jenderal Belanda, Herman William Daendels tahun 1808.

Kerajaan Gowa & Tallo Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas

Pada awalnya di daerah Gowa terdapat sembilan komunitas, yang dikenal dengan nama Bate Salapang (Sembilan Bendera), yang kemudian menjadi pusat kerajaan Gowa: Tombolo, Lakiung, Parang-Parang, Data, Agangjene, Saumata, Bissei, Sero dan Kalili. Melalui berbagai cara, baik damai maupun paksaan, komunitas lainnya bergabung untuk membentuk Kerajaan Gowa. Cerita dari pendahulu di Gowa dimulai oleh Tumanurung sebagai pendiri Istana Gowa, tetapi tradisi Makassar lain menyebutkan empat orang yang mendahului datangnya Tumanurung, dua orang pertama adalah Batara Guru dan saudaranya Kesultanan Gowa atau kadang ditulis Goa, adalah salah satu kerajaan besar dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Rakyat dari kerajaan ini berasal dari Suku Makassar yang berdiam di ujung selatan dan pesisir barat Sulawesi. Wilayah kerajaan ini sekarang berada di bawah Kabupaten Gowa dan beberapa bagian daerah sekitarnya. Kerajaan ini memiliki raja yang paling terkenal bergelar Sultan Hasanuddin, yang saat itu melakukan peperangan yang dikenal dengan Perang Makassar (1666-1669) terhadap VOC yang dibantu oleh Kerajaan Bone yang dikuasai oleh satu wangsa Suku Bugis dengan rajanya Arung Palakka. Perang Makassar bukanlah perang antarsuku karena pihak Gowa memiliki sekutu dari kalangan Bugis; demikian pula pihak Belanda-Bone memiliki sekutu orang Makassar. Perang Makassar adalah perang terbesar VOC yang pernah dilakukannya di abad ke-17.

Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Daftar Isi 1. Sejarah awal 2. Letak kerajaan 3. Tokoh-tokoh kerajaan 4. Kehidupan politik 5. Kehidupan ekonomi 6. Kehidupan sosial budaya 7. Peninggalan Kerajaan Gowa Tallo

Kerajaan Gowa & Tallo Sejarah awal

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Pada awalnya di daerah Gowa terdapat sembilan komunitas, yang dikenal dengan nama Bate Salapang (Sembilan Bendera), yang kemudian menjadi pusat kerajaan Gowa: Tombolo, Lakiung, Parang-Parang, Data, Agangjene, Saumata, Bissei, Sero dan Kalili. Melalui berbagai cara, baik damai maupun paksaan, komunitas lainnya bergabung untuk membentuk Kerajaan Gowa. Cerita dari pendahulu di Gowa dimulai oleh Tumanurung sebagai pendiri Istana Gowa, tetapi tradisi Makassar lain menyebutkan empat orang yang mendahului datangnya Tumanurung, dua orang pertama adalah Batara Guru dan saudaranya Kesultanan Gowa atau kadang ditulis Goa, adalah salah satu kerajaan besar dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Rakyat dari kerajaan ini berasal dari Suku Makassar yang berdiam di ujung selatan dan pesisir barat Sulawesi. Wilayah kerajaan ini sekarang berada di bawah Kabupaten Gowa dan beberapa bagian daerah sekitarnya. Kerajaan ini memiliki raja yang paling terkenal bergelar Sultan Hasanuddin, yang saat itu melakukan peperangan yang dikenal dengan Perang Makassar (1666-1669) terhadap VOC yang dibantu oleh Kerajaan Bone yang dikuasai oleh satu wangsa Suku Bugis dengan rajanya Arung Palakka. Perang Makassar bukanlah perang antarsuku karena pihak Gowa memiliki sekutu dari kalangan Bugis; demikian pula pihak Belanda-Bone memiliki sekutu orang Makassar. Perang Makassar adalah perang terbesar VOC yang pernah dilakukannya di abad ke-17.

Kerajaan Gowa & Tallo Letak kerajaan

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Kerajaan Gowa dan Tallo lebih dikenal dengan sebutan Kerajaan Makassar. Kerajaan ini terletak di daerah Sulawesi Selatan. Makassar sebenarnya adalah ibukota Gowa yang dulu disebut sebagai Ujungpandang. Secara geografis Sulawesi Selatan memiliki posisi yang penting, karena dekat dengan jalur pelayaran perdagangan Nusantara. Bahkan daerah Makassar menjadi pusat persinggahan para pedagang, baik yang berasal dari Indonesia bagian timur maupun para pedagang yang berasal dari daerah Indonesia bagian barat. Dengan letak seperti ini mengakibatkan Kerajaan Makassar berkembang menjadi kerajaan besar dan berkuasa atas jalur perdagangan Nusantara.

Kerajaan Gowa & Tallo Tokoh-tokoh kerajaan

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas

Kerajaan Gowa dan Tallo lebih dikenal dengan sebutan Kerajaan Makassar. Kerajaan ini terletak di daerah Sulawesi Selatan. Makassar sebenarnya adalah ibukota Gowa yang dulu disebut sebagai Ujungpandang. Secara geografis Sulawesi Selatan memiliki posisi yang penting, karena dekat dengan jalur pelayaran perdagangan Nusantara. Bahkan daerah Makassar menjadi pusat persinggahan para pedagang, baik yang berasal dari Indonesia bagian timur maupun para pedagang yang berasal dari daerah Indonesia bagian barat. Dengan letak seperti ini mengakibatkan Kerajaan Makassar berkembang menjadi kerajaan besar dan berkuasa atas jalur perdagangan Nusantara.

Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Sultan Hasanuddin (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Januari 1631 – meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Juni 1670 pada umur 39 tahun) adalah Raja Gowa ke-16 dan pahlawan nasional Indonesia yang terlahir dengan nama I Mallombasi Muhammad Bakir Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. Setelah memeluk agama Islam, ia mendapat tambahan gelar Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana, hanya saja lebih dikenal dengan Sultan Hasanuddin saja. Karena keberaniannya, ia dijuluki De Haantjes van Het Oosten oleh Belandayang artinya Ayam Jantan/Jago dari Benua Timur. Ia dimakamkan di Katangka, Makassar.

Kerajaan Gowa & Tallo Kehidupan politik

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Penyebaran Islam di Sulawesi Selatan dilakukan oleh Datuk Robandang/Dato’ Ri Bandang dari Sumatera, sehingga pada abad 17 agama Islam berkembang pesat di Sulawesi Selatan, bahkan raja Makasar pun memeluk agama Islam. Raja Makasar yang pertama memeluk agama Islam adalah Sultan Alaudin. Sejak pemerintahan Sultan Alaudin kerajaan Makasar berkembang sebagai kerajaan maritim dan berkembang pesat pada masa pemerintahan raja Muhammad Said (1639 – 1653). Selanjutnya kerajaan Makasar mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan Sultan Hasannudin (1653 – 1669). Pada masa pemerintahannya Makasar berhasil memperluas wilayah kekuasaannya yaitu dengan menguasai daerah-daerah yang subur serta daerah-daerah yang dapat menunjang keperluan perdagangan Makasar. Ia berhasil menguasai Ruwu, Wajo, Soppeng, dan Bone.Perluasan daerah Makasar tersebut sampai ke Nusa Tenggara Barat. Daerah kekuasaan Makasar luas, seluruh jalur perdagangan di Indonesia Timur dapat dikuasainya. Sultan Hasannudin terkenal sebagai raja yang sangat anti kepada dominasi asing. Oleh karena itu ia menentang kehadiran dan monopoli yang dipaksakan oleh VOC yang telah berkuasa di Ambon. Untuk itu hubungan antara Batavia (pusat kekuasaan VOC di Hindia Timur) dan Ambon terhalangi oleh adanya kerajaan Makasar. Dengan kondisi tersebut maka timbul pertentangan antara Sultan Hasannudin dengan VOC, bahkan menyebabkan terjadinya peperangan. Peperangan tersebut terjadi di daerah Maluku. Dalam peperangan melawan VOC, Sultan Hasannudin memimpin sendiri pasukannya untuk memporak-porandakan pasukan Belanda di Maluku. Akibatnya kedudukan Belanda semakin terdesak. Atas keberanian Sultan Hasannudin tersebut maka Belanda memberikan julukan padanya sebagai Ayam Jantan dari Timur. Upaya Belanda untuk mengakhiri peperangan dengan Makasar yaitu dengan melakukan politik adu-domba antara Makasar dengan kerajaan Bone (daerah kekuasaan Makasar). Raja Bone yaitu Aru Palaka yang merasa dijajah oleh Makasar mengadakan persetujuan kepada VOC untuk melepaskan diri dari kekuasaan Makasar. Sebagai akibatnya Aru Palaka bersekutu dengan VOC untuk menghancurkan Makasar. Akibat persekutuan tersebut akhirnya Belanda dapat menguasai ibukota kerajaan Makasar. Dan secara terpaksa kerajaan Makasar harus mengakui kekalahannya dan menandatangai perjanjian Bongaya tahun 1667 yang isinya tentu sangat merugikan kerajaan Makasar. Isi dari perjanjian Bongaya antara lain: a. VOC memperoleh hak monopoli perdagangan di Makasar. b. Belanda dapat mendirikan benteng di Makasar. c. Makasar harus melepaskan daerah-daerah jajahannya seperti Bone dan pulau-pulau di luar Makasar. d. Aru Palaka diakui sebagai raja Bone. Walaupun perjanjian telah diadakan, tetapi perlawanan Makasar terhadap Belanda tetap berlangsung. Bahkan pengganti dari Sultan Hasannudin yaitu Mapasomba (putra Hasannudin) meneruskan perlawanan melawan Belanda.Untuk menghadapi perlawanan rakyat Makasar, Belanda mengerahkan pasukannya secara besar-besaran. Akhirnya Belanda dapat menguasai sepenuhnya kerajaan Makasar, dan Makasar mengalami kehancurannya.

Kerajaan Gowa & Tallo Kehidupan ekonomi

Kerajaan Makasar merupakan kerajaan Maritim dan berkembang sebagai pusat perdagangan di Indonesia bagian Timur. Hal ini ditunjang oleh beberapa faktor yaitu :

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas

• letak yang strategis, • memiliki pelabuhan yang baik • jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 yang menyebabkan banyak pedagang-pedagang yang pindah ke Indonesia Timur.

Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Sebagai pusat perdagangan Makasar berkembang sebagai pelabuhan internasional dan banyak disinggahi oleh pedagang-pedagang asing seperti Portugis, Inggris, Denmark dan sebagainya yang datang untuk berdagang di Makasar. Pelayaran dan perdagangan di Makasar diatur berdasarkan hukum niaga yang disebut dengan ADE’ ALOPING LOPING BICARANNA PABBALUE, sehingga dengan adanya hukum niaga tersebut, maka perdagangan di Makasar menjadi teratur dan mengalami perkembangan yang pesat. Selain perdagangan, Makasar juga mengembangkan kegiatan pertanian karena Makasar juga menguasai daerah-daerah yang subur di bagian Timur Sulawesi Selatan.

Kerajaan Gowa & Tallo Kehidupan sosial budaya

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Sebagai negara Maritim, maka sebagian besar masyarakat Makasar adalah nelayan dan pedagang. Mereka giat berusaha untuk meningkatkan taraf kehidupannya, bahkan tidak jarang dari mereka yang merantau untuk menambah kemakmuran hidupnya. Walaupun masyarakat Makasar memiliki kebebasan untuk berusaha dalam mencapai kesejahteraan hidupnya, tetapi dalam kehidupannya mereka sangat terikat dengan norma adat yang mereka anggap sakral. Norma kehidupan masyarakat Makasar diatur berdasarkan adat dan agama Islam yang disebut PANGADAKKANG. Dan masyarakat Makasar sangat percaya terhadap norma-norma tersebut.Di samping norma tersebut, masyarakat Makasar juga mengenal pelapisan sosial yang terdiri dari lapisan atas yang merupakan golongan bangsawan dan keluarganya disebut dengan “Anakarung/Karaeng”, sedangkan rakyat kebanyakan disebut “to Maradeka” dan masyarakat lapisan bawah yaitu para hamba-sahaya disebut dengan golongan “Ata”. Dari segi kebudayaan, maka masyarakat Makasar banyak menghasilkan benda-benda budaya yang berkaitan dengan dunia pelayaran. Mereka terkenal sebagai pembuat kapal. Jenis kapal yang dibuat oleh orang Makasar dikenal dengan nama Pinisi dan Lombo.Kapal Pinisi dan Lombo merupakan kebanggaan rakyat Makasar dan terkenal sampai mancanegara.

Kerajaan Gowa & Tallo Peninggalan Kerajaan Gowa & Tallo

Wikipedia

Ensiklopedia Bebas Halaman Utama Perubahan terbaru Peristiwa Terkini Halaman baru Halaman sembarang Komunitas Warung Kopi Portal komunitas Bantuan Wikpedia Bagikan Cetak/ekpor Peralatan Bahasa Lain

Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang (Jum Pandang) adalah sebuah benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Letak benteng ini berada di pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' kallonna. Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah liat, namun pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin konstruksi benteng ini diganti menjadi batu padas yang bersumber dari Pegunungan Karst yang ada di daerah Maros. Benteng Ujung Pandang ini berbentuk seperti seekor penyu yang hendak merangkak turun ke lautan. Dari segi bentuknya sangat jelas filosofi Kerajaan Gowa, bahwa penyu dapat hidup di darat maupun di laut. Begitu pun dengan Kerajaan Gowa yang berjaya di daratan maupun di lautan. Nama asli benteng in i adalah Benteng Ujung Pandang.

More Documents from "sc9296"

Bab 4.docx
November 2019 4
Android.pptx
November 2019 4
Resume Ta_03.docx
November 2019 16
Bab 2.docx
November 2019 3
Kasus Ch 16.docx
November 2019 6