Anatomi Atau Lokasi Tempat Pemberian Obat Parenteral.docx

  • Uploaded by: chalam
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Anatomi Atau Lokasi Tempat Pemberian Obat Parenteral.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,966
  • Pages: 11
ANATOMI ATAU LOKASI TEMPAT PEMBERIAN OBAT PARENTERAL

DISUSUN OLEH: DELVA RAHMA PUTRI NIM:18211975 DOSEN PEMBIMBING: Ns. Hj. YULDANITA, S. Kep STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG 2018/2019

Injeksi Intracutan (IC) A.

PENGERTIAN

Memberikan obat melalui suntikan ke dalam jaringan kulit,yang di lakukan pada lengan bawah bagian dalam atau di tempat lain yang di anggap perlu.

B.

TUJUAN INJEKSI INTRA CUTAN (IC)

1. Melaksanakan uji coba obat tertentu,yang di lakukan dengan cara memasukan obat ke dalam jaringan kulit yang di lakukan untuk tes alergi dan skin test terhadap obat yang akan di berikan. 2. Memberikan obat tertentu yang pemberiannya hanya dapat di lakukan dengan cara di suntik intrakutan,pada umumnya di berikan pada pasien yang akan di berikan obat antibiotic. 3. Membantu

C.

menentukan

diagnose

penyakit

tertentu.

HAL – HAL YANG PERLU DI PERHATIKAN

Hal – hal yang perlu di perhatikan dalam pemberian injeksi IC adalah : 1.

Sebelum memberikan obat perawat harus mengetahui diagnosa medis pasien, indikasi

pemberian obat, dan efek samping obat, dengan prinsip 10 benar yaitu benar pasien, benar obat, benar dosis, benar waktu pemberian, benar cara pemberian, benar pemberian keterangan tentang obat pasien, benar tentang riwayat pemakaian obat oleh pasien, benar tentang riwayat alergi obat pada pasien, benar tentang reaksi pemberian beberapa obat yang berlainan bila diberikan bersama-sama, dan benar dokumentasi pemakaian obat. 2.

Untuk mantoux tes (pemberian PPD) diberikan 0,1 cc dibaca setelah 2-3 kali 24 jam

dari saat penyuntikan obat. 3.

Setelah dilakukan penyuntikan tidak dilakukan desinfektan.

4.

Perawat harus memastikan bahwa pasien mendapatkan obatnya, bila ada penolakan

pada suatu jenis obat, maka perawat dapat mengkaji penyebab penolakan, dan dapat mengkolaborasikannya dengan dokter yang menangani pasien, bila pasien atau keluarga tetap menolak pengobatan setelah pemberian inform consent, maka pasien maupun keluarga yang bertanggungjawab menandatangani surat penolakan untuk pembuktian penolakan therapi.

5.

Injeksi intrakutan yang dilakukan untuk melakukan tes pada jenis antibiotik, dilakukan

dengan cara melarutkan antibiotik sesuai ketentuannya, lalu mengambil 0,1 cc dalam spuit dan menambahkan aquabidest 0,9cc dalam spuit, yang disuntikkan pada pasien hanya 0,1cc. 6.

Injeksi yang dilakukan untuk melakukan test mantoux, PPD diambil 0,1 cc dalam spuit,

untuk langsung disuntikan pada pasien. 7.

Jarum nampak dari kulit, Terjadi gelembung, Tidak perlu diaspirasi, Tidak perlu

dimasase.

D.

PERSIAPAN ALAT DAN PERSIAPAN OBAT

1.

Persiapan Pasien dan Keluarga

a.

Menjelaskan tujuan dan prosedur pemberian obat

b. Memberikan posisi yang nyaman pada pasien 2.

Persiapan Alat

a.

Obat-obatan yang sesuai program pengobatan dokter

b.

Daftar obat pasien

c.

Spuit 1 cc atau 0,5 cc disposible.

d.

Jarum sesuai kebutuhan, kikir ampul bila perlu.

e.

Perlak dan alas dan nierbeken

f.

Kapas alkohol atau kapas yang sudah dibasahi NaCl 0,9% dalam tempatnya

g.

Handschoen

E.

LANGKAH – LANGKAH PEMBERIAN INJEKSI INTRA CUTAN (IC)

1.

Mencuci tangan

2.

Berdiri di sebelah kanan/kiri pasien sesuai kebutuhan.

3.

Cek daftar obat pasien untuk memberikan obat

a.

Membawa obat dan daftar obat ke hadapan pasien sambil mencocokkan nama pada tempat tidur dengan nama pada daftar obat.

b.

Memanggil nama pasien sesuai dengan nama pada daftar obat

c.

Injeksi intrakutan dilakukan dengan cara spuit diisi oleh obat sesuai dosisnya.

d.

Menentukan lokasi injeksi yaitu 1/3 atas lengan bawah bagian dalam.

e.

Membersihkan lokasi tusukan dengan kapas normal saline atau kapas alcohol bila diperlukan, kulit diregangkan tunggu sampai kering.

Lubang jarum menghadap keatas dan membuat sudut antara 5-150 dari permukaan

f.

kulit g.

Memasukan obat perlahan-lahan sampai berbentuk gelembung kecil, dosis yang diberikan 0,1 cc atau sesuai jenis obat.

h.

Setelah penyuntikan area penyuntikan tidak boleh didesinfeksi.

i.

Catat pemberian obat yang telah dilaksanakan (dosis, waktu, cara) pada lembar obat atau catatan perawat

j.

Evaluasi respon klien terhadap obat (15 s.d 30 menit)

F.

EVALUASI

1.

Evaluasi respon klien terhadap zat uji. Berapa obat yang digunakan dalam pengujian dapat menyebabkan alergi. Obat antidot (mis: epinefrin) mungkin perlu diberikan. 2.

Evaluasi keadaan lokasi injeksi dalam 24 atau 48 jam, bergantung pada uji yang

dilakukan. Ukur area kemerahan dan indurasi dalam milimeter pada diameter terlebar dan dokumentasikan.

G.

SOP TINDAKAN PEMBERIAN INJEKSI INTRA CUTAN (IC)

1.

Fase Orientasi

a.

Salam terapeutik

b.

Evaluasi/ validasi

c.

Kontrak

2.

Fase Kerja

a.

Cuci tangan

b.

Siapkan obat

c.

Mengidentifikasi pasien dengan prinsip 12 B (Benar obat, dosis, pasien, cara pemberian dan waktu)

d. Memberitahukan tindakan yang akan dilakukan e. f.

Mengatur posisi senyaman mungkin. Letakkan perlak dan pengalas dibawah daerah yang akan di injeksi

g.

Pilih area penyuntikan (Lengan bawah bagian dalam, Dada bagian ata, Punggung pada area scapula)

h.

Pakai sarung tangan

i.

Bersihkan area penusukan dengan kapas alcohol dengan gerakan sirkuler

j.

Pegang kapas alcohol pada jari tangan non dominan

k.

Buka tutup jarum

l.

Tempatkan ibu jari tangan non dominan 2,5 cm di bawah area penusukan

m. Dengan ujung jarum menghadap ke atas dan dengan tangan dominan masukkan jarum tepat dibawah kulit dengan sudut 15˚ n.

Masukkan obat perlahan-lahan, perhatikan sampai adanya bula

o.

Cabut jarum sesuai sudut masuknya

p.

Usap pelan daerah penusukan dengan kapas alkohol. Jangan di tekan

q.

Buat lingkaran pada bula degan menggunakan pulpen/ spidol. Dengan diameter + 5 cm

r.

Observasi kulit terhadap kemerahan dan bengkak atau reksi sistemik (10-15 menit).

s.

Kembalikan posisi klein

t.

Bereskan alat.

u.

Lepaskan sarung tangan

v.

Cuci tangan

3.

Fase Terminasi a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan yang dilakukan b. Rencana tindak lanjut

c.

Kontrak yang akan datang

Pengertian Injeksi Subcutan Injeksi adalah mendorong obat ke dalam tubuh dengan menggunakan jarum suntik. Injeksi bisa dilakukan ke dalam otot (intramuskular/IM), ke dalam vena (intravena/IV) atau ke dalam jaringan lemak di bawah kulit (subkutan). Pemberian obat secara subkutan (SC) adalah pemberian obat melalui suntikan ke area bawah kulit yaitu pada jaringan konektif atau lemak di bawah dermis (Aziz,2006). injeksi subcutan merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat ke dalam jaringan subcutan dibawah kulit dengan spuit. Injeksi tidak diberikan pada area yang nyeri, merah, pruitis atau edema. Pada pemakaian injeksi subkutan jangka lama, maka injeksi perlu direncanakan untuk diberikan secara rotasi pada area yang berbeda. Jenis obat yang lazim diberikan secara subcutan adalah vaksin, obat-obatan preoperasi, narkotik, insulin, dan heparin. Pemberian obat melalui subcutan ini pada umumnya dilakukan dalam program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Pemberian insulin terdapat dua tipe larutan, yaitu jernih dan keruh. Larutan jernih atau juga dimaksudkan sebagai insulin tipe reaksi cepat (insulin regular) dan larutan yang keruh karena adanya penambahan protein sehingga memperlambat absorbsi obat atau juga termasuk tipe lambat. Tujuan Injeksi Subcutan Memasukkan sejumlah toksin atau obat pada jaringan subcutan di bawah kulit untuk di absorbsi. Di lakukan dalam program pemberian insulin yang di gunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Tempat Injeksi Subcutan Setiap jaringan subcutan dapat dipakai untuk area injeksi ini, yang lazim adalah pada lengan atas bagian luar, paha bagian depan. Area lain yang lazim digunakan adalah perut, area scapula, ventrogluteal dan dorsogluteal. Area injeksi subcutan perlu dirotasi secara regular untuk meminimalkan kerusakan jaringan, membantu absorpsi, dan menghindari ketidaknyamanan. Terutama penting untuk klien yang harus menerima injeksi berulang, seperti penyandang diabetes. Karena insulin diabsorpsi dengan kecepatan berbeda pada bagian tubuh yang berbeda, kadar glukosa klien diabetes dapat bervariasi ketika beragam area digunakan. Insulin diabsorpsi lebih cepat ketika diinjeksikan di abdomen kemudian ke lengan dan lebih lambat ketika diinjeksikan ke paha dan bokong.

Teknik Injeksi Subcutan 1. Injeksi subkutan dilakukan dengan menyuntikan jarum menyudut 90° (bila memakai jarum kecil) atau 45° (bila memakai jarum yang lebih panjang) dari permukaan kulit. 2. Bukan pada area yang nyeri, merah, dan pruritis atau edema. 3. Kulit sebaiknya sedikit dicubit untuk menjauhkan jaringan subkutis dari jaringan otot. Prosedur Injeksi Subcutan 1 Alat dan Bahan 1. Catatan pemberian obat 2. Obat dalam tempatnya 3. Handscoon 4. Spuit insulin 5. Kapas alkohol dalam tempatnya 6. Cairan pelarut 7. Bak instrumen 8. Bengkok Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemberian Subcutan a. Untuk klien berukuran rata-rata, regangkan kulit secara keras pada tempat injeksi atau cubit dengan tangan dominan anda. Pencubitan kulit meninggikan jaringan subkutan, jarum menembus kulit tegang lebih mudah dari kulit kendur. b. Untuk klien gemuk, cubit kulit pada tempat Injeksi dan injeksikan jarum dibawah lipatan kulit. Klien gemuk memiliki lapisan lemak tambahan diatas jaringan subkutan Insersi cepat dan tepat. c. Injeksikan jarum dengan cepat dan tepat Pada sudut 90 derajat (kemudian lepaskan- kulit bila dicubit). Meminimalkan ansietas dan ketidaknyamanan klien Efek Samping Injeksi Subcutan 1. Keuntungan, awitan obat lebih cepat dibandingkan oral. 2. Kerugian, harus menggunakan teknik steril, lebih mahal dibandingkan oral,hanya dapat diberikan dalam volume kecil,lebih lambat dibandingkan pemberian intramuscular, dapat menyebabkan ansietas(kecemasan yang berlebihan dan lebih bersifat subyektif), kelelahan, gangguan pencernaan seperti diare, mual, dispepsia stomatitis, dan muntah, perubahan warna kulit, dysgeusia, dan anoreksia.

Pengertian Intra Muskular Intramuskular yaitu injeksi ke dalam otot tubuh. Injeksi ini diabsorbsi lebih cepat daripada injeksi subkutaneus karena suplai darah yang lebih besar ke otot tubuh. Otot juga dapat menerima volume obat yang lebih besar tanpa menimbulkan ketidaknyamanan dibandingkan jaringan subkutaneus, walaupun bergantung pada ukuran otot dan kondisi serta lokasi yang digunakan Injeksi IM dilakukan dengan cara obat dimasukan ke dalam otot skeletal, biasanya otot deltoit atau gluteal. Onset of action IM > SK. Absorpsi obat dikendalikan secara difusi dan lebih cepat daripada SK karena vaskularitas pada jaringan otot lebih tinggi. Kecepatan absorpsi bervariasi bergantung pada sifat fisikokimia larutan yang diinjeksikan dan variasi fisiologi (sirkulasi darah otot dan aktivitas otot). Pemberian IM ke dalam otot dapat membentuk depot obat di otot dan akan terjadi absoprsi secara perlahan-lahan. Adapun kekurangan dari cara IM yaitu nyeri di tempat injeksi, jumlah volume yang diinjeksikan terbatas yang bergantung pada masa otot yang tersedia , dapat terjadikKomplikasi dan pembentukan hematoma serta abses pada tempat injeksi. Faktor yang mempengaruhi pelepasan obat dari depot otot antara lain kekompakan depot yang mana pelepasan obat akan lebih cepat dari depot yang kurang kompak dan lebih difuse, konsentrasi dan ukuran partikel obat dalam pembawa, pelarut yang digunakan, bentuk fisik sediaan, karakteristik aliran sediaan dan volume obat yang diinjeksikan. Contoh bentuk sediaan yang dapat diberikan melalui IM diantaranya emulsi minyak dalam air, suspensi koloid, serbuk rekonstitusi. Daerah tempat penyuntikan digambarkan di bawah ini

Pengertian injeksi intravena : Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh darah vena adalah pembuluh darah yang menghantarkan darah ke jantung. Dapat dilakukan pada ( Indikasi ) : 1.

Pasien yang membutuhkan, agar obat yang di berikan dapat di berikan dengan cepat.

2.

Pasien yang terus menerus muntah – muntah

3.

Pasien yang tidak di perkenankan memasukkan apapun juga lewat mulutnya.

4.

Typoid

5.

Sesak nafas

6.

Epilepsi atau kejang – kejang

Tujuan injeksi : a. untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorpsi dari pada dengan injeksi perenteral lain b. untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan c. untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar Lokasi injeksi : Memberikan obat melaui vena secara langsung, di antaranya : 1.vena medianan cubitus / cephalika ( daerah lengan )

2.vena saphenous ( tungkai ), 3.vena jugularis ( leher ) 4.vena frontalis / temporalis di daerah frontalis dan temporal dari kepala. Bahaya Pemberian Injeksi : 1.

Pasien alergi terhadap obat (misalnya mengigil, urticaria, shock, collaps dll)

2.

Pada bekas suntikan dapat terjadi apses, nekrose atau hematoma

3.

Dapat menimbulkan kelumpuhan

A. Pemberian obat melalui wadah intravena. Memberikan obat intravena melalui wadah merupakan pemberian obat dengan menambahkan atau memasukkan obat ke dalam wadah cairan intravena. Tujuannya : untuk meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar terapeutik dalam darah. Persiapan Alat dan Bahan : 1.

Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran

2.

Obat dalam tempatnya

3.

Wadah cairan ( kantong atau botol )

4.

Kapas alcohol.

B. Pemberian obat melalui selang intravena. Persiapan Alat dan Bahan : 1.

Spuit dan jarum yang sesui dengan ukuran

2.

Obat dalam tempatnya

3.

Selang intra vena

4.

Kapas alkohol

Prosedur Kerja : 1.

Cuci tangan

2.

Jelaskan pada pasien mengenai yang akan dilakukan.

3.

Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat dan masukan ke dalam spuit.

4.

Cari tempat penyuntikan obat pada daerah selang intravena.

5.

Lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol dan setop aliran.

Related Documents


More Documents from "rs al rohmah"