BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas makanan atau minuman tidak lepas dari berbagai pengaruh seperti proses pembuatan, kemasan dan penyimpanan. Faktor-faktor ini menentukan layak atau tidaknya suatu makanan yang dapat dikonsumsi. Berbagai bahan pencemar terkandung dalam makanan karena penggunaan bahan baku pangan terkontaminasi oleh proses pengolahan maupun penyimpanan. Makanan maupun minuman biasanya ditempatkan pada suatu wadah yang dipakai untuk dapat memperpanjang umur makanan tersebut. Biasanya wadah yang digunakan antara lain kaleng, botol, baik kaca ataupun plastik, akan tetapi makanan kaleng dapat menyerap logam dari wadahnya baik timah (Sn), seng (Zn), besi (Fe) dan timbal (Pb), hal tersebut sering dinamakan korosi (Deman, 1997). Menurut Depkes RI (2003), Hygiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan. Persyaratan hygiene sanitasi adalah ketentuan-ketentuan teknis yang ditetapkan produk rumah makan dan restoran, personal dan perlengkapannya yang meliputi persyaratan bakteriologis, kimia dan fisika. Budaya makan masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan sudah mengalami pergeseran. Gaya hidup masyarakat modern yang serba praktis dan meningkatnya permintaan masyarakat akan jasa kuliner memicu tumbuhnya industri restoran cepat saji (fast food restaurant). Di era global saat ini semakin banyak dijumpai outlet/gerai restoran cepat saji baik lokal maupun dari luar negeri (franchise). Dalam jurnal penelitian Soriano (2002) mengemukakan bahwa quality of food (kualitas makanan) dan quality of service (kualitas layanan) merupakan 582 atributatribut utama yang mempengaruhi kepuasan konsumen. Kualitas makanan secara umum sudah diterima sebagai salah satu elemen yang mendasar dari keseluruhan pengalaman konsumen di restoran. Kualitas makanan adalah semua ketentuan yang telah ditetapkan berhubungan dengan karakteristik kualitas makanan yang diperlukan untuk memuaskan keinginan dan harapan konsumen (Alli, 2004). Qin et al. (2009), menyatakan kualitas produk pada bidang food and beverage memiliki 4 dimensi, yaitu freshness (kesegaran makanan), presentation (penyajian makanan), well cooked (makanan yang dimasak dengan baik/tepat), dan variety of food
(keanekaragaman makanan). Apabila kualitas makanan yang diberikan bagus akan menguntungkan kedua belah pihak, bagi pihak restoran akan mendapatkan citra yang baik dan keuntungan dalam bisnisnya, sedangkan bagi pelanggan akan mendapatkan kepuasan yang diharapkan. Dengan demikian kualitas makanan adalah salah satu cara terbaik untuk memaksimalkan keberhasilan dalam bisnis restoran (Namkung dan Jang, 2007, p.387).
1.2 Rumusan Masalah a. Apa Prinsip Hygine Makanan? b. Bagaimana Parameter Kualitas Makanan? c. Bagaimanan Hubungan Kualitas Makanan dengan Kesehatan? d. Bagaimana Metode, Sampel Pengukuran Analisis Kualitas Makanan? e. Bagaiaman Teknik Metode Pengambilan Sampel Makanan? f. Bagaimana Cara Pengambilan Sampel Makanan?
1.3 Tujuan a. Untuk Mengetahui Apa Prinsip Hygine Makanan b. Untuk mengetahui Bagaimana Parameter Kualitas Makanan c. Untuk Mengetahui Bagaimanan Hubungan Kualitas Makanan dengan Kesehatan d. Untuk Mengetahui Bagaimana Metode, Sampel Pengukuran Analisis Kualitas Makanan e. Untuk Mengetahui Bagaiaman Teknik Metode Pengambilan Sampel Makanan f. Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Pengambilan Sampel Makanan
Referensi DAFTAR PUSTAKA Deman, J.M., 1997, Kimia Makanan, Bandung : Penerbit ITB.
Depkes RI, 2003. Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat. Jakarta.
Namkung, Y. and Jang, S. (2007. Does food quality really matter in restaurant?; its impact on customer satisfaction and behavioral intentions, Journal of Hospitality and Tourism Research, Vol. 31 No.3, pp. 387-410