TUGAS EPIDEMIOLOGI ANALISIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) GIZI BURUK, CAMPAK DI ASMAT PAPUA INDONESIA Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Oleh: Hendra Aditama NIM. 170101036
Pembimbing : Dr. Wisnu Hidayat, M.Kes.
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN 2018
ANALISIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) GIZI BURUK, CAMPAK DI ASMAT PAPUA INDONESIA
Berdasarkan data Tim Terpadu Penanggulangan Kejadian Luar Biasa di kabupaten Asmat Papua, didapatkan 646 warga terkena campak dan 144 warga terkena gizi buruk. Selain itu ditemukan pula 25 anak suspek campak dan 4 orang terkena campak maupun gizi buruk. Tercatat sejak September 2017 hingga januari 2018 terdapat 70 anak meninggal karena campak dan gizi buruk. Menurut Hendrick L. Blumm terdapat 4 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan atau masalah kesehatan masyarakat, yaitu : faktor perilaku, lingkungan, keturunan dan pelayanan kesehatan. Dari ke 4 faktor tersebut ternyata perilaku menupakan faktor terbesar yang mempengaruhi masalah kesehatan masyarakat. Lawrence Green mengatakan kesehatan manusia dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non-behaviour causes). Faktor perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor : 1. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) terdirir dari a. Pengetahuan b. Sikap c. Kepercayaan d. Nilai e. Variabel demografik 2. Faktor Pemungkin a. Ketersediaan sumber daya kesehatan
1
b. Aksesbilitas sumber daya kesehatan c. Prioritas masyarakat/ pemerintahan dan komitmen terhadap kesehatan d. Keterampilan yang terikat dengan kesehatan 3. Faktor Penguat a. Keluarga b. Rekan-rekan c. Guru, Tokoh Masyarakat d. Majikan atau pimpinan e. Penyedia layanan kesehatan
Menurut analisis bupati Asmat Elisa Kambu, kejadian KLB gizi buruk dan campak terjadi karena perilaku masyarakat yang kurang sadar akan pentingnya pemenuhan gizi yang cukup dan ketidak mauan masyarakat untuk melakukan imunisasi campaj
ANALISIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) GIZI BURUK, CAMPAK DI ASMAT PAPUA INDONESIA Berdasarkan teori Lawrence Green Perilaku masyarakat Asmat yang kurang dalam mengkonsumsi makanan bergizi dan banyaknya masyarakat yang tidak melakukan imunisasi campak hingga tuntas dikarenakan faktor-faktor berikut ini :
2
Faktor Predisposisi
Kurangnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya imunisasi campak, dan kurangnya
pengetahuan
akan
pentingnya pemenuhan gizi yang cukup Sikap masyarakat yang tidak mau diimunisasi campak ke-1 maupun ke-2 karena karena takut akan efek samping imunisasi campak yang pertama atau warga yang sudah terlebih dahulu mendapatkan imunisasi tersebut, seperti demam, disebabkan oleh kurangnya pengetahuan masyarakat akan efek samping normal dari imunisasi tersebut Faktor budaya di Papua menyebabkan banyak perempuan tidak mendapatkan pendidikan
yang
ujungnya
adalah
pemenuhan kesehatan dan tumbuh kembang anak Hamper 90 % wilayah kabupaten asmat tertutup air dimana warganya tersebar di 23 distrik kecamatan dan hidup di pinggir sungai, sebagian besar hidup dari mencari ikan dan sagu di alam dengan
pergi
mendayung
bersama
keluarga meninggalkan rumah, pola
3
hidup seperti ini yang menyebabkan mereka jauh dari gizi yang baik. Faktor Pemungkin
Akses jalan menuju faskes yang kurang memadai maupun akses jalan yang kurang memadai untuk masyarakat bekerja mencari kebutuhan hidup guna memenuhi kebutuhan gizi. Minimnya transportasi di daerah asmat sehingga jika terjadi kegawat daruratan penanganan yang cepat tidak dapat dilaksanakan secara optimal.
Faktor Penguat
Minimnya tenaga dokter yang ada, yakini hanya terdapat 12 dokter umum dan 1 dokter spesialis. Bahkan dari 16 puskesmas yang tersebar hanya 7 yang terdapat dokternya. Minimnya peralatan kesehatan dan jarak anatara rumah warga dengan fasilitas kesehatan yang jauh dan terpencar. Rekan-rekan/
tetangga
merekomendasikan
yang
untuk
tidak
imunisasi
campak karena efek sampik
4