A File Name.docx

  • Uploaded by: saskia
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View A File Name.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,138
  • Pages: 20
SINOPSIS TUGAS AKHIR 1. JUDUL PROYEK Rancangan Hotel Bintang Empat di Bandung dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual terhadap Fisik Bangunan. 2. PENGERTIAN JUDUL 2.1 Definisi Judul a. Rancangan / ran·cang·an / n sesuatu yang sudah dirancang; hasil merancang; rencana; program; desain;~ grafis rancangan yang mencakupi dua dimensi, misalnya ilustrasi, tipografi, fotografi, dan metode melukis; ~ penulisan rencana yang disusun menurut tahapan tertentu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dalam pelaksanaan penulisan; ~ tipografi rancangan untuk memilih, menyusun, dan mengatur tata letak huruf dan jenis huruf untuk keperluan pencetakan ataupun reproduksi (sumber : https://kbbi.web.id/ / di akses Kamis, 10 Januari 2019 pukul 00.16 WIB) b. Hotel / ho·tel/ / hotel / n bangunan berkamar banyak yang disewakan sebagai tempat untuk menginap dan tempat makan orang yang sedang dalam perjalanan; bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan, penginapan, makan dan minum (sumber : https://kbbi.web.id// di akses Kamis, 10 Januari 2019 pukul 00.19 WIB) c. Bintang Empat : keputusan direktorat Jendral Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi no 22/U/VI/1978 tanggal 12 Juni 1978 (Endar Sri, 1996 : 9), klasifikasi hotel dibedakan dengan menggunakan symbol bintang antara 1-5. Semakin banyak bintang yang dimiliki suatu hotel, semakin berkualitas hotel tersebut. (sumber : http://thesis.binus.ac.id// di akses Kamis, 10 Januari 2019 pukul 01.23 WIB) d. Di p 1 kata depan untuk menandai tempat: bapak saya bekerja -- kantor; semalam ia tidur -- rumah temannya; 2 cak kata depan untuk menandai waktu: -- hari itu ia tidak datang; 3 Mk akan, kepada: tidak tahu -- jerih orang; 4 Mk dari: jauh – mata (sumber : https://kbbi.web.id/ / di akses Kamis, 10 Januari 2019 pukul 00.26 WIB) e. Bandung : Kota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat. Kota Bandung terletak diantara 107 0 1

Bujur Timur dan 6 0 55' Lintang Selatan. Lokasi Kotamadya Bandung cukup strategis, dilihat dari segi komunikasi, perekonomian maupun keamanan (sumber : http://www.bandung.go.id// di akses Kamis, 10 Januari 2019 pukul 01.02 WIB) f. Dengan

/

de·ngan

/ p 1 beserta;

bersama-sama: ia

pergi

--

anak

istrinya; 2 dan: Saman -- Simin tinggal sekampung; 3 memakai (menggunakan) suatu alat: melempar -- batu; menusuk -- belati; melukis -- cat; 4 kata penghubung menyatakan hubungan kata kerja dengan pelengkap atau keterangannya: bermain -- temannya; 5 kata penghubung untuk menerangkan cara (bagaimana terjadinya atau berlakunya); sambil; seraya: ia menjawab -- tersenyum; harus datang sendiri -- membawa ijazah; 6 kata penghubung menerangkan (sifat): diperhatikan -sungguh-sungguh; berani; 7 oleh;

gawangnya

dijaga

karena: lemarinya

sendiri; 9 penghubung

untuk

--

penuh

ketat; --

menyatakan

menyerang

--

gagah

buku; 8 atas:

-- kemauan

keselarasan

(kesamaan,

kesesuaian): menyesuaikan -- keadaan lingkungan; mukanya mirip – ibunya (sumber : https://kbbi.web.id// di akses Kamis, 10 Januari 2019 pukul 00.38 WIB) g. Pendekatan / pen·de·kat·an / n 1 proses, cara, perbuatan mendekati (hendak berdamai, bersahabat, dan sebagainya): ~ yang telah dilakukannya selama ini tampaknya tidak berhasil; 2 Antr usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian; acangan;~ ekstrinsik pendekatan karya sastra dengan menggunakan ilmu bantu bukan sastra, seperti sejarah, sosiologi, dan psikologi; ~ ideologi Huk pendekatan dalam penelitian hukum yang menekankan pada pencarian kaidah ideal; ~ ilmiah penggunaan teori suatu bidang ilmu ntuk mendekati suatu masalah; ~ intrinsik pendekatan karya sastra dengan menerapkan teori dan kaidah sastra yang penelaahannya bertolak dari karya sastra itu sendiri; ~ paternalis pendekatan manajer (dalam melaksanakan kepemimpinannya mengarahkan bawahannya) bertindak seperti seorang bapak terhadap anak-anaknya; ~ pembeli pendekatan kepada pasaran pembeli; cara dan usaha penjualan dengan mementingkan permintaan pembeli; ~ sejarah Pol studi tentang peristiwa masa lampau dalam tenggang waktu tertentu dengan pengelompokan dan penafsiran berbagai keterangan secara kronologis (sumber : https://kbbi.web.id/ / di akses Kamis, 10 Januari 2019 pukul 00.43 WIB) h. Artsitektur / ar·si·tek·tur / / arsitéktur / n 1 seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan, jembatan, dan sebagainya; 2 metode dan gaya 2

rancangan suatu konstruksi bangunan (sumber : https://kbbi.web.id// di akses Kamis, 10 Januari 2019 pukul 00.45 WIB) i. Kontekstual / kon·teks·tu·al / / kontékstual / a berhubungan dengan konteks (sumber : https://kbbi.web.id/ / di akses Kamis, 10 Januari 2019 pukul 00.55 WIB) j. Terhadap / ter·ha·dap / p kata depan untuk menandai arah; kepada; lawan: ia segan ~ ayahku; tindakan ~ musuh sangat kejam; (sumber : https://kbbi.web.id/ / (di akses Kamis, 10 Januari 2019 pukul 17.25 WIB) k. Fisik / fi·sik / 1 n jasmani; badan: seorang karateka harus terlatih, baik -maupun mentalnya; -- nya sangat lelah, tetapi semangatnya tetap membara; 2 a jasmaniah; badaniah (sumber : https://kbbi.web.id// (di akses Kamis, 10 Januari 2019 pukul 19.43 WIB) l. Bangunan : Bangunan gedung adalah bangunan yang didirikan atau diletakkan dalam suatu lingkiungan sebagian atau seluruhnya pada, si atas, atau di dalam tanah dan atau perairan secara tetap yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan

kegiatannya.

(Kepmen

no.10/KPTS/2000)

(sumber

:

http://etheses.uin-malang.ac.id// (di akses Kamis, 10 Januari 2019 pukul 19.50 WIB) 2.2 Definisi Kesimpulan Judul Hotel Bintang Empat yaitu bangunan komersial berbentuk akomodasi yang memiliki banyak ruang kamar sebagai tempat menginap serta terdapat beberapa fasilitas lain seperti restauran, convention hall, gym, kolam renang dan fasilitas-fasilitas lainnya sebagai pendukung klasifikasi kualitas hotel yang ditandai dengan bintang empat. Hotel Bintang Empat tersebut di desain dengan pendekatan arsitektur kontekstual di Kota Bandung yang diterapkan pada fisik bangunannya.

3. TEMA PERANCANGAN Tema : ARSITEKTUR KONTEKSTUAL Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Arsitektur merupakan seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan, jembatan dan sebagainya. Kontekstual muncul dari perlawanan terhadap arsitektur modern yang antihistoris, monoton,bersifat industrialisasi, dan kurang memperhatikan kondisi bangunan lama di sekitarnya. Kontekstual berusaha untuk menciptakan arsitektur yang tidak hanya berdiri sendiri, namun mampu memberikan kontribusi terhadap lingkungan sekitarnya (Alhamdani (2010)). 3

3.1 Tinjauan umum tema Sebuah bangunan yang baik selalu memperhatikan konteks atau keterkaitannya terhadap lingkungan sekitar dimana bangunan tersebut dibangun. Bangunan dengan memperhatikan konteksnya akan menambah kualitas dari lingkungan dimana bangunan tersebut berada. Pendekatan arsitektur kontekstual terhadap Kota Bandung sebagai lokasi dimana Hotel Bintang Empat akan dibangun diterapkan pada desain fisik bangunanannya (Physical Respect). Tujuan dari arsitektur kontekstual adalah menjaga atau memanfaatkan keindahan/potensi alamletak keberadaannya (site) dan nilai-nilai lokal sekitarnya, serta mengidealkan kapabilitasnya melalui bangunan yang dirancang secara cermat yang mempunyai hubungan keterkaitan dengandaerah sekitarnya, dan membentuk keuntungan antara tapak (site) eksistingnya dengankeberadaan rancangan selanjutnya. Elemen kontekstual tergantung pada banyak faktor, yaitu (Wolford, 2004:178) : a. Fitur fisik bangunan; konfigurasi letak bangunan (bentuknya secara fisik atau faktorfaktor yang menunjangnya); b. Konteks terhadap tapak (site) bangunan (faktor yang menampilkan nilai-nilai memori masa lalu); c. Konteks terhadap bangunan-bangunan temporal (bangunan-bangunan yang sudah terbangun atau yang akan dibangun; d. Batasan atau perletakan bangunan (ada di pinggiran kota atau pusat kota); e. Bagaimana bangunan berkaitan dengan daerah sekitarnya dan dengan bangunan yang berdekatan; kontras dalam gaya bangunan atau material dalam artian memiliki kesamaan atau saling mempengaruhi; f. Kecocokan bangunan dalam kaitan hubungannya dengan bangunan sekitarnya. Terdapat beberapa Pendekatan Kontekstual dalam perancangan arsitektur yaitu : a. Pendekatan Budaya (Cultural Respect), b. Pendekatan Alam (Nature), c. Pendekatan Urban (Urban Context ), d. Pendekatan Fisik Bangunan (Physical Respect).

4

Gambar 4.1 Parameter Pendekatan Kontekstual (Sumber : Widati, Titiani. (2015). Pendekatan Kontekstual Dalam Arsitektur Frank Lloyd Wright. Jurnal Perspektif Arsitektur, 10(1), 41. ) 3.2 Kesimpulan Tema Tema yang diangkat adalah Arsitektur Kontekstual terhadap Kota Bandung yang diterapkan pada desain fisik bangunan Hotel Bintang Empat. 3.3 Alasan Tema Tema Arsitektur Kontekstual dipilih agar bangunan Hotel Bintang Empat yang akan dibangun tidak akan merusak atau mengganggu citra kawasan sekitar site yang terletak di Kota Bandung, sebaliknya diharapkan dapat meningkatkan kualitas sekitar dimana Hotel Bintang Empat dibangun.

4. LATAR BELAKANG 4.1 Latar Belakang Proyek Di era globalisasi ini Kota Bandung semakin berkembang dalam berbagai aspek. Salah satunya dalam hal pariwisata dan rekreasi yang selama ini melekat pada citra Kota Bandung. Aktivitas wisata di Kota Bandung mendorong peningkatan pembangunan fasilitas pendukung pariwisata, pada akhirnnya hal tersebut akan mendorong perkembangan fasilitas hiburan baru, Kegiatan pariwisata di Kota Bandung sudah menjadi sektor utama sejak tahun 1920, dan saat ini menjadi semakin berkembang, terutama dengan pembangunan jalan tol cipularang yang menghubungkan Kota Bandung dan Jakarta. Kota Bandung menjadi lokasi strategis bagi wisatawan kota lain untuk 5

menghabiskan waktu liburan mereka, Kota Bandung adalah kota yang menyenangkan untuk rekreasi, terutama untuk para wisatawan dari berbagai kota merelakan waktu nya untuk berekreasi ke Kota Bandung hal ini menunjukan bahwa Kota Bandung memiliki potensi yang besar untuk pengembangan produk wisatanya. (Jurnal Pembangunan wilayah dan kota 2015).

Tabel 4.1 Rekapitulasi Data Kunjungan Wisata Sumber : Yudhistira, Muhammad Galuh., & Damayanti Octavia. (2016). Analisis Daya Tarik Kota Bandung Sebagai Destinasi Pariwisata Berdasarkan Memorable Tourism Experience. E-Proceeding of Management, 3, 2.

Tabel 4.2 Data Kunjungan Wisata Ke Kota Bandung Sumber : http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/196001211985032ENOK_MARYANI/Dina.pdf diakses pada tanggal 10 Januari 2018

Terlihat pada tabel 4.1 dan 4.2 bahwa data wisatawan yang datang ke Kota Bandung mengalami kenaikan yang cukup signifikan tiap tahunnya. Daya tarik Kota Bandung saat ini semakin baik serta memiliki makna kesan dan pengalaman mendalam yang dapat dirasakan oleh wisatawan yang pada akhirnya memicu dan mengingatkan wisatawan 6

dengan pengalaman-pengalaman yang menarik dan untuk mendatangi Kota Bandung untuk selanjutnya. Para pendatang atau turis tersebut akan mencari tempat menginap atau tempat menetap sementara selama mereka berada di Kota Bandung. Banyak berbagai jenis tempat menginap atau untuk menetap sementara. Namun jika mencari kenyamanan, keamanan dan mendapat pelayanan khusus serta berbagai fasilitas pendukung lainnya, Hotel adalah pilihan utama, terutama hotel berbintang yang menjamin kualitasnya dalam berbagai aspek. Pendatang maupun turis yang berkunjung ke Kota Bandung akan lebih menikmati suasana Kota Bandung saat mereka menetap di tempat yang mewakili dan menggambarkan Kota Bandung. Maka dari itu desain bangunan Hotel Bintang Empat yang akan dibangun menerapkan arsitektur kontekstual terhadap Kota Bandung yang akan diterapkan pada fisik bangunan (Physical Respect) yang diharapkan akan semakin terlihat dan terasa pensuasanaannya. a. ALASAN JUDUL Alasan judul “Rancangan Hotel Bintang Empat di Bandung dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual terhadap Fisik Bangunan” dipilih yaitu agar bangunan baru berupa Hotel Bintang Empat yang di bangun tidak akan mengganggu tatanan Kota Bandung yang sudah ada dari segi fisik bangunan dengan harapan akan menambah kualitas lingkungan sekitar dimana Hotel Bintang Empat tersebut berdiri. b. ALASAN LOKASI

5. TUJUAN PROYEK a. Menambah kebutuhan kapasitas penginapan wisatawan yang berkunjung ke Bandung b. Menyediakan fasilitas penginapan maupun fasilitas pendukung dengan kualitas Hotel Bintang Empat yang memadai bagi tamu atau pelanggan c. Menghadirkan suasana khas Bandung melalui desain fisik pada bangunan Hotel Bintang Empat sebagai pengalaman tersendiri bagi tamu atau pengguna d. Meningkatkan kualitas sekitar site melalui desain fisik bangunan e. Meningkatkan perekonomian kota

6. MISI PROYEK a. Merealisasikan Hotel dengan kualitas bintang empat yang memadai

7

b. Menerapkan arsitektur kontekstual terhadap Kota Bandung sebagai fisik bangunan (physical respect) Hotel Bintang Empat c. Memberikan kenyamanan dan pengalaman tersendiri mengenai Kota Bandung melalui desain fisik bangunan, bagi tamu atau pelanggan.

7. DESKRIPSI PROYEK a. NAMA PROYEK

: Hotel Bintang Empat

b. SIFAT PROYEK

: Fiktif

c. OWNER / PEMBERI TUGAS

: Swasta

d. SUMBER DANA

: Swasta

8. PENGENALAN / PEMAHAMAN PROYEK a. Karakteristik Proyek (Hotel Bintang Empat) Hotel merupakan salah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyrakat umum yang dikelola secara komersil serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan pemerintah. (Keputusan Menteri Parpostel no Km 34/HK 103/MPPT 1987) 

Kriteria mutlak standar usaha hotel bintang

8

Tabel 8.1 Kriteria Mutlak Standar Usaha Hotel Bintang Sumber : http://www.kemenpar.go.id diakses Kamis, 11 Januari 2019 pukul 01.30 WIB 

Kriteria tidak mutlak standar usaha hotel bintang empat

9

10

11

Tabel 8.2 Kriteria Tidak Mutlak Standar Usaha Hotel Bintang Empat Sumber : http://www.kemenpar.go.id diakses Kamis, 11 Januari 2019 pukul 01.30 WIB Berikut adalah tabel pembagian hotel menurut Keputusan Direktur Jendral Pariwisata (1988)

12

Tabel 8.3 Klasifikasi Hotel Berbintang Sumber : https://library.binus.ac.id/ (diakses pada tanggal 11 Januari 2019 pukul 01.35 WIB) b. Jenis-Jenis Hotel Penentuan jenis hotel berdasarkan letak, fungsi, susunan organisasinya dan aktifitas penghuni hotel sesuai dengan SK Mentri Perhubungan RI No. 241/4/70 tanggal 15 Agustus 1970. Hotel digolongkan atas : 1. Residential Hotel, yaitu hotel yang disediakan bagi para pengunjung yang mnginap dalam jangka waktu yang cukup lama. Tetapi tidak bermaksud menginap. Umumnya terletak dikota, baik pusat maupun pinggir kota dan berfungsi sebagai penginapan bagi orang-orang yang belum mendapatkan perumahan dikota tersebut. 2. Transietal Hotel, yaitu hotel yang diperuntukkan bagi tamu yang mengadakan perjalanan dalam waktu relative singkat. Pada umumnya jenis hotel ini terletak

13

pada jalan jalan utama antar kota dan berfungsi sebagai terminal point. Tamu yang menginap umumnya sebentar saja, hanya sebagai persinggahan. 3. Resort Hotel, yaitu diperuntukkan bagi tamu yang sedang mengadakan wisata dan liburan. Hotel ini umumnya terletak didaerah rekreasi/wisata. Hotel jenis ini pada umumnya mengandalkan potensi alam berupa view yang indah untuk menarik pengunjung. Penentuan jenis hotel yang didasarkan atas tuntutan tamu sesuai dengan keputusan Mentri Perhubungan RI No.PM10/PW.301/phb-77, dibedakan atas: 1. Bussiness hotel, yaitu hotel yang bertujuan untuk ,melayani tamu yang memiliki kepentingan bisnis. 2. Tourist hotel, yaitu bertujuan melayani para tamu yang akan mengujungi objek objek wisata. 3. Sport hotel, yaitu hotel khusus bagi para tamu yang bertujuan untuk olahraga atau sport 4. Research hotel, yaitu fasilitas akomodasi yang disediakan bagi tamu yang bertujuan melakukan riset. Penggolongan hotel dilihat dari lokasi hotel menurut Keputusan Dirjen Pariwisata terbagi menjadi dua, yaitu : 1. Resort hotel (pantai/gunung), yaitu hotel yang terletak didaerah wisata, baik pegunungan atau pantai. Jenis hotel ini umumnya dimanfaatkan oleh para wisatawan yang datang untuk wisata atau rekreasi. 2. City hotel (hotel kota), yaitu hotel yang terletak diperkotaan, umumnya dipergunakan untuk melakukan kegiatan bisnis seperti rapat atau pertemuanpertemuan perusahaan. c. Fasilitas Hotel 1. Fasilitas kegiatan privat Kamar tidur dan perlengkapannya. 2. Fasilitas kegiatan publik Ruang publik setiap jenis hotel akan berbeda-beda sesuai dengan jenis hotelnya. Kegiatan yang tercakup di dalamnya yaitu: 

Kegiatan pertemuan.Fasilitas yang dibutuhkan dalam kegaiatan ini adalah function room (ruang serba guna) yang dilengkapi lobby, lavatory, dan meeting room.

14



Kegiatan Makan dan minum. Fasilitas yang diperlukan dibedakan untuk kegiatan formal seperti banquet room (ruang perjamuan) dan informal seperti coffe shop, bar, dan coctail lounge. Pasa kreasi dan olahraga, fasilitas yang diperlukan adalah: kegiatan Indoor (fitness center, sauna, billiard, game room, dan massage), kegiatan outdor (lapangan tenis, kolam renang), kegiatan Check in & Check Out (ruang lobby, front office, dan lounge).



Kegiatan Pelayanan Khusus, mencakup pelayanan kesehatan, informasi bida jasa wisata, keuangan, shooping, dan lavatory. Adapun ruang yang diperlukan adalah klinik untuk tamu, wartel ataupun internet, bank, money charger, travel agent, butik, salon, dan souvenir shop.



Kegiatan Parkir kendaraan. Fasilitas yang dibutuhkan adalah ruang parkir dalam bangunan maupun di luar bangunan. Untuk ruang parkir harus ada pemisah antara ruang parkir tamu dan pengelola hotel.

3. Fasilitas kegiatan servis, untuk menunjang berlangsungnya kinerja hotel dan melayani tamu secara tidak langsung. Kegiatan ini terbagi dalam: 

Kegiatan pelayanan restoran, (dapur)



Kegiatan pengelola hotel, (ruang kerja bagi pengelola dengan ruang rapat.



Kegaitan houskeeping, (ruang seragam, ruang laundry, dan ruang room boy.



Kegiatan operasional hotel, termasuk dalam kegiatan ini adalah gudang makanan dan minuman, gudang peralatan dan perlengkapan, gudang mekanikal elektrikal, gudang barang-barang bekas, ruang loker karyawan, ruang ibadah, serta pusat tenaga (power supply).



Kegiatan keamanan hotel, yang dibutuhkan adalah ruang unruk kegiatan keamanan minimal pada setiap pintu masuk dan pintu keluar hotel.

15

9. STUDI BANDING a. Hotel Ibis Style (Berdasarkan tema)

Gambar 9.1 Hotel Ibis Style Sumber : https://www.tripadvisor.com/Hotel_Review-g297704-d5960110-ReviewsIbis_Styles_Bandung_BragaBandung_West_Java_Java.html#photos;aggregationId=101&albumid=101&filter=7 &ff=298952345 (diakses pada tanggal 11 Januari 2019 pukul 02.30) Lokasi : Jalan Braga No 8, Braga, Bandung, Jawa Barat, Indonesia, 40111 Kawasan

Braga

kota

Bandung

julukan De meest Eropeesche winkelstraat van Indie,

juga yang

diartikan

mendapat sebagai

Kawasan pertokoan Eropa yang paling terkemuka di Hindia Belanda. Karena itu kota Bandung khususnya kawasan jalan Braga dijuluki banyak kalangan dengan sebutan “Parijs von Java”, yang mengalami masa kejayaan sekitar tahun 1920 hingga 1930an. Kawasan Braga pada masa itu diperuntukkan bagi fungsi perbelanjaan (shopping) yang bernuansa Eropa di Indonesia atau Hindia Belanda. Kawasan Braga dengan fungsi perbelanjaan tersebut pada dasarnya tidak dapat lepas dari dukungan adanya bangunan-bangunan dengan langgam (gaya arsitektur): Art Deco, Art-Neuveau dan Indis-Eropa. Zaman kolonial Belanda hotel ini dinamai Hotel Wilhelmina, lalu tahun 50-an berubah menjadi Hotel Braga. Hasil Inventarisasai Paguyuban Pelestarian Budaya Bandung (Bandung Heritage), Tahun 1997 Hotel ini dicatatkan sebagai bangunan cagar budaya. Nama bangunan: Hotel Braga, Lokasi: Jl Braga 8, Fungsi: Hotel Wilhelmina , Arsitek: belum diketahui,Tahun pembuatan: 1928-1931, Kelas: B. 16

Barulah saai ini dibangun kembali menjadi Hotel Ibis Style yang dibangun dengan mempertahankan bagian depan bangunan ysng bernilai sejarah yang sudah ada sebelum hotel ini dibangun. Tersedia 193 kamar yang terdiri atas tipe standard dengan queen bed dan twin bed serta fun family room. Hotel ini dirancang dengan teknologi ramah lingkungan seperti penggunaan lampu hemat energi, teknologi penghemat air, dan beberapa fasilitas daur ulang. Tersedia Restoran di lantai mezzanine. Restoran ini berkapasitas 140 kursi dan menyajikan variasi menu lokal dan internasional. Tersedia juga bar lounge di lantai dasar dengan berbagai pilihan cocktail, mocktail, dan minuman lainnya.

Gambar 9.1 Hotel Wilhelmina (Hotel Braga) Sumber : https://sepanjangjk.wordpress.com/2011/12/25/mencari-lokasi-hotelwilhelmina-di-jalan-braga-bandung/ (diakses pada 11 Januari 2019 pukul 03.20)

Gambar 9.2 Hotel Ibis Style Sumber : https://hotelopedia.id/2017/07/menginap-menyenangkan-di-ibis-stylesbandung-braga/ (diakses pada 11 Januari 2019 pukul 03.25) 17

Gambar 9.3 Bangunan Historis Di Ibis Styles Bandung Braga Yang Masih Terjaga Sebagai Lobby Hotel Sumber : https://sepanjangjk.wordpress.com/2011/12/25/mencari-lokasi-hotelwilhelmina-di-jalan-braga-bandung/ (diakses pada 11 Januari 2019 pukul 03.25)

10. TINJAUAN TAPAK 11. PERNYATAAN PERSOALAN ARSITEKTUR a. ASPEK PERANCANGAN 

Memperhatikan dan merealisasikan proyek sesuai regulasi yang berlaku



Memperhatikan alur aktivitas (flow activity) dari pengguna (user)



Memperhatikan kualifikasi Hotel Bintang Empat



Menaggapi situasi dan kondisi konteks (lingkungan sekitar)



Memanfaatkan potensi yang ada



Zonning yang tepat

b. ASPEK BANGUNAN (FISIK), STRUKTURAL 

Konsep bentuk fisik pada bangunan konteks dengan sekitarnya (di Kota Bandung)



Menggunakan sistem struktur yang tepat agar efektif dan efiisien



Membuat bangunan menarik dari segi visual agar menambah nilai jual

c. ASPEK LINGKUNGAN & TAPAK 

Pengolahan tapak sesuai aktivitas pengguna (user)



Aksesibilitas yang mudah dalam tapak 18



Pengolahan limah secara tepat



Memperhatikan sistem utilitas



Memperhatikan iklim tropis

12. METODA PENDEKATAN PERAMCANGAN Berdasarkan persoalan diatas, maka metoda pendekatan perancangan yang digunakan dalam merancang Hotel Bintang Empat tersebut yaitu : 

Memperhatikan konteks sekitar



Memahami perilaku pengguna (user)



Memanfaatkan sisi potensi site dan memahami kendala pada site



Melakukam langkah planning programming

DAFTAR PUSTAKA https://kbbi.web.id/rancang https://kbbi.web.id/hotel https://kbbi.web.id/di https://kbbi.web.id/dengan https://kbbi.web.id/pendekatan https://kbbi.web.id/arsitektur https://kbbi.web.id/kontekstual https://kbbi.web.id/terhadap https://kbbi.web.id/fisik http://thesis.binus.ac.id http://etheses.uin-malang.ac.id Widati, Titiani. (2015). Pendekatan Kontekstual Dalam Arsitektur Frank Lloyd Wright. Jurnal Perspektif Arsitektur, 10(1), 39-41. Yudhistira, Muhammad Galuh., & Damayanti Octavia. (2016). Analisis Daya Tarik Kota Bandung Sebagai Destinasi Pariwisata Berdasarkan Memorable Tourism Experience. EProceeding of Management, 3, 2. 19

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/196001211985032ENOK_MARYANI/Dina.pdf diakses pada tanggal 10 Januari 2018 https://library.binus.ac.id http://www.kemenpar.go.id diakses Kamis, 11 Januari 2019 pukul 01.30 WIB https://library.binus.ac.id/ (diakses pada tanggal 11 Januari 2019 pukul 01.35 WIB) http://www.kemenpar.go.id https://library.binus.ac.id/ https://www.tripadvisor.com/Hotel_Review-g297704-d5960110-ReviewsIbis_Styles_Bandung_BragaBandung_West_Java_Java.html#photos;aggregationId=101&albumid=101&filter=7&ff=29 8952345 (diakses pada tanggal 11 Januari 2019 pukul 02.30) https://sepanjangjk.wordpress.com/2011/12/25/mencari-lokasi-hotel-wilhelmina-di-jalanbraga-bandung/ (diakses pada 11 Januari 2019 pukul 03.20) https://hotelopedia.id/2017/07/menginap-menyenangkan-di-ibis-styles-bandung-braga/ (diakses pada 11 Januari 2019 pukul 03.25) Maryani, E & Dina Siti Logayah.

LAMPIRAN (regulasi, peta, foto)

20

Related Documents

File A
April 2020 18
File A
June 2020 10
This Is A File
May 2020 15
Modify A Pdf File
April 2020 5
This Is A File
May 2020 15

More Documents from "neeraj singh"