ANALISIS STRUKTURAL LATAR, TEMA, SUDUT PANDANG, DAN AMANAT PAR : RUT INDAH PERMATA SARI
(16204241002)
NANDA SAFITRA UTAMI
(16204241003)
LATAR Latar adalah semua petunjuk, keterangan pengaluran yang berkaitan dengan ruang, waktu dan suasana. Diantaranya latar meliputi penggambaran tentang letak geografis, lingkungan agama, musim, waktu berlakunya peristiwa, kesibukan si tokoh, intelektual sosial, moral dan emosional si tokoh.
PENGERTIAN LATAR MENURUT PARA AHLI • Pengertian latar menurut abrams (1981: 175) latar adalah tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Latar dalam cerita dapat diklasifikasikan menjadi latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.
• Pengertian latar menurut kbbi (2001: 501) latar adalah keterangan tentang waktu, ruang dan suasana terjadinya lakuan dalam sebuah karya sastra.
JENIS LATAR • Latar waktu Yaitu saat dimana tokoh ataupun si pelaku melakukan sesuatu pada saat kejadian peristiwa dalam cerita yang sedang atau telah terjadi. Contoh : pagi hari, siang hari, sore hari, malam hari, di zaman dulu, dimasa depan, dan lain sebagainya.
• Latar tempat Yaitu dimana tempat tokoh atau si pelaku mengalami kejadian atau peristiwa didalam cerita. Contoh : Di sekolah, di rumah , di taman, di pantai, di hutan dan sebagainya
• Latar suasana Yaitu situasi apa saja yang terjadi saat si tokoh atau si pelaku malakukan sesuatu. Contoh : saat galau, gembira, lelah, dan lain sebagainya.
menegangkan : saat Lintang harus menempuh jarak berkilo-kilometer menuju sekolah untuk belajar yang terkadang dihadang oleh buaya besar (Laskar Pelangi).
“Saat senja mulai tiba, ibu terkulai di kursi seperti orang mati. Pintu, jendela, televisi, telepon, perabotan, buku, cangkir teh, dan lain-lain masih seperti dulutetapi waktu telah berlalu sepuluh tahun. Tinggal ibu kini di ruang keluarga itu, masih terkulai seperti sepuluh tahun yang lalu. Rambut, wajah, dan busananya bagai menunjuk keberadaan waktu. Telepon berdering. Ibu tersentak bangun dan langsung menyambar telepon. Diangkatnya ke telinga. Ternyata yang berbunyi telepon genggam. Ketika disambarnya pula, deringnya sudah berhenti. Ibu bergumam”
FUNGSI LATAR Fungsi dari latar sendiri yaitu untuk memberikan suatu gambaran yang jelas supaya peristiwa-peristiwa yang terjadi pada suatu karya sastra benar-benar terjadi atau memberikan informasi yang jelas mengenai situasi didalam sebuah cerita.
TEMA Tema adalah ide/ gagasan yang disampaikan pengarang dalam ceritanya. Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat.
PENGERTIAN TEMA MENURUT PARA AHLI
Menurut aminudin (1995:91) tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptanya.
SUDUT PANDANG (LE POINT DE VUE) • Pengertian sudut pandang adalah arah pandang seorang penulis dalam menyampaikan sebuah cerita, sehingga cerita tersebut lebih hidup dan tersampaikan dengan baik pada pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain, sudut pandang merupakan cara penulis memandang/menempatkan dirinya dalam sebuah cerita. • Sudut pandang atau point de vue adalah sebuah teknik bercerita yang akan membuat ‘rasa’ yang berbeda pada alur dan cara penyampaian cerita. Dengan sudut pandang, penulis seolah-olah dapat menjadi pelaku utama atau menjadi orang lain dalam cerita tersebut.
KATEGORI SUDUT PANDANG • LE POINT DE VUE OMNISCIENT Pada sudut pandang ini, si penulis akan menceritakan apa saja terkait tokoh utama. Ia seakan tahu benar tentang watak, pikiran, perasaan, kejadian, bahkan latar belakang yang mendalangi sebuah kejadian.
• LE POINT DE VUE INTERNE Penulis menenempatkan diri sebagai tokoh dalam cerita. Terkadang menjadi orang pertama terkadang menjadi orang ketiga. Biasanya penulis menyampaikan cerita dengan subjektif,sensasi, perasaan, sehingga pembaca dapat mengdentifikasi karakter tokoh tersebut dan seakan-akan pembaca menjadi tokoh dalam cerita tersebut.
• LE POINT DE VUE EXTERNE Penulis menempatkan dirinya sebagai saksi dari berjalannya cerita. Informasi yang diberikan hanyalah apa yang dilihat , dimana kejadian itu berlangsung, dan informasi apa yang didengarnya. Informasi diperoleh dari penangkapan pancaindra yang digunakan, baik dengan cara mengamati (melihat), mendengar, suatu kejadian di dalam cerita. (savoir-lire,55)
Avec le temps, la cousine bette avait contracté des manies de vieille fille, assez singulières. Ainsi, par exemple, elle voulait, au lieu d’obéir à la mode, que la mode s’appliquât à ses habitudes, et se pliât à ses fantaisies toujours arriérées. Si la baronne lui donnait un joli chapeau nouveau, quelque robe taillée au goût du jour, aussitôt la cousine bette retravaillait chez elle, à sa façon, chaque chose, et la gâtait en s’en faisant un costume qui tenait des modes impériales et de ses anciens costumes lorrains. Le chapeau de trente francs devenait une loque, et la robe un haillon. La bette était, à cet égard, d’un entêtement de mule; elle voulait se plaire à elle seule et se croyait charmante ainsi. (Balzac, la cousine bette)
AMANAT Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca berupa nilai- nilai luhur yang dapat dijadikan contoh atau teladan. Penyampaian pesan selalu didasarkan tema dan tujuan yang telah ditetapkan penulis pada saat menyusun rancangan cerita.
MACAM-MACAM AMANAT • Amanat tersurat Amanat tersurat adalah amanat yang dijelaskan dalam kata-kata sebuah tulisan dalam cerita tersebut. • Amanat tersirat Amanat tersirat adalah amanat yang tidak dijelaskan secara tertulis, tetapi dapat diketahui pembaca melalui alur cerita dalam tulisan.
Seorang wanita muda bernama mathilde menikah dengan seorang pegawai kecil. Mereka hidup kekurangan. Suatu hari, mereka diundang ke pesta orang kaya. Mathilde membeli gaun baru yang elegan dari tabungan suaminya. Tetapi dia masih merasa kurang menawan, dia meminjam kalung berlian dari temannya madame Forestier. Di pesta dansa, mathilde lebih cantik daripada wanita mana pun di sana. Ketika mereka tiba di rumah setelah pesta dansa, ia menemukan bahwa kalung pinjaman itu hilang. Dia dan suaminya mencoba menemukannya, tetapi tidak ditemukan, sehingga mereka membeli kalung berlian yang sama, seharga 34.000 franc. Jumlah uang yang besar untuk mereka. Mereka menggunakan warisan suami mathilde, meminjam dari rentenir, dan mereka bekerja serabutan selama sepuluh tahun hanya untuk menebus jumlah itu. Setelah satu dekade, mathilde melihat madame forestier secara kebetulan, dan setelah tahun-tahun itu, akhirnya mengakui bahwa kalung yang dia kembalikan adalah kalung pengganti. Madame forestier terkejut, dan mengatakan kepadanya bahwa kalung yang dipinjamkannya palsu, bernilai paling banyak seratus franc. (Guy de Maupassant, La Parure)