Proposal Yolaokta Bab I (1).docx

  • Uploaded by: chalam
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Proposal Yolaokta Bab I (1).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,817
  • Pages: 12
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Berdasarkan strategi target indikator Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan upaya pembangunan berkelanjutan yang menjadi acuan dalam kerangka pembanggunan dan perundingan negara-negara di dunia sebagai pengganti pembangunan global Millenium Development Goals (MDGs) yang telah berakhir di tahun 2015. SDGs memiliki beberapa tujuan, diantaranya menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia, dengan salah satu outputnya mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) hingga 70 per 100.000 kelahiran hidup (KH) pada tahun 2030. Output ini tentunya semakin turun jika dibandingkan target MDGs tahun 2015 yaitu menurunkan AKI menjadi 102 per 100.000 KH dalam kurun waktu 1990-2015. Angka kematian ibu (AKI) menunjukan kemampuan dan kualitas suatu pelayanan kesehatan, kapasitas dari pelayanan kesehatan, kualitas dari pendidikan, kualitas kesehatan lingkungan sekitar serta hambatan dalam memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan. Setiap tahunnya terdapat sekitar 292.000 perempuan didunia yang meninggal dunia akibat komlpikasi selama kehamilan, setelah kehamilan dan setelah persalinan (WHO,2012). Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap setiap pasangan suami istri.Dari setiap kehamilan yang diharapkan adalah

lahirnya bayi yang sehat dan sempurna secara jasmani. Kekurangan gizi pada pertumbuhan janin akan mengakibatkan beberapa keadaan seperti kekurangan gizi protein,anemia, defesien yodium, defisiensi vitamin A dan kalsium. Anemia pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan terkait dengan insidennya yang tinggi dan komplikasi yang dapat timbul baik pada maupun pada janin.Di dunia 34% ibu hamil dengan anemia dimana 75% berada di Negara sedang berkembang (Syafa, 2010). Masa kehamilan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan janin menuju masa kelahiran sehingga gangguan gizi yang terjadi pada masa kehamilan akan berdampak besar bagi kesehatan ibu maupun janin. Salah satu masalah gizi yang banyak terjadi pada ibu hamil adalah anemia, yang merupakan masa lah gizi mikro terbesar dan tersulit diatasi di seluruh dunia. (Iynch,2011). Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin, hematocrit dan jumlah eritrosit dibawah normal. Pada penderita anemia, lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah (hemoglobin) dibawah normal, penyebabnya bisa karena kurang zat gizi untuk pembentukan darah, misalnya zat besi, asam folat dan vitamin B12 (Sukrisno, 2015). secara global prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41,8%. Prevalensi anemia pada ibu hamil diperkirakan di asia sebesar 48,2%, afrika 57,1%, amerika 24,1% dan eropa 25,1%. (Salmariantity, 2012). Menurut WHO (world health organization) memperkirakan bahwa 3575% ibu hamil dari negara berkembang dan 18% ibu hamildi negara maju

mengalami anemia. Namun, banyak diantara ibu hamil yang telah mengalami anemia pada saat konsepresi, dengan perkiraan prevalensi sebesar 43% pada perempuan yang tidak hamil dinegara berkembang dan 12% dinegara yang lebih maju (Prawirohardjo, 2010). Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (riskesdas) tahun 2013, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesarnya 37,1%. Pemberian tablet Fe di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 85%. Presentase ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 yang sebesar 83,3%. Meskipun pemerintahan sudah melakukan program penanggulangan anemia pada ibu hamil yaitu dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode kehamilan dengan tujuan menurunkan angka anemia ibu hamil, tetapi kejadian anemia masih tinggi (Kementrian Kesehatan RI, 2013). Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang belum mencapai target AKI tahun 2015. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2015 dan 2016 mencatat jumlah kematian maternal berturut-turut sebanyak110 dan 108 kematian ibu (hamil, bersalin, dan nifas). Jika dibandingkan dengan jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama, maka AKI di Sumatera Barat tahun 2015 dan 2016 berturut-turut sebesar 115 dan 114 per 100.000 kelahiran hidup (KH), artinya penurunan AKI di Sumatera Barat selama periode tahun 2015-2016 tidak signifikan. Kota padang sebagai ibu kota provinsi sumatera barat merupakan pusat pendidikan dan kesehatan yang menjadi model bagi kabupaten/kota lainnya yang

ada di sumatera barat. Selama tiga tahun terakhir, angka kematian ibu hamil di kota padang mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini terlihat dari Data Dinas Kesehatan Kota yang memperkirakan AKI tahun 2015 naik menjadi 94, tahun 2016 mencapai angka 99, dan tahun 2017 melonjak menjadi 120 per 100.000 KH. Data dinas kesehatan provinsi tahun 2015-2017 menempatkan kota padang sebagai penyumbang kematian ibu terbanyak dari 19 kabupaten/kota yang tersebar di seluruh provinsi sumatera barat disamping itu, kota padang juga masuk dalam peringkat sepuluh besar dilihat dari AKI tertinggi pada tahun 20152017. Tingginya AKI di Kota Padang dipengaruhi oleh faktor pelayanan kesehatan seperti indikator penanganan komplikasi kebidanan dan persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota tahun 2017 yang dibagi per kecamatan di Kota Padang, dilaporkan masih rendahnya persentase penanganan komplikasi kebidanan di setiap kecamatan dengan nilai rata- rata sebesar 41,70%. Disamping itu, ketersediaan tempat pelayanan kesehatan seperti posyandu aktif di setiap kecamatan juga belum merata.Hal ini mengindikasikan bahwa upaya kesehatan di Kota Padang belum berjalan dengan maksimal. Laporan dinas kesehatan provinsi sumatera barat selama tahun 2017 di sumatera barat terdapat ibu hamil yang mengalami anemia 16.206 orang dengan presentase 6.2% sedangkan di kota padang sendiri pada tahun 2015 sasaran nya sebanyak 18.365 kasus sebanyak 1.308 orang dengan presentasi 7.1% pada tahun 2016 sebanyak sasaran 18.438 kasus 1.387 orang dengan

presentasi 7.5% pada tahun 2017 sebanyak 18.511 kasus 1.968 orang dengan 10.6% ibu hamil yang mengalami anemia. Berdasarkan data yang didapatkan dari rekam medis RSUD dr. RASIDIN Kota Padang, wanita diagnosis dengan penyakit anemia pada kehamilan pada tahun 2015 sebanyak 250 orang, pada tahun 2016 sebanyak 187 orang dan pada tahun 2017 sebanyak 275 orang. Pada tahun 2018 sebanyak 383 orang. Sedangkan pada tahun 2019 dibulan januari jumlah penderita anemia pada kehamilan sebanyak 6 orang (Data RSUD dr.RASIDIN Padang). Penyebab utama anemia pada ibu hamil tersebut berkaitan dengan kemiskinan, sehingga tidak mampu memenuhi standar makanan empat sehat lima sempurna. Tapi ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia kehamilan diantaranya gravid, umur, paritis, tingkat pendidikan, status ekonomi dan keputusan konsumsi tablet fe. (Keisnawati, 2015). Faktor umur merupakan factor risiko kejadian anemia pada ibu hamil.Umur seorang ibu berkaitan dengan alat-alat reproduksi wanita.Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20-35 tahun.Kehamilan diusia < 20 tahun secara biologis belum optimal emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilan. Sedangkan pada usia> 35 tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa

diusia ini. Hasil penelitian didapatkan bahwa umur ibu pada saat hamil sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia.(Amirrudin dan Wahyuddin, 2014). Faktor paritas merupakan salah satu factor penting dalam kejadian anemia zat besi pada ibu hamil.Menurut manuaba (2010), wanita yang sering mengalami kehamilan dan melahirkan makin anemia karena banyak kehilanga zat besi, hal ini disebabkan selama kehamilan wanita menggunakan cadangan besi yang ada di dalam tubuhnya. (Salmariantyty, 2012). Dampak anemia pada ibu hamil maupun janinnya dapat mengganggu kesehatan. Dampak pada ibu hamil dapat menyebabkan abortus, persalinan prematur, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, peningkatan risiko terjadinya infeksi, ancaman dekompensasi jantung jika Hb kurang dari 6,0 g/dl, mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum atau ketuban pecah dini. Anemia juga dapat meneyebabkan gangguan selama persalinan, seperti gangguan his, gangguan kekuatan mengejan, kala pertama yang berlangsung lama, kala kedua yang lama sehingga dapat melelahkan ibu dan sering kali mengakibatkan tindakan operasi, kala ketiga yang diikuti dengan retensi plasenta dan perdarahan postpartum akibat atonia uterus, atau perdarahan postpartum sekunder dan atonia uterus pada kala keempat (Pratami, 2016). Bahaya terhadap janinnya adalah resiko terjadinya kematian intrauteri, resiko terjadinya abortus, berat badan lahir rendah, resiko terjadinya

cacat bawaan, peningkatan resiko infeksi pada bayi hingga kematian perinatal atau tingkat intilegensi bayi rendah(Pratami, 2016). Mengingat besarnya dampak anemia terhadap ibu hamil dan janinnya maka pencegahan anemia yang dilakukan pada ibu hamil yaitu dengan selalu mengkonsumsi nutrisi yang baik selama kehamilan. Makan makanan yang tinggi kandungan zat besi yang dapat membantu tubuh menjaga pasokan besi yang diperlukan untuk tubuh. Selain itu pemberian vitamin C juga dapat mencukupi zat besi dan folat. ibu hamil tersebut sebaiknya melakukan pemeriksaan

sebelum

hamil

sehingga

diketahui

data-data

dasarnya.pemeriksaan kesehatan juga dilakukan pemeriksaan laborratorium (Proverawati, 2011). Peran perawat sebagai education (pendidik) dapat memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan kepada keluarga penderita anemia pada kehamilan baik secara langsung ataupun tidak langsung, perawat membantu keluarga penderita anemia pada kehamilan untuk memahami pengobatan, perawatan klien, dan menjelaskan bagaimana dampak dari penyakit anemia pada kehamilan agar keluarga bisa memantau aktivitas klien yang akan memicu perkembangan klien. Peran perawat sebagai advokat adalah perawat melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan. Contohnya perawat memberikan informasi tambahan bagi klien yang sedang berusaha untuk memutuskan tindakan yang terbaik baginya. Selain itu, perawat juga melindungi hak-hak klien melalui cara-cara yang umum dengan menolak

aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau menetang hak-hak klien (Yanti, 2016) Berdasarkan latar belakang diatas dan dampak bahaya dari akibat anemia pada ibu hamil dibutuhkan pertolongan dari petugas kesehatan salah satunya perawat. Maka penulis tertarik untuk mengambil penelitian dengan judul “penerapan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia di RSUD dr. RASIDIN Padang. B. RUMUSAN MASALAH Untuk mengetahui dan memahami bagaimana cara penerapan asuhan keperawatn dengan anemi pada ibu hamil di ruang kebidanan RSUD dr. RASIDIN Padang. C. TUJUAN PENULISAN 1. Tujuan Umum Melakukan asuhan keperawatan dengan anemia pada ibu hamil di ruang kebidanan RSUD dr. RASIDIN Kota Padang. 2. Tujuan Khusus a. Mampu melakukan pengkajian dengan anemia pada ibu hamil di ruang kebidanan RSUD dr. RASIDIN Kota Padang. b. Mampu menegakan diagnose keperawatan dengan anemia pada ibu hamil di ruang kebidanan RSUD dr. RASIDIN Kota Padang. c. Mampu menyusun intervensi keperawatan dengan anemia pada ibu hamil di ruang kebidanan RSUD dr. RASIDIN Kota Padang.

d. Mampu melakukan implementasi keperawatan dengan anemia pada ibu hamil di ruang kebidanan RSUD dr. RASIDIN Kota Padang. e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan dengan anemia pada ibu hamil di ruang kebidanan RSUD dr. RASIDIN Padang . f. Mampu mengumpulkan dokumentasi keperawatan dengan anemia pada ibu hamil di ruang kebidanan RSUD dr. Rasidin Kota Padang.

D. MANFAAT 1. Manfaat Teoritis Manambah wawasan ilmu keperawatan dalam bidang keperawatan maternitas khususnya keperawatan anemia pada ibu hamil. 2. Bagi Peneliti Sebagai sarana untuk memperdalam dan menambah pengetahuan bagi penulis dan untuk menerapkan asuhan keperawatan dengan anemia pada ibu hamil. 3. Mahasiswa Sebagai acuan pembelajaran dalam mengaplikasikan asuhan keperawatan anemia pada ibu hamil. 4. Bagi Institut Pendidikan Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar tentang Asuhan Keperawatan pada Klien dengan anemia pada ibu hamil yang dapat digunakan acuan bagi praktek mahasiswa keperawatan.

5. Rumah Sakit Sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan khusunya melalui penerapan asuhan keperawatan pada klien anemia pada ibu hamil. 6. Bagi pasien dan keluarga Agar pasien dan keluarga mendapatkan pengetahuan dan pencerahan tentang perawatan dan pencegahan yang dilakukan penelitian anemia terhadap ibu hamil.

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... A. Latar Belakang................................................................................ B. Rumusan Masalah................................................................................ C. Tujuan Studi Kasus............................................................................... 1.

Tujuan Umum.............................................................................

2.

Tujuan Kusus..................................................................................

D. Manfaat Penulisan................................................................................. BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Dasar ................................................................................. 1.

Pengertian.............................................................................

2.

Anatomi Dan Fisiologi.............................

3.

Etiologi......................................................................

4.

Klasifikasi.....................................................................

5.

Patofisiologi...............................................................

6.

WOC................................................................

7.

Manifestasi Klinis..................................................................

8.

Komplikasi............................................................................

9.

Pemeriksaan Diagnostik..........................................................

10. Penatalaksanaan.................................................................... B. ASUHAN III KEPERAWATAN TEORITIS

1.

Pengkajian.........................................................................

2.

Diagnosa Keperawatan.......................................................

3.

Implementasi Keperawatan.....................................................

4.

Evaluasi Keperawatan..............................................................

Related Documents


More Documents from "VMN"