Analisis Perbuatan Melawan Hukum Putusan Mahkamah Agung Perkara Nomor 1022 K.docx

  • Uploaded by: Saskia
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisis Perbuatan Melawan Hukum Putusan Mahkamah Agung Perkara Nomor 1022 K.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,491
  • Pages: 8
ANALISIS PERBUATAN MELAWAN HUKUM PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG PERKARA NOMOR 1022 K/Pdt/2006

Disusun oleh : Saskia Mega Octaviani E1A017136 Kelas B

Universitas Jenderal Soedirman Fakultas Hukum

I.

Pihak-Pihak yang Berperkara

1. Nama : Hi. A. M. Thalib Alamat : Jl. Krisno No.24, RT.03/RW.I, Kelurahan Angkasapura, Kecamatan Jayapura Utara, Kodya Jayapura Diwakili oleh kuasanya : Nama : PETRUS OHOITIMUR, S.H. dan kawan-kawan, para Pengacara/Penasehat Hukum Alamat : Jalan Tugu I No.11 APO Bengkel, Jayapura 2. Nama : H. PURBA TONDANG, SE. Alamat : Polres Mimika-Timika Irian Jaya

II.

Duduk Perkara

1. Tahun 1986, Thalib membeli sebuah rumah semi permanent di atas tanah garapan (tanah negara) dari Bapak Syawal, yang diperoleh dari Bapak Maridy, Anggota Komplex Polda Irja yang menggarap tanah Negara tersebut, sekitar tahun 1973/1974 2. Lokasi tanah dan halaman rumah Thalib tersebut, sebelah Barat berbatasan dengan Jalan Lingkungan (Jalan Krisno) tumbuh 2 (dua) buah pohon mangga milik Tondang 3. Sewaktu Thalib menempati tempat tersebut tahun 1986, 2 (dua) buah pohon mangga milik Tondang masih kecil, dan yang satu pohon baru mulai berbuah 4. Pada tahun 1993, tanah yang Thalib tempati telah sah menjadi milik Thalib, sesuai Sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) No.637, Surat Ukur No.114/93, tanggal 9 Januari 1993 serta Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) No.648/137/95, luas tanah 136 M2 5. Oleh karena pohon mangga milik Tondang makin tahun semakin besar pertumbuhan semakin sulit untuk ditebang dan sangat mengganggu, serta dikhawatirkan akan mendatangkan bahaya/kerugian terhadap bangunan rumah Thalib dan Warga yang ada di sekitarnya, yang diakibatkan oleh angina kencang, sehingga pohon mangga milik Tondang tiba-tiba rubuh, apalagi pohon dahan dan akar sudah mentiung pada halaman/pekarangan

Thalib, sebagian dahan ranting dan daun sudah menyatu dengan atap seng bangunan rumah Thalib 6. Oleh karena itu Thalib mohon agar dua pohon mangga milik Tondang yang tumbuh pada halaman/pekarangan Thalib dan badan Jalan Lingkungan (Jalan Krisno) supaya memerintahkan Tondang untuk segera dimatikan/musnahkan, sesuai dengan hukum dan undang-undang yang berlaku, dengan biaya Tondang 7. Sekitar tahun 1998, Thalib pernah menghubungi RT setempat (Bapak Peltu Polisi Ngadiman) agar Tondang mau merelakan pohon mangga untuk ditebang dan diganti kerugian, namun Tondang menolak maksud baik Thalib, akhirnya Thalib membuat surat tertanggal 14 September 1998, yang merupakan laporan/pengaduan kepada Bapak Kapolda Irian Jaya, tapi tidak ada realisasinya 8. Pada tanggal 2 Februari 1999, Thalib membuat surat permohonan kepada Bapak

Walikotamadya

Jayapura,

dan

setelah

Tim

Gabungan

Walikotamadya mengadakan peninjauan lokasi, dan melaporkan hasil peninjauan kepada Bapak Walikotamadya Jayapura dengan surat tertanggal 2 Februari 1999 9. Berdasarkan hasil peninjauan Tim Gabungan Walikotamadya jayapura, Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Jayapura, lalu membuat surat No.525.2/132 tanggal 2 Februari 1999 kepada Tondang, namun Tondang dengan suratnya tertanggal Timika, 10 Maret 1999 secara tegas menolak, dan mempertahankan kekhilafan Tondang, yang sama sekali jauh dari fakta dan kenyataan, baik di lapangan maupun fakta Peta Kelurahan Angkasapura, pada Kantor BPN Kodya Jayapura ataupun keteranganketerangan dari rekan-rekan Tondang sendiri.

Tuntutan

III.

1. Mengabulkan gugatan Thalib untuk seluruhnya

2. Menghukum Tondang untuk memusnahkan/mematikan pohonmangga sesuai hukum, dengan biaya Tondang ; 3. Menghukum

Tondang

untuk

menggantikan

kerugian

bangunan

rumah/kecelakaan jiwa yang diakibatkan oleh pohon mangga milik Tondang, apabila Tondang tidak mematuhi putusan dalam perkara ini ; 4. Menyatakan menurut hukum, bahwa tanah garapan yang ditanami pohon mangga oleh Tondang tahun 1972 berada pada badan Jalan Lingkungan (Jalan Krisno) dan pada halaman/pekarangan Thalib, adalah perbuatan melanggar

hukum

(onrechtmatigedaad),

oleh

karena

itu

harus

dimusnahkan ; 5. Menyatakan putusan dapat dilaksanakan terlebih dahulu ; 6. Menghukum Tondang untuk membayar biaya perkara

IV.

Pertimbangan Hakim

1. Kerugian tidak selalu harus diartikan adanya kerugian materiil, tetapi kerugian dapat juga diartikan apabila kerugian itu mengancam hak dan kepentingan Thalib 2. Pohon yang ditanam oleh Tondang telah besar dan mengganggu bangunan di pekarangan milik Thalib, dan dikhawatirkan apabila ada angin kencang dapat membahayakan keselamatan orang lain dan bangunan Thalib 3. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, menurut pendapat Mahkamah Agung terdapat cukup alasan untuk mengabulkan permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi : Hi. A. M. Thalib

V.

Putusan

1. Mengabulkan gugatan Thalib untuk sebagian ; 2.

Menyatakan perbuatan Tondang yang menolak untuk menebang 2 (dua) pohon mangga yang ditanam di atas tanah Negara/rencana badan jalan yang mengganggu dan membahayakan rumah

Thalib atau perumahan

yang ada disekitarnya adalah perbuatan Melawan hukum ;

3. Menghukum Tondang untuk menebang/memusnahkan 2 (dua) pohon mangga yang terletak di badan Jalan Krisno, Kelurahan Angkasapura dengan biaya Tondang ; 4. Menolak gugatan Thalib selebihnya ; 5. Menghukum Termohon Kasasi/Tondang untuk membayar biaya perkara dalam semua tingkat peradilan, dan biaya perkara dalam tingkat kasasi ini ditetapkan sebanyak Rp.500.000,- (lima ratus ribu rupiah)

VI.

Analisis Perbuatan Melawan Hukum (onrechtmatige daad) dalam konteks perdata

diatur dalam Pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata atau Burgerlijk Wetboek (BW), dalam Buku III BW, pada bagian “Tentang perikatan-perikatan yang dilahirkan demi Undang-Undang”, yang berbunyi: “Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.” Dari bunyi Pasal tersebut, maka dapat ditarik unsur-unsur PMH sebagai berikut: 1. Ada perbuatan melawan hukum; 2. Ada kesalahan; 3. Ada kerugian 4. Ada hubungan sebab akibat antara kerugian dan perbuatan. Ad.1 ada perbuatan melawan hukum Perbuatan melawan hukum berarti adanya perbuatan atau tindakan dari pelaku yang melanggar/melawan hukum. Dulu, pengertian melanggar hukum ditafsirkan sempit, yakni hanya hukum tertulis saja, yaitu undang-undang. Jadi seseorang atau badan hukum hanya bisa digugat kalau dia melanggar hukum tertulis (undang-undang) saja.

Tapi sejak tahun 1919, ada putusan Mahkamah Agung Belanda dalam kasus Arrest Cohen-Lindenbaum (H.R. 31 Januari 1919), yang kemudian telah memperluas pengertian melawan hukum tidak hanya terbatas pada undangundang (hukum tertulis saja) tapi juga hukum yang tidak tertulis, sebagai berikut: 1. Melanggar Undang-Undang 2. Melanggar hak subjektif orang lain 3. Bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku 4. Bertentangan dengan kesusilaan 5. Bertentangan dengan sikap kehati-hatian yang sepatutnya dalam masyarakat. Syarat-syarat tersebut bersifat alternatif. Dalam kasus antara Thalib dan Tondang, perbuatan yang dilakukan oleh Tondang merupakan suatu perbuatan melawan hukum. Tondang mempunyai dua pohon mangga yang tumbuh di tanah milik Thalib, pohon mangga tersebut semakin lama semakin membesar dan menurut Thalib dianggap menggangu karena sebagian dahan ranting dan daun sudah menyatu dengan atap seng bangunan rumah miliknya. Thalib meminta Tondang untuk menebang kedua pohon miliknya karena dikhawatirkan akan mendatangkan bahaya/kerugian terhadap bangunan rumah Thalib dan warga yang ada di sekitarnya, yang diakibatkan oleh angin kencang. Namun Tondang menolak permintaan Thalib tersebut, perbuatan Tondang ini merupakan sebuah perbuatan yang bertentangan dengan kepatutan yang harus diindahkan dalam pergaulan masyarakat. pada dasarnya setiap manusia dalam kehidupan bermasyarakat harus memperhatikan kepentingan-kepentingan sesamanya dalam berbuat, dimana dalam hal ini sudah sepatutnya Tondang mengindahkan permintaan Thalib.

Ad.2 ada kesalahan Kesalahan ini ada dua macam, yaitu karena kesengajaan atau karena kealpaan. Kesengajaan maksudnya ada kesadaran yang oleh orang normal pasti tahu konsekuensi dari perbuatannya itu akan merugikan orang lain. Sedang, Kealpaan berarti ada perbuatan mengabaikan sesuatu yang mestinya dilakukan, atau tidak berhati-hati atau teliti sehingga menimbulkan kerugian bagi orang lain. Perbuatan yang dilakukan oleh Tondang merupakan sebuah perbuatan yang memenuhi unsur kealpaan karena dengan menolak untuk menebang kedua pohon miliknya tersebut, ia seharusnya mengetahui bahwa akibat yang akan ditimbulkan dari perbuatannya tersebut nantinya akan merugikan Thalib.

Ad.3 ada kerugian Kerugian yang ditimbulkan dalam perbuatan melawan hukum dapat berupa kerugian materiil dan imateriil. Kerugian materiil adalah kerugian yang sejak semula bisa dinilai dengan uang. Sedangkan kerugian imateriil adalah kerugian yang semula tidak dapat dikataan mempunyai nilai uang. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa kerugian immateriil adalah kerugian berupa pengurangan kenyamanan hidup seseorang misalnya yaitu timbulnya ketakutan, kekecewaan, penyesalan, sakit, dan kehilangan semagat hidup yang pada prakteknya akan dinilai dalam bentuk uang. . Perbuatan Tondang merupakan perbuatan yang menimbulan kerugian. Menurut pendapat R. Soesilo telah ada aturan hukum yang mengatur tentang adanya kerugian atau kesusahan yang tidak perlu betul-betul terjadi, akan tetapi cukup akibat-akibat itu dapat terjadi, bahwa tidak harus kedua pohon mangga tersebut atau salah satunya harus rubuh baru timbul kerugian, selain itu kedua pohon tersebut telah merugikan Thalib secara imateriil karena telah menimbulkan perasaan kecemasan, ketakutan akan bahaya yang mengancam tiap saat adalah bentuk-bentuk kerugian yang saat ini telah dan sedang dialami Thalib selama dan sepanjang kedua pohon mangga tetap berdiri di depan rumahnya.

Ad.4 ada hubungan sebab akibat antara kerugian dan perbuatan Kerugian yang ditimbulkan itu harus disebabkan karena perbuatan yang melawan hukum itu. Dengan kata lain, antara kerugian dan perbuatan harus ada hubungan sebab akibat yang langsung; kerugian itu disebabkan karena kesalahan pelakunya. Kesalahan dapat berupa kesengajaan maupun kealpaan (kelalaian). Kerugian dalam bentuk imateriil yang dialami oleh Thalib, seperti yang telah dijelaskan di atas merupakan sebuah kerugian yang ditimbulkan akibat perbuatan Tondang dengan tidak menebang pohon mangga miliknya. Oleh karena itu perbuatan Tondang memenuhi unsur keempat yaitu adanya hubungan kausal.

VII.

Kesimpulan Menurut saya, hakim dalam memutus perkara antara Tondang dan Thalib

sudah sesuai dengan norma yang berlaku karena telah memperhatikan unsur-unsur perbuatan

melawan

hukum.

Selain

itu

hukuman

Tondang

untuk

menebang/memusnahkan dua pohon mangga yang terletak di badan Jalan Krisno, Kelurahan Angkasapura dinilai telah sesuai dengan asas keadilan.

VIII.

Daftar Pustaka https://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl2550/perbuatan-melawan-

hukum. Diakses pada Jumat, 22 Maret 2019. https://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4da27259c45b9/di-manapengaturan-kerugian-konsekuensial-dalam-hukum-indonesia. Diakses pada Jumat, 22 Maret 2019.

Related Documents


More Documents from "firman dasabrata"