JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
ANALISIS MITIGASI NON STRUKTURAL KEBAKARAN DALAM UPAYA PENCEGAHAN BENCANA KEBAKARAN DI GEDUNG BERTINGKAT PERKANTORAN X JAKARTA Vina Alzahra,Baju Widjasena, Suroto Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Email:
[email protected]
Abstract :Buildings X Jakarta is a skyscraper with a height of 75 meters. Ina fire situations, fire spread relatively quick. In buildings, extinguishing and rescue efforts will hardly executed because of limited access enter and exit of the building. It is cause multy-storey building be prone to fire. One of efforts to reduce the risk and impact caused by the fires is require the application of non-structural mitigation in multi-storey office building. The purpose of the study is to analyze non structural fire mitigation of prevention effort of fire disaster in multy-storey office building. This research is a Descriptive Qualitative research that produces words written or spoken of those who observed with in-depth interviews. The subjects of this study consists of 4 people as the main informants and 2 people as informant triangulation. The results show management has established written and date policies and commitment and signed by top management. Fire fighting training has not been given to all employees. Budgeting system for non-structural mitigation program has been budgeted annually. The procedure used when emergencies are simulated fire scenarios used. When emergencies have a communication system for notifying and requesting assistance to related parties. The conclusion of this study is building X Jakarta has adopted the non-structural mitigation programs such as simulation of fire, fire prevention policy dissemination, and training blackouts and evacuation of casualties. However, the implementation of the program had not maximized. Key word
: non strutural mitigation, multy-storey building, office
623
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
PENDAHULUAN
yang disebut reaksi berantai, karena
Latar Belakang
tanpa adanya reaksi pembakaran
kerja
Keselamatan dan kesehatan
maka api tidak akan dapat hidup
merupakan
terus menerus. Keempat unsur api
upaya
untuk
ini disebut juga fire tetrahedron.(2)
mempertahankan dan meningkatkan derajat kesejahtaraan fisik, mental
Mitigasi adalah serangkaian
dan sosial yang setinggi-tingginya
upaya untuk mengurangi risiko dan
bagi para pekerja.Keselamatan dan
dampak
kesehatan
mengupayakan
bencana, baik melalui pembangunan
pencegahan untuk menekan faktor
fisik (mitigasi struktural) maupun
risiko yang berada di tempat kerja
penyadaran
sehinggga terhindar dari kecelakaan
kemampuan menghadapi ancaman
kerja
bencana
kerja
dan
penyakit
akibat
yang
diakibatkan
dan
oleh
peningkatan
(mitigasi non struktural).
kerja.Keselamatan dan kesehatan
Kegiatan-kegiatan mitigasi bencana
kerja
atau
yaitu perencanaan dan pelaksanaan
menghilangkan potensi bahaya di
penataan ruang yang berdasarkan
tempat kerja supaya pekerja tetap
pada
aman dan selamat.Salah satu upaya
(mitigasi
pemenuhan aspek keselamatan dan
pengaturan
kesehatan kerja yaitu berada di
pembangunan infrastruktur, dan tata
perkantoran.
bangunan (mitigasi struktural), serta
juga
mengendalikan
Kebakaran adalah api yang
analisis
risiko
bencana
struktural).
Kemudian
pembangunan,
penyelenggaraan
pendidikan,
tidak terkendali yang meluap dan
pelatihan, dan penyuluhan (mitigasi
menyebabkan kerugian.
non struktural).(3)(4)
Kerugian
yang ditimbulkan dari kebakaran
Penyebaran api pada gedung
yaitu kerugian jiwa, kerugian materi,
bertingkat
menurunnya
dibandingkan
gangguan
bisnis,
sosial.(1)Kebakaran
produktivitas, serta
kerugian
adalah
relatif
sangat
bangunan
cepat di
atas
tanah. Hal ini disebabkan gedung
reaksi
bertingkat memiliki “stack effecct”
antara bahan bakar (fuel) dengan
ibarat cerobong asap, dimana udara
oksigen atas bantuan sumber panas
yang lebih ringan akan tertarik ke
(heat). Ketiga unsur api tersebut
atas.
disebut segitiga api (fire triangle).
penyebaran asap dari lantai bawah
Bahkan masih ada unsur keempat
ke lantai atas akan berlangsung
624
Hal
ini
mengakibatkan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
mempermudah
Gedung tersebut juga dilengkapi
penjalaran api. Selain itu, salah satu
dengan 2 tangga darurat di setiap
kerawanan
lantainya yang terletak di sebelah
cepat
sehingga
gedung
bertingkat untuk
barat dan timur. Gedung X Jakarta
masuk maupun keluar bangunan jika
digunakan sebagai kantor manjemen
terjadi kebakaran. Dengan demikian,
PT X. Perusahaan tersebut bergerak
upaya pemadaman akan mengalami
di
kesulitan yang cukup tinggi termasuk
Perusahaan
adalah
terbatasnya
akses
upaya penyelamatan korban. Gedung
(2)
bidang
telekomunikasi.
tersebut
merupakan
salah satu penyedia layanan seluler untuk
bertingkat
data
dan
telepon
yang
perkantoran memiliki potensi untuk
terkemuka di Indonesia.Gedung X
terjadinya
Jakarta
kebakaran.Di
dalam
gedung
bertingkat
terdapat
komputer-komputer
secara
diperuntukan
perkantoran
keseluruhan
untuk
perkantoran
manajemen PT X.
dan
arsip-arsip perkantoran.Hal tersebut
Gedung X Jakarta sudah
yang membuat gedung bertingkat
memiliki kebijakan mengenai K3
perkantoran
yang
terjadinya
menjadi
berpotensi
kebakaran.Selain
gedung
bertingkat
tertulis,
disahkan
itu,
perkantoran
tertanggal, oleh
dan pucuk
pimpinan.Kebijakan
tersebut
umumnya dilengkapi dengan sekat-
terpasang di dekat pintu masuk
sekat dan furniture yang memenuhi
lantai dasar gedung X Jakarta.Hal
seluruh lantai. Dengan demikian,
tersebut
jumlah dan jenis bahan mudah
gedung
terbakar sangat tinggi intensitasnya
berkomitmen
sehingga rawan penjalaran api. Gedung
X
(2)
sebagai X
bukti
Jakarta dalam
bahwa sudah program
mitigasi non struktural.Saat simulasi
Jakarta
kebakaran,
seluruh
merupakan gedung bertingkat yang
diikutsertakan
berfungsi sebagai perkantoran dan
tersebut.Namun,
terdiri dari 21lantai. Gedung tersebut
karyawan dilibatkan dalam pelatihan
terdiri
dari
tidak
kegiatan semua
empatlift
untuk
pemadaman
lalu
lintas
menggunakan APAR dan hidrant.
mengakomodir
karyawan,dan satu lift service yang digunakan
dalam
karyawan
untuk
tim
kebakaran
Saat terjadi bencana semua
pemadam
orang tidak mengetahui kapan dapat
kebakaran saat terjadi kebakaran.
terjadi.
626
Oleh sebab itu, untuk
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
mengantisipasi digedung
terjadi
X
tertentu.(5)Penelitian kualitatif adalah
kebakaran
Jakarta,
jenis
pihak
penelitian
yang
temuan-
Manajemen
gedung
X
Jakarta
temuannya tidak diperoleh melalui
seharusnya
menerapkan
mitigasi
prosedur
statistika
atau
bentuk
non structural kebakaran. Manfaat
hitungan lainnya. Penelitian kualitatif
dari kegitan mitigasi non struktural
merupakan prosedur penelitian yang
tersebut adalah setiap karyawan
menghasilkan data deskriptif berupa
yang berada di gedung X Jakarta
kata-kata tertulis atau lisan dari
mampu untuk memadamkan api
orang orang dan perilaku yang dapat
kecil sebelum terjadinya kebakaran
diamati.(6) Subjek
besar serta setiap karyawan menjadi
penelitian
dalam
sadar akan pentingnya mencegah
penelitian ini yaitu 4 orang informan
kebakaran.
utama
Gedung
X
Jakarta
dan
2
orang
informan
berjumlah 17 lantai, 1 rooftop, dan 3
triangulasi. Informan utama yaitu
basement, tentu saja tidak mudah
terdiri
memadamkan
manager
kebakaran
dan
dari
top
HSE,
management, manager
unit
menyelamatkan korban di lantai atas
Building Management dan staff unit
terutama
Building
puncak
tertinggi
dari
gedung tersebut.
untuk
Management.
triangulasi
yaitu
Informan
terdiri
dari
Tujuan penelitian ini adalah
komandan security dan komandan
menganalisis
floorwarden.Kriteria dalam memilih
mitigasi
non
struktural kebakaran dalam upaya
subjek
pencegahan bencana kebakaran di
pekerja yang terlibat langsung dalam
gedung bertingkat perkantoran X
proses mitigasi non struktural.
Jakarta.
atau
informan
ini
yaitu
Pengumpulan data penelitian
METODE PENELITIAN Metode
dilakukan dengan cara observasi
penelitian
yang
dan wawancara mendalam (indepth
digunakan adalah deskriptif kualitatif.
interview) kepada informan utama
Metode penelitian deskriptif kualitatif
dan informan triangulasi sebagai
adalah suatu metode penelitian yang
penguat
menjelaskan
dari fenomena atau peristiwa –
secara
sistematis,
data.Pengumpulan
faktual dan akurat mengenai fakta-
peristiwa
fakta dan sifat-sifat suatu individu,
kemudian masuk pada kesimpulan
keadaan
yang bersifat umum.
dan
gejala
kelompok
627
yang
bersifat
fakta
khusus
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi. Teknik triangulasi
dengan
pelatihan pemadaman kebakaran di gedung X Jakarta.
sumber
Informan
triangulasi
membandingkan dan mengecek baik
kebijtriangulasi berjenis kelamin laki-
derajat kepercayaan pada suatu
laki.
informasi yang diperoleh melalui
pertama
waktu dan alat yang berbeda.
floorwarden
Informan utama berjumlah 4 orang yang merupakan pemimpin dan karyawan Gedung X Jakarta dan semua informan utama berjenis utama
yang pertama merupakan pucuk pimpinan
di
gedung
X
Jakarta.Informan utama yang kedua merupakan berperan
manager sebagai
HSE
yang
penanggung
jawab penyelenggara keselamatan dan kesehatan kerja di gedung X Jakarta.Informan utama yang ketiga merupakan manager unit Building Management yang berperan sebagai penanggung
jawab
penyelenggara penanggulangan
atas
pencegahan
dan
kebakaran
di
gedung X Jakarta.Informan utama yang keempat adalah staff unit Building Management yang berperan sebagai
penanggung
penyelenggaraan
simulasi
merupakan
evakuasi
A. Karakteristik Informan
laki-laki.Informan
triangulasi
yang
komandan
Floorwardenberperan
sebagai pihak yang mengarahkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
kelamin
Informan
jawab dan
saat
terjadi
keadaan
darurat. Informan triangulasi yang kedua
adalah
komanadan
security.Security berperan sebagai pihak yang bertanggung jawab untuk memadamkan terjadinya kebakaran awal. B. Analisis Hasil Observasi Gedung X Jakarta sudah memiliki kebijakan mengenai K3 secara
umum
dan
mengenai
pencegahan kebakaran. Kebijakan tersebut
tertulis,
tertanggal,
ditandatangani, dan disahkan oleh pucuk pimpinan. Kebijakan tersebut juga terpasang di dekat pintu masuk lantai
dasar
sehingga
gedung
setiap
pengunjung
X
Jakarta
karyawan
dapat
atau
membaca
kebijakan tersebut. C. Analisis Komitmen dan Kebijakan Gedung X Jakarta sudah memiliki kebijakan mengenai K3
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
secara
umum
pencegahan tersebut
dan
setempat.(8)Tim
mengenai
kebakaran.Kebijakan tertulis,
pemadam
kebakaran di gedung X Jakarta
tertanggal,
belum
mengikuti
sertifikasi
ditandatangani, dan disahkan oleh
pemadam
pucuk pimpinan.Kebijakan tersebut
gedung
juga terpasang di dekat pintu masuk
mengikuti
lantai
kebakaran. Hal tersebut juga tidak
dasar
sehingga
setiap
pengunjung kebijakan
gedung
X
Jakarta
karyawan
dapat tersebut.
atau
Jakarta
tersebut
Pengelola
juga
sertifiikasi
belum
pemadaman
dengan
penelitian
yang
menyatakan
sebelumnya
bahwa pemilik bangunan gedung
sudah sesuai dengan PP Nomor 50 Tahun 2012 mengenai SMK.
X
sesuai
membaca Hal
kebakaran.
wajib
(7)
membentuk
penanggulangan
tim
kebakaran
sudah mengikuti sertifikasi.
yang
(9)
D. Analisis Sumber Daya Manusia Berdasarkan Nomor
Kepmen
11/KTPS/2000
Ketentuan
Teknis
Penanggulangan
E. Analisis Prosedur
PU
tentang
Berdasarkan
Manajemen
Pekerjaan
Umum
KTPS
di
11/KTPS/2000 menyatakan bahwa
kerja
instruksi atau prosedur diperlihatkan
penanggulangan kebakaran harus
secara jelas dan menyolok serta
mendapatkan
dan
diketahui oleh seluruh orang yang
pembinaan guna menyiapkan dan
ada di tempat kerja.(8) Penelitian
menyiagakan tenaga pemadam dan
sebelumnya
penyelamat. Pengelola gedung dan
bahwa dalam upaya pencegahan
lingkungan juga perlu mendapakan
dan
pembinaan berupa penyuluhan dan
perusahaan perlu membuat suatu
pembinaan terkait pencegahan dan
tata
penanggulangan
perencanaan-perencanaan
Perkotaan
Kebakaran
Menteri
Keputusan
bahwa
unit
pelatihan
kebakaran.
laksana
disusun
dilaksanakan minimal sekali dalam 6
dalam
bulan
tersebut.
penghuni
diikuti
oleh
bangunan
seluruh dan
menyatakan
penanggulangan
Pelatihan penyelamatan kebakaran
yang
juga
untuk
kebakaran,
operasional
atau yang
menjadi
panduan
melaksanakan
upaya
Perencanaan
tersebut
diantaranya
rencana
diselenggarakan oleh Diklat Instansi
darurat
Pemadam
tindakan tersebut harus menjelaskan
Kebakaran
629
kebakaran.
tindakan Rencana
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
rinci
tentang
rangkaian
tindakan
gedung
X
Jakarta.
Berdasarkan
(prosedur) yang harus dilakukan
penelitian
oleh
penganggaran dana dilakukan oleh
penanggung
jawab
dan
pengguna bangunan dalam keadaan darurat.
(10)
Namun,
pada
tim
sebelumnya,
K3
serta
ditunjukkan
analisis
diberikan
kepada
dan
manajemen
kenyataannya gedung X Jakarta
keuangan
memiliki prosedur yang tertuang di
sudah dilakukan oleh unit Building
dalam skenario pelatihan simulasi
Management
kebakaran. Gedung X Jakarta juga
sebagai penanggung jawab program
memiliki SOP mengenai tanggap
pencegahan kebakaran di gedung X
darurat kebakaran di gedung secara
Jakarta.(11)
umum.Gedung X belum memiliki SOP
mengenai
untuk
tanggap
karakteristik
darurat
gedung
X
gedung.
Hal
gedung
Anggaran
tersebut
X
dana
Jakarta
tersebut
digunakan untuk program upaya pencegahan kebakaran di gedung X
Jakarta.Tiap-tiap gedung bertingkat
Jakarta,
memiliki karakteristik yang berbeda-
kebakaran,
beda sehingga SOP tanggap darurat
proteksi aktif dan pasif gedung,
kebakaran
perawatan sarana proteksi aktif dan
tiap
gedung
juga
berbeda.
yaitu
pelatihan
simulasi
pengadaan
saran
pasif gedung, dan sebagainya yang berhubungan
F. Analisis Anggaran
dengan
upaya
pencegahan dan penanggulangan
Salah satu unsur penting
kebakaran. Anggaran dana untuk
dalam sebuah perencanaan program
program
adalah
kebakaran cukup besar. Hal tersebut
anggara
dana.
Sebuah
pelatihan
simulasi
organisasi membutuhkan anggaran
dikarenakan
untuk menerapkan strategi ke dalam
kebakaran tersebut membutuhkan
rencana
sekitar
dan
tujuan
organisasi.
50
Anggaran dana di gedung X Jakarta
powder,
untuk
karyawan
kegiatan
mitigasi
non
pelatihan
tabung
APAR
melibatkan dan
simulasi
jenis
seluruh
Dinas
Pemadam
Kecamatan
Setiabudi.
struktural. Anggaran dana tersebut
Kebakaran
disusun
Kegiatan tersebut juga menyediakan
oleh
unit
Management
(BM).
meneruskan
rencana
Building Unit
BM
anggaran
tersebut kepada bagian keuangan
konsumsi untuk semua pihak yang terlibat.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
G. Analisis Penyebaran Informasi
dasar gedung X Jakarta.Layar LCD
dan Komunikasi
tersebut berisi mengenai promosi K3
Berdasarkan
Keputusan
dan
penanggulangan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor
kebakaran.Video
11/KPTS/2000
selama satu bulan selama bulan
tentang
Ketentuan
tersebut
diputar
Teknis Manajemen Penanggulangan
K3.Video
mengenai
Kebakaran di Perkotaan Lampiran
penanggulangan
kebakaran
Bab
Manajemen
ditayangkan di layar LCD tersebut
Kebakaran
tidak tentu waktu hari dan jamya
IV
mengenai
Penanggulangan Bangunan
Gedung,
salah
unsur
untuk ditayangkan.
pencegahan dan penanggulangan , yaitu adanya alur komunikasi terkait
KESIMPULAN
pencegahan dan penanggulangan
1. Gedung
X
Jakarta
sudah
kebakaran.(8)Penelitian sebelumnya
menerapkan
program
mitigasi
juga
non struktural seperti simulasi
menyatakan
mencegah kebakaran
dan
bahwa
untuk
menanggulangi
dibutuhkan
kebakaran,
sistem
pelatihan
pemadaman
kebakaran,
dan
komunikasi dan peringatan darurat
sosialisasi
kebakaran
pencegahan kebakaran. Namun,
peringatan
serta
rambu-rambu
kebakaran.
(12)
Pada
implementasi program tersebut
kenyataannya alur komunikasi yang
masih belum maksimal.
diterapkan oleh gedung X Jakarta dalam
upaya
penanggulangan adanya
2. Gedung
pencegahan
dan
kebijakan
kebakaran
yaitu
tertanggal,
kebijakan
yang
kebijakan
tertulis,
X
Jakarta K3
yang
ditandatangani
oleh
pimpinan.
Salah
pucuk pimpinan mengenai K3 yang
kebijakan
tersebut
terletak
mengenai
depan
pintu
masuk
tertulis,
disahkan,
tertanggal, dan ditandatangani oleh
di
memiliki
dan pucuk
satu
isi
adalah
pencegahan
gedung X Jakarta sehigga setiap
kebakaran. Isi kebijakan tersebut
karyawan dan pengunjung dapat
sesuai dengan PP Nomor 50
melihat dan membaca kebijakan
Tahun 2012. Kebijakan tersebut
tersebut. Selain itu, di gedung X
disebarluaskan kepada seluruh
Jakarta terdapat layar LCD yang
karyawan dengan cara dipasang
terletak di samping lift umum lantai
631
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
di dekat pintu masuk lantai dasar
tahunnya
gedung X Jakarta.
dana
3. Seluruh dalam
karyawan kegiatan
struktural
dilibatkan
mitigasi
non
salah
satu
yang
ada
untuk
6. Gedung bertingkat perkantoran X
simulasi
komunikasi
pelatihan
dan
Jakarta.
Jakarta
untuk
pelatihan
simulasi kebakaran di gedung X
contohnya adalah pelatihan dan kebakaran.
penganggaran
Namun,
sudah
memiliki saat
alur terjadi
pemadaman
kebakaran dan alur komunikasi
kebakaran menggunakan APAR
dalam upaya pencegahan dan
dan hidrant hanya diikuti oleh tim
penanggulangan kebakaran. Alur
pemadam kebakaran, security,
komunikasi pada saat terjadi
dan floorwarden.
kebakaran antar tim tanggap
4. Gedung bertingkat perkantoran X Jakarta
memiliki
pemadaman evakuasi. berupa
darurat
prosedur
kebakaran Prosedur
skenario
menggunakan
Penyebaran
HT.
informasi
untuk
dan
program pencegahan bencana
tersebut
kebakaran di gedung X Jakarta
simulasi
belum
maksimal.
Hal
ini
kebakaran yang telah dilakukan.
dikarenakan
Skenario tersebut berbeda-beda
diterapkannya safety induction,
setiap
kurang
tahunnya
berdasarkan
memadainya
belum
jumlah
lantai yang terbakar. Skenario
safety sign, serta belum adanya
tersebut
lembar cara penggunaan APAR
dievaluasi
oleh
unit
Building Management, security,
dan hidrant.
dan floorwarden setiap selesai pelaksanaan
simulasi
dan
pelatihan dan selanjutnya akan dievaluasi pada saat rapat P2K3.
DAFTAR PUSTAKA 1.
Ramli, Soehatman. Pedoman Praktis Manajemen Bencana. Jakarta: Dian Rakyat: 2010.
2.
Ramli Soehatman. Petunjuk Praktis Manajemen Kebakaran. Jakarta: Dian Rakyat: 2010.
3.
Presiden Republik Indonesia. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
5. Penganggaran dana untuk upaya pencegahan
dan
penanggulangan disusun
oleh
kebakaran unit
Building
Management (BM) dan diajukan kepada gedung
bagian X
keuangan
Jakarta.
Setiap
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
2007 Penanggulangan Jakarta: 2014. 4.
tentang Bencana.
Pemerintah Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Jakarta: 2008.
5.
Sastroasmoro Sudigdo SI. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto; 2011.
6.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Bandung; 2007.
7.
Pemerintah Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: 2012.
8.
Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum KTPS 11/KTPS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan. Jakarta: 2000.
9.
Novianty, Putri. Analisis Manajemen dan Sistem Proteksi Kebakaran di PT. Brigestone Tire Indonesia. Jakarta: Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia.2012.(online)http://li b.ui.ac.id/file?file=digital/2032 0604-S-Putri%20Novianty.pdf diunduh pada 11 Mei 2016.
633
10
Dani, Islach Waskito. Analisis Sistem Manajemen Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran di PT Surya Esa Perkasa Tbk Palembang pada Tahun 2013. Palembang: Fakultas Kesehatan Masyrakat Universitas Sriwijaya.
11.
Hermanto, Octa. Analisis Implementasi Sistem Evakuasi Pasien dalam Tanggap Darurat Bencana Kebakaran pada Gedung Bertingkat di Rumah X Semarang. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Semarang: 2015.
12.
Lestari, Fatma dan RM. Yodan Amaral Panindrus. Audit Sarana Prasarana Pencegahan Penanggulangan Dan Tanggap Darurat Kebakaran Di Gedung Fakultas X Universitas Indonesia Tahun 2006. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia. (online) http://journal.ui.ac.id/technolo gy/index.php/journal/article/vie w/524.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
2
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
3